TENTANG
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
1. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
2. Pejabat Pengelola BLUD adalah Pimpinan BLUD yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD, terdiri dari Pemimpin, Pejabat Keuangan
dan Pejabat Teknis yang sebutannya disesuaikan dengan nomerklatur yang
berlaku pada BLUD RSUD Kelas B Majalaya.
3. Penyedia barang dan/atau jasa adalah Badan Usaha atau orang perseorangan
yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Praktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
5. Emergency adalah suatu kondisi pasien yang apabila tidak segera mendapatkan
penanganan akan menyebabkan kecacatan dan/atau kematian.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dapat
dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah, atau
ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku sepanjang disetujui oleh
pemberi hibah.
Pasal 9
Pasal 10
(1) Dalam penetapan penyedia barang dan/atau jasa, Panitia Pengadaan terlebih
dahulu harus memperoleh persetujuan tertulis dari :
a. Direktur Utama untuk barang dan/atau jasa yang bernilai lebih dari Rp.
50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah);
b. Pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama untuk pengadaan barang
dan/atau jasa yang bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000.000,- (Lima
puluh milyar rupiah).
(2) Penunjukan pejabat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dengan
melibatkan semua unsur Pengelola Keuangan Daerah dan RSUD Kelas B
Majalaya, dan harus memperhatikan prinsip-prinsip :
a. Objektivitas, yaitu penunjukan yang didasarkan pada aspek integritas
moral, kecakapan pengetahuan mengenai proses dan prosedur pengadaan
barang dan/atau jasa, tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran
dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang dan/atau jasa;
b. Independensi, yaitu mencegah dan menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dengan pihak terkait dalam melaksanakan penunjukan pejabat
lain, langsung maupun tidak langsung; dan
c. Saling uji (Cross Check) yaitu berusaha memperoleh informasi dari sumber
yang berkompeten, dapat dipercaya, keyakinan yang memadai dalam
melaksanakan penunjukan pejabat lain.
Pasal 11
Untuk kegiatan yang bersifat emergency dan live saving, pengadaan barang
dan/atau jasa dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan
penunjukkan langsung kepada penyedia barang dan/atau jasa oleh pelaksana
pengadaan yang ditunjuk dengan pertanggungjawaban berupa SPK.
Pasal 12
Keputusan Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Majalaya Nomor : 900/002.K/PPK-BLUD/RSUD/2010 tentang Pedoman Teknis
Pengadaan Barang dan Jasa Pada Badan Layanan Umum Daerah Pada Rumah
Sakit Umum Daerah Majalaya Kabupaten Bandung dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 12
ditetapkan di Majalaya
pada tanggal: 8 Mei 2012