Anda di halaman 1dari 11

Nama : Riza Ahmad Fauzani

NIM : 2114401084

Prodi : D3 Keperawatan

Diagnosa

Problem: konstipasi

Penyebab: ketidakcukupan asupan serat

Gejala :

- feses keras

- defekasi kurang dari 2 kali seminggu

- pengeluaran feses lama dan sulit

- peristaltik usus menurun

Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama seminggu maka eliminasi cekal membaik
dengan kriteria

- keluhan defekasi sulit dan lama

- peristaltik usus membaik

Diagnosa

Problem : retansi urin

Penyebab : kerusakan tekanan udara

Tanda :

- Amirin

- sensasi penuh pada kandung kemih


- distensi kandung kemih

- residu urin 150ml atau lebih

Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 jam maka eliminasi urin membaik dengan
kriteria

- sensasi berkemih

- desakan berkemih

- distensi kandung kemih

Diagnosa

Problem : intoleransi aktivitas

Penyebab : ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Tanda :

- mengeluh lelah

- frekuensi jantung meningkat 20% dari normal

- dispnea saat/ setelah aktivitas

Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 jam maka toleransi aktivitas meningkat
dengan kriteria

- frekuensi nadi meningkat

- dispnea saat aktivitas

- dispnea setelah aktivitas


Diagnosa

Problem : gangguan mobilitas fiisk

Penyebab : ketidak Bungaran fisik

Tanda :

- mengeluh sulit menggerakkan ekternitas

- kekuatan otot menurun

- rentang gerak (ROM) menurun

- nyeri saat gerak

- gerakan terbatas

Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 jam maka mobilitas fisik meningkat dengan
kriteria

- pergerakan ekstremitas

- kekuatan otot

- nyeri

Diagnosa

Problem : gangguan pola tidur

Penyebab : kurang kontrol tidur

Tanda :

- mengeluh sulit tidur

- mengeluh sering terjaga

- mengeluh pola tidur berubah

- mengeluh ketidakpuasan tidur


Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 7 jam maka pola tidur membaik dengan kriteria

- keluhan sulit tidur

- keluhan sering terjaga

- keluhan pola tidur berubah


1. Konstipasi
Intervensi utama

Manajemen eliminasi fekal

Tindakan

Observasi

 Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar


 Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
 Monitor buang air besar
 Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi

Terapeutik

 Berikan air hangat setelah makan


 Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
 Sediakan makanan tinggi serat

Edukasi

 Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus


 Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume fases
 Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
 Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
 Anjurkan mengkonsusmsi makanan yang mengandung tinggi serat
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika taidak ada kontraindikasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu

Manajemen konstipasi

Tindakan

Observasi

 Periksa tanda dan gejala konstipasi


 Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan, warna)
 Identifikasi factor resiko konstipasi (mis, obat obatan, tirah baring, dan diet rendah serat)
 Monitor tanda dan gejala rupture usus dan/atau peritonitis

Terapeutik

 Anjurkan diet tinggi serat


 Lakukan masase abdomen, jika perlu
 Lakukan evakuasi feses secara manual, jika perlu
 Berikan enema atau irigasi, jika perlu

Edukasi

 Jelaskan etiologic masalah dan alas an tindakan


 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
 Latih buang air besar secara teratur
 Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi

Kolaborasi

 Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan/peningkatan frekuensi suara usus


 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu

2. Retensi urin
Intervensi utama

Kateterisasi Urine

Tindakan

Observasi

 Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi
kandung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)

Terapeutik

 Siapkan peralatan, bahan bahan dan ruangan tindakan


 Siapkan pasien,: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita)
dansupine (untuk laki-laki)
 Pasang sarung tangan
 Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCL atau aquades
 Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik
 Sambungkan kateter urin dengan urine bag
 Isi balon dengan NaCL 0,9% sesuai dengan pabrik
 Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
 Pastikan kantung urine ditepatkan lebih rendah dari kandung kemih
 Brikan label waktu pemasangan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine


 Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter

3. Intoleransi aktivitas
Intervensi utama

MANAJEMEN ENERGI

Tindakan

Observasi

 Identifikasi Gangguan Fungsi tubuh Yang Mengakibatkan Kelelahan


 Monitor Kelelahan Fisik Dan
 Monitor Pola dan jam Tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis,cahaya,suara,kunjungan)


 Lakukan Latihan rentang gerak pasif dan/Atau Aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, Jika tidakdapat berpindah atau berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
 Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang mencari asupan makanan.

TERAPI AKTIVITAS

Tindakan

Observasi:

 Identifikasi defisit Tingkat aktifitas


 Identifikasi tingkat kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
 Identifikasi sumber daya untuk aktifitas yang diinginkan
 Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktifitas
 Identifikasi makna aktifitas rutiri (mis,bekerja) dan waktu luang
 Monitor respon emosional,fisik,social,dan spiritual terhadap aktifitas

Terapeutik

 Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami


 Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
 Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik,psikologis dan social.
 Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuasi usia
 Fasilitasi makna aktivitasi yang dipilih
 Fasilitasi transportasi untuk menghindari aktivitas jika sesuai.

Edukasi

 Jelaskan metode aktifitas fisik sehari-hari,jika perlu


 Ajarkan cara melakukan aktifitas fisik yang dipilih
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik,social,spiritual, dan kognatif dalam menjaga fungsi
dan Kesehatan.
 Anjurkan terlibat dakam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai

4. Gangguan mobilitas fisik


Intervensi utama

Dukungan ambulasi
Tindakan

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi

Terapeutik

 Fasilitas aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis, tongkat, kruk)


 Fasilitas melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi


 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)

Dukungan mobilisasi

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


 Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

Terapeutik

 Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis, pagar tempat tidur)
 Fasilitas melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi


 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)

5. Gangguan Pola Tidur


Dukungan Tidur

Intervensi Utama

Tindakan

Observasi:

 Identifikasi Pola aktifitas dan tidur


 Identifikasi factor penganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
 Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis, kopi, teh, alkohol,
makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik

 Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan Tempat tidur.)
 Batasi waktu tidur siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin

Edukasi

 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan makanan/minuman yang mengganggu tidur
Edukasi aktifitas/istirahat

Tindakan

Observasi

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


 Terapeutik
 Sediakan materi dan media pengaturan aktifitas dan istirahat
 Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi

 Jelaskan pentingnya melakukan aktifitas fisik / Olahraga secara rutin


 Anjurkan terlibat dalam aktifitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal aktifitas dan istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak napas saat
aktivitas)
 Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai