Anda di halaman 1dari 27

-1 -

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR :
TENTANG
PETUNJUK TEKHNIS REMUNERASI PEGAWAI
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI,


Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5
ayat (5) Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 42
Tahun 2019 tentang Remunerasi Pegawai Pada
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat Yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Kepala
Dinas Kesehatan perlu menetapkan Petunjuk
Teknis Tata Cara Perhitungan Remunerasi Kepala
Dinas Kesehatan bagi Pejabat Pengelola dan
Pegawai Pada Pusat Kesehatan Masyarakat yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara
tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubahUndang-
Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);
2. Undang UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 4431);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahu 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
-2 -

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang
Nomor 23 Tahun 20014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
8. Peraturan PemerintahNomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4502)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
11. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah
Daerah;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun
2013 tentang Jabatan Fungsional Umum Di
Lingkungan Kementrian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun
2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
-3 -

Jaminan Kesehatan Nasional;


15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun
2016 tentang penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman Penetapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas Dan Pegawai Badan Layanan Umum;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);
20. Peraturan Menteri KesehatanNomor 47 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1799);
21. Peraturan Menteri KesehatanNomor 52 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan(Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 19);
22. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 47 Tahun 2017
tentang Tunjangan Kinerja Daerah Berita Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2017 Nomor 50;
23. Keputusan Bupati Sukabumi Nomor.800/Kep. 854-
AKO/2017 tentang Standar Pekerjaan Pegawai
Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
Nomor 50;
24. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor….. Tahun 2019
tentang Remunerasi Pejabat Pengelola dan Pegawai
Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat
Kesehatan Masyarakat (UPTD PUSKESMAS ) Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
LayananUmum Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PETUNJUK TEKHNIS REMUNERASI PEGAWAI UNIT


PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT YANG MENERAPKAN POLA
PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

KESATU Tata Cara Perhitungan bagi pejabat pengelola dan


Pegawai Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat
Kesehatan Masyarakat (UPTD PUSKESMAS) yang
-4 -

menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)


Kabupaten Sukabumi sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dengan keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Palabuhanratu
Pada tanggal : …………………

Plt.KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN SUKABUMI,

HARUN AL RASYID
-5 -

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Nomor :
Tanggal :
Tentang : PETUNJUK TEKHNIS REMUNERASI PEGAWAI UNIT
PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

PETUNJUK TEKHNIS REMUNERASI PEGAWAI PADA UNIT PELAKSANA


TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN
KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

I. Pendahuluan

Sistem pemberian Remunerasi adalah sistem yang mengatur


pengupahan, insentif dan merit, bonus atau tunjangan pegawai yang
diberlakukan di lingkungan Puskesmas yang berada dibawah Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.

Prinsip Remunerasi yaitu:


1. Proporsionalitas yang diukur dengan besarnya beban aset yang
dikelola dan besaran pendapatanPuskesmas
2. Kesetaraan yang memperhatikan industry pelayanan sejenis
3. Kepatutan yang melihat kemampuan Puskesmas dalam
memberikan upah kepada pegawai;

Metode Sistem Remunerasi dapat ditetapkan dengan metoda sebagai


berikut:
1. Metoda single salary system adalah metoda system
remunerasi yang mengintegrasikan pay for position, pay for
performance dan pay for people.
2. Metoda proporsionalitas adalah metoda system remunerasi dengan
menggunakan system prosentasi remunerasi terhadap nilai klaim
BPJS per kasus diagnosa.
3. Metoda Relative value Unit adalah metoda system remunerasi
dengan pembobotan relative untuk mengetahui nilai koefisien
remunerasi yang dihitung dengan pembobotan jasa pelayanan fee
for service dibandingkan dengan klaim BPJS per kasus diagnosa.
4. Dalam kondisi mempertahankan kondusifitas di Puskemas, ketiga
metoda dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan muatan lokal di
Puskesmas;
-6 -

Metode system remunerasi yang ditetapkan di UPTD PPK BLUD


Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi adalah metode
single salaray yang mengintegrasikan pay for position, pay for
performance dan pay for people yaitu:

1. Pay for position yaitu :


a. Jenis remunerasi pada komponen ini terkait langsung dengan
pekerjaan yaitu berupa gaji pokok, dan tunjangan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Komponen ini bersifat pembayaran kepada pegawai berupa


pendapatan langsung, yang besarannya bersifat tetap dan rutin
setiap bulan.

c. Adapun tujuan komponen ini adalah untuk penghargaan kepada


pegawai atas kesediaan dan komitmennya dalam melaksanakan
tuntutan pekerjaan dan mematuhi ketentuan yang berlaku
sebagaimana ditentukan di BLUD UPTD Puskesmas.

2. Pay for performance yaitu :

a. Jenis remunerasi pada komponen ini terkait langsung dengan


pencapaian total target kinerja sebagaimana diharapkan BLUD
UPTD Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.

b. Komponen ini berupa insentif dan atau bonus, bersifat tunai


berupa pendapatan langsung, dan rutin secara periodik, sesuai
ketentuan waktu yang ditetapkan BLUD UPTD Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Adapun besarannya
tergantung pada tingkat pencapaian total target kinerja

3. Pay for people yaitu :


a. Jenis remunerasi pada komponen ini terkait dengan kondisi-
kondisi perorangan/individu yang dianggap oleh Balai
Kesehatan perlu untuk diberikan penghargaan melalui
remunerasi dan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
keuangan UPTD PPK BLUD Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi.

b. Komponen ini diterima manfaatnya oleh pegawai, tergantung


pada kondisi dan pertimbangan serta persyaratan yang
ditetapkan UPTD PPK BLUD Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi, dengan tujuan yang bervariasi
tergantung pada jenisnya, yaitu antara lain untuk memberikan
penghargaan, perhatian, perlindungan dan pembangunan citra
UPTD PPK BLUD Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi.

c. Komponen tersebut dapat berupa bantuan dan atau premi


asuransi, uang jasa masa kerja, uang pension dan lainnya
-7 -

Diharapkan metode single salaray ini dapat meningkatkan kinerja


layanan Puskesmas sehingga tujuan dari diterapkannya Puskesmas
Sebagai UPTD PPK BLUD dapat terlaksana dengan baik.

Oleh karena itu perlu dibuat sebuah tata cara pemberian insentif
untuk dapat dipedomani bagi setiap BLUD UPTD Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi dalam memberikan Remunerasi
sehingga amanat dari ketentuan Pasal 5 ayat (5) Peraturan Bupati
Sukabumi Nomor 42 Tahun 2019 tentang Remunerasi Pejabat
Pengelola dan Pegawai Pada Unit PelaksanaTeknis Daerah Pusat
Kesehatan Masyarakat (UPTD PUSKESMAS ) Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, dapat
terlaksana.

Sebagai pedoman dalam pemberian insentif, maka dibawah ini


dipaparkan penjelasan atas tata cara pemberian insentif dimaksud

II. PENJELASAN UMUM


Penjelasan umum yang dimaksud dalam tata cara pemberian insentif
ini adalah :

1. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Harian Lepas yang selanjutnya


disebut Pegawai Non PNS Harian Lepas adalah pegawai dengan
perjanjian kerja yang diangkat guna melaksanakan tugas yang
bersifat teknis fungsional dan administratif sesuai dengan
kebutuhan serta mendapatkan honor yang bersumber dari
Anggaran Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan berhak mendapatkan
remunerasi;
2. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Honorer yang selanjutnya
disebut Pegawai Non PNS Honorer adalah pegawai diangkat dan
ditetapan sebagai pegawai BLUD oleh Pimpinan BLUD atas
persetujuan Kepala Dinas Kesehatan yang diikat dengan dengan
perjanjian kerja yang diangkat guna melaksanakan tugas yang
bersifat teknis fungsional dan administratif sesuai dengan
kebutuhan serta mendapatkan honor yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja BLUD berhak mendapatkan
remunerasi;
3. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pemberi jasa adalah yaitu
Pegawai Non PNS dipekerjakan sebagai pemberi jasa yang diikat
melalui perjanjian kerjasama menggunakan jasa pihak ketiga ( out
sourchsing ) atau perseorangan yang bertugas guna
melaksanakan tugas yang bersifat fungsional umum sesuai
dengan kebutuhan serta mendapatkan honor sebagaimana diatur
dalam perjanjian kerjasama berdasarkan Kode rekening belanja
barang dan jasa tidak berhak mendapat remunerasi ;
4. Praktik Mandiri Bidan (PMB) adalah tempat pelaksanaan
rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh
Bidan secara perorangan.
-8 -

5. Pengertian Praktik Mandiri Bidan (PMB) sesuai dengan Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Bidan;

III. RUANG LINGKUP


Pemberian insentif diberikan dengan Kriteria perhitungan Skor
Individual (Row Score) yang mempertimbangkan variable:

1. Pengalaman dan masa kerja (basic index);


Pengertian (basic index) adalah pengalaman dan masa kerja
pegawai PNS dan non PNS dalam hal ini :

1. Perhitungan pengalaman dan masa kerja bagi tenaga PNS


didasarkan kepada Surat Keputusan CPNS dan SK PNS
terakhir diberikan nilai berdasarkan kategori:
a. Masa kerja 0 tahun s/d 2 tahun diberi Nilai 6;
b. Masa kerja 3 tahun s/d 5 tahun diberi Nilai12;
c. Masa kerja 6 tahun s/d 10 tahun diberi Nilai18;
d. Masa kerja 11 tahun s/d 15 tahun diberi Nilai 26;
e. Masa kerja 16 tahun s/d 20 tahun diberi Nilai 35;
f. Masa kerja lebih dari 21 tahun diberi Nilai 45.
2. Mengingat tenaga Non PNS Harian Lepas sifat perjanjian
kerjanya dilakukan pembaharuan tiap tahun, maka
penghargaan atas pengalaman masa kerja dihitung; sejak
pegawai yang bersangkutan mulai bekerja di BLUD UPTD
Puskesmas Yang bersangkutan
b. Masa kerja 0 tahun s/d 2 tahun diberi Nilai 3:
c. Masa kerja 3 tahun s/d 5 tahun diberi Nilai 6:
d. Masa kerja 6 tahun s/d 10 tahun diberi Nilai 9;
e. Masa kerja 11 tahun s/d 15 tahun diberi Nilai 13;
f. Masa kerja 16 tahun s/d 20 tahun diberi Nilai 17;
g. Masa kerja lebih dari 21 tahun diberi Nilai 22;
2. Keahlian (competency index);
1. Kriteria perhitungan score individu Jenis Tenaga didasarkan
kepada :
1) Tenaga PNS didasarkan kepada :
a. Tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus lima puluh);
b. Tenaga Kesehatan dengan pendidikan S2 Bidang
Kesehatan, diberi nilai 120 (seratus dua puluh);
c. Tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan
(Ners), dan S2 Non Kesehatan diberi nilai 100 (seratus);
d. Tenaga kesehatan dengan pendidikan paling rendah
S1/D IV, diberi nilai 80 (delapan puluh);
e. Tenaga non kesehatan dengan pendidikan paling
rendah S1, diberi nilai 70 (tujuh puluh);
f. Tenaga kesehatan dengan pendidikan D III, diberi nilai
60 (enam puluh);
g. Tenaga non kesehatan paling rendah dengan
pendidikan D III, atau asisten tenaga kesehatan, diberi
nilai 50 (lima puluh);
Yang dimaksud dengan Asisten Tenaga Kesehatan
adalah Setiap orang yang mengabdikan diri dalam
-9 -

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau


keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan
dibawah jenjang diploma tiga.
h. Tenaga non kesehatan dengan pendidikan dibawah D
III, diberi nilai 25 (dua puluh lima).

2) Tenaga non PNS didasarkan kepada :


a. Tenaga dokter, dokter gigi diberi Nilai 150 (seratus lima
puluh);
b. Tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan, diberi
nilai 70 (tujuh puluh);
c. Tenaga kesehatan paling rendah S1/D4 diberi nilai 60
(enam puluh);
d. Tenaga non kesehatan paling rendah S1diberi nilai 55
(lima puluh lima);
e. Tenaga kesehatan setara D3, diberi nilai 50 (lima puluh;
f. Tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten
tenaga kesehatan, diberi nilai 40 (empat puluh); dan
g. Tenaga non kesehatan di bawah D3 diberi nilai 20 (dua
puluh).
h. Bagi tenaga Non PNS untuk penyesuaian ijazah, maka
penghargaan atas keahlian dihitung setelah 2 (dua)
tahun
2. Pangkat dan Golongan didasarkan kepada :

a. Pembina Utama Muda IV D diberi nilai 23


b. Pembina Utama IV C diberi nilai 20
c. Pembina Muda IV B diberi nilai 16
d. Pembina IV A diberi nilai 14
e. Penata Tk I / III D diberi nilai 12
f. Penata / III C diberi nilai 10
g. Penata Muda Tk I / III B diberi nilai 8
h. Penata Muda III A diberi nilai 6
i. Pengatur Tk I / II D diberi nilai4
j. Pengatur II C diberi nilai 2

3. Resikokerja (risk index);


Pengertian Resiko kerja yang dimaksud adalah resiko kerja yang
dimungkinkan timbul akibat pekerjaan yang dilaksanakan dalam
hal ini :

1. Pekerjaan yang dapat menimbulkan resiko tinggi diberikan


tambahan nilai 3 (tiga);
2. Pekerjaan yang dapat menimbulkan resiko sedang diberikan
tambahan nilai 2 (dua)
3. Pekerjaan yang dapat menimbulkan resiko rendah diberikan
tambahan nilai 1 (satu);
4. Penentuan tingkat resiko kerja setiap pegawai ditetapkan oleh
Puskesmas masing-masing berdasarkan hasil tahapan-
tahapan penilaian tingkat resiko kerja sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 Tentang
-10 -

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan.
5. Pemberian scoring tambahan nilai resiko kerja di kaitkan
dengan tingkat kepatuhan pegawai dalam mematuhi ketentuan
tentang keselamatan kerja yang ditetapkan oleh Pemimpin
BLUD berdasarkan hasil penilaian Tim K3 Fasyankes (Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

4. Tingkat pelayanan kegawat daruratan (emergency index);

1. Pengertian :
Pelayanan kegawatdaruratan adalah pelayanan kegawatdaruratan
pada bencana dan pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari yang
memerlukan tindakan gawat darurat dalam waktu segera untuk
menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan. tahapan-tahapan
pelaksanaan Pelayanan Kegawatdaruratan disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Kegawat daruratan;
2. Kriteria kegawatdaruratan meliputi :
a. Mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan;
b. Adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;
c. Adanya penurunan kesadaran;
d. Adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
e. Memerlukan tindakan segera.
3. Tingkat pelayanan kegawat daruratan :
a. Prioritas 1, pelayanan kesehatan yang dilakukan ketika terjadi
bencana alam, kejadian bencana lainnya dan atau Kejadian Luar
Biasa( KLB ) diberi nilai 5 (lima);
b. Prioritas 2, pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam kondisi
benar-benar Gawat Darurat atau true emergensi tidak bisa
menunggu dan butuh penanganan langsung lainnya diberi nilai 3
(tiga);
c. Prioritas 3 pelayanan kesehatan yang dilakukan kondisi gawat
tetapi tidak darurat atau urgent, diberi nilai 2 (dua);
4. Penanggungjawab Pelayanan kegawat daruratan adalah Dokter atau
Dokter Gigi pada Puskesmas yang ditetapkan oleh pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang memiliki kompetensi ;
5. Penentuan tingkat pelayanan kegawat daruratan sebagaimana
disebutkan dalam angka (4) ditentukan oleh penanggungjawab
pelayanan kegawat daruratan;
6. Pemberian nilai sebagaimana disebutkan angka (3) huruf a, b, dan c,
diberikan berdasarkan dokumen pendukung yang dilaporkan oleh
penanggungjawab pelayanan kegawat daruratan sebagaimana
terlampir;
7. Pemberian nilai diberikan kepada pelaksana pelayanan kegawat
darutan dengan perhitungan :

(X) Jumlah Pelayanan yang ditangani X (Z) Tingkat pelayanan kegawat


berdasarkan prioritas daruratan berdasarkan prioritas

(Y) Jumlah Total Pelayanan berdasarkan


-11 -

prioritas

5. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang (position index);

1) Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2016 Tentang


Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas Kesehatan Bagian Ketujuh
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 25 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pembentukan nomenklatur, tugas pokok, fungsi dan uraian
tugas, tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur sesuai
Ketentuan peraturan perundang-undangan; maka Struktur
Organisasi Tata Kerja BLUD UPTD Puskesmas disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Pelayanan Kesehatan;
2) Penentuan Komposisi pegawai yang menduduki Struktur Organisasi
Tata Kerja BLUD UPTD Puskesmas ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan berdasarkan usulan Pemimpin
BLUD UPTD Puskesmas.
3) Untuk jabatan tertentu (Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha, dan Bendahara, Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa) yang
terkait dengan Pertanggungjawaban penggunaan anggaran dan
berada pada Struktur Organisasi Tata Kerja BLUD UPTD
Puskesmas ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati
berdasarkan usulan Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas melalui
Dinas Kesehatan.
4) Skor Poin Position Indek :
(1) Kepala dan/atau Pemimpin BLUD diberi Nilai 150 (seratus
lima puluh);
(2) Kepala Sub.bagian Tata Usaha menjabat pejabat keuangan
diberi nilai 100 (seratus);
(3) Kepala Sub. bagian Tata Usaha tidak menjabat pejabat
keuangan diberi nilai 90 (Sembilan puluh);
(4) Pejabat Keuangan bukan Kepala Sub. bagian Tata Usaha diberi
nilai 80 (delapan puluh);
(5) Pejabat teknis Bendahara Pengeluaran diberi nilai 80 (delapan
puluh);
(6) Pejabat tekhnis Bendahara Penerimaan diberi nilai 60 (enam
puluh);
(7) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) diberi Nilai 60 (enam
puluh);
(8) Bendahara BOK diberi Nilai 50 (enam puluh);
(9) Penanggungjawab Umum dan kepegawaian, UKM, UKP, Ketua
Satuan Audit Internal, Ketua Tim Mutu, dan Ketua Tim K3
Fasyankes dan Pengurus Barang diberi nilai 50 (lima puluh);
(10) Penanggungjawab unit pelayanan antara lain
Penanggungjawab Puskesmas pembantu, Penanggungjawab
PONED/Rawat inap dan Penanggungjawab BP disesuaikan
dengan hasil kinerja yang dicapai diberi Nilai setingi-tingginya
40 (empat puluh);
(11) Anggota Satuan Audit Internal, anggota Tim Mutu, anggota
Tim K3 Fasyankes diberi nilai 20 (dua puluh), apabila dalam
bulan berjalan ada pelaksanaan kegiatan terkait tugas pokok
dan fungsi dihasilkan data, dan ada laporan;
-12 -

(12) Ketua Tim Pelayanan adalah seseorang yang bertanggungjawab


terhadap tim pelayanan di Puskesmas diberi nilai 30 (tiga
puluh) antara lain:
a. Ketua Tim Pelayanan KIA/Bidan Koordinator;
b. KetuaTim pelayanan Rekam Medik;
c. Ketua Tim Pusling;
d. Ketua Tim Pelayanan poliklnik;
e. Ketua Tim pelayanan Apotik;
f. Ketua Tim Pelayanan IGD;
g. Ketua Tim Pelayanan Laboratorium;
h. Ketua Tim pelayanan one day care; dan
i. Ketua Tim Pelayanan JKN.
(13) Pelaksana Program adalah petugas pelaksana program UKM
esensial dan pelaksana program Pengembangan diberi nilai 20
(dua puluh);
(14) Dalam hal terjadi rangkap jabatan pelaksana UKM esensial
dan atau pelaksana program Pengembangan disebabkan
kekurangan Sumber Daya yang ada, maka kepada petugas
pelaksana program diberi tambahan nilai sebesar 5 (lima)
setiap rangkap jabatan pelaksana program yang diterima.
(15) Rangkap jabatan pelaksana program sebagaimana disebutkan
dalam angka 10 (sepuluh) dapat diberikan paling banyak 2
(dua) program bagi setiap pegawai.
(16) Pelaksana program UKP dan pelaksana program penunjang
pelayanan diberi nilai 15 (lima belas)antara lain:
a. Petugas P-care
b. Petugas Pemeliharaan/maintenance,
c. Petugas Operator Simkeu BLUD/SIMDA
d. Petugas Pengelola pelayanan Rujukan;
e. Petugas Pengelola pelayanan pengaduan; dan
f. Petugas Pengelola Klaim Pelayanan BPJS, JAMKESDA,
JAMPERSAL
(17) Pimpinan BLUD Puskesmas wajib mendistibusikan
pelaksanaan program sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan. Pendistribusian beban tanggungjawab program
diupayakan untuk tidak terjadi rangkap jabatan pelaksana
program (pemerataan beban kerja program).
(18) Pemberian score tanggungjawab/posisi jabatan yang
disandang (position index) diberikan dengan score
hasil/capaian kinerja (performance index) pegawai yang
meduduki jabatan tersebut dikali prosentase capaian kinerja
dalam bulan berjalan ;
(19) Kepala Puskesmas dan Kasubag Tata usaha dapat melakukan
penilaian langsung terhadap prosentase kinerja Jabatan
/Position indek setiap pegawai;

6. Hasil /Capaian kinerja (performance index) ;


hasil/Capaian kinerja dimaksud adalah seberapa besar kontribusi
individu dalam memberikan dan mendukung pelayanan di unit kerjanya
dalam setiap satuan 1 (satu) hari, meliputi:
1) Manajerial;
-13 -

Standar kinerja untuk Kepala Puskesmas dan Ka subag Tata


Usaha
2) Perencanaan;
Standar kinerja untuk Kepala Puskesmas dan Ka subag Tata
Usaha
3) Pengelolaan dokumen dan naskah dinas;
Standar Kinerja Pj Umpeg Pengelolaan surat dan dokumen;
4) Apel rutin;
Standar Kinerja untuk setiap pegawai
5) Pengelolaan keuangan;
Standar Kinerja Bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan,
bendahara BOK
6) Kepegawaian;
Standar Kinerja Pj Umpeg
7) Laporan kinerja :
Standar Kinerja programmer
8) Pengelola barang;
Standar Kinerja Petugas Inventaris Barang
9) Pengelolaan kendaraan;
Standar Kinerja Sopir
10) Pelayanan langsung;
Standar Kinerja Dokter, perawat ,Bidan ,apoteker,
11) Pelayanan farmasi;
Apoteker, Petugas Gudang Farmasi
12) Rumah tangga; dan
Standar Kinerja petugas kebersihan, maintenance

7. Pemberian Skore Performance index dapat diberikan dengan


ketentuan:
1) Jumlah maksimal poin performance index yang dapat dikumpulkan
pegawai dihitung dan ditetapkan berdasarkan kelayakan capaian
kinerja dan kelayakan jam kerja pegawai.
2) Jumlah poin performance index berasal dari akumulasi pada setiap
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan mendapat
penilaian/persetujuan dari atasan langsung masing – masing
pegawai.
3) Besarnya poin setiap performance index ditetapkan sesuai dengan
Standar Pekerjaan Pegawai sebagaimana tercantum dalam lampiran.
4) Masing-masing pegawai selain mencatat pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dalam buku kerja pegawai dan mengajukan kepada
atasan langsung untuk mendapat persetujuan dengan format
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
5) Pekerjaan yang diajukan untuk mendapatkan poin performance
index pekerjaan yang merupakan tugas pokok jabatan yang diatur
berdasarkan Hasil Analisis Jabatan dan Indikator Kinerja Individu
serta pekerjaan tambahan sesuai keputusan Pimpinan BLUD FKTP
yang mengatur tentang Pemberian Tugas Tambahan bagi masing-
masing pegawai.
6) Pencatatan dan pengajuan realisasi pelaksanaan pekerjaan pegawai
menyesuaikan dengan karateristik dan jenis pekerjaan sehingga
memudahkan atasan langsung dalam melakukan pemeriksaan dan
penilaian pekerjaan.
-14 -

7) Atasan langsung melakukan pemeriksaan dan penilaian atas


pelaksanaan pekerjaan yang diajukan oleh bawahan sesuai standar
pekerjaan pada setiap akhir jam kerja.
8) Dalam hal penilian performance indek, pimpinan BLUD dapat
menetapkan standar kinerja yang dapat mendukung pencapaian Visi
dan misi serta pencapaian target kinerja Puskesmas:
9) Dalam hal pengadaan barang dan jasa dilaksanakan oleh Pejabat
Pengadaan Barang dan Jasa yang ada di Puskesmas maka Kepada
Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa diberikan nilai tambahan sesuai
dengan indeks kinerja pegawai yang tercantum dalam performance
indexs terkait point-point pengadaan dibuktikan dengan dokumen
pengadaan;

Untuk semua indeks apabila dalam satu variable Position


8. indeks grading nya ada 2 atau lebih maka dipilih satu dengan
nilai yang paling besar/nilai tertinggi.

Prosentase kehadiran;

Persentase kehadiran adalah waktu kerja pegawai yang dihitung


berdasarkan jadwal jam kerja dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jumlah Jam kerja normatif perhari adalah 300 menit;


2) Jumlah jam kerja perbulan dihitung dari jumlah jam kerja perhari
x jumlah hari kerja efektif satu bulan ;
3) Hadir setiap hari kerja diberi nilai 1 poin ;
4) Terlambat datang dan pulang cepat setiap 7 jam dikurangi 1 point;
5) Ketidak hadiran karena Dinas Luar, rapat dinas dan pelatihan
tekhnis untuk kepentingan dinas tidak mengurangi kehadiran
dibuktikan dengan dengan surat tugas dari Kepala Puskesmas
yang ditanda tangani pejabat berwenang;
6) Pegawai yang tidak hadir, terlambat datang dan meninggalkan
kantor sebelum waktu pulang dengan alasan dinas luar, tidak
mengurangi prosentase kehadiran apabila didukung dengan bukti
surat tugas/perintah dan/atau disposisi pimpinan yang ditanda
tangani pejabat yang berwenang;
7) Pegawai yang melaksanakan dinas luar sebagaimana dimaksud pada
angka (5) dan angka (6) harus menyerahkan laporan hasil dinas luar
paling lambat 2 (dua) hari setelah selesai melaksanakan dinas luar
dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran;
8) Pegawai yang tidak menyerahkan laporan hasil dinas luar
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan (6) maka dianggap tidak
melaksanakan dinas luar dan akan mendapatkan pengurangan
waktu jam kerja;
9) Pegawai yang tidak hadir dengan alasan sakit lebih dari tiga hari ,
harus dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter atau
surat cuti sakit;
10) Ketidak hadiran karena sakit lebih dari tiga hari harus didukung
dengan surat keterangan dokter;
11) Jumlah kehadiran dihitung berdasarkan Jumlah jam kerja satu
bulan dikurangi jumlah tidak hadir
-15 -

12) Ketidak hadiran dihitung dari jumlah tidak hadir tanpa keterangan
(TK), izin, cuti, datang terlambat dan pulang cepat:
13) Persentase kehadiran pegawai untuk penghitungan berdasarkan
absen elektronik atau manual dihitung dengan rumus ;
14) Bagi Puskesmas yang menerapkan sistim absensi elektronik dapat
menetapkan batas toleransi waktu scan masuk(datang) dan batas
toleransi waktu scan keluar (pulang);

(X) Jumlah kehadiran (menit) Score


X(Z)100% = Kehadiran
(Y) Jumlah Jam Kerja dalam satu bulan(menit)
15. Perhitungan persentase kehadiran pegawai sebagaimana dimaksud
pada angka (12) dihitung oleh masing–masing petugas
presensi/Bagian Kepegawaian Puskesmas yang ditunjuk oleh
Pimpinan BLUD, dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran.
16. Setiap Puskesmas menyusun rekapitulasi kehadiran pegawai dan
disahkan oleh Pimpinan BLUD dengan format sebagai mana
tercantum dalam Lampiran;
17. Setiap pegawai wajib melaksanakan absen pada saat masuk kerja
dan pulang kerja. Bagi pegawai yang diberitugas sebagai
PenanggungJawab Puskesmas Pembantu, Bidan Poskesdes, Bidan
Desa yang lokasi tempat bekerjanya jauh dari Puskesmas Induk
maka dokumen kehadiran waktu kerja dibuktikan foto kegiatan dan
dokumen pelaksanaan kegiatan ditandatangani aparat setempat
disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan;
18. Pegawai yang melaksanakan absen hanya satu kali pada saat datang
atau pada saat pulang bukan karena melaksanakan Dinas Luar
maka mendapatkan pengurangan waktu 1 (satu) hari kerja;
19. Dinas Luar sebagaimana dimaksud angka 18 , dinas luar yang
dilaksanakan sebelum jadwal absensi masuk dan kembali ke
Puskesmas sebelum jadwal absensi pulang , dan dinas luar yang
dilaksanakan setelah absensi masuk dan melaksanakan dinas luar
melebihi batas waktu jam kerja pada hari yang sama

9. REMUNERASI
1) Pejabat Pengelola dan pegawai BLUD diberikan remunerasi sesuai
dengan tanggungjawab dan profesionalisme.
2) Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
honorarium, tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi,
pesangon, dan / atau pension yang diberikan dalam komponen
meliputi:
(1) gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;
(2) tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
(3) insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji;
-16 -

(4) bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang
bersifat tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan
insentif, atas prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat
tertentu;
(5) pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna
jabatan sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
(6) pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
3) Pejabat Pengelola menerima remunerasi meliputi:
(1) bersifat tetap berupa gaji;
(2) bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus
atas prestasi; dan
(3) pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya atau pensiun bagi pegawai negeri sipil.
4) Pegawai menerima remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) meliputi:
(1) bersifat tetap berupa gaji;
(2) bersifat tambahan berupa insentif dan bonus atas prestasi; dan
5) Pengaturan remunerasi dalam peraturan kepala daerah
sebagaimana dihitung berdasarkan indikator penilaian, meliputi:
(1) pengalaman dan masa kerja;
(2) keahlian ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
(3) resiko kerja;
(4) tingkat kegawat daruratan;
(5) Tanggung jawab jabatan yang disandang; dan
(6) hasil/capaian kinerja.
(7) Prosentase kehadiran
6) Remunerasi yang dilaksanakan di BLUD UPTD Puskesmas di
Kabupaten Sukabumi berupa insentif langsung dan tidak langsung;

10. Pengurang Remunerasi


1) Remunerasi setiap pegawai ditransfer ke rekening pegawai setelah
dikurangi :
(1) Pajak Golongan III 5%, pajak golongan IV 15%
(2) Pajak Non PNS Jumlah Remunerasi – Rp. 4.500.000 X 5%
(3) Cicilan pinjaman Koperasi bagi yang sudah memiliki Koperasi
Pegawai
(4) Pengurang dari penerapan sangsi;
2) Sangsi :
(1) Pegawai BLUD UPTD Puskesmas di Kabupaten Sukabumi
yang memangku jabatan berkinerja buruk selama 2 (dua)
tahun berturut-turut, dapat diberhentikan dari jabatannya.
(2) Pegawai UPTD Puskesmas di Kabupaten Sukabumi yang
berkinerja buruk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
dipertimbangkan untuk diberhentikan sebagai pegawai
BLUD UPTD Puskesmas dan dikembalikan ke Dinas
-17 -

Kesehatan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
(3) Pegawai yang mengambil cuti besar/cuti bersalin, secara
otomatis tidak mendapatkan insentif selama waktu cuti.
(4) Dalam hal pegawai yang mengambil cuti sebagaimana
dimaksud pada angka (3) digantikan oleh pegawai yang
setara, insentif pegawai yang bersangkutan menjadi hak
pegawai pengganti, atau insentif langsung adalah hak dari
pegawai pengganti.
(5) Pegawai pengganti sebagimana dimaksud angka (4) berlaku
untuk pegawai yang bersifat tekhnis fungsional seperti
dokter, dokter gigi, bidan, atau perawat;
(6) Pegawai pengganti sebagimana dimaksud pada angka (5)
harus mendapat surat pelimpahan kewenangan dari pegawai
yang digantikan yang diketahui oleh kepala Puskesmas;
(7) Surat Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud
angka (6) memuat batasan kewenangan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh pegawai pengganti sesuai dengan
peraturan perundang -undangan yang berlaku;
(8) Jika pegawai terbukti mencuri, insentif langsung maupun
insentif tidak langsung dikurangi sebesar 50% (lima puluh
persen).
(9) Jika pegawai menghilangkan barang milik Puskesmas
(negara) tanpa dokumen yang jelas insentif langsung
maupun insentif tidak langsung dikurangi sebesar senilai
cicilan pembayaran ganti rugi barang milik negara (TGR)
sampai nilai barang tersebut tergantikan;
(10) Pegawai yang membocorkan rahasia UPTD Puskesmas
kepada pihak luar, insentif dikurangi sebesar 50% (lima
puluh persen).
(11) Pegawai yang terbukti, menggunakan narkoba, insentif
didikurangi 100% (seratus persen).
(12) Pegawai yang berkelahi, insentif langsung keduanya
dikurangi 50 % (lima puluh persen).
(13) Pegawai yang tidak mengikuti kegiatan rutin Puskesmas
seperti Lokakarya bulanan, pertemuan rutin, dikurangi 10
% (sepuluh) dari total insentif yang diterima.
(14) Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa keterangan lebih dari
4 hari dikurangi 10 % dari total insentif yang diterima.
(15) Prosentase yang diperoleh sebagaimana dimaksud pada poin
(5), (7), (8), (9),(10),(11) masuk kedalam pos Remunerasi
bulan berikutnya
11. INSENTIF LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Insentif langsung maupun tidak merupakan bagian dari remunerasi
yang diberikan kepada pegawai BLUD UPTD Puskesmas sebagai
penghargaan atas kinerja pelayanan yang diberikan kepada pasien
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
1) Insentif Langsung
-18 -

(1) Insentif tidak langsung yang dilaksanakan pada BLUD UPTD


Puskesmas adalah Bagian dari sistem Remunerasi yang
diberikan kepada pegawai BLUD UPTD Puskesmas;
(2) Insentif langsung diberikan kepada penghasil jasa
(Pendapatan) baik individu maupun kelompok sebagai
penghargaan atas kualifikasi,kompetensi dan kinerja
pelayanan yang diberikan ;
(3) Besaran insentif langsung setiap pegawai tergantung jumlah
dan kinerja pelayanan yang diberikan selama bulan berjalan
;
(4) Sumber pendapatan insentif langsung diperoleh dari :
a. Jasa Langsung dari tindakan di Poliklnik Umum;
b. Jasa Langsung dari tindakan di Poliklnik KIA/KB;
c. Jasa Langsung dari tindakan di Poliklnik KIA/KB;
d. Jasa Langsung dari tindakan di Poliklnik Gigi;
e. Jasa Langsung dari tindakan di Ruang IGD;
f. Jasa Langsung dari tindakan Persalinan Umum, JKN,
Jampersal, Jamkesda ;
g. Jasa Langsung dari tindakan di Laboratorium;
h. Jasa Langsung dari pemeriksaan kesehatan calon Jemaah
haji;
i. Jasa langsung KIR dokter;
j. Jasa langsung dari Tindakan di PONED/rawat inap;

(5) Jasa pelayanan ditetapkan paling tinggi 60 % (enam puluh


persen) dari pendapatan yang diterima BLUD UPTD
Puskesmas.
(6) Distribusi insentif langsung Jasa layanan rawat jalan Umum
dan rawat inap dan PONED adalah 45 % dari nilai 100%
jasa (60%) tarif pelayanan , dengan formula:

Jasa Langsung = tarif x 60% x 45%

(7) Sisanya 55% didistribusikan kepada :


a. Pos Remunerasi sebesar 40% (empat puluh persen)
b. Insentif Pimpinan BLUD FKTP 5% (lima persen)
c. Insentif Pejabat Pengelola Keuangan BLUD 4% (empat
persen)
d. Insentif Penanggungjawab Medis 3 % (tiga persen)
e. Insentif Bendahara Pengeluaran 2% (dua persen)
f. Insentif Bendahara Penerimaan 1 % (satu persen)
(8) Transfer Jasa insentif langsung dipisahkan dengan insentif
tidak langsung

2) Insentif Tidak Langsung


1) Insentif tidak langsung yang dilaksanakan pada BLUD UPTD
Puskesmas adalah Bagian dari sistem Remunerasi yang diberikan
kepada pegawai BLUD UPTD Puskesmas;
2) Insentif tidak langsung diberikan kepada seluruh pegawai
berdasarkan Skor Individual (Row Score) dibagi jumlah skore total
seluruh pegawai dikalikan dengan jumlah dana pos remunerasi
yang tersedia
-19 -

3) Dana insentif tidak langsung bersumber dari Pos Remunerasi.


4) Dana Pos Remunerasi bersumber dari :
(1) 60 % Jasa Pelayanan Kapitasi JKN ;
(2) 40 % Distribusi jasa pelayanan (60%) distribusi jasa rawat
jalan Umum,KIA/KB, tindakan umum, tindakan gigi, tindakan
UGD, tindakan laboratorium, tindakan persalinan dalam
gedung Puskesmas, tindakan Rawat inap ,tindakan di PONED,
Pelayanan kesehatan Calon haji, pelayanan KIR dokter, jasa
pelayanan Non Kapitasi Dalam Gedung Puskesmas dan lain
lain pendapatan yang syah ;
(3) 40 % Jasa Pelayanan Non Kapitasi Dalam Gedung Puskesmas
sebagimana angka (3) diatas dengan perhitungan :
Pos remunerasi = Tarif x 60 % x 40%

Contoh :
Total pendapatan Non Kapitasi (tarif) (persalinan /KB) Rp.
10.000.000,0

Cara Perhitungan :
Tarif x Jasa (60%) x 40 % = Pos remunerasi
Rp. 10.000.000 x 60% x 40% = Rp. 2.400.000,0

(4) 40 % Distribusi jasa Pelayanan Non Kapitasi BPM/PMB;


(5) 40 % Dana pos remunerasi dari proporsi distribusi jasa
pelayanan non kapitasi BPM/PMB (40%) sebagaimana angka
(4) diatas dengan perhitungan :
Pos remun = Tarif x 40% x 40%
Contoh :
Tarif Persalinan Non Kapitasi Rp.700.000,0
Jasa BPM = 60 % (diberikan kepada BPM)
Jasa Puskesmas = 40 %
Perhitungan Jasa BPM = Rp.700.000,0 x 60 % = 420.000,0
Perhitungan jasa PKM = Rp.700.000,0 x 40 % = 280.000,0
Dana Pos Remunerasi Non Kapitasi BPM adalah
= Rp.280.000,0 x 40 % = Rp. 112.000,0 (pos Remunerasi)

(6) 40 % dari Jasa hasil kerjasama operasi;


Besaran Jasa dari kerjasama Operasi berdasarkan MOU KSO
yang disepakati antara BLUD Puskesmas dengan Pihak yang
melakukan KSO;
Contoh :
Pendapatan dari KSO = Rp. 5.000.000,0
Jasa Puskesmas 60% = Rp. 3.000.000,0 (x)
Operasional 40 % = Rp. 2.000.000,0 (Y)
Pos remunerasi (Z) = (X) x 40%
= Rp.3.000.000,0 x 40 %
= Rp. 1.200.000,0

(7) 40 % dari 60 % Pendapatan lain lain yang syah;


-20 -

5) Tata Cara Perhitungan


(1)Pejabat pengelola dan pegawai BLUD berhak mendapatkan
remunerasi sesuai dengan besaran total skor individu
pegawai yang bersangkutan;
(2)Kriteria perhitungan Skor Individu (Row Score) merupakan
penjumlahan variabel :
a. Pengalaman dan masa kerja (basic index);
b. Keahlian (competency index);
c. Risiko kerja (risk index);
d. Tingkat pelayanan kegawat daruratan (emergency index);
e. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang (position
index);
f. Prosentasi Hasil /capaian kinerja (performance index) ;dan
g. Persentase kehadiran (absensi);
(3)Jumlah total skor individu adalah hasil perkalian jumlah skor
individu di kali score kehadiran
Jumlah skor individu = 259 point, score kehadiran 0,8 maka
jumlah total skor individu adalah 259 x 0,8 = 207,2 point (X)
(4) Pemberian insentif tidak langsung kepada Pegawai BLUD
menggunakan formula rumus perhitungan :

(x) Total Score Individu


X (z) Jumlah Dana Pos Remunerasi
(y) Jumlah total skor
seluruh pegawai

Contoh 1 :
a. pengalaman dan masa kerja (basic index); diberinilai
b. keahlian (competency index), diberinilai 60

Contoh2 :
c. Diketahui di bulan januari ada seorang Tenaga PNS Bidan
dengan masa kerja 6 tahun diberikan jabatan pelaksana
program,memiliki resiko kerja tinggi
Kepatuhan Standar Operasional APD di Puskesmas
1. Penutup kepala
2. Apron dan
3. Sepatu boot
bidan yang bersangkutan ketika melaksanakan pekerjaan tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri sepatu boot. Maka
penilaiannya :

Kepatuhan terhadap penggunaan APD


X Score resiko kerja
Tingkat resiko kerja
2
x 2 = 1,33
3

Jadi nilai resiko kerja yang dapat diberikan adalah 1,33 point.
-21 -

a. pengalaman dan masa kerja (basic index); diberinilai 5;


b. keahlian (competency index), diberinilai 60;
c. resikokerja (risk index); diberinilai 1,33;
d. Tingkat pelayanan kegawat daruratan(emergency index);

Contoh3 :
Dipertengahan bulan januari bidan tersebut melakukan pelayanan
kegawat daruratan sesuai advis dokter untuk melaksanakan
rujukan dengan kasus Tingkat pelayanan kegawatdaruratan prioritas
2 sebanyak 3 kasus, dan total pelayanan kasus kegawat daruratan
pada bulan januari sebanyak 10 kasus, maka rumus
perhitungannya :
Pemberian nilai/score tingkat pelayanan kegawatdaruratan
menggunakan rumus formula :

(X) Jumlah Pelayanan yang ditangani


(Z) Tingkat pelayanan kegawat
berdasarkan prioritas
X daruratan berdasarkan
(Y) Jumlah Total Pelayanan berdasarkan
prioritas
prioritas

(X) 3 kasus
X (Z) 3 nilai prioritas
(Y) 10 kasus
= 0,9point
a. pengalaman dan masa kerja (basic index),diberinilai 5 point
b. keahlian (competency index), diberinilai 60 point
c. resikokerja (risk index),diberinilai 1,33 point
d. Tingkat pelayanankegawatdaruratan (emergency index),
diberinilai 0,9 point
e. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang (position index);

Contoh 4: Diketahui di bulan januari ada seorang Tenaga PNS


Bidan dengan masa kerja 6 tahun diberikan jabatan
pelaksana program, memiliki resiko kerja tinggi, ketika
melaksanakan pekerjaan tidak menggunakan
AlatPelindung Diri sepatu boot, Dipertengahan bulan
januari bidan tersebut melakukan pelayanan
kegawatdaruratan sesuai advis dokter untuk melaksan
akan rujukan dengan kasus Tingkat pelayanan
kegawatdaruratan prioritas 2 sebanyak 3 kasus, dan
total pelayanan kasus kegawatdaruratan pada bulan
januari sebanyak 10 kasus.
Karena Bidan tersebut memiliki beban
tanggungjawab/posisi sebagai pelaksana program,
maka Kewajiban berdasarkan hasil capaian kinerja
100 % sesuai dengan tanggungjawabanya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai pelaksana
program kewajiban yang harus dikerjakan membuat
laporan sebanyak 10 dokumen. Akan tetapi Bidan
tersebut hanya membuat sebanyak 8 dokumen atau
setara dengan 80 % capaian kinerja.
Maka perhitunganya :
-22 -

Nilai score atas position index bidan sebaga bidan


pelaksana program adalah 15,
Penerimaan position indek = Nilai Position index x Jumlah capaian kinerja Posisi

15 x 80 % = 12 point

Jadi position indexnya diberi nilai 12

a. Pengalaman dan masa kerja (basic index), diberi


nilai 5 point
b. Keahlian (competency index), diberi nilai 60 point
c. Resiko kerja (risk index), diberi nilai 1,33 point
d. Tingkat pelayanan kegawatdaruratan (emergency
index), diberi nilai 0,9 point
e. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang
(position index);diberi nilai 12 point;
f. hasil /capaian kinerja (performance index) ;

Contoh5: Diketahui di bulan januari ada seorang Tenaga PNS


Bidan dengan masa kerja 6 tahun;

Diberikan jabatan pelaksana program, memiliki resiko


kerja tinggi, ketika melaksanakan pekerjaan tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri sepatu boot,
Dipertengahan bulan januari bidan tersebut melakukan
pelayanan kegawatdaruratan sesuai advis dokter untuk
melaksanakan rujukan dengan kasus Tingkat pelayanan
kegawatdaruratan prioritas 2 sebanyak 3 kasus, dan
total pelayanan kasus kegawatdaruratan pada bulan
januari sebanyak 10 kasus.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai pelaksana


program kewajiban yang harus dikerjakan membuat
laporan sebanyak 10 dokumen. Akan tetapi Bidan
tersebut hanya membuat sebanyak 8 dokumen atau
setara dengan 80 % capaian kinerja.

Nilai performace index sesuai dengan Tugas dan


Fungsinya yang tercantum dalam table lampiran standar
lampiran performace. Dalam pelaksanaan kegiatan
hanya dapat mencapai hasil 80 %,
a. Pengalaman dan masa kerja (basic index), diberi nilai
5 point
b. Keahlian (competency index), diberi nilai 60 point.
c. Resiko kerja (risk index), diberi nilai 1,33 point
d. Tingkat pelayanan kegawatdaruratan (emergency
index), diberi nilai 0,9 point
e. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang
(position index); diberi nilai 12 point;
f. Hasil /capaian kinerja (performance index) diberi nilai
80;
g. Persentase kehadiran;
(X) Jumlah hari kerja efektif x Jam kerja Efektif per
hari = jam kerja satu bulan (dalam menit)
-23 -

(Y) Jumlah jam kerja efektif /hari= 300 menit


(Z) Konstanta = 100

Y/XxZ

Catatan :
Jumlah hari kerja bersifat fluktuatif tidak menetap
setiap bulannya

Contoh 6: a. Diketahui di bulan januari ada seorang Tenaga PNS


Bidan dengan masa kerja 6 tahun.
c. Diberikan jabatan pelaksana program, memiliki resiko
kerja tinggi,
d. Ketika melaksanakan pekerjaan tidak menggunakan
Alat Pelindung Diri sepatu boot,
e. Dipertengahan bulan januari bidan tersebut
melakukan pelayanan kegawatdaruratan sesuai advis
dokter untuk melaksanakan rujukan dengan kasus
Tingkat pelayanan kegawatdaruratan prioritas 2
sebanyak 3 kasus, dan total pelayanan kasus
kegawatdaruratan pada bulan januari sebanyak 10
kasus.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai pelaksana
program kewajiban yang harus dikerjakan membuat
laporan sebanyak 10 dokumen. Akan tetapi Bidan
tersebut hanya membuat sebanyak 8 dokumen atau
setara dengan 80 % capaian kinerja.
g. Nilai performace index sesuai dengan Tugas dan
Fungsinya yang tercantum dalam table lampiran
standar lampiran performace. Dalam pelaksanaan
kegiatan hanya dapat mencapai hasil 80 %,
h. Bidan tersebut tidak hadir 1 hari karena lasan ijin
maka perhitungnya

Perhitungan kehadiran :

Jumlah
jam
kerja
Peg. - Jml tdk hadir + Datang Terlambat + Pulang Cepat (menit) X 100%
Jumlah jam kerja dalam satu bulan (menit)
1 bln
dalam
menit

Contoh kasus:

(X) Jumlah hari kerja efektif = 27 hari


Jumlah jam efektif/hari = 300 menit
Tidak hadir 1 hari = 300 menit
Datang terlambat 7 jam = -1 , (PC) Pulang Cepat 7 jam =-1
(Y) Jumlah tidak hadir = 900 menit
(K) konstanta = 100 %

Maka penghitungan kehadiran adalah :


(X) 8100 – 900 X (K) 100% = 0,948 point
(X) 8100
-24 -

Catatan : Jumlah jam kerja satu bulan akan berbeda setiap


bulan ,tergantung jumlah hari kerja di bulan berjalan

a. Pengalaman dan masa kerja (basic index), diberi nilai 5 point


b. Keahlian (competency index), diberi nilai 60 point
c. Resiko kerja (risk index), diberi nilai 1,33 point
d. Tingkat pelayanan kegawat daruratan (emergency index), diberi
nilai 0,9 point
e. Tanggungjawab/posisi jabatan yang disandang (position index);
diberi nilai 12 point;
f. Hasil /capaian kinerja (performance index) ; 80
g. Persentase kehadiran; diberi nilai 0,95point
Jadi jumlah total score individu seorang bidan diatas adalah :
a + b + c + d + e + f + g + h = jumlah score individu
(5+60+1,33+0,9+12+80) x 0,95 = 254,23 point
Rumus perhitungan pembagian Remunerasi
X=Jumlah score individu
Y=Jumlah total skor seluruh pegawai
Z=Jumlah dana Pos Remunerasi

(X) 254,23
X (Z) Dana Pos Remunerasi
(Y) Jumlah total score Seluruh Pegawai
= Jasa Remunerasi Yang diterima

IV. JASA NON KAPITASI


1. Jasa Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim non kapitasi
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan pelayanan yang telah ditentukan oleh BPJS.
2. Besaran pembagian jasa pelayanan non kapitasi dengan ketentuan :
1) Pembagian jasa pelayanan Persalinan, KB Non Kapitasi ,apabila
ditransfer melalui rekening BLUD, maka perlakuan pembagian jasa
langsung mengikuti aturan yang berlaku di BLUD UPTD Puskesmas
(1) Insentif langsung Klaim Non Kapitasi BPM/PMB yang
bekerjasama dengan BLUD Puskesmas diberikan sebesar 100%
dari 60 % Tarif Pelayanan;
(2) Sisanya 40 %, (100 %)nya didistribusikan dengan rincian :
a. Pos Remunerasi sebesar 40% (empat puluh persen)
b. Insentif Pimpinan BLUD FKTP 15% (lima persen)
c. Insentif Pejabat Pengelola Keuangan BLUD 14% (empat belas
persen)
d. Insentif Penanggungjawab Medis 10 % (sepuluh persen)
e. Insentif Bendahara Pengeluaran 9 % (Sembilan persen)
f. Insentif Pengelola Klaim 7 % (tujuh persen)
g. Insentif Bendahara Penerimaan 5 % (lima persen)

(3) Insentif langsung Klaim Non kapitasi dalam Gedung Puskesmas


sesuai aturan distribusi jasa pelayanan rawat jalan yang
berlaku di BLUD UPTD Puskesmas sebesar 45 % dari 100%
Jasa pelayanan Puskesmas (60%)
-25 -

2) Apabila Jasa pelayanan Non Kapitasi di transfer langsung ke


rekening Bidan (BPM/PMB), maka komposisi pembagian jasa
pelayanan dituangkan dalam Kesepakatan Bersama antara
BPM/PMB dengan BLUD Puskesmas
3. Pembayaran klaim non kapitasi untuk pelayanan kebidanan dan
neonatal Praktik Mandiri Bidan (PMB) dan atau FKTP diluar milik
Pemerintah Daerah diatur dalam kesepakatan kerjasama dengan
BLUD UPTD Puskesmas yang disesuaikan dengan ketentuan terkait
Jejaring FKTP didalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun
2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional.

VI. MEKANISME DISTRIBUSI INSENTIF


Pelaksanaan pemberian insentif dilakukan :
1. Insentif langsung maupun tidak langsung dibayarkan (ditransfer) ke
rekening pegawai paling lambat tanggal 17 (tujuh belas) bulan
berikutnya
2. Mekanisme transfer (pemindah bukuan) insentif langsung dan
insentif tidak langsung dilaksanakan secara terpisah
3. Besaran insentif tidak langsung) bagi setiap pegawai bisa berbeda
setiap bulan tergantung kepada besar kecilnya Pos Remunerasi.
4. Skor/point individu bisa berubah setiap bulan tergantung kinerja
pegawai yang bersangkutan

V. EVALUASI DAN PELAPORAN

1. Pemberiani insentif langsung dan insentif tidak langsung kepada


Pegawai BLUD UPTD Puskesmas di evaluasi setiap tahun.
2. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Dinas Kesehatan untuk
dilakukkan evaluasi lebih lanjut guna perbaikan metode
remunerasi.
3. Pelaporan pemberian insentif langsung dan insentif tidak langsung
kepada Pegawai BLUD UPTD Puskesmas dilakukan menggunakan
format isian sebagamana terlampir.
4. Hasil pelaksananaan Pemberian insentif langsung dan insentif tidak
langsung kepada Pegawai BLUD UPTD Puskesmas disampaikan
kepada Bupat imelalui Sekretaris Daerah.

VI.PENUTUP

1. Dalam kondisi belum sepenuhnya indicator penilaian kinerja


individu dapat dihitung (performance Indek) dengan instrument
yang baku, maka Pimpinan BLUD menetapkan indicator yang
mungkin dapat dilakukan dan dapat didukung dengan
dokumen yang valid sebagai bukti penilaian;
2. Kegiatan-kegiatan dalam indiKator performance indek yang sudah
didanai oleh Dana Bantuan Operasional Kesehatan tidak
mendapat point kinerja ;
3. Kinerja pelayananan di BLUD Puskesmas dititik beratkan pada
pencapaian tujuan program Peningkatan Mutu Pelayanan
-26 -

Kesehatan dan kegiatan peningkatan Mutu pelayanan Kesehatan,


manajemen pelayanan, manjemen sumber daya manusia,
manajemen keuangan, dalam rangka meningkatkan pendapatan
dan kemandirian Puskesmas
- 27 -

Anda mungkin juga menyukai