Anda di halaman 1dari 3

M.

Ekaditya Albar / 0806331683 Paper Praktikum Pengecoran

Pengaruh Weightloss terhadap Alloying Pengecoran Aluminium

Salah satu cara untuk meningkatkan sifat-sifat dari logam aluminium pada proses
pengecoran adalah dengan melakukan pemaduan atau alloying dengan unsur lain. Aluminium
termasuk jenis logam yang mudah dipadu dengan unsur lain. Untuk jenis aluminium casting,
terdapat delapan jenis atau seri paduan aluminium yang diklasifikasikan menurut Aluminum
Association (AA).
Tabel 1. Klasifikasi Paduan Aluminium Casting

Jenis Aluminium Paduan Paduan


1xx.x Al 99%
2xx.x Al, Cu
3xx.x Al, Si, Cu dan atau Mg
4xx.x Al, Si
5xx.x Al, Mg
6xx.x Tidak digunakan
7xx.x Al, Zn
8xx.x Al, Sn

Kehadiran elemen-elemen paduan pada aluminium tersebut memberikan pengaruh


terhadap produk aluminium casting yang dihasilkan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan
pengaruh penambahan elemen paduan terhadap produk aluminium casting.

Tabel 2. Pengaruh Paduan pada Aluminium Casting

Paduan Pengaruh Paduan


Cu Meningkatkan kekuatan, kekerasan dan sifat permesinan
Mn Sedikit meningkatkan kekuatan dan meningkatkan workability
Mg Sedikit meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap korosi
Mg dan Si Meningkatkan kekuatan, mampu bentuk, dan ketahanan korosi
Zn Meningkatkan kekuatan

1
M.Ekaditya Albar / 0806331683 Paper Praktikum Pengecoran

Pada saat melakukan pengecoran aluminium alloy, ada persen berat yang berkurang dari
target sebenarnya yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan material
balance pada proses peleburan aluminium. Proses berkurangnya jumlah berat ini biasa disebut
sebagai weightloss. Proses weightloss pada pengecoran aluminum dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor ini terkait dengan proses treatment atau perlakuan apa saja yang
dilakukan terhadap logam cair yang digunakan.

Gambar 1. Skema Proses Pengecoran Aluminium

Pada proses peleburan aluminium, proses alloying dilakukan sebelum beberapa proses
treatment seperti degassing, grain refining dan fluxing. Contoh proses perlakuan terhadap
aluminium cair yang dapat menyebabkan weightloss adalah proses fluxing jenis cleaning flux.
Fluks jenis ini bertujuan untuk mengangkat kotoran-kotoran yang terkandung dalam aluminium
cair seperti oksida dan senyawa intermetalik. Cleaning flux yang biasa digunakan dalam
aluminium cair adalah sodium fluorosilicate (Na2SiF6). Senyawa ini bekerja mengangkat kotoran
dengan mekanisme reaksi:
6Na2SiF6 + 2Al2O3  4Na3AlF6 + 3SiO2 + 3SiF4
Sodium fluorosilicate ini akan melapisi Al2O3 sehingga terapung dan terpisah dari logam cair.
Pada proses fluxing ini, masalah yang sering muncul adalah adanya material loss atau weightloss
yang mengakibatkan adanya logam aluminium dan atau paduan yang diberikan ikut terbawa
bersama fluks tersebut.

2
M.Ekaditya Albar / 0806331683 Paper Praktikum Pengecoran

Selain itu, kondisi logam cair juga harus diperhatikan karena apabila ada pengotor
(biasanya berbentuk oksida), maka paduan kita memiliki kemungkinan untuk ikut ke dalam
dross (slag dalam aluminium cair). Hal ini dikarenakan, dross pada aluminium (Al2O3) memiliki
berat jenis yang ringan dan tidak jauh berbeda dengan aluminium murni. Oleh karena itu, logam-
logam paduan seperti magnesium yang memiliki berat jenis lebih rendah dari aluminium
(1.74 gr/cm3) dapat larut dalam dross sehingga menyebabkan weightloss pada paduan.
Pencegahan untuk kasus ini adalah melakukan charging material yang konsisten dan tidak
borongan (100% scrap atau 100% ingot). Dengan adanya komposisi yang sesuai, maka kita
dapat menghindari adanya pengotor inklusi dalam logam cair.
Adanya weightloss pada saat proses casting berlangsung dapat mengakibatkan
berkurangnya jumlah atau presentase unsur paduan yang ditambahkan pada saat dilakukan
casting. Oleh karena itu, sifat mekanik yang didapatkan ketika alumunium telah menjadi produk
casting tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu solusi untuk permasalahan
weightloss pada pengecoran ini adalah dengan memberi paduan dalam jumlah yang dilebihkan
untuk mengkompensasi adanya weightloss.

Referensi:

1. Suharno,Bambang. Diktat Kuliah Pengecoran Logam Alumunium. Departemen Metalurgi


dan Material FTUI: Depok. 2007.
2. Suharno, Bambang. Materi Kuliah Aluminium Melt Treatment. Departemen Metalurgi
dan Material FTUI: Depok. 2011.
3. Callister, William D. An Introduction Materials Science and Engineering,7th ed. 2007.
4. Laboratorium Metalurgi Proses Dept. Metalurgi dan Material FTUI. Modul Praktikum
Pasir Cetak. 2011.

Anda mungkin juga menyukai