Anda di halaman 1dari 17

KEPUTUSAN PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B MAJALAYA


KABUPATEN BANDUNG

Nomor : 900/004.K/PPK-BLUD/RSUD KLS B/2012


Lampiran : 1 (satu) Berkas

TENTANG
KEBIJAKAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
RSUD KELAS B MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KELAS B MAJALAYA

Menimbang : a. bahwa agar adanya kepastian status tenaga kerja kontrak pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Majalaya, perlu
menetapkan Keputusan Direktur RSUD Kelas B Majalaya
tentang Kebijakan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil RSUD
Kelas B Majalaya;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud pada


huruf a dan untuk memberikan pedoman kepegawaian Non
PNS, perlu menetapkan Pemimpin BLUD RSUD Kelas B
Majalaya tentang Kebijakan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil
RSUD Kelas B Majalaya.

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan mengubah Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor );

3. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
4. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

5. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor 4502);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik
Indonesia Nomor 4570);

10. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4330), sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95
Tahun 2007;

11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang /
Jasa pada Badan Layanan Umum;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1199/Menkes/PER/X/2004 tentang Pedoman Pengadaan
Tenaga Kesehatan Dengan Perjanjian Kerja di Sarana Kesehatan
Muilik Pemerintah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004


tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor 29 Seri D);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2011,


tentang Penataan Organisasi dan Kelembagaan Rumah Sakit
Umum Daerah Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung
(Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 Nomor 6);

16. Peraturan Bupati Bandung Nomor 59 Tahun 2011, tentang


Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung (Berita
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 Nomor 59);

17. Peraturan Bupati Bandung Nomor 12 Tahun 2012 tentang Tata


Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kelas B
Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun
2012 Nomor 12);

18. Keputusan Bupati Bandung Nomor 900/Kep.210-RSUD


Majalaya/2012 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Majalaya Sebagai SKPD yang Menerapkan Pola
pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara
Penuh.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : KEPUTUSAN PEMIMPIN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RSUD KELAS B MAJALAYA TENTANG KEBIJAKAN
KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RSUD KELAS B
MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

KEDUA : Kebijakan Pegawai Non PNS di Lingkungan RSUD Kelas B


Majalaya sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud dalam
diktum kedua dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi
Pegawai RSUD Kelas B Majalaya dalam menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

KEEMPAT : Pedoman Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud dalam


diktum ketiga sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.

KELIMA : Keputusan Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah Rumah


Sakit Umum Daerah Majalaya Kabupaten Bandung Nomor :
900/001.K/PPK-BLUD/RSUD/2009 tentang Kebijakan
Kepegawaian Non Pegawai Negeri Sipil RSUD Majalaya
Kabupaten Bandung dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

KETUJUH : Apabila ternyata dikemudian hari ada kekeliruan dalam


penempatannya, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Majalaya
pada tanggal: 3 Mei 2012

DIREKTUR UTAMA RSUD KELAS B MAJALAYA


SELAKU
PEMIMPIN BLUD

KUSMAWAN DARDJA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
NOMOR : 900/004.K/PPK-BLUD/RSUD KLS B/2012
TANGGAL : 3 Mei 2012
TENTANG : KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
TENTANG KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI
NEGERI SIPIL RSUD KELAS B MAJALAYA KABUPATEN
BANDUNG

PEDOMAN PEGAWAI NON PNS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KELAS B MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Direktur ini yang dimaksud dengan :

1. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya


disingkat PPK-BLUD adalah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Kabupaten Bandung sebagai diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 14
Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan pada Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabuaten
Bandung.
2. Direktur Utama RSUD Kelas B Majalaya yang selanjutnya disebut direktur
utama adalah Direktur Utama RSUD Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung
3. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disebut Pegawai Non PNS adalah
pegawai yang bukan berstatus PNS, atau pensiunan PNS, atau TNI/Polri atau
Pensiunan TNI/Polri.
4. Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja adalah perusahaan berbadan hukum yang
memiliki izin yang dalam kegiatan usahanya menyediakan tenaga kerja.
5. Formasi Pegawai adalah kebutuhan tenaga dalam jumlah tertentu yang
dibutuhkan untuk mendukung penyelesaian tugas RSUD Majalaya.
6. Remunerasi adalah segala penerimaan yang diterima oleh dan merupakan hak
Pegawai Non PNS, baik berupa upah atau gaji termasuk tunjangan atau
penerimaan lain yang diberikan oleh RSUD Kelas B Majalaya sebagai pemberi
kerja yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
perjanjian kerja, Peraturan Kepegawaian, atau Perjanjian Kerja Bersama.
7. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu
tentu.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.
BAB II

KEDUDUKAN DAN STATUS

Pasal 2

Pegawai Non PNS berkedudukan sebagai pegawai RSUD Kelas B Majalaya.

Pasal 3

(1) Status Pegawai Non PNS terdiri dari :


a. Pegawai Tetap;
b. Pegawai Kontrak;
c. Pegawai Harian Lepas;
(2) Pegawai Tetap adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, dinyatakan lulus seleksi, telah menjalani masa percobaan dan
telah menyelesaikan masa kontrak dengan masa kontrak masing-masing satu
tahun.
(3) Pegawai Kontrak adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi, dinyatakan lulus seleksi, telah menjalani masa percobaan.
(4) Pegawai Harian Lepas seseorang yang telah memenuhi persyaratan
administrasi dan dinyatakan memenuhi keterampilan, untuk
mengerjakan/melaksanakan tugas harian tertentu.
(5) Pegawai Kontrak dapat diangkat menjadi Pegawai Tetap, hanyalah Pegawai
Kontrak yang dalam masa kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaksanakan tugas dengan baik, berperilaku baik serta dinyatakan
memenuhi persyaratan sebagai Pegawai Tetap.

Pasal 4

(1) Dalam hal terdapat tugas/pekerjaan dengan kompleksitas tertentu, Direktur


Utama dapat langsung mengontrak seseorang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kompetensi tertentu untuk
melaksanakan/mengemban tugas/pekerjaan tersebut.
(2) Penandatangan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu
harus berkoordinasi dengan Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan
SDM.

Pasal 5

(1) Selain Pegawai Tetap, Pegawai Kontrak dan Pegawai Harian Lepas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), RSUD Kelas B Majalaya dapat
memperkerjakan paruh waktu.
(2) Pegawai Paruh Waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari
PNS dengan ketentuan PNS yang bersangkutan tidak meninggalkan tugas
utama dan tidak melanggar jam kerja pada unit kerja PNS yang bersangkutan,
serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
BAB III

FORMASI, PENERIMAAN DAN SELEKSI

Pasal 6

Formasi

(1) Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, wajib
menyusun formasi kebutuhan Pegawai Non PNS dengan mempertimbangkan :
a. jenis dan sifat pelayanan yang diberikan;
b. kemampuan pendapatan operasional;
c. prasarana dan sarana yang tersedia;
d. uraian dan peta jabatan.
(2) Penyusunan formasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan dan
dilaporkan pada Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM.

Pasal 7

(1) Dalam penerimaan Pegawai Non PNS harus disesuaikan dengan formasi
kebutuhan yang sudah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1).
(2) Penerimaan Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM dan
dilaporkan kepada Direktur Utama.

Pasal 8
Seleksi

(1) Seleksi Pegawai Non PNS dilaksanakan oleh Sub Bagian Kepegawaian dan
Pengembangan SDM dan dilaporkan kepada Direktur Utama.
(2) Pelaksanaan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerjasama
dengan lembaga profesional.
(3) Materi seleksi terdiri dari :
a. administrasi
b. tes kompetensi
c. tes kesehatan
d. tes psikologi
(4) Selain materi seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Sub Bagian
Kepegawaian dan Pengembangan SDM dapat menambah materi seleksi sesuai
dengan kebutuhan.

Pasal 9
Usia Pelamar

Pelamar yang akan diterima untuk mengikuti seleksi adalah mereka yang telah
berusia minimal 17 Tahun, maksimal 35 Tahun.
BAB IV

MASA PERCOBAAN, PENUGASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 10

(1) Pelamar yang telah dinyatakan lulus dan diterima berdasarkan seleksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), ditetapkan wajib menjalani
masa percobaan untuk paling lama 3 (tiga) bulan, dengan sebutan Pegawai
Percobaan.
(2) Pegawai Percobaan yang selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinilai berperilaku dan bekerja dengan baik, ditetapkan sebagai
Pegawai Kontrak.
(3) Status Pegawai Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlangsung
paling lama untuk 2 (dua) kali kontrak dengan masa kontrak masing-masing
satu tahun.
(4) Pegawai Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang selama dua kali
kontrak berperilaku dan bekerja dengan baik ditetapkan sebagai Pegawai
Tetap.
(5) Dalam masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pegawai
Percobaan dapat saling mengakhiri hubungan kerja dengan sukarela tanpa
kompensasi apapun.
(6) Terhadap Pegawai Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),
dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja baik atas kemauan pegawai yang
bersangkutan maupun atas keputusan Direktur Utama dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

Penugasan

(1) Pegawai Non PNS ditugaskan oleh Direktur Utama untuk melaksanakan tugas
tertentu.
(2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan
dan memperhatikan pendidikan, kompetensi, pengalaman, prestasi dan
kondite selama masa percobaan dan/atau masa kerja.

Pasal 12

Pembinaan

(1) Pembinaan Pegawai Non PNS dalam tugas dilakukan oleh atasan langsung
melalui penilaian kinerja.
(2) Pembinaan karier Pegawai Non PNS menjadi tanggung jawab Direktur Utama,
yang dlaksanakan oleh pejabat kepegawaian.
(3) Pembinaan Pegawai Non PNS meliputi :
a. mutasi (promosi, rotasi dan demosi);
b. diklat;
c. pemberian sanksi.

BAB V

PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 13

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Non PNS dalam dan dari
tugas dan/atau jabatan dilaksanakan dengan keputusan Direktur Utama.

Pasal 14

Pegawai Non PNS diberhentikan dengan cara sebagai berikut :


a. Dengan hormat :
1) telah mencapai batas usia pensiun;
2) masa berlaku perjanjian kerja telah berakhir;
3) mengajukan permohonan pengunduran diri;
4) tewas atau meninggal dunia;
5) tidak sehat jasmani atau rohani, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas;
6) dalam masa percobaan.
b. Dengan tidak hormat :
1) memberikan keterangan palsu atau dipalsukan;
2) mabuk, madat, memakai obat bius atau narkoba, berjudi di dalam dan/atau
di luar lingkungan kerja;
3) melakukan perbuatan asusila di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;
4) melakukan tindakan kejahatan miasalnya mencuri, menggelapkan, menipu,
memperdagangkan barang terlarang di dalam dan/atau di luar lingkungan
kerja;
5) menganiaya dan/atau berkelahi, menghina secara kasar atau mengancam
pimpinan dan/atau keluarganya, teman sekerja di dalam dan/atau di luar
lingkungan kerja;
6) membujuk pimpinan, teman kerja dan/atau orang lain untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusialaan;
7) dengan segaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang dan/atau fasilitas rumah sakit;
8) mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja, dan rumah sakit;
9) menerima suap, komisi, hadiah atau gratifikasi, dan/atau
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau pihak lain;
10) melanggar larangan yang diatur dalam Keputusan Direktur ini;
11) tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari secara terus menerus tanpa alasan
yang sah walau telah dipanggil secara tertulis 1 (satu) kali oleh pejabat
kepegawaian;
12) tidak masuk kerja selam 15 (lima belas) hari tidak terus menerus dalam 1
(satu) bulan tanpa alasan yang sah;
13) menggunakan dan/atau memanfaatkan fasilitas rumah sakit untuk usaha
lain (kepentingan pribadi) baik di dalam dan/atau di luar jam kerja tanpa
izin yang sah dari pejabat yang berwenang;
14) mempunyai usaha dan/atau bekerja di tempat lain tanpa izin dari Direktur;
15) dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
berkekuatann hukum tetap.
c. Pembebasan tugas sementara :
1) pegawai Non PNS yang dikenakan tahanan sementara oleh pihak berwajib
karena diduga melakukan tindakan pidana kejahatan dikenakan
pembebasan tugas sementara;
2) pembebasan tugas sementara sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dikenakan pada saat penahanan;
3) pegawai Non PNS yang dikenai pembebasan tugas sementara sebagaimana
dimaksud pada angka 1), diberikan gaji sebesar 50% (lima puluh persen)
setiap bulan;
4) apabila Pegawai Non PNS yang dikenai pembebasan tugas sementara
sebagaimana dimaksud pada angka 1), dinyatakan tidak terbukti bersalah,
maka yang bersangkutan dapat ditugaskan kembali dan diberikan
penghasilan seperti semula dengan menambah kekurangan gaji yang tidak
diberikan kepadanya selama masa pemberhentian tugas sementara;
5) pembebasan tugas sementara sebagaimana dimaksud pada angka 1)
ditetapkan oleh direktur.
d. Kepada Pegawai Non PNS yang diberhentikan, diberikan hak sesuai ketentuan
perundang-undangan dan keputusan direktur Utama.

BAB VI

MASA KERJA

Pasal 15

Masa kerja Pegawai Non PNS dihitung sejak diangkat sebagai Pegawai Non PNS
dengan status Pegawai Tetap, tetapi tidak diperkenankan memasukan masa kerja
di luar RSUD Kelas B Majalaya dalam masa kerja Pegawai Non PNS.

BAB VI

BATAS USIA PENSIUN

Pasal 16

(1) Batas usia pensiun Pegawai Non PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
profesi tenaga medis fungsional yang melakukan langsung pelayanan medis
kepada pasien.
(3) Batas usia pensiun bagi profesi tenaga medis fungsional yang melakukan
langsung pelayanan medis kepada pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah 60 (enam puluh) tahun.
BAB VII

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 17

(1) Pegawai Non PNS berhak menerima remunerasi sebagai imbalan jasa.
(2) Selain menerima remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pegawai
Non PNS berhak memperoleh :
a. Kesempatan untuk maju dan mengembangan diri sesuai dengan potensi dan
prestasinya serta kebutuhan RSUD Kelas B Majalaya.
b. cuti.
(3) Bentuk dan besar remunerasi Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan kemampuan pendapatan operasional RSUD Kelas B Majalaya.
(4) Remunerasi Pegawai Non PNS disusun oleh Direktur Utama sesuai dengan
kemampuan pendapatan operasional RSUD Kelas B Majalaya ketentuan
peraturan perundang-undangan berlaku.

Pasal 18
(1) Setiap Pegawai Non PNS wajib :
a. bersedia ditugaskan pada seluruh unit kerja;
b. melaksanakan pekerjaan dan perintah tugas dengan sebaik-baiknya;
c. memelihara dan/atau menjaga kerahasiaan, nama baik dan citra positif
RSUD Kelas B Majalaya;
d. mematuhi dan menjalankan dan/atau tata tertib RSUD Kelas B Majalaya.
(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), direktur dapat
menentukan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

BAB IX

ANGGARAN

Pasal 19

Anggaran belanja untuk membiayai Pegawai Non PNS dibebankan pada Rencana
Bisnis Anggaran (RBA) RSUD Kelas B Majalaya.

BAB X

KARIER

Pasal 20

(1) Pegawai Non PNS dapat mengembangkan karier untuk seluruh tugas dan/atau
jabatan kecuali tugas dan/atau jabatan yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan yang tidak dapat dijabat oleh Pegawai Non PNS.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenjang karier Pegawai Non PNS diatur
dengan keputusan Direktur Utama.

BAB XI

WAKTU KERJA, ISTIRAHAT, DAN CUTI

Pasal 21

Waktu kerja, istirahat dan cuti pegawai mengikuti peraturan kepegawaian RSUD
Kelas B Majalaya.

BAB XII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 22

(1) Satuan Pengawas Internal melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap:


a. formasi;
b. penerimaan;
c. seleksi;
d. pemberian sanksi.
(2) Hasil pegawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Direktur Utama.

BAB XIII

LARANGAN

Pasal 23

Pengangkatan Pegawai Non PNS tidak dapat dilakukan terhadap Pegawai Non PNS
yang memiliki hubungan keluarga dengan Pegawai PNS karena :
a. hubungan sedarah sampai garis keturunan ketiga;
b. hubungan karena perkawinan sampai derajat kedua;
c. hubungan karena perwalian sampai derajat kedua.

Pasal 24

Pegawai Non PNS dilarang :


a. melakukan mogok kerja pada saat melaksanakan tugas;
b. melakukan pelayanan yang bersifat diskriminatif;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
BAB XIV

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 25

(1) Penyelesaian perselisihan antara Pegawai Non PNS dengan RSUD Kelas B
Majalaya diselesaikan dengan cara musyawarah atau kekeluargaan.
(2) Apabila perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB XV

LAPORAN

Pasal 26

Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM wajib menyampaikan laporan


kepegawaian Non PNS kepada Direktur Utama secara reguler, setiap triwulan,
semester dan tahunan.

BAB XVI

SANKSI

Pasal 27

(1) Sanksi diberikan Pegawai Non PNS yang melakukan pelanggaran terhadap
Pasal 14, Pasal 18, dan Pasal 24 serta Tata Tertib yang berlaku.
(2) Jenis sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari atas :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis terdiri dari :
1) Surat Peringatan I (Pertama)
2) Surat Peringatan II (Kedua)
3) Surat Peringatan III (Ketiga/terakhir)
c. demosi/penurunan jabatan;
d. penundaan kenaikan pangkat/golongan;
e. pembebasan tugas sementara;
f. pemutusan hubungan kerja/pemberhentian.
(3) Pemberian sanksi tidak harus dilakukan secara berurutan atau berjenjang,
tetapi diberikan berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan.

Pasal 28
Apabila Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM tidak menyampaikan
laporan kepegawaian dikenakan teguran tertulis oleh Direktur Utama.

Pasal 29

(1) Terhadap pekerjaan yang jenis dan sifatnya tidak dapat dilaksanakan oleh PNS
dan/atau Pegawai Non PNS, RSUD Majalaya dapat menggunakan tenaga kerja
dari Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan dan penggunaan tenaga kerja
dari Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh direktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

DIREKTUR UTAMA RSUD KELAS B MAJALAYA


SELAKU PEMIMPIN BLUD

KUSMAWAN DARDJA
LAMPIRAN II KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
NOMOR : 900/004.K/PPK-BLUD/RSUD KLS B/2012
TANGGAL : 3 Mei 2012
TENTANG : KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
TENTANG KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI
NEGERI SIPIL RSUD KELAS B MAJALAYA KABUPATEN
BANDUNG

STRUKTUR GAJI PEGAWAI NON PNS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG

1. GAJI POKOK

No Tingkat Pendidikan Gaji Pokok


1 SMU Rp. 1.300.000
2 D3 Rp. 1.500.000
3 S1 Rp. 1.600.000
4 Dokter Umum, Dokter Rp. 1.700.000
Gigi Apoteker

5 S2 Rp. 2.750.000
6 Dokter Spesialis Rp. 2.750.000

2. TUNJANGAN JABATAN
Tunjangan adalah tambahan penghasilan di luar gaji pokok sebagai akibat
Pegawai Non PNS mengemban tanggung jawab atau menanggung risiko
pekerjaan. Besarnya tunjangan disesuaikan dengan kemampuan
pendapatan RSUD Majalaya. Tunjangan yang diberikan adalah Tunjangan
Jabatan.
Tunjangan jabatan diberikan setiap bulan bersamaan dengan pembayaran
gaji.

3. TUNJANGAN KESEJAHTERAAN
(1) Setiap pegawai non PNS diberikan tunjangan kesejahteraan.
(2) Tunjangan kesejahteraan diberikan setiap bulan bersamaan dengan
pembayaran gaji.
(3) Tunjangan kesejahteraan diintegrasikan kedalam tunjangan jaminan
sosial tenaga kerja dalam bentuk:
a. jaminan kesehatan
b. jaminan keselakaan kerja
c. jaminan hari tua; dan
d. jaminan kematian
(4) Pelaksanaan pemberian tunjangan jaminan sosial tenaga kerja
dilakukan melalui kerjasama RSUD Kelas B Majalaya dengan PT.
Jamsostek (Persero).
(5) Besaran tunjangan jaminan sosial tenaga kerja disesuaikan dengan
kemampuan RBA RSUD Majalaya;
(6) Besaran iuran jaminan sosial tenaga kerja yang menjadi kewajiban
pegawai non PNS, disesuaikan dengan aturan yang berlaku di PT.
Jamsostek (Persero).
(7) Iuran yang menjadi kewajiban pegawai non PNS, dipotongkan dari gaji
yang diterima pegawai non PNS oleh Bendahara Gaji RSUD Kelas B
Majalaya.

4. KERJA LEMBUR
Pegawai Non PNS berhak atas uang lembur apabila bekerja melampaui jam
kerja yang ditentukan. Besarnya uang lembur/jam dihitung dari gaji pokok
dibagi 4 x 37,3 jam = gaji pokok / 149 jam.
Banyaknya jam lembur / bulan merupakan jumlah dari kerja lembur harian.
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam
1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu) dan harus
dengan persetujuan yang bersangkutan.

5. INSENTIF
Insentif adalah pemberian imbalan pada Pegawai Non PNS atas hasil kerja
yang melampaui rata-rata, dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan
rumah sakit dan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).
Insentif yang diberikan adalah jasa pelaksana kesehatan di RSUD Kelas B
Majalaya.
Besaran insentif ditentukan oleh kinerja instalasi/unit/bidang di mana
Pegawai Non PNS tersebut ditempatkan.

DIREKTUR UTAMA RSUD KELAS B MAJALAYA


SELAKU PEMIMPIN BLUD

KUSMAWAN DARDJA
LAMPIRAN III KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
NOMOR : 900/004.K/PPK-BLUD/RSUD KLS B/2012
TANGGAL : 3 Mei 2012
TENTANG : KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD KELAS B MAJALAYA
TENTANG KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI
NEGERI SIPIL RSUD KELAS B MAJALAYA KABUPATEN
BANDUNG

BESARAN GAJI POKOK BERDASARKAN STATUS PEGAWAI NON PNS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B MAJALAYA

1. Pegawai Tetap : 100% x Gaji Pokok


2. Pegawai Kontrak : 80% x Gaji Pokok
3. Pegawai Percobaan : 70% x Gaji Pokok
4. Pegawai Harian Lepas : Rp. 40.000 / hari

DIREKTUR UTAMA RSUD KELAS B MAJALAYA


SELAKU PEMIMPIN BLUD

KUSMAWAN DARDJA

Anda mungkin juga menyukai