a) Teori Belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana
peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya
Dalam teori ini Guru/Pendidik semestinya tidak mendominasi kegiatan
pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, Mediator, dan Motivator dengan interaksi dua arah dalam pembelajaran. Guru harus mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi kepada peserta didik agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara optimal melalui proses interaksi dalam jaringan sosial, bisa melalui pengalaman pribadi ataupun kelompok yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Guru juga harus selalu update lingkungan sosial sehingga mampu dengan mudah utuk mengkontruksi materi yang akan dipelajari. Guru tidak boleh bemberikan respon yang justru melemahkan atas motivasi kontruksi yang telah di bangun oleh peserta didik Sementara peserta didik, diposisikan sebagai subyek yang aktif yang arahkan untuk mampu membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Dalam kasus tersebut guru masih enjoy dan terbiasa dengan teory behavioristik yang memposisikan peserta didik sebagai obyek yang pasif yang siap menerima penghargaan atau hukuman atas kegiatan pembelajaran
b) Secara bahasa dapat di artikan “konstruktivisme mengusulkan bahwa
konsepsi pelajar pengetahuan berasal dari pencarian pembuatan makna di mana pelajar terlibat dalam proses membangun interpretasi individual dari pengalaman mereka.’
Konstruktivisme menekankan pada pengalam peserta didik karena terlibat
secara langsung dengan mengonstruksi makna atas informasi dan masukan- masukan yang masuk ke dalam otak. peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru dan memecahkan masalah tersebut secara kreatif.
c) Untuk membuat menyenangkan teori Konstruktivis ini guru setidaknya
mengetahui dan memperhatikan hal berikut :
Pendekatan belajar konstruktivistik memiliki beberapa strategi dalam proses
belajar. Strategi-strategi belajar (Slavin, 1994) tersebut adalah:
1. Top-down processing. Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa belajar dimulai dari masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau menemukan keterampilan yang dibutuhkan..
2. Cooperative learning, yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar,
dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensip konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa yang lain tentang problem yang dihadapi. Dalam strategi ini, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau kelompok untuk saling membantu memecahkan problem yang dihadapi. 3. Generative learning. Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Sehingga dengan menggunakan pendekatan generative learning diharapkan siswa menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika menghadapi stimulus baru. Selain itu, pendekatan ini mengajarkan sebuah metode yang untuk melakukan kegiatan mental saat belajar, seperti membuat pertanyaan, kesimpulan, atau analogi-analogi terhadap apa yang sedang dipelajari.