Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN (RESUME) KLIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada tanggal 26 September 2021 penulis
tidak mengalami banyak hambatan karena keluarga cukup kooperatif dalam komunikasi
dengan perawat dan terbuka dalam memberikan data yang dibutuhkan penulis. Selain itu
adanya faktor pendukung antara lain adanya format pengkajian, catatan medis, catatan
perawatan dan sikap perawat ruangan yang dapat diajak kerjasama dengan baik. Adapun
data yang didapatkan penulis melalui pengkajian tentang manifestasi klinik CKD (gagal
ginjal kronik) dan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan kasus yang ada pada
teori sama dengan yang ada dikasus yaitu CKD (gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan
penurunan fungsi ginjal secara perlahan dan terus menerus dalam waktu lebih dari tiga bulan
untuk membuang racun, mengatur jumlah air seni dan mineral .

Klasifikasi

Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :


a. Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
b. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
c. Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.

K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat


penurunan LFG :
a. Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang
masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
b. Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89
mL/menit/1,73 m2
c. Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
d. Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
e. Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.

Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test )
dapat digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatini serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85

Faktor yang mendukung dalam melakukan pengkajian adalah pasien sangat


kooperatif saat dilakukan anamnesa, sedangkan faktor penghambat karena keterbatasan
waktu anamnesa. Hal ini dikarenakan ny, S dalam kondisi lemah masih dalam tirah
baring total . Solusi penulis untuk mengatasi hambatan tersebut penulis berusaha selalu
membuat kontrak terlebih dahulu dengan pasien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah kelebihan volume cairan berhubungan
dengan mekanisme pengaturan melemah, asupan cairan berlebih antara output dan input
tidak seimbang. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. Pada kasus Ny. S
ditemukan tiga diagnosa utama yang muncul yaitu:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah,
asupan cairan berlebih antara output dan input tidak seimbang . batasan karakteristik
asupan berlebihan dibanding output. Perubahan pada pola nafas, perubahan status
mental : kegelisahan, kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. Batasan karakteristik laporan secara
verbal atau non verbal, fakta dari observasi.
3. Intoleransi aktivitas berhungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan, tirah baring.batasan kararkteristik gagngguan tidur perubahan dalam nafsu
makan dan minum.
C. RENCANA KEPERAWATAN
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka penulis membuat rencana asuhan
keperawatan berdasarkan prioritas masalah dari semua diagnose keperawatan yang
muncul dengan kasus asfeksia utama yaitu :

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah,


asupan cairan berlebih antara output dan input tidak seimbang. Penulis merencanakan
intervensi keperawatan setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam Tujuan:
Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak
ada edema, keseimbangan antara input dan output .
Intervensi: Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan
dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital,Batasi masukan cairan, Jelaskan pada
pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan, Anjurkan pasien / ajari pasien untuk
mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. Batasan karakteristik laporan secara
verbal atau non verbal, fakta dari observasi Penulis merencanakan intervensi
keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan : nyeri perut berkurang/
hilang. Intervensi yang dilakukan : Tentukan karakteristik nyeri, Pantau tanda vital,
Berikan tindakan distraksi misal menonton film, Berikan tindakan nyaman misalnya
pijat punggung, Anjurkan keluarga atau pasien dan bantu pasien dalam tehnik
relaksasi nafas dalam untuk mengatasi nyeri.

c. Intoleransi aktivitas berhungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan


kebutuhan, tirah baring.batasan kararkteristik gagngguan tidur perubahan dalam nafsu
makan dan minum. Penulis merencanakan intervensi keperawatan Setelah diberikan
tindakan perawatan selama 3x24 jam diharapkan Tujuan: Pasien dapat meningkatkan
aktivitas yang dapat ditoleransi. Intervensi yang dilakukan: Pantau pasien untuk
melakukan aktivitas, Kaji fektor yang menyebabkan keletihan, Anjurkan aktivitas
alternatif sambil istirahat, Pertahankan status nutrisi yang adekuat.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pada implementasi, sudah dilaksanakan sesuai dengan perncanaan yang telah di
buat. Implementasi yang telah dilakukan pada Ny S adalah memberikan injeksi ke pasien,
memberikan obat IV dan oral ke pasien, melakukan pemeriksaan TTV, Memberikan obat
IV dan oral ke pasien, memberikan air sibin ke pasien, melakukan injeksi ke pasien,
melakukan pemeriksaan ttv, pasieMelakukan pemeriksaan TTV, melakukan injeksi ke
pasien, melakukan cek GDS.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, catatan perkembangan klien atau
hasil evaluasi yang dapat diberikan pada masing-masing diagnose adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah,
asupan cairan berlebih antara output dan input tidak seimbang, evaluasi yang didapat
adalah masalah teratasi sebagian, klien mengatakan kaki sudah tidak bengkak, sudah
bisa beraktivitas secara mandiri, klien bisa makan dengan mandiri, ku cukup TD :
160/ 90, N : 90 x/menit, RR : 18 x/menit, pemasangan pungsi ascites berhasil belum
mengatasi masalah dengan maksimal dibuktikan dengan klien mengatakan belum bisa
BAK, terlihat perut masih membesar. Rencana tindak lanjut yang diberikan tetap
sesuai intervensi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. Batasan karakteristik laporan secara
verbal atau non verbal, fakta dari observasi, evaluasi yang didapat adalah masalah
belum teratasi. Hal ini didukung dengan data subjektif klien mengatakan semakin
nyeri skala nyeri 6 (sedang) mengajarkan pasien untuk relaksasi nafas dalam untuk
menghilangkan nyeri, nyeri berkurang menjadi 4. Setelah dilakukan pungsi asites
nyeri bertambah menjadi 7, kolaborasi pemberian anti nyeri pada pasien.
c. Intoleransi aktivitas berhungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan, tirah baring . Pada masalah keperawatan tersebut, evaluasi yang didapat
adalah masalah teratasi sebagian, hal ini didukung dengan data objektif pasien
setelah HD mampu untuk melakukan ROM pasif meskipun aktifitas masih diatas
tempat tidur. Lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai