Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

RSUD KOLONEL ABUNDJANI


BANGKO
TERAKREDITASI: UTAMA (KARS: 2017-2020)
Jln. Kesehatan No. 20 Kel. Pematang Kandis Bangko Telp. (0746)
21459, 21118

PERATURAN PEMIMPIN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOLONEL ABUNDJANI BANGKO
BANGKO
NOMOR : TAHUN 2022
TENTANG
PERATURAN PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(PPK BLUD RSUD) KOLONEL ABUNDJANI BANGKO BANGKO

PEMIMPIN BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO BANGKO,

Menimbang : Bawa untuk melaksanakan Peraturan Presiden Republik


Indonesia nomor 12 tahun 2021 Tentang Perubahan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 pasal 61 ayat
1 dan 2 Tentang Pengadaan Barang dan/atau Jasa
Pemerintah, perlu menetapkan Peraturan Pemimpin
BLUD RSUD Kolonel Abundjani Bangko Bangko tentang
Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kolonel
Abundjani Bangko Bangko;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko
dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
6. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor: 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan badan
layanan Umum;
10. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Pemerintah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2021 Nomor 187);
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan/atau Jasa Pemerintah (
Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2021
Nomor 63);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 703 tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan pengadaan Barang dan/atau Jasa pada
Instansi Pemerintah Pola Pengelolaan Keuangan
badan Layanan Umum Daerah di lingkungan
Departemen Kesehatan;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
76/PMK.05/2008 tentang Pedoman akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan
Layanan Umum;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2036);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 825);
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
49/PMK.02/2017 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2018 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 533);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita
Negara republic Indonesia Tahun 2018 Nomor1213);
20. Peraturan Bupati Merangin Nomor 29 Tahun 2008
tentang Tupoksi Rumah Sakit Daerah;
21. Peraturan Bupati Merangin Nomor 49 Tahun 2014
tentang Penetapan Rumah Sakit Daerah Kolonel
Abundjani Bangko Bangko sebagai Badan Layanan
Umum Daerah BLUD;
22. Peraturan Bupati Merangin Nomor 57 Tahun 2014
tentang Penatausahaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah BLUD Rumah Sakit Daerah Kolonel
Abundjani Bangko Bangko ;
23. Peraturan Bupati Merangin nomor 32 Tahun 2021
tentang pembentukan, susunan organisasi,
kedudukan, tugas fungsi dan tata kerja UPTD Rumah
Sakit Umum Daerah Kolonel Abundjani Bangko
Bangko.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PENGADAAN BARANG DAN/ATAU


JASA BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO
BANGKO

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan:


1. Kabupaten adalah Kabupaten Merangin;
2. Pemerintah Daerah adalah pemerintah Daerah Kabupaten Merangin;
3. Bupati adalah Bupati Merangin;
4. Rumah Sakit Umum Daerah Kolonel Abundjani Bangko Bangko yang
selanjutnya disingkat RSUD Kolonel Abundjani Bangko Bangko adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Kolonel Abundjani Bangko Bangko milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin;
5. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
selanjutnya disingkat PPK BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas;
6. Pemimpin BLUD adalah Kepala SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang
menerapkan PPK-BLUD;
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
8. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
lebih unit kerja pada BLUD sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk Barang dan/atau Jasa.
9. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat RBA-
BLUD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan PPK-BLUD.
10. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
SKPD yang dipimpinnya.
11. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada SKPD yang bersangkutan.
12. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat
PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD.
13. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan PPK-BLUD pada SKPD.
14. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menata-usahakan dan
mempertanggung-jawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan PPK-BLUD pada unit kerja SKPD.
15. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang
dan/atau Jasa.
16. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK
adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
17. Pejabat Pengadaan adalah Personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang dan/atau Jasa yang melaksanakan Pengadaan
Barang dan/atau Jasa;
18. Panitia Pengadaan adalah Panitian yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan
penyedia barang dan/atau jasa;
19. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan
Pengadaan Langsung Barang dan/atau Jasa.
20. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh Pemimpin PPK-BLUD yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.
21. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
22. Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut
UKPBJ adalah unit organisasi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan
Barang dan/atau Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau
melekat pada unit yang sudah ada.
23. Kelompok Kerja Pemilihan adalah Kelompok Kerja Pemilihan yang
diangkat dan diberhentikan oleh Kepala UKPBJ.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2

(1) Ruang Lingkup pengadaan barang dan jasa dalam peraturan ini adalah
pengadaan barang dan jasa BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI
BANGKO yang sumber dananya berasal dari :
a. Jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat
b. Hibah tidak terikat
c. Hasil kerja sama dengan pihak lain
d. Lain – lain pendapatan BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI
BANGKO yang sah.

(2) Pengadaan barang dan jasa pada BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI
BANGKO yang dananya bersumber dari APBD dan APBN dikecualikan
dari peraturan ini dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku
bagi pengadaan barang dan jasa pemerintah

Maksud dan Tujuan


Pasal 3

(1) Maksud ditetapkannya peraturan ini adalah untuk memberikan pedoman


pelaksanaan teknis dan administrasi dalam pelaksanaan pengadaan
Barang dan/atau Jasa PPK BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI
BANGKO sehingga memudahkan bagi pelaksana pengadaan Barang
dan/atau Jasa dan penyedia Barang dan/atau Jasa dalam proses
pengadaan Barang dan/atau Jasa sesuai dengan fungsi dan peranan
masing-masing

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan ini adalah agar PPK BLUD RSUD
Kolonel Abundjani Bangko dalam pengadaan Barang dan/atau Jasa PPK
BLUD RSUD Kolonel Abundjani Bangko dapat menjamin ketersediaan
barang dan /jasa yang lebih bermutu, cepat serta mudah menyesuaikan
dengan ketentuan untuk mendukung kelancaran pelayanan PPK BLUD
RSUD Kolonel Abundjani Bangko.

Bagian Ketiga
Prinsip Dasar
Pasal 4

Pengadaan Barang dan/atau Jasa PPK BLUD RSUD Kolonel Abundjani


Bangko dilakukan berdasarkan prinsip efisien, afektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif, akuntabel, fleksibel dan praktek bisnis
yang sehat.

Pasal 5
(1) Guna efektivitas dan efesiensi dalam pengeluaran biaya BLUD untuk
pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa PPK BLUD RSD Kolonel
Abundjani Bangko diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian
dari ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan
barang dan/atau jasa pemerintah;
(2) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pengadaan perbekalan farmasi;
b. Pengadaan makan dan minum pasien;
c. Pengadaan jasa cleaning service;
d. Pengadaan jasa konstruksi;
e. Pengadaan jasa konsultansi; dan
f. Pengadaan barang dan/atau jasa operasional rumah sakit.
g. Inhouse training

Pasal 6

Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan


berdasarkan pedoman pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan
oleh pemimpin PPK BLUD RSD Kolonel Abundjani Bangko Bangko dengan
mengikuti prinsip-prinsip :
e. Transparansi, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa termasuk syarat teknis administrasi pengadaan,
tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang.jasa,
sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat bagi
masyarakat luar pada umumnya;

b. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi


semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan/atau alasan apapun;

c. Akuntabilitas, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun


manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam
pengadaan barang/jasa;

d. Praktek bisnis yang sehat;

BAB II
PELAKU PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA
Bagian Kesatu
Pelaku Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pasal 7
Pelaku pengadaan Barang dan/atau Jasa PPK BLUD RSUD Kolonel
Abundjani Bangko, terdiri atas:
a. Pengguna Anggran (PA);
b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
d. Pejabat Pelaksana Tekhnis Kegiatan (PPTK);
e. Pejabat Pengadaan (PP);
f. Pejabat Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (PjPPHP);
g. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP);
h. Penyelenggara Swakelola; dan
i. Penyedia.

Bagian Kedua
Persyaratan dan Pengangkatan

Paragraf 1
PA
Pasal 8
(1) PA adalah pemimimpin PPK BLUD RSUD Kolonel Abundjani Bangko;
(2) PA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh dan ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
Paragraf 2
KPA
Pasal 9

(1) Untuk dapat diangkat menjadi KPA, harus memenuhi syarat sebagai
berikut;
a. Memiliki integritas;
b. Memiliki disiplin tinggi;
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas;
d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN);
e. Menandatangani Pakta Integritas;
f. Memiliki tanggung jaawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas;
g. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN);
h. Minimal menduduki Jabatan Struktural Eselon III;
i. Diutamakan telah memiliki sertifikat keahlian Pengadaan Barang
dan/atau Jasa.

(2) KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh Pemimpin PPK
BLUD RSUD Kolonel Abundjani Bangko dan ditetapkan dengan
Pemimpin PPK BLUD RSUD Kolonel Abundjani Bangko

(3) KPA dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada PA.

Paragraf 3
PPK

Pasal 10

(1) Untuk dapat diangkat menjadi PPK, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Memiliki integritas;
a. Memiliki disiplin tinggi;
b. Memiliki tanggung jawab dan kualifikaasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas;
c. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN);
d. Menandatangani Pakta Integritas:
e. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas;
f. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN);
g. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PP-SPM) atau bendahara; dan
h. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang dan/atau Jasa.

(2) Kualifikasi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


adalah:
a. berpendidikan paling rendah Sarjana Strata Satu (S1) dengan bidang
keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan;
b. memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibat secara aktif
dalam kegiatan yang berkaitan dengan Pengadaan Barang dan/atau
Jasa; dan
c. memiliki kemampuan kerja secara berkelompok dalam melaksanakan
setiap tugas/pekerjaannya.
(3) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh PA dan
ditetapkan dengan Keputusan PA.
(4) PPK dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada PA/KPA.

Paragraf 4
PPTK

Pasal 11

(1) Untuk dapat diangkat menjadi PPTK, harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Memiliki integritas;
b. Memiliki disiplin tinggi
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial
untuk melaksanakan tugas;
d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
e. Menandatangani Pakta Integritas;
f. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial
untuk melaksanakan tugas;
g. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
h. Mempunyai tugas pokok dan fungsi jabatan yang sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan.

(2) PPTK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh PA dan
ditetapkan dengan Keputusan PA.
(3) PPTK dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada PA/KPA .
(4) Guna kelancaran pelaksanaan tugas, PPTK dapat dibantu oleh
Pembantu PPTK yang diangkat oleh PA dan ditetapkan dengan
Keputusan PA.
(5) Pembantu PPTK dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada
PPTK.

Paragraf 5
Pejabat Pengadaan
Pasal 12
(1) Untuk dapat diangkat menjadi Pejabat Pengadaan, harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas;
b. Memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas pejabat
pengadaan Barang dan/atau Jasa;
d. Memahami isi dokumen, metode dan prosedur pengadaan;
e. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan Barang dan/atau Jasa sesuai
dengan kompetensi yang disyaratkan; dan
f. Menandatangani Pakta Integritas.

(2) Pejabat Pengadaan berasal dari pegawai negeri sipil, baik dari kalangan
PPK BLUD RSUD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO maupun Instansi
teknis lainnya yang memiliki sertifikat keahlian Pengadaan Barang
dan/atau Jasa yang masih berlaku.

(3) Dilarang duduk sebagai Pejabat Pengadaan:


a. PPK, PPTK dan Bendahara;
b. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan
pembayaran dan/atau pejabat yang bertugas menandatangani surat
perintah membayar.
(4) Pejabat Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh
PA dan ditetapkan dengan keputusan PA.

(5) Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan yugas bertanggung jawab


kepada PA/KPA.
Paragraf 6
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

Pasal 13

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas;
b. Memahami isi kontrak;
c. Memiliki kualifikasi teknis;
d. Menandatangani Pakta Integritas; dan
e. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda tangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) atau Bendahara.

(2) Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diangkat oleh PA dan ditetapkan dengan Keputusan PA.

(3) Pejabat Peerima Hasil Pekerjaan dalam melaksanakan tugas


bertanggung jawab kepada PA.

Paragraf 7
PPHP

Pasal 14

(1) Untuk dapat diangkat menjadi PPHP, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas;
b. Memahami isi kontrak;
c. Memiliki kualifikasi teknis;
d. Menandatangani Pakta Integritas; dan
e. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) atau Bendahara.
(2) PPHP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh PA dan
ditetapkan dengan Keputusan PA.
(3) PPHP dalam melaksanakan tugas bertangung jawab kepada PA.

Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang

Paragraf 1
Pengguna Anggaran

Pasal 15

(1) Dalam pengadaan Barang dan/atau Jasa, PA mempunyai tugas dan


wewenang:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran
belanja yang telah ditetapkan;
c. Menetapkan perencanaan pengadaan;
d. Menetapkan dan mengumumkan RUP;
e. Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang dan/atau Jasa;
f. Menetapkan Penunjukan Langsung untuk Tender/Seleksi ulang
gagal;
g. Menetapkan PPK;
h. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
i. Menetapkan Pj. PHP/PPHP;
j. Menetapkan Penyelenggara Swakelola;
k. Menetapkan tim teknis;
l. Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui
Sayembara/Kontes;
m. Menyatakan tender gagal/seleksi gagal; dan

paragraf 2
Kuasa Pengguna Anggaran

Pasal 16

(1) KPA dalam Pengadaan Barang dan/atau Jasa melaksanakan


pendelegasian sesuai dengan pelimpahan dari PA.

(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPA


berwenang menjawab Sanggah Banding peserta Tender Pekerjaan
Konstruksi.

(3) KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terkait dengan:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja; dan/atau
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran
belanja yang telah ditetapkan.

(4) KPA dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang dan/atau Jasa.

(5) Dalam hal tidak ada personel yang dapat ditunjuk sebagai PPK, KPA
dapat merangkap sebagai PPK.

Paragraf 3
PPK

Pasal 17

(1) PPK dalam Pengadaan Barang dan/atau Jasa memiliki tugas:


a. Menyusun perencanaan pengadaan;
b. Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
c. Menetapkan rancangan kontrak;
d. Menetapkan HPS;
e. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia;
f. Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
g. Menetapkan tim pendukung;
h. Menetapkan tim atau tenaga ahli;
i. Melaksanakan E-purchasing untuk nilai lebih dari
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
j. Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang dan/atau Jasa;
k. Mengendalikan kontrak;
l. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada
PA/KPA;
m. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada
PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
n. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan; dan
o. Menilai kinerja Penyedia.

(2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1).


PPK melaksanakan tugas pelimpahan wewenang dari PA/KPA,
meliputi:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja; dan
b. Mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran belanja yang telah ditetapkan.

(3) PPK dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang dan/atau Jasa.

Paragraf 4
PPTK
Tugas dan Wewenang PPTK

Pasal 18

PPTK memiliki tugas dan wewenang:


a. Mengendalikan pelaksanaan tekhnis kegiatan;
b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan yang meliputi dokumen administrasi kegiatan maupun
dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran
yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung
untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
e. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung
untuk pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling banyak
Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah); dan
f. Membantu PPK melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling
banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Paragraf 5
Tugas Pejabat Pengadaan

Pasal 19

Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan Barang dan/atau Jasa memiliki tugas


dan wewenang :
a. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung
untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling sedikit di atas Rp50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah);
b. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung
untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling sedikit di atas
Rp25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan
c. Melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling sedikit di
atas ...sampai degan paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

Paragraf 6
Tugas Pj. PHP dan PPHP
Pasal 20

(1) Pj.PHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan


pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan Jasa
Konsultansi dengan nilai paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah).
(2) PPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
paling sedikit di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
Jasa Konsultansi dengan nilai paling sedikit diatas Rp.25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah).

BAB IV
JENJANG NILAI

Bagian Kesatu
Jenjang Nilai Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pasal 21
Jenjang Nilai untuk Pengadaan Barang dan/atau Jasa, ditetapkan sebagai
berikut:
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai
sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) dilakukan dengan Metode Pengadaan Langsung, dengan
kelengkapan dokumen sebagai berikut:
1. Pengadaan dengan nilai paling banyak sampai dengan
Rp.25.000.000, (dua puluh juta rupiah), bentuk kontrak berupa
bukti pembelian/pembayaran antara lain nota, setruk, dan
faktur/invoice;
2. Pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas Rp.25.000.000, (dua
puluh juta rupiah), sampai dengan nilai paling banyak
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), bentuk kontrak berupa
kuitansi;
3. Pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), bentuk konrak berupa
Surat Perintah Kerja (SPK),
b. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai
paling sedikit di atas Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
dilakukan dengan metode tender, yang mengacu pada ketentuan
perundang undangan yang berlaku

Bagian kedua
Jenjang Nilai Pengadaan Jasa Konsultansi
Pasal 22

Jenjang nilai untuk pengadaan jasa konsultansi, ditetapkan sebagai berikut:


a. Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai sampai dengan
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), dilakukan dengan Metode
Pengadaan Langsung, dan kelengkapan dokumen sebagai berikut:
1. Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp.10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah), bentuk kontrak berupa bukti pembelian/pembayaran
antara lain nota, setruk, dan faktur/invoice;
2. Pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas Rp.10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak
Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), bentuk kontrak
berupa kuitansi;

3. Pengadaan paling sedikit dengan nilai di atas Rp.25.000.000,- (Dua


puluh lima juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), bentuk kontrak berupa
Surat Perintah Kerja (SPK).
b. Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai paling sedikit di atas
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), dilakukan dengan Metode
tender, yang mengacu pada ketentuan perundang undangan yang
berlaku.

BAB V
PENGADAAN MELALUI KERJASAMA

Pasal 23

(1) Pengadaan Barang dan/atau Jasa di BLUD RSUD dapat dilaksanakan


melalui mekanisme Perjanjian Kerjasama.

(2) Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi


Kerjasama Operasional.

(3) Pengadaan Barang dan/atau Jasa sebagaimana dimaksud ayat (1)


dilaksanakan melalui pengadaan langsung.

BAB VI

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA


KONSULTASI/JASA LAINNYA MELALUI PENYEDIA

Pasal 24

(1) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa


Konsultasi/Jasa Lainnya dengan jenjang nilai sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 dan pasal 21 dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. E-purchasing dilaksanakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah tercantum dalam katalog
elektronik.
b. Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk
Pengadaan Barang dan/atau Jasa Lainnya yang menggunakan
bukti pembelian atau kuitansi; atau
c. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta
negosiasi teknis dan harga kepada Pelaku Usaha untuk
Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.

(2) Pemilihan Penyedia dapat segera dilaksanakan setelah Rencana


Umum Pengadaan.

BAB VII
PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA SECARA SWAKELOLA

Pasal 25

(1) Pengadaan Barang dan/atau Jasa di PPK BLUD RSUD KOLONEL


ABUNDJANI BANGKO dapat dilaksanakan dengan cara Swakelola.
(2) Pengadaan secara Swakelola sebagaimana pada ayat (1), merupakan
kegiatan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan atau diawasi sendiri oleh Instansi
sebagai penanggung jawab anggaran.

(3) Pekerjaan yang dapat dilkaukan secara Swakelola meliputi:


a. Pekerjaan yang sangat mendesak yang bertujuan untuk
memperlancar dan meningkatkan pelayanan kepada pasien sesuai
tugas pokok seperti pengadaan makan minum pasien dan
kebersihan rumah sakit;
b. Pekerjaan yang bersifat teknis operasional dan pemeliharaannya
memerlukan partisipasi langsung masyarakat;
c. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia Barang dan/atau
Jasa;
d. Pekerjaan yang secara rinci atau detail tidak dapat
dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan
oleh penyedia Barang dan/atau Jasa akan menimbulkan ketidak
pastian resiko yang besar;
e. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya
atau penyuluhan;
f. Pekerjaan yang berupa proyek percontohan (pilot project) dan
survei yang bersifat khusus untuk pengembanan teknologi/metode
kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia Barang
dan/atau Jasa;
g. Pekerjaan yang berupa survei, pemprosesan data, perumusan
kebijakan pemerintah pengujian di laboratorium dan
pengembangan sistem tertentu;
h. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi Instansi yang bersangkutan;
i. Pekerjaan yang berupa penelitian dan pengembangan dalam
negeri.

Pasal 26

Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Secara Swakelola dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PA/KPA dapat menggunkan pegawai internal Rumah Sakit atau
melakukan kerjasama dengan kementerian/lembaga/perangkat daerah
lain sebagai pelaksana swakelola;
b. PPK menandatangani kontrak dengan ketua tim pelaksana swakelola
sesuai dengan kesepakatan kerja sama sebagimana dimaksud pada
huruf a;
c. Dalam hal PA/KPA menggunakan tenaga ahli maka penggunaan
tenaga ahli tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari jumlah
tim pelaksana;
d. Dalam hal dibutuhkan pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui
penyedia, dilaksanakan sesuai ketentuan dalam peraturan ini;
e. Tim pelaksana melaporkan kemajuan pelaksanaan swakelola dan
penggunaan keuangan kepada PPK secara berkala;
f. Tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan swakelola kepada PPK
dengan berita acara serah terima;
g. Pelaksanaan swakelola diawasi oleh tim pengawas secara berkala;
h. Pembayaran swakelola dilakukan oleh Bendahara pengeluaran
setelah mendapat persetujuan PPK.

BAB VIII

KONTRAK/PENGADAAN
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan

Pasal 27

(1) Maksud diadakannya kontrak adalah sebagai persetujuan atau


kesepakatan antara kedua belah pihak untuk melakukan suatu ikatan
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan melaksanakan kewajiban masing-
masing.

(2) Tujuan penyusunan kontrak adalah sebagai alat untuk melakukan


monitoring, evaluasi dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Bagian Kedua
Bentuk Kerangka Kontrak dan Isi Kontrak
Pasal 28

Bentuk kerangka kontrak/surat perjanjian Barang dan/atau Jasa terdiri dari;


a. Pembukaan, yang terdiri dari:
1. Judul kontrak, menjelaskan tentang judul kontrak yang akan
ditandatangani;
2. Nomor kontrak, menjelaskan nomor kontrak yang akan
ditandatangani jika terjadi perubahan nomor kontrak harus
berurutan sesuai dengan berapa kali mengalami perubahan;
3. Tanggal kontrak, kontrak ditandatangani setelah ada penunjukkan
penyedia Barang dan/atau Jasa, sehingga tanggal kontrak tidak
boleh mendahului tanggal penunjukkan penyedia Barang dan/atau
Jasa;
4. Para pihak dalam kontrak, menjelaskan identitas dari para pihak
yang menandatangani kontrak.

b. Isi kontrak, sekurang-kurangnya memuat:


1. Pernyataan kesepakatan para pihak membuat kontrak;
2. Pernyataan kesepakatan para pihak telah menyetujui besarnya
harga kontrak;
3. Pernyataan hak dan kewajiban para pihak;
4. Pernyataan lampiran dokumen merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kontrak;
5. Pernyataan kesepakatan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam kontrak;
6. Pernyataan jangka waktu pelaksanaan kontrak.
c. Penutup kontrak, sekurang-kurangnya memuat:
1. Pernyataan para pihak dalam perjanjian telah menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian.

Bagian Ketiga
Jenis

Pasal 29

(1) Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya


terdiri atas:
a. Lumsum;
b. Harga Satuan;
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
d. Terima Jadi (Turnkey); dan
e. Kontrak Payung.

(2) Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri atas:


a. Lumsum;
b. Waktu penugasan; dan
c. Kontrak Payung.
(3) Kontrak Lumsum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
ayat (2) huruf a merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan
dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. Berorientasi kepada keluaran; dan
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan Kontrak.

(4) Kontrak Harga Satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan kontrak pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau
unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan
ketentuan sebgai berikut:
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada
saat Kontrak ditandatangani;
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi
volume pekerjaan; dan
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan.

(5) Kontrak Gabungan lumsum dan Harga Satuan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya gabungan Lumsum dan
Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
(6) Kontrak Terima Jadi (Trunkey) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakatan dalam kontrak.

(7) Kontrak Payung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan
ayat (2) huruf c dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode
waktu tertentu untuk Barang dan/atau Jasa yang belum dapat
ditentukan volume dan/atau waktu pengirimannya pada saat kontrak
ditandatangani.

(8) Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) huruf b merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan
yang ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa
dipastikan.

(9) Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang


dan/atau Jasa yang membebani lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat
berupa:
a. Pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan
atau lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran dan paling lama 3 (tiga)
Tahun Anggaran.

Bagian Keempat
Pelaksanaan Kontrak

Pasal 30

(1) Kontrak pengadaan Barang dan/atau Jasa dilaksanakan dengan


memperhatikan ketentuan dalam pasal 19 dan pasal 20 peraturan ini.

(2) Para pihak menandatangani Kontrak paling lambat 14 (empat belas)


hari kerja terhitung sejak diterbitkannya Surat Penetapan Penyedia
Barang dan/atau Jasa dan setelah penyedia Barang dan/atau Jasa
menyerahkan surat jaminan pelaksana sebesar 5% (lima persen) dari
nilai kontrak kepada pengguna Barang dan/atau Jasa.

(3) Surat Penetapan Penyedia Barang dan/atau Jasa disahkan oleh


Pejabat yang berwenang yang dalam hal ini adalah PA.

(4) Surat Perjanjian/Kontrak dibuat apabila pengadaan dilakukan dengan


metode tender, sedangkan untuk pengadaan yang tidak dilakukan
melalui tender, maka pelaksanaan perikatannya dilakukan dengan
Surat Perintah Kerja, kuitansi atau nota kecuali pekerjaan konstruksi
sebagaimana dimaksud pada pasal 19.

(5) Surat Perintah Kerja dan Kontrak Pengadaan Barang dan/atau Jasa
yang merupakan dasar untuk penerimaan barang, harus dengan tegas
memuat dan menyatakan jumlah barang dan biaya maupun syarat-
syarat lain yang diperlukan.

(6) Surat perjanjian/kontrak ditandatangani oleh PPK dengan Penyedia


Barang dan/atau Jasa.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 31

(1) Barang dan/atau Jasa yang sudah dimuat dalam sistem Katalog
Elektronik (E-Catalogue) digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
pengadaan Barang dan/atau Jasa.

(2) Dalam hal Barang dan/atau Jasa yang dimuat dalam sistem Katalog
Elektronik, spesifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan PPK BLUD
RSUD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO, maka pengadaannya
dilakukan di luar sistem Katalog Elektronik (E-Catalogue).

Pasal 32

(1) Pengadaan obat di RSUD mengacu pada Formularium Nasional,


Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan Formularium Rumah Sakit.

(2) Dalam hal obat yang sudah tercantum pada Formularium Nasional
tetapi belum dimuat dalam sistem katalog Elektronik (E-Catalogue),
maka pengadaan obat tersebut berpedoman pada Formularium
Rumah Sakit dengan jenis serta komposisi obat yang sama dan harga
reguler.

(3) Dalam hal obat yang sudah dimuat pada katalog Elektronik (E-
Catalogue), tidak tersedia pada distributor maupun pabrik obat pada
saat dilakukanproses pengadaan, maka pengadaan obat tersebut
berpedoman pada Formularium Rumah Sakit dengan jenis serta
komposisi obat yang sama dan harga reguler.

Pasal 33

Pengadaan barang dan/atau jasa yang belum diatur dalam peraturan ini,
maka mengacu kepada peraturan Presiden tentang pengadaan barang
dan/jasa yang berlaku saat ini dan peraturan perundang-undangan
lainnya.

Ditetapkan di : Bangko
Pada tanggal : Januari 2022

Pemimpin,

dr. SEPHELIO
NIP. 196809162002121003

Anda mungkin juga menyukai