Anda di halaman 1dari 16

BUPATI PASURUAN

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PASURUAN


NOMOR ….. TAHUN 2023

TENTANG

PENGADAAN BARANG/JASA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


UNIT ORGANISASI BERSIFAT FUNGSIONAL (UOBF)
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)
KABUPATEN PASURUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI PASURUAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketersediaan barang


dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah,
proses pengadaan yang sederhana, cepat serta
mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk
mendukung kelancaran pelayanan Badan Layanan
Umum Daerah;
b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
77 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah, tata cara pengadaan barang;
c. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu
menetapkan Pengadaan Barang/Jasa Badan
Layanan Umum Daerah Unit Organisasi Bersifat
Fungsional (UOBF) Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) Kabupaten Pasuruan dengan
Peraturan Bupati;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undnag-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pemerintahan Daerah Kabupaten di Jawa Timur
(Berita Negara Tahun 1950 Nomor 32) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir kali dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2022 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6774);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
RepublikIndonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573)
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang
Kesehatan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
12. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang
Percepatan Transformasi Digital di Bidang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
13. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
15. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 Tentang
Percepatan Peningkatan Produk Dalam Negeri dan
Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi
Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan
Penagdaan Barang/Jasa Pemerintah
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09 Tahun 2006
tentang Pembentukan Dewan Pengawas pada Badan
Layanan Umum;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang tentang Badan Layanan Umum Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun
2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2023
Tentang Pemeliharaan Alat Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan dan Unit Transfusi Darah Tempat Praktik
Mandiri Dokter/Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Penggunaan Jasa
Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya
Operasional Pelayanan Kesehatan Dalam
Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah;
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
29. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021
tentang Standar kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan;
30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 2
Tahun 2014 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
di UPTD Kesehatan Puskesmas dan UPTD Kesehatan
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Pasuruan;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 9
Tahun 2022 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
33. Peraturan Bupati Nomor 177 Tahun 2023 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 141 Tahun
2021 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasuruan;
34.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POLA TATA KELOLA


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT ORGANISASI
BERSIFAT FUNGSIONAL (UOBF) PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT (PUSKESMAS) KABUPATEN PASURUAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang di maksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Pasuruan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pasuruan
3. Bupati adalah Bupati Pasuruan.
4. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasuruan.
5. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah Kepala Perangkat Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bertindak
sebagai bendahara umum daerah.
6. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab
terhadap kinerja operasional BLUD yang terdiri atas pemimpin, pejabat
keuangan dan pejabat teknis yang sebutan disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan.
7. Unit Organisasi Bersifat Fungsional yang selanjutnya disebut UOBF
adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu selaku kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan.
8. Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut Puskesmas adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan.
9. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibitas pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.
10. Pengadaan Barang/Jasa di BLUD UOBF Puskesmas adalah kegiatan
untuk memperoleh barang/jasa oleh BLUD UOBF Puskesmas yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan.
11. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran UOBF Puskesmas.
12. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.
13. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja UOBF Puskesmas.
14. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK
adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan 1 (Satu) atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
15. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing.
16. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ
adalah unit kerja di Kementerian/LembagalPemerintah Daerah yang
menjadi pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa.
17. Penyelenggara Swakelola adalah Tim yang menyelenggarakan kegiatan
secara Swakelola.
18. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah
Aparatur Sipil Negara dan Non Aparatur Sipil Negara yang bekerja di
bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
19. Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yaug selanjutnya
disebut Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Aparatur Sipil Negara
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa.
20. Personel selain Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
yang selanjutnya disebut Personel Lainnya adalah Aparatur Sipil Negara,
prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa.
21. Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan
kontrak.
22. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut
Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri
oleh BLUD UOBF Puskesmas.
23. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat RUP
adalah daftar rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan
BLUD UOBF Puskesmas.
24. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
25. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
26. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir.
27. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem
tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.
28. Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E-purchasing
adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.
29. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
30. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa
Konsultansi.
31. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
dalam keadaan tertentu.
32. Praktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah–kaidah yang baik dalam rangka pemberian layanan
yang bermutu dan berkesinambungan.
33. Fleksibilitas adalah keleluasan pengelolaan barang/jasa UOBF
PUSKESMAS pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari
ketentuan yang berlaku umum.
34. Toko Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Toko Daring adalah sistem
informasi yang memfasilitasi Pengadaan Barang/Jasa melalui
penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik dan ritel daring.
35. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UPKBJ
adalah unit kerja di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang
menjadi pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa
36. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan
adalah sumber daya manusia yang ditetapkan leh Kepala UPKBJ untuk
mengelola pemilihan Penyedia
37. Pengadaan Langsung Barang/Jasa adalah método pemilihan untuk
mendapatkan Penyedia barang/jasa yang bernilai paling banyak Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
38. Kontrak pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak
adalah perjanjian tertulis antara PS/KPA/PPK dengan Penyedia atau
Pelaksana Swakelola
39. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disingkat LKPP adalah Lembaga pemerintah yang bertugas
mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

BAB II
MAKSUD,TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

1) Maksud Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman pelaksanaan


pengadaan barang dan/ atau jasa pada UOBF Puskesmas.
2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan fleksibilitas pada
UOBF Puskesmas dalam pengadaan barang dan/ atau jasa.

Pasal 3
Ruang lingkup pengadaan Barang/Jasa dalam Peraturan ini meliputi:
a. Prinsip pengadaan barang/jasa;
b. Sumber pendanaan;
c. Jenjang nilai pengadaan barang/jasa;
d. Pelaku pengadaan barang/jasa; dan
e. Tata cara pengadaan barang/jasa.

BAB III
PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 4

1) Pengadaan barang/jasa BLUD RSUD dilakukan dengan prinsip:


a. efisien, yaitu pengadaan barang dan/atau jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang
telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas
maksimum;
b. efektif, yaitu dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang/jasa
yang mempunyai nilai manfaat setinggi-tingginya;
c. transparan, yaitu pengadaan barang dan/atau jasa harus mengikuti
ketentuan dan informasi pengadaan barang dan/atau jasa bersifat jelas
dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang jasa yang
berminat;
d. bersaing, yaitu pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan;
e. adil/tidak diskriminatif, yaitu pemberian perlakuan yang sama terhadap
semua calon yang berminat sehingga terwujud adanya persaingan yang
sehat dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak
tertentu dengan dan atau alasan apapun;
f. akuntabel, yaitu pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan aturan
dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa BLUD
sehingga dapat dipertanggungjawabkan; dan
g. praktik bisnis yang sehat yaitu penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
pemberian layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya
saing.
2) Pengadaan barang/jasa pada BLUD UOBF Puskesmas merupakan
pengadaan barang/jasa yang dikecualikan dari dari ketentuan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

BAB IV
SUMBER PENDANAAN

Pasal 5

Pengadaan Barang/Jasa pada BLUD UOBF Puskesmas bersumber dari dana:


a. jasa layanan;
b. hibah tidak terikat;
c. hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
d. lain-lain pendapatan BLUD UOBF Puskesmas yang sah.

Pasal 6
1) Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan oleh
Pemimpin BLUD.
2) Pengadaan Barang/Jasa yang bersumber dari dana hibah terikat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dapat dilakukan dengan
cara:
a. mengikuti ketentuan pengadaan pemberi hibah; dan
b. mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku bagi BLUD
UOBF Puskesmas sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.
3) Pengadaan Barang/Jasa yang bersumber dari dana hibah tidak terikat,
dilakukan berpedoman pada Peraturan Bupati ini.
4) Pengadaan Barang/Jasa pada BLUD Puskesmas dengan metode swakelola
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundnag-undangan
mengenai pengadaan barang/jasa.
5) Pengadaan Barang/Jasa oleh BLUD Puskesmas dapat menggunakan
mekanisme e-purchasing bila terdapat barang/jasa yang tercantum di
dalan e-katalog.

Pasal 7
Pengadaan barang dan/ atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dilaksanakan berdasarkan pedoman pengadaan barang dan/ atau jasa yang
ditetapkan oleh Pimpinan UOBF Puskesmas dengan mengikuti prinsip:
a. efisien
b. efektif
c. transparansi
d. bersaing
e. adil/tidak diskriminatif
f. akuntabel, dan
g. praktek bisnis yang sehat.

Pasal 8
1) Pedoman pengadaan barang dan/ atau jasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, harus dapat menjamin ketersediaan barang/jasa yang lebih
bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta
mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan UOBF Puskesmas.
2) Pejabat Pengadaa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh
Pemimpin BLUD Puskesmas
3) Pokja Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Unit
Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
4) Hasil pekerjaan dari Pejabat Pengadaan diperiksa oleh Tim Teknis yang
ditunjuk oleh Pemimpin BLUD Puskesmas
5) Dalam hal belum ada personil yang memenuhi persyaratan sebagai PPK,
maka Pemimpin BLUD Puskesmas sebagai KPA merangkap PPK.

BAB V
JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 9
1) Pengadaan Barang/Jasa diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang
diatur sebagai berikut:
a. nilai sampai dengan Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
dilaksanakan dengan Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa oleh Pejabat Pengadaan/Pejabat yang ditunjuk oleh
Pemimpin BLUD dengan bukti pembelian atau kuitansi;
b. nilai diatas Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sampai
dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan
dengan Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia Barang/Jasa
oleh Pejabat Pengadaan/Pejabat melalui permintaan penawaran yang
disertai dengan klarifikasi, negosiasi teknis dan harga;
c. nilai di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dilaksanakan dengan
Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia Barang/Jasa oleh
Pejabat Pengadaan melalui permintaan penawaran yang disertai
dengan klarifikasi, negosiasi teknis dan harga secara elektronik (LPSE);
d. nilai diatas Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dilakukan
dengan Metode Tender/Tender Cepat melalui Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa.

2) Sistem Pengadaan Barang/Jasa BLUD untuk pengadaan Jasa Konsultasi


dilaksanakan dengan ketentuan jenjang nilai:
a. nilai sampai dengan Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
dapat dilakukan dengan metode Pengadaan Langsung kepada
Konsultan Perseorangan oleh Pejabat Pengadaan/Pejabat yang ditunjuk
oleh pemimpin BLUD melalui penawaran yang disertai dengan
klarifikasi, negosiasi teknis dan harga
b. nilai diatas Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sampai
dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilakukan dengan
Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia Badan Usaha oleh
Pejabat Pengadaan Melalui permintaan Penawaran yang disertai
dengan klarifikasi, negosiasi teknis dan harga.
c. nilai diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilakukan dengan
Metode seleksi melalui Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa.

3) Sistem Pengadaan Barang/Jasa BLUD untuk Pengadaan Jasa Konstruksi


dilaksanakan dengan ketentuan jenjang nilai:
a. nilai sampai dengan Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)
dilaksanakan dengan Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa oleh Pejabat Pengadaan/Pejabat yang ditunjuk oleh
Pemimpin BLUD;
b. nilai diatas Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sampai
dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan
dengan Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia Barang/Jasa
oleh Pejabat Pengadaan/Pejabat yang ditunjuk oleh Pemimpin BLUD
melalui permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi,
negosiasi teknis dan harga;
c. nilai Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dilaksanakan dengan
Metode Pengadaan Langsung kepada Penyedia Barang/Jasa oleh
Pejabat Pengadaan melalui permintaan penawaran yang disertai
dengan klarifikasi, negosiasi teknis dan harga secara elektronik (LPSE);
d. nilai diatas Rp.300.000.000,00 (tiga r atus juta rupiah) dilakukan
dengan Metode Tender/Tender Cepat melalui Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa.

4) Penyelenggaraan Barang/Jasa yang menggunakan e-purchasing


dilaksanakan melalui katalog elektronik yang dikembangkan oleh LKPP
dengan tidak ada batasan nilai.

BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 10

Bentuk pertanggungjawaban untuk pengadaan barang/jasa lainnya


sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) diatur sebagai berikut:

a. nilai sampai dengan Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)


pertanggungjawaban berupa bukti pembelian (Nota/Faktur Pembelian) dan
kuitansi bermaterai;
b. nilai Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan
Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) pertanggungjawaban berupa
Surat Pesanan, Kuitansi pembayaran disertai materai secukupnya, Berita
Acara Pemeriksaan Barang dan Berita Acara Penerimaan Barang;
c. nilai Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) pertanggungjawaban berupa
Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Pesanan, Berita Acara Pemeriksaan
Barang dan Berita Acara Penerimaan Barang;
d. nilai diatas Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) pertanggungjawaban
berupa Surat Perjanjian Kerja/Kontrak, Berita Acara Pemeriksaan Barang
dan Berita Acara Penerimaan Barang serta dokumen-dokumen lainnya
yang relevan;

Pasal 11

Bentuk Pertanggungjawaban untuk pengadaan barang/jasa yang


menggunakan mekanisme e-purchasing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (4) berupa Surat Pesanan, Berita Acara Pemeriksaan Barang dan Berita
Acara Penerimaan Barang, kuitansi pembayaran disertai materai secukupnya.

Pasal 12
Bentuk Pembayaran dapat dilakukan melalui mekanisme non tunai untuk
belanja sebagai berikut:
a. belanja barang/jasa diatas Rp.10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah);
b. belanja hibah/bansos diatas Rp.5.000.000,00 (Lima juta rupiah).

Pasal 13
1) Ketentuan teknis mengenai perencanaan pengadaan, jenjang nilai dan
persyaratan administrasi pengadaan barang/jasa pada BLUD diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pimpinan BLUD tentang Pedoman Teknis
Pengadaan Barang/Jasa BLUD.
2) Dalam hal BLUD belum menetapkan Peraturan Pimpinan BLUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pada BLUD berpedoman pada peratura perundang-undangan di bidang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

BAB VII
PELAKSANA PENGADAAN

Pasal 14

1) Pengadaan barang/jasa pada BLUD UOBF Puskesmas dilaksanakan oleh


Pejabat Pengadaan yang dibentuk oleh Pimpinan BLUD atau Pokja yang
dibentuk oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ).
2) Pejabat pengadaan atau Pokja pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas personil yang memahami tata cara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan pelayanan UOBF dan bidang lain yang
diperlukan.
3) Penunjukan kuasa pengguna anggaran sebagai PPK ditetapkan dengan
keputusan Kepala Dinas Kesehatan sebagai Pengguna Anggaran.
4) Pejabat Pengadaan pada BLUD Puskesmas dapat dijabat oleh pegawai
selain Pegawai Negeri Sipil dengan persyaratan:
a. Pegawai tetap BLUD;
b. Memiliki integritas dan disiplin;
c. Memiliki sertifikat kompetensi okupasi pengadaan barang/jasa;
d. Menandatangani pakta integritas.

Pasal 15
Pengadaan barang/jasa dapat dilakukan pada:
a. Distributor obat atau Pedagang Besar Farmasi (PBF);
b. Distributor Alat Kesehatan;
c. Apotek;
d. Toko lainnya sesuai barang yang dibutuhkan;
e. e-marketplace.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

1) Pengadaan barang/jasa pada BLUD UOBF yang dilaksanakan sebelum


diundangkan Peraturan Bupati ini dilaksanakan sesuai ketentuan
pengadaan barang/jasa Pemerintah.
2) Perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa pada BLUD UOBF yang
ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, tetap berlaku
sampai dengan berakhirnya perjanjian/kontrak.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini teknis pelaksanaanya
diatur lebih lanjut oleh Pemimpin BLUD UOBF Puskesmas di Kabupaten
Pasuruan.

Pasal 18
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pasuruan.

Ditetapkan di PASURUAN
pada tanggal

BUPATI PASURUAN,

ttd.

ANDRIYANTO

Diundangkan di PASURUAN
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PASURUAN,

ttd.

YUDHA TRIWIDYA SASONGKO, S.Sos, M.Si

Anda mungkin juga menyukai