telah
memberikan tuntunan, pandangan, dan wejangan mengenai pernikahan. Setidaknya ada
tiga poin yang disampaikan Rasulullah pada kesempatan tersebut.
Pertama, pernikahan adalah kuasa Allah. Semua yang ada di jagat raya ini tidak bisa lepas
dari kekuasaan dan ketetapan Allah, termasuk pernikahan. Dalam hal pernikahan, Allah
telah menetapkan sebuah sistem. Apakah sebuah pernikahan langgeng dan gagal. Jika
pasangan suami istri mengikuti sistem yang telah ditetapkan-Nya, maka pernikahan
mereka bisa langgeng dan bahagia. Begitu pun sebaliknya.
“Dialah yang yang menciptakan makhluk dengan kekuasan-Nya. Dialah yang menerangi
jalan manusia dengan ketetapan-ketetapan-Nya,” kata Rasulullah saw. dalam pernikahan
Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah, dikutip dari buku Pengantin Al-Qur’an.
Ketiga, mempererat tali kekerabatan. Salah satu rukun nikah dalam Islam adalah adanya
wali, khususnya bagi mempelai perempuan. Dengan demikian, baik secara langsung atau
tidak, sesungguhnya pernikahan dalam Islam tidak hanya melibatkan dua individu
(mempelai laki-laki dan perempuan) saja, tapi juga keluarga besar dari yang bersangkutan.
Setelah ada ikatan pernikahan, biasanya dua keluarga besar memiliki ikatan yang kuat.