TENTANG
TATA KELOLA
UPT PUSKESMAS SUKARAJA KOTA BANDUNG
1
Mengingat : 1. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438);
2. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005
nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4502);
4. Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2005 nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2005 nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4502);
6. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
nomor 28 tahun 2004 tentang Akuntabilitas
Pelayanan Publik;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 6 tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal;
2
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59
tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61
tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 79 tahun 2007
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal;
12. Peraturan menteri dalam negeri nomor 79 tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung
14. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5
Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung;
16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
17. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3
Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
18. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung;
19. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
21. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 413 Tahun 2010
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit
Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah dan
Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kota Bandung.
3
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bandung
Tanggal :
Diundangkan di Bandung
Sekretaris Daerah Kota Bandung
Lembaran Daerah
4
Lampiran Keputusan Wali Kota Bandung
Nomor : Tahun 2019
TATA KELOLA
UPT PUSKESMAS SUKARAJA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5
dengan sebutan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Pejabat Teknis
dengan sebutan Kepala Sub Bagian Pelayanan
10. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil
dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri ;
11. Kepala adalah Kepala UPT Puskesmas Sukaraja ;
12. Kepala Subag TU adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada
UPT Puskesmas Sukaraja ;
13. Tokoh masyarakat adalah mereka yang karena prestasi dan
perilakunya dapat dijadikan contoh / tauladan bagi masyarakat ;
14. Unit pelayanan adalah unit yang menyelenggarakan upaya
kesehatan, yaitu Balai Pengobatan Umum, Balai Pengobatan Gigi,
Pelayanan KIA/KB, Pelayanan MTBS, Pelayanan TB-HIV, Pelayanan
Gizi, Apotik, Pelayanan Sanitasi, Laboratorium, dan lain-lain ;
15. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) adalah perangkat Dinas Kesehatan
yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian internal
dalam rangka membantu Kepala Puskesmas untuk meningkatkan
kinerja pelayanan, keuangan dan kinerja manfaat dalam
menyelenggarakan bisnis yang sehat di Puskesmas Kota Bandung;
16. PNS adalah Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas yang selanjutnya
disingkat PNS di Puskesmas;
17. Kredensial adalah penapisan tenaga dokter yang dilakukan oleh
komite medik untuk mengetahui keterampilan, pengetahuan,
kualitas dan atitude dokter yang akan bekerja di Puskesmas.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Pedoman Tata Kelola Puskesmas dimaksudkan sebagai peraturan
dasar yang mengatur hubungan antara Wali Kota sebagai pemilik
6
dengan Pejabat Pengelola yang merupakan pedoman bagi Puskesmas
dalam pengelolaan Puskesmas, dan pedoman dalam menyusun
kebijakan operasional Puskesmas.
(2) Pedoman Tata Kelola Puskesmas ditujukan untuk :
a. Tercapainya kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah dan
Pejabat Pengelola ;
b. Tertatanya penerapan profesionalisme yang bertanggung jawab
terhadap mutu layanan yang sesuai standar di Puskesmas.
BAB III
POLA TATA KELOLA PUSKESMAS
Bagian Kesatu
IDENTITAS
Pasal 3
Bagian Kedua
FALSAFAH, VISI, MISI, TUJUAN STRATEGIS DAN NILAI-NILAI DASAR
Pasal 4
7
yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction)
yang menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu
strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah. Dengan
mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah,
kondisi, permasalahan, dan tantangan pembangunan yang dihadapi
serta isu-isu strategis maka Visi Kota Bandung Tahun 2018-2023,
yaitu:
8
baik sehingga nyaman untuk ditinggali dengan ruang-
ruang kota dan infrastruktur pendukungnya yang
responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku
penghuninya. Kebutuhan ruang dalam konteks
pelaksanaan pembangunan harus tetap berpihak
terhadap lingkungan,
Sejahtera : Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diwujudkan
merupakan kesejahteraan yang berbasis pada
individu, keluarga dan lingkungan sebagai dasar
pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya
dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan
juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam
arti yang sejati adalah keseimbangan hidup yang
merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk
memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya
meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini
diharapkan mampu saling berinteraksi dalam
melahirkan masa depan yang cerah, adil dan
makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan
batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang
paripurna. Kesejahteraan seperti inilah yang akan
membentuk kepercayaan diri yang tinggi pada
masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas
kehidupan yang semakin baik hingga menjadi teladan
bagi kota lainnya.
9
agamis semua warga masyarakat mengamalkan
ajaran agama masing-masing ke dalam bentuk cara
berfikir, bersikap dan berbuat. Ajaran agama tidak
saja hanya dijadikan kegiatan ritual namun juga
diimplementasikan ke dalam pencapaian pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan sosial
kemasyarakatan.
10
Tabel 4.1 Penjelasan Visi Puskesmas Sukaraja Bunten Barat
11
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Melayanai, Efektif,
Efisien, dan Bersih
Pemerintah Kota Bandung membangun sumber daya aparatur yang
berintegritas dan kompeten, melalui smart government yang
terintegrasi untuk mewujudkan pelayanan publik yang efektif, efisien
dan prima
3. Membangun Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan
Berkeadilan
Kota Bandung sebagai sebuah kota jasa, mendorong kesejahteraan
masyarakat yang merata dan berkeadilan melalui pertumbuhan
ekonomi yang berbasis padat tenaga kerja dan UMKM lokal
4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang,
pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan
ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Pemerintah Kota Bandung mendorong pembangunan infrastruktur dan
penataan ruang secara sinergis dengan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan dasar sesuai daya dukung lingkungan, melalui sistem
yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan
5. Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif
dan terintegrasi
Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menyelenggarakan
pembangunan kota secara partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi
dengan melibatkan masyarakat dan swasta
12
Misi UPT Puskesmas Sukaraja sebagai berikut :
13
penyuluhan kesehatan dan edukasi kesehatan dalam
rangka meningkatkan status kesehatan warga
dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitative.
2. Misi Kedua : Memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang amanah, santun dan berstandar nasional,
meliputi pelayanan medik dasar dan pelayanan kesehatan
masyarakat, dengan cara :
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standart operasioanal prosedur.
b. Mengedepankan kepuasan pelanggan dalam setiap
pelayanan yang diberikan Puskesmas.
3. Misi Ketiga : Mengembangkan kompetensi SDM yg meliputi
skill, knowledge dan attitude agar mampu memberikan
pelayanan prima sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan, memalui cara:
14
5. Misi Kelima : Mengembangkan gedung puskesmas menjadi
lebih atraktif melalui perencanaan pengembangan dengan
desain interior dan eksterior asri dan nyaman.
15
e. Terselenggaranya puskesmas yang “mandiri” dalam keuangan dan
pengembangan pelayanan kesehatan
Bagian Ketiga
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS
Pasal 5
17
(5) Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas berkoordinasi dengan
Kantor Kecamatan, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jaringan
Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, Jaringan pelayanan Kesehatan
Rujukan, Lintas sektoral dan Masyarakat.
Bagian Keempat
KEWAJIBAN PUSKESMAS
Pasal 6
Bagian Kelima
KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 7
18
(2) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggung jawabnya
mempunyai kewenangan.
a. Menetapkan peraturan tentang Pola Tata Kelola, dan Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas beserta perubahannya;
b. Membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan
Dewan Pengawas;
c. Memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas karena
sesuatu hal yang menurut peraturannya membolehkan untuk
diberhentikan;
d. Menyetujui dan mengesahkan Rencana Strategi Bisnis
(Business Plan) dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan;
e. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan
yang berlaku dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi.
(3) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit Puskesmas
yang bukan karena kesalahan dalam pengelolaan setelah diaudit oleh
auditor independen.
(4) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya kerugian pihak
lain, termasuk pasien,akibat kelalaian dan / atau kesalahan dalam
pengelolaan Puskesmas.
Bagian Keenam
DEWAN PENGAWAS
Paragraf I
Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 8
(1) Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Wali Kota atas usulan
Kepala Dinas;
(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang
dan seorang diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai
Ketua Dewan Pengawas;
19
(3) Persyaratan menjadi anggota Dewan Pengawas adalah, unsur Pejabat
SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD, Pejabat dilingkungan
satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dan tenaga ahli yang sesuai
dengan kegiatan BLUD.
Paragraf 2
Tanggung Jawab, Tugas, Fungsi, Kewajiban dan Kewenangan
Pasal 9
20
b. Meminta penjelasan pejabat pengelola.
c. Meminta pejabat pengelola dan atau pejabat lain sepengetahuan
pejabat pengelola untuk menghadiri rapat dewan pengawas.
d. Mengajukan anggaran untuk keperluan tugas-tugas Dewan
Pengawas.
e. Mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen lainnya
jika diperlukan.
(6) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Wali Kota
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun dan
sewaktu-waktu diperlukan.
Paragraf 3
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 10
21
c. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan,
sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Paragraf 4
Masa Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 11
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan paling lama selama
5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh
Wali Kota;
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya apabila :
a. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
b. Tidak melaksanakan ketentuan perundang – undangan ;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Puskesmas ; atau
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana
dan / atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas Puskesmas.
Paragraf 5
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 12
22
Paragraf 6
Biaya Dewan Pengawas
Pasal 13
Bagian Ketujuh
PEJABAT PENGELOLA
Paragraf 1
Komposisi Pejabat Pengelola
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
23
Pasal 17
Paragraf 2
Pengangkatan Pejabat Pengelola
Pasal 18
Pasal 19
(1) Dalam hal Kepala berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka
yang bersangkutan merupakan pengguna anggaran dan barang
daerah.
24
(2) Dalam hal Kepala berasal dari unsur non Pegawai Negeri Sipil, maka
yang bersangkutan bukan merupakan pengguna anggaran dan barang
daerah.
(3) Dalam hal Kepala bukan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka yang menjadi pengguna anggaran dan barang
daerah adalah Ka Subag Tata Usaha yang berasal dari unsur Pegawai
Negeri Sipil.
Paragraf 3
Persyaratan menjadi Kepala, dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Pasal 20
Pasal 21
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha
adalah :
25
(1) Seorang tenaga kesehatan atau sarjana akuntansi/ekonomi atau D3
akuntansi yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan
dan atau pengalaman di bidang administrasi dan keuangan/akuntansi
di Puskesmas.
(2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi
pemegang keuangan perusahaan yang dinyatakan pailit.
(3) Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup administrasi dan
keuangan.
(4) Berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan memenuhi syarat
administrasi kepegawaian.
(5) Bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan untuk
menjalankan prinsip pengelolaan keuangan yang sehat di Puskesmas.
Pasal 22
Paragraf 4
Pemberhentian Kepala dan Kepala Subag
Pasal 23
26
(4) Melanggar misi, kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah
digariskan.
(5) Mengundurkan diri karena alasan yang patut.
(6) Terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang telah
mempunyai ketetapan hukum
Paragraf 5
Tugas dan Kewajiban, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala
dan Kepala Subag
Pasal 24
27
n. Melaksanakan pengelolaan obat esensial dan alat kesehatan
o. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan obat dan NAPZA
bekerjasama dengan instansi terkait
p. Memberikan pelayanan restribusi bidang kesehatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
q. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan peran serta masyarakat
r. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
s. Mengusulkan sarana dan prasarana kerja sesuai dengan kebutuhan
t. Melaksanakan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kebijakan
bidang pelayanan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat pada
wilayah kerja
u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan petunjuk
atasan
Pasal 25
28
Pasal 26
Pasal 27
29
Pasal 28
(1) Tugas dan kewajiban Kepala Sub Bagian Tata Usaha adalah
melaksanakan surat menyurat, urusan keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan, administrasi dan kepegawaian, penyusunan rencana
dan program kerja serta pelaporan
(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai :
a. Pengelola surat menyurat dan kearsipan
b. Menyiapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran Puskesmas
c. Pengelola Administrasi perlengkapan kerumah tanggaan
d. Pengelola Administrasi Kepegawaian
e. Penyusun rencana dan program kerja serta pelaporan
f. Melakukan Pengelolaan Pendapatan dan biaya
g. Menyelenggarakan pengelolaan kas
h. Melakukan pengelolaan utang piutang
i. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi
j. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan
k. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
l. Mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan
administrasi keuangan
m. Pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala
Pasal 29
30
4. Mempertanggungjawabkan kinerja pelayanan di bidang pelayanan
medis.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala.
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
31
1. Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang
pelayanan penunjang medis dan non medis.
2. Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang
pendidikan, pelatihan dan penelitian.
3. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Kepala sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kedelapan
Organisasi Pelaksana
Paragraf 1
Pelaksana Teknis Lapangan
Pasal 33
Pasal 34
32
Pasal 35
Paragraf 2
Tim Pelaksana
Pasal 36
Pasal 37
Paragraf 3
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 38
33
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ada.
(3) Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing – masing yang berlaku.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Bagian Kesembilan
ORGANISASI PENDUKUNG
Paragraf 1
Satuan Pemeriksa Internal
Pasal 39
Pasal 40
34
Bagian Kesepuluh
TATA KERJA
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
35
Pasal 45
Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari
bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk melakukan corrective action dan memberikan petunjuk kepada
bawahannya.
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Bagian Kesebelas
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Paragraf 1
Tujuan Pengelolaan
Pasal 49
36
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai Sumber Daya Manusia yang berorientasi
pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien.
Pasal 50
(1) Sumber Daya Manusia Puskesmas dapat berasal dari PNS dan
Non PNS.
(2) Penerimaan pegawai Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Untuk pegawai yang berstatus PNS dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ;
b. Untuk pegawai Non PNS dapat dilakukan dengan mekanisme
rekruitmen, outsourching, Kerja Sama Operasional (KSO), magang,
atau cara – cara lain yang efektif dan efisien
(3) Rekruitmen pegawai PNS maupun Non PNS sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), dilakukan dengan cara seleksi, meliputi seleksi
administrasi, test psikologi, seleksi akademik dan keterampilan,
wawancara dan test kesehatan.
(4) Outsourching pegawai dilaksanakan berdasarkan kebutuhan tenaga
yang ditetapkan oleh Kepala dan dilaksanakan oleh bidang SDM,
sesuai ketentuan yang berlaku.
(5) Kerjasama Operasional pegawai dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
tenaga yang ditetapkan oleh Kepala dan dilakukan oleh Ka Sub bagian
Tata Usaha.
Paragraf 2
Penghargaan dan Sanksi
Pasal 51
(1) Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas pegawai maka
kepala UPT Puskesmas dapat menerapkan kebijakan dalam bentuk
penghargaan dan sanksi.
37
(2) Penghargaan dan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dalam bentuk imbal jasa (remunerasi) sesuai dengan kinerja, dan
sanksi bagi pegawai yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar
peraturan yang ditetapkan.
Pasal 52
Pasal 53
38
Pasal 54
(1) Rotasi PNS dan non PNS dilaksanakan dengan tujuan untuk
peningkatan kinerja dan pengembangan karir :
(2) Rotasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan
pendidikan dan keterampilannya;
b. Masa kerja di unit tertentu.
c. Pengalaman pada bidang tugas tertentu.
d. Kegunaannya dalam menunjang karir.
e. Kondisi fisik dan psikis pegawai.
Paragraf 3
Pengangkatan Pegawai
Pasal 55
(1) Pegawai Puskesmas dapat berasal dari PNS dan / atau non PNS yang
profesional sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pegawai Puskesmas yang berasal dari non PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap atau
berdasarkan kontrak.
(3) Pengangkatan pegawai Puskesmas yang berasal dari PNS disesuaikan
dengan peraturan perundang – undangan.
(4) Pengangkatan pegawai Puskesmas yang berasal dari non PNS
dilakukan berdasarkan pada prinsip efektifitas, efisiensi, ekonomis
dan produktif dalam peningkatan pelayanan.
(5) Pengangkatan pegawai Puskesmas yang berasal dari non PNS diatur
lebih lanjut dengan peraturan Wali Kota.
Paragraf 4
Disiplin Pegawai
Pasal 56
39
(1) Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban yang
dituangkan dalam:
a. Daftar hadir.
b. Laporan kegiatan.
c. Daftar penilaian pekerjaan pegawai.
(2) Tingkatan dan jenis hukuman disiplin pegawai, meliputi :
a. Hukuman disiplin ringan, yang terdiri dari teguran lisan, teguran
tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. Hukuman disiplin sedang, yang terdiri dari penundaan kenaikan
gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun, penurunan gaji
sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun, dan penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama
1 (satu) tahun.
c. Hukuman disiplin berat yang terdiri dari penurunan pangkat
setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak hormat
sebagai PNS.
Paragraf 5
Pemberhentian Pegawai
Pasal 57
40
pemberhentian sebagai pegawai pada masa kontrak dan atau tidak
memperpanjang masa kontrak.
b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun dilaksanakan
apabila pegawai Puskesmas non PNS telah memasuki masa batas
usia pensiun sebagai berikut :
1. Batas usia pensiun tenaga medis 60 tahun.
2. Batas usia pensiun tenaga paramedis 58 tahun.
3. Batas usia pensiun tenaga non medis 58 tahun.
(3) Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri dilaksanakan apabila
pegawai Puskesmas non PNS melakukan tindakan – tindakan
pelanggaran sesuai yang diatur dalam pasal tentang disiplin pegawai.
Remunerasi adalah imbal jasa atau upah kerja yang dapat berupa gaji,
tunjangan, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau
pensiun yang diberikan kepada pejabat pengelola Puskesmas dan pegawai
Puskesmas yang ditetapkan dalam peraturan Wali Kota.
Pasal 59
41
(3) Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk
honorarium.
(4) Sistem remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk
Puskesmas ditetapkan dengan peraturan Wali Kota berdasarkan
usulan pimpinan Puskesmas melalui Kepala Dinas Kesehatan.
Pasal 60
Pasal 61
42
Pasal 62
(1) Remunerasi dalam bentuk jasa pelayanan bagi pejabat pengelola dan
pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat (2) dapat
dihitung berdasarkan indikator penilaian dalam bentuk poin yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Pegawai Puskesmas yang berstatus PNS, gaji pokok dan tunjangan
mengikuti peraturan perundang – undangan tentang gaji dan
tunjangan PNS serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai
remunerasi yang ditetapkan oleh Wali Kota sebagaimana dimaksud
dalam pasal 57 ayat (1).
Pasal 63
43
(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diusulkan oleh pimpinan Puskesmas.
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
harus mempertimbangkan jenis dan mutu pelayanan.
Pasal 65
Pasal 67
44
Pasal 68
Pasal 70
45
Pasal 71
Pasal 73
46
(3) Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari
kerjasama operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang
mendukung tugas dan fungsi Puskesmas.
(4) Pendapatan Puskesmas yang bersumber dari pendapatan yang berasal
dari otorisasi kredit anggaran pemerintah daerah bukan dari kegiatan
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
(5) Pendapatan Puskesmas yang bersumber dari Anggaran Dana Alokasi
Khusus (DAK) dapat berupa pendapatan yang berasal dari pemerintah
dalam rangka pelaksanaan dekonsentasi dan/atau tugas pembantuan
dan lain – lain.
(6) Puskesmas dalam melaksanakan anggaran dekonsentrasi dan/atau
tugas pembantuan, proses pengelolaan keuangan diselenggarakan
secara terpisah berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
pelaksanaan DAK APBN.
(7) Lain – lain pendapatan Puskesmas yang sah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 72 huruf e, antara lain :
a. Hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan.
b. Hasil pemanfaatan kekayaan.
c. Jasa giro.
d. Pendapatan bunga.
e. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
f. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh
Puskesmas.
g. Hasil investasi.
Pasal 74
47
(2) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperlakukan
sesuai peruntukkannya.
(3) Seluruh pendapatan Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
72 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf e, dilaksanakan melalui
rekening kas Puskesmas dan dicatat dalam kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah pada jenis lain – lain pendapatan asli daerah
yang sah dengan obyek pendapatan Puskesmas.
(4) Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan
kepada pejabat pengelola keuangan daerah setiap triwulan.
(5) Format laporan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengacu kepada
Permendagri No 79 Tahun 2018.
Paragraf 2
Belanja dan Biaya
Pasal 75
48
Pasal 76
Pasal 77
49
Surat Perintah Membayar (SPM) pengesahan yang dilampiri dengan
Surat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ).
(3) Format SPTJ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan format laporan
pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan
yang berlaku.
Pasal 78
Pasal 79
(1) Ambang batas RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (2),
ditetapkan dengan besaran persentase.
(2) Besaran presentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditemtukan
dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional Puskesmas.
(3) Besaran presentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan
dalam RBA dan Daftar Pelaksananaan Anggaran (DPA) Puskesmas oleh
PPKD.
50
(4) Persentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1),
merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur,
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
(1) Pengelolaan sumber daya lain yang terdiri dari sarana, prasarana,
gedung, jalan akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Pengelolaan sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan mutu pelayanan
dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas.
51
b. Penyehatan makanan dan minuman.
c. Penyehatan air bersih dan air minum.
d. Pemantauan pengelolaan linen.
e. Pengelolaan sampah.
f. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu.
g. Desinfeksi dan sterilisasi ruang.
h. Pengelolaan air limbah.
i. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.
Pasal 83
52
atas Peraturan Wali Kota Bandung No. 160 Tahun 2017 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi
serta Tatakerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 82 ayat (1) huruf b
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan
dan fungsi dalam organisasi.
(3) Pengelompokkan fungsi yang logis sebagaimana dimaksud dalam pasal
82 ayat (1) huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai
dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektivitas
pencapaian organisasi.
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam
pasal 82 ayat(1) huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang
jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada
pemenuhan secara kuantitatif/kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.
Pasal 84
53
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan
dan prinsip bisnis yang sehat.
(5) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud ayat (2) diwujudkan dalam
perencanaan, evaluasi dan laporan pertanggungjawaban dalam sistem
pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen
SDM, pengelolaan aset,dan manajemen pelayanan.
BAB IV
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS
Pasal 85
(1) Puskesmas :
a. Puskesmas berhak membuat peraturan yang berlaku di Puskesmas
sesuai dengan kondisi yang ada di Puskesmas;
b. Puskesmas wajib menyimpan rekam medis sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
c. Resume rekam medis dapat diberikan kepada pasien ataupun pihak
lain atas ijin pasien secara tertulis;
d. Resume rekam medis dapat diberikan untuk kepentingan peradilan
dan asuransi sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
(2) Dokter :
a. Mendapatkan informasi yang lengkap dan jujur dari pasien yang
dirawat atau keluarganya;
b. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; dan
c. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundang – undangan, profesi dan etika hukum dan kedokteran.
(3) Pasien :
a. Berhak mengetahui peraturan dan ketentuan Puskesmas yang
mengatur sikap tindakan sebagai pasien;
54
b. Wajib memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya;
c. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
antara lain :
- Diagnosis dan tata cara tindakan medis.
- Tujuan tindakan medis yang dilakukan.
- Alternatif tindakan lain dan resikonya.
- Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan.
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
d. Meminta konsultasi kepada dokter lain (second opinion) terhadap
penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
merawatnya;
e. Mendapatkan isi rekam medis; dan
f. Membuka isi rekam medis untuk kepentingan peradilan, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
BAB V
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 86
Hal – hal yang belum diatur dalam peraturan Wali Kota ini sepanjang
mengenai tehnik pelaksanaannya akan diatur kemudian.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 87
55
Ditetapkan di Bandung
56