Anda di halaman 1dari 11

PANGKALAN UTAMA TNI AL XIV

RUMKITAL dr. R. OETOJO

PANDUAN
PELAYANAN RESUSITASI

RUMKITAL dr. R. Oetojo


SORONG
2019

i
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIV
RUMKITAL dr. R. OETOJO

KEPUTUSAN KARUMKITAL dr. R. OETOJO


Nomor : Kep / / VIII /2019

Tentang

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI


RUMKITAL dr. R. OETOJO

KARUMKITAL dr. R. OETOJO

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumkital


dr. R. Oetojo, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan resusitasi
yang seragam;

b. Bahwa agar pelayanan resusitasi yang seragam di Rumkital dr. R. Oetojo


dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Kepala Rumkital dr.
R. Oetojo sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Rumkital dr.
R. Oetojo;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumkital Dr. R. Oetojo.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

ii
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438
/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/


Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentangRekam


Medis

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL dr. R. OETOJO TENTANG PANDUAN


PELAYANAN RESUSITASI YANG DI RUMKITAL dr. R. OETOJO.

KESATU : Panduan pelayanan resusitasi yang seragam di Rumkital dr. R. Oetojo,


Sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan resusitasi yang


seragam di Rumkital dr. R. Oetojo dilaksanakan oleh Kepala Pembinaan
Pelayanan Medik Rumkital dr. R. Oetojo

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sorong
Tanggal, Agustus 2019
Karumkital dr. R. Oetojo,

dr. Fransiscus Tanuardus


Letkol Laut (K) NRP.12060/P

iii
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIV Lampiran Keputusan Karumkital dr. R. Oetojo
RUMKITAL dr. R. OETOJO Nomor Kep / I / VIII / 2019
Tanggal Agustus 2019

BAB I
DEFINISI

1. Resusitasi Jantung Paru adalah tindakan pijat jantung luar dan pemberian nafas
bantuan terhadap pasien yang mengalami henti jantung dan/atau henti napas.
2. Apabila nafas dan jantung berhenti maka kesadaran akan hilang dan pasien
mengalami mati klinis.
3. Nafas yang membaik kembali dalam 4 - 6 menit pertama kemungkinan
penyembuhan kearah normal tidak terganggu .
4. Apabila otak tidak mendapatkan oksigen lebih dari 4 - 6 menit maka kematian
klinik dengan cepat berubah menjadi kematian biologis.
5. Resusitasi adalah serangkaian tindakan dalam usaha memberikan pertolongan
penyelamatan pada korban yang mengalami henti nafas atau jantung secara
mendadak, tanpa membuang waktu agar korban tidak mati.

iv
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup
a. Seluruh ruangan rawat inap baik rawat inap, HCU dan IGD
b. Seluruh perawat dan dokter jaga yang telah mengikuti pelatihan BLS ( basic life
support ) atau ACLS ( advanced cardiac life support), dokter spesialis jantung dan
dokter spesialis anestesiologi.
2. Kebijakan
Pijat Jantung Paru tidak perlu dilakukan pada kasus:
a. Penyakit terminal ( misalnya : Kanker stadium akhir )
b. Pasien dengan Mati Batang Otak
c. Yang sudah dinyatakan Do Not Resuscitation ( DNR ) oleh tim dokter.
3. Mengakhiri Tindakan Resusitasi
a. Penolong sudah melakukan Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut secara optimal,
antara lain RJP, defibrilasi VF/VT tanpa nadi, pemberian vasopressin atau epinefrin
intravena, dan sudah melakukan prosedur pengobatan yang ada.
b. Pupil midriasis maksimal

v
BAB III

TATA LAKSANA

1. Tata Laksana

a. Penilaian Awal

vi
Pasien mati /
tidak sadar

Raba Nadi
Karotis

DENYUTAN DENYUTAN
(+) (-)

Bebaskan /
Precordial
Bersihan
Thumb
Jalan nafas

Nafas
Nafas Spontan
Buatan Pijat Jantug
(+) Luar
(-)

Bebaskan /
Posisi mantap Beri bantuan
bersihkan
awasi jalan nafas nafas 2x
jalan nafas

Lanjutkan
Siapkan bantuan
segera bantuan
hidup lanjut
hidup dasar

Intubasi, pasang
Intubasi pasang
ventilator, obat-
ventilator, obat-
obatan, siapkan
obatan
defibriltor

b. Tata laksana

1) Setiap petugas yang menemukan pasien tidak sadar segera menilai kesadaran
pasien tersebut, cek respon pasien.

vii
2) Berteriak dan meminta pertolongan atau mengaktifkan sistem alarm.
3) Petugas lain yang mendengar teriakan itu segera mengambil troley emergency
dan Defibrilator ( bila tersedia ) serta menghubungi dokter ruangan atau dokter
jaga dan perwira pengawas jaga.
4) Penilaian denyut nadi
Caranya jika penolong di sebelah kanan penderita, dengan meletakkan jari
telunjuk dan jari tengah pada garis median leher (trachea), kemudian geser ke
lateral (ke arah penolong)/tidak boleh menyeberangi garis tengah, lalu raba
pulsasi arteri carotisnya. Periksa teraba nadi atau tidak. Langkah ini tidak boleh
lebih dari 10 detik. Bila nadi tidak teraba segera lakukan kompresi dada.

Dokter ruangan atau dokter jaga dapat meminta bantuan dokter, dokter spesialis
jantung atau dokter spesialis anestesiologi untuk penatalaksanaan lebih jauh.

Catatan Jika nadi teraba, segera beri bantuan nafas setiap 3 – 5 detik dan cek nadi
setiap 2 menit.

viii
e. Kompresi Dada

Dilakukan dengan pemberian tekanan secara kuat dan berirama pada setengah
bawah sternum/ Membuat garis bayangan antara kedua papila mammae
memotong mid line pada sternum kemudian meletakkan tangan kiri diatas tangan
kanan/ sebaliknya. Yang dipakai adalah tumit tangan, bukan telapak tangan. Hal ini
menciptakan aliran darah melalui peningkatan tekanan intratorakal dan penekanan
langsung pada dinding jantung. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan
kompresi dada :
o Frekuensi minimal 100 kali permenit
o Untuk dewasa, kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
o Pada bayi dan anak, kedalaman minimal sepertiga diameter dinding
anterposterior dada, atau 4 cm (1,5 inch) pada bayi dan sekitar 5 cm (2 inch)
pada anak.
o Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali sevara sempurna
setelah setiap kompresi.
o Seminimal mungkin melakukan interupsi

f. Membuka dan membesihkan jalan nafas. Dokter ( yang memiliki sertifikat ACLS,
PPGD atau PTC ) segera melakukan pemasangan pipa endotrakeal dan
memberikan ventilasi 10 – 12 x/mnt .

g. Pemberian adrenalin 1:1000 1 mL ( pada pasien dewasa ) / adrenalain 1:10.000 1


mL ( pada bayi/anak ) intra vena setiap 2 menit selama masih henti jantung
sebelumnya dilakukan pemasangan jalur intra vena.

ix
h. Setelah 5 siklus/ 2 menit, periksa pulsasi arteri carotis, jika pulsasi tidak ada dan
bantuan belum tiba teruskan RJP. Jika bantuan datang dan membawa peralatan
(AED/Defibrilator) segera pasang alat cek irama jantung dengan menggunakan
AED atau monitor defibrilator. Apabila irama jantung shockable lakukan defibrilasi,
apabila not shockable teruskan RJP. Ikuti algoritme.
i. Defibrilator 300j – 360j-360j ( monophase ) / 100j-150j-150j ( biphase ) diberikan
bila terdapat gelombang fibrilasi atau pulseless ventrikel takikardi.

j. Proses ini minimal dilakukan selama 30 menit dan dapat diperpanjang.

k. Semua tindakan dicatat dan dimasukkan ke dalam rekam medis.

x
BAB IV

DOKUMENTASI

Semua tindakan resusitasi dicatat dan di dokumentasikan dalam catatan rekam


medis pasien.

Ditetapkan di Sorong
Pada tanggal Agustus 2019
Kepala Rumkital dr. R. Oetojo

dr. Fransiscus Tanuardus


Letkol Laut (K) NRP. 12060/P

xi

Anda mungkin juga menyukai