Anda di halaman 1dari 1

CPO Semakin Primadona

Pemberitaan saat ini didominasi dengan kehebohan kelangkaan stok minyak goreng dipasaran,
minyak goreng yang notabene merupakan produk turunan olahan CPO (crude palm oil) nyatanya
semakin hari semakin susah didapatkan, kalaupun ada kebanyakan para pedagang menjual dengan
harga yang lebih mahal dari biasanya.

Indonesia dikenal dengan perkebunan dan penghasil CPO terbesar didunia dimana dari data BPS
tahun 2020 indonesia mempunyai luasan perkebunan kelapa sawit 14,59 Juta Hektar.

Akan tetapi dengan sumberdaya yang sebesar itu kenapa sih kok bisa terjadi kelangkaan minyak
goreng…? Saya mencoba menganalisis kenapa terjadinya kelangkaan ini (*disclaimer ini murni opini
pribadi).

Pertama permintaan CPO meningkat, berdasarkan data produksi CPO yang dikutip dari pemberitaan
kontan.co.id pada tahun 2021 produksi CPO sebesar 46,88 juta ton terjadi penurunan produksi
0,31% dari tahun 2020 sebesar 47,03 Juta ton. Walaupun produksi menurun ekspor CPO malah
mengalami peningkatan permintaan sebesar 0,6 % dari tahun 2020 dan dibarengi juga kenaikan
konsumsi CPO dalam negeri sebesar 6 % dari tahun 2020.

Kedua Kenaikan harga minyak fosil dunia, adanya krisis yang terjadi antara rusia-ukraina membuat
harga minya fossil meningkat tajam, dikutip pemberitaan tempo.co bahwa harga minyak dunia
sudah menyentuh US$ 115,3 per barel. Dilain sisi pemerintah sudah menggaungkan pemakaian
biosolar B30 beberapa tahun lalu dimana terdapat kandungan 30% FAME (turunan produk CPO)
didalamnya. Hal ini bertujuan untuk menghemat beban Indonesia terhadap impor minyak dan tentu
juga kebijakan ini mempengaruhi kenaikan harga CPO didunia. Saat ini pemerintah tentu mengalami
dilema apakah memprioritas konsumsi minyak goreng atau tetap menjalankan program biosolar
B30. Kita juga tahu saat ini solar terjadi kelangkaan juga diberbagai daerah diindonesia.

Ketiga Naiknya harga CPO dipasar Ekspor, ini factor utama kenapa minyak goreng langka dan mahal,
sejak awal tahun 2022 kenaikan harga CPO dipasar ekspor juga cukup drastis sampai, harga CPO
dipasar dunia tembus dikisaran Rp. 17.000 – 18.000 per Kg nya, belum pernah terjadi sebelumnya.
Disandingkan dengan aturan pemerintah saat ini dimana harga HET minyak goreng curah diharga Rp.
11.500 per liter tentu menjadi kurang menarik dari sisi ekonomis bagi para pengusaha CPO, tentu
pasar ekspor jauh lebih primadona saat ini. Akan tetapi undang-undang kita menetapkan bahwa
sumberdaya alam haruslah diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia tentu
pengusahapun harus ikut dengan ini.

Berbagai jabaran diatas seharusnya dibalik situasi pelik tersebut tentu pasti ada peluang di industri
ini bagi indonesia. Saat ini semakin banyak penelitian yang sedang berlangsung untuk menjadikan
CPO menjadi Bahan bakar Nabati (BBN) untuk berbagai moda transpotasi (Seperti Bensin CPO, Avtur
CPO). Bisa jadi beberapa tahun kedepan industri ini masuk kegolong new oil & gas, bahkan ada
beberapa rekan-rekan yang sudah berani menyebutkan masuk golongan industri ini.

Bagi teman-teman Freshgraduate maupun yang masih Pendidikan diperkuliahan, barangkali berkarir
di industry kelapa Sawit dan industri turunannya bisa menjadi pertimbanganan berkarir dimasa
depan, sepertinya masa depan industri ini akan Cerah..Semoga..!!!

#palmoil #newoilngas #learning #development

Anda mungkin juga menyukai