Anda di halaman 1dari 21

1

A. Judul : PERLINDUNGAN PEKERJA DENGAN PERJANJIAN TIDAK


TERTULIS DI PT. SAPUJAGAD MAKMUR SEJAHTERA

B. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia hidup di dunia ini untuk memenuhi

kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebutuhan tersebut meliputi banyak hal,

mulai dari kebutuhan primer dan sekunder. Guna memenuhi kebutuhan hidup,

seseorang harus berkerja. Namun tidak semua orang dapat memperoleh

pekerjaan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyaknya

tenaga kerja di Indonesia tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang

ada. Terlebih lagi dengan teknologi yang semakin maju, pabrik-pabrik

mengganti tenaga manusia dengan mesin. Hal itu mengakibatkan tingginya

angka pengangguran di Indonesia. Selain masalah pengangguran dan

sempitnya lapangan pekerjaan, di negara berkembang seperti Indonesia juga

masih lemah terhadap perlindungan tenaga kerja.

Permasalahan tenaga kerja dari tahun ke tahun menarik perhatian

banyak pihak. Permasalahan tenaga kerja yang menimbulkan konflik-konflik

pada buruh, seperti kasus konflik perburuhan, kekerasan, penipuan,

pemecatan yang semenamena, upah yang tidak sesuai standar, semakin hari

semakin kompleks. Kasus tersebut penting mendapatkan perspektif

perlindungan hak-hak asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas

memberikan perlindungan bagi hak-hak tenaga kerja.1 Berdasarkan Undang-


1
Aldiyansah, “Buruh dan Permasalahan yang Tidak Kunjung Habis”. Artikel. Jawa Pos. 11
Oktober. 2008
2

Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat (1)

dinyatakan bahwa :

“ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga


kerja pada saat waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja”.2

Selanjutnya Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan yang dimaksud dari :

“Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan


guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”.

Untuk menjaga kesejahteraan masyarakat, Pemerintah harus memperhatikan

faktor tenaga kerja, mulai dari pembinaan, pengarahan dan perlindungan

terhadap tenaga kerja. Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja merupakan

hak dasar yang melekat dan dilindungi oleh konstitusi sebagaimana yang

diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan :

“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang


layak bagi kemanusiaan”.

serta Pasal 28D ayat (2) yaitu bahwa:

“setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan


perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”.
Pasal tersebut mengandung arti bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan tanpa adanya

2
Soedarjadi, 2008, Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, hal 5.
3

diskriminatif dalam pelaksanaan hubungan kerja. Hak untuk bekerja (the

right to work) dan hak-hak dalam pekerjaan (the rights in work) bukan hanya

sebagai hak sosial ekonomi, melainkan juga merupakan hak-hak manusia

yang fundamental (fundamental human rights).3

Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk

menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan tanpa diskriminasi

apapun. Demi mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan

tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha dan kepentingan

pengusaha. Perselisihan perburuhan juga terjadi sebagai akibat wanprestasi

yang dilakukan pihak buruh atau oleh pihak pengusaha.4 Keinginan dari salah

satu pihak (umumnya pekerja) tidak selalu dapat dipenuhi oleh pihak lainnya

(pengusaha), demikian pula keinginan pengusaha selalu dilanggar atau tidak

selalu dipenuhi oleh pihak buruh atau pekerja. 5 Peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan perlindungan bagi pekerja adalah Undang-

Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan

Pelaksana dari Perundang-undangan di bidang Ketenagakerjaan. Peraturan

Pelaksana dari Perundang-undangan di bidang Ketenagakerjaan lainnya, yaitu

3
Nurul Chotidjah, Perlindungan Hak Asasi Manusia Mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya Kaitannya dengan Lingkungan Hidup, Jurnal Ilmu Hukum Litigasi Volume 4 Nomor 3,
Fakultas Hukum UNPAS, Bandung, Oktober 2003, hlm. 231
4
Widodo Suryandono dan Aloysius Uwiyono, 2014, Asas-Asas Hukum Perburuhan, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, hlm.125.
5
Ibid., hlm 125.
4

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 100 Tahun 2004

Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 48 Tahun 2004 Tentang

Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta

Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 261 Tentang Perusahaan

yang Wajib Melaksanakan Pelatihan Kerja.

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 08 Tahun 2006

Tentang Perubahan Kepmen Nomor 48 Tahun 2004 yang berisi

tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan

Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja

Bersama.

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 22

Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam

Negeri.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmograsi Nomor 21

Tahun 2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi

Kerja tingkat Nasional.

Sedangkan lingkup perlindungan terhadap tenaga kerja atau buruh menurut


Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003, meliputi:
5

1. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk

berunding dengan pengusaha

2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja

3. Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan, anak,

dan penyandang cacat; dan

4. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan dan jaminan sosial

tenaga kerja.

Secara yuridis dalam hukum perburuhan kedudukan Pengusaha dan

Pekerja adalah sama dan sederajat. Namun, secara sosiologis pada suatu

kondisi tertentu kedudukan antara buruh dengan pengusaha tidak sama dan

seimbang. Karena seringkali buruh berada pada posisi yang lemah. 6

Terjadinya perselisihan diantara manusia merupakan masalah yang lumrah

karena telah menjadi kodrat manusia itu sendiri.7

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia terkait mengenai

hubungan kerja tidak seimbang antara pengusaha dengan buruh salah satunya

dalam pembuatan perjanjian kerja. Baik perjanjian kerja tertulis maupun tidak

tertulis. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja umunya melalui

perjanjian tertulis atau adanya Surat Kontrak Kerja. Hal itu menjadikan suatu

kepastian hukum tetang hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Sehingga

apabila terjadi wanprestasi di kemudian hari, ada sanksi yang pasti.


6
Fenny Natalia Khoe, “Hak pekerja yang sudah bekerja namun belum menandatangani perjanjian
kerja atas upah ditinjau berdasarkan Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 Nomor 1 (2013), hlm 3.
7
R. Joni Bambang S, 2013, Hukum Ketenagakerjaan, Bandung: Pustaka Setia, hlm 289.
6

Dalam Pasal 51 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 disebutkan bahwa:

(1) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan.

(2) Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata juga menyebutkan di Pasal 1601(a) :

“persetujuan perburuhan adalah persetujuan dengan mana pihak


pekerja/buruh mengikatkan diri untuk di bawah perintah pihak lain,
simajikan untuk sesuatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan
menerima upah”.

Namun sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai membuat para pekerja

bersedia dipekerjakan tanpa adanya perjanjian kerja tertulis, dan bekerja

hanya berdasarkan perjanjian lisan saja. Meskipun hal ini masih termasuk

perjanjian kerja menurut Pasal 51 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Akan

tetapi perjanjian lisan tersebut berakibat banyak merugikan pekerja, baik

mengenai prosedur kerja dan pengupahan yang tidak punya kepastian, sampai

dengan mengenai perlindungan kecelakaan kerja. Contohnya yang terjadi di

PT. Sapujagad Makmur Sejahtera selaku distributor brand Unilever di

Cilacap yang beralamat di JL. Tentara Perlajar Tritih Wetan Cilacap Utara.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang membahas

mengenai Perseroan Terbatas (PT), dikatakan bahwa perusahaan berjenis

Perseroan Terbatas adalah suatu badan usaha yang berbentuk badan hukum

yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau disebut juga dengan
7

persekutuan modal. Maka dari itu tidak mungkin sebuah PT tidak mengetahui

mengenai pentingnya perjanjian kerja tertulis.

Namun yang terjadi adalah perusahan ini berjalan tanpa adanya

perjanjian kerja tertulis dengan pekerjanya. Hal itu mengakibatnya banyak

ketidak pastian yang terjadi dan merugikan pekerja. Kerugian tersebut salah

satunya berupa tidak terpenuhinya hak pekerja mengenai upah sebagaimana

telah diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pada Bab 10 mengatur tentang

Pengupahan. Menurut Pasal 88 ayat (1) UU Ketenagakerjaan,

“setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang


memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Pasal 89 UU Ketenagakerjaan mengatur bahwa upah minimum ditetapkan

pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum dapat terdiri atas

upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota dan upah

minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

Berdasarkan dari peristiwa tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dan menyusunnya dalam sebuah skripsi dengan judul :

“PERLINDUNGAN PEKERJA DENGAN PERJANJIAN TIDAK

TERTULIS DI PT. SAPUJAGAD MAKMUR SEJAHTERA” (studi

kasus di wilayah kota Cilacap).


8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam Latar belakang masalah

tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pekerja dengan

perjanjian kerja tidak tertulis ?

2. Bagaimana upaya pekerja apabila haknya tidak terpenuhi ?

D. Tinjauan Pustaka

Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia, mempunyai peranan yang

sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan

pelaksana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan umum dan kualitas

kehidupan yang semakin baik. Oleh karenanya, upaya perlindungan tenaga

kerja terhadap bahaya yang dapat timbul selama bekerja merupakan suatu

kebutuhan yang sangat mendasar. Dengan adanya perlindungan tersebut

diharapkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.8

Tidak kalah pentingnya, perlindungan tenaga kerja dimaksudkan

untuk menjamin hak-hak dasar para pekerja/buruh dan menjamin kesempatan,

serta menghindarkan dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun untuk

mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha dan kepentingan


8
https://spn.or.id/perlindungan-tenaga-kerja/ diakses pada hari Jumat, 10 Januari 2020, pukul
02.47 WIB
9

pengusaha. Hal ini merupakan esensi dari disusunnya Undang-undang No

13/2003 tentang Ketenagakerjaan,

Di antara perundang-undangan yang berkenaan dengan perlindungan tenaga

kerja ialah:

1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, “Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945, “Setiap orang berhak atas jaminan,

perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang

sama dihadapan hukum.”

3. Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945, “setiap orang berhak untuk bekerja

serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja”.

4. Undang-undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

5. Undang-undang No 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

hubungan Industrial.

Sebab-sebab diperlukannya perlindungan untuk tenaga kerja, secara

yuridis Pasal 5 Undang-undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang

layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik

sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan,

termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Sedangkan


10

Pasal 6 mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban

pekerja/buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna

kulit, dan aliran politik. Kedua kandungan pasal ini merupakan wujud

perlindungan hukum bagi para tenaga kerja.

Di antara sebab-sebab mutlak diperlukannya perlindungan bagi tenaga kerja

adalah:

1. Upah/Imbalan tidak sesuai

2. Posisi tawar Pekerja yang rendah. Lemahnya kedudukan tenaga

kerja dari segi ekonomi dan pendidikan, menyebabkan rendahnya

kualitas si pekerja. Tenaga kerja dengan pendidikan yang tidak

memadai akan cenderung mendominasi pekerjaan kasar. Hal ini

juga disebabkan adanya kualifikasi dari pihak penyedia lapangan

kerja dalam mempersyaratkan calon tenaga kerja yang direkrutnya.

3. Hubungan kerja yang tidak seimbang antara pengusaha dan

pekerja/buruh dalam pembuatan perjanjian. Pembebanan hak dan

kewajiban yang tidak seimbang antara penyedia lapangan kerja

dengan pekerja/buruh ini menyebabkan suatu ketimpangan. Secara

tidak langsung pekerja/buruh hanya akan diberi pilihan-pilihan

yang cenderung merugikan dirinya, sedang di sisi lain memberi

banyak keuntungan pada pengusaha.

4. Pekerja/buruh diperlakukan sebagai obyek

5. Tidak berserikat
11

Mengatasi masalah pengangguran menjadi prioritas utama

pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, utamanya untuk mengelola lonjakan

pendudukan usia produktif, atau yang biasa disebut bonus demografi.

Tetapi seberapa jauh intervensi pemerintah mampu mengatasi

permasalahan ketenagakerjaan? Langkah tersebut tentu harus dibarengi

dengan pemahaman komprehensif tentang dinamika ketenagakerjaan. 9

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap

pekerja dengan perjanjian kerja tidak tertulis

b. Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukanoleh para

pekerja apabila haknya tidak terpenuhi

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran jelas mengenai perlindungan hukum

pekerja agar kedepannya tidak ada lagi pekerja yang merasa

dirugikan dan dapat mendapatkan haknya sesuai dengan


9
https://www.qureta.com/post/menyelesaikan-akar-masalah-ketenagakerjaan diakses pada hari
Jumat, 10 Januari 2020, pukul 03.12 WIB
12

perjanjian yang sudah disepakati antara kedua belah pihak

dengan tetap berdasar pada Undang-Undang yang berlaku.

b. Manfaat praktis, mengembangkan daya pikir, mengembangkan

penalaran dalam menganalisis suatu kasus yang konkrit serta

mengetahui kemampuan penulis dengan menerapkan ilmu yang

diperoleh.

c.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul yang dibuat, maka penelitian ini adalah penelitian

studi kasus atau disebut juga dengan penelitian normatif yuridis,

dimana penelitian dapat dilaksanakan dengan penelitian kepustakaan

(library research) dan dengan penelitian lapangan (field research)

sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah.

2. Spesifikasi penelitian

Dalam penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang menggambarkan keadaan obyek yang akan diteliti.10

3. Sumber Data

Guna memudahkan penelitian, maka diambil data dari sumber data

primer yaitu sumber data yang didapat langsung dari penelitian dengan

cara memakai seperti :


10
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm.35.
13

a) Observasi

b) Wawancara

Dan sumber data sekunder yaitu terdiri dari :

a. bahan data primer, seperti peraturan perundang undangan.

b. bahan data sekunder, seperti buku atau karangan ahli yang

berkaitan dengan penelitian.

c. bahan data tertier, yaitu bahan penunjang penelitian seperti

kamus hukum.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian akan dilaksanakan dengan cara:

a) Data primer akan diperoleh dengan melakukan wawancara

(interview) yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara

tanya jawab secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian yang dilakukan dengan menggunakan daftar

pertanyaan sebagai pedoman serta dikombinasikan dengan

sistem terbuka sehingga pertanyaan-pertanyaan yang belum

tercantum pada daftar pertanyaan dapat langsung ditanyakan

oleh penulis sehingga mendapatkan keterangan yang lebih

jelas dan terperinci. Wawancara akan dilakukan kepada pihak

yang bertanggung jawab di kantor PT. Sapujagad Makmur

Sejahtera yang beralamt di JL. Tentara Pelajar, Tritih Wetan ,

Cilacap, Jawa Tengah. Wawancara juga akan dilakukan

kepada pekerja PT. Sapujagad Makmur Sejahtera.


14

b) Data sekunder akan diperoleh dengan melakukan studi

dokumentasi yaitu suatu metode dimana penulis akan

mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari

dokumen dan arsip maupun catatan penting lainnya yang

berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

5. Metode Pengolahan dan Analisis data

a. Pengolahan Data

Dalam penelitian studi kasus, data diolah dengan beberapa

tahapan yaitu :

1) Editing data, atau pemeriksaan data yaitu proses

mengoreksi data yang terkumpul apakah sudah cukup

lengkap, sudah benar dan sudah sesuai dengan masalah.

2) Coding atau penandaan data yaitu proses member catatan

atau tanda sehingga dapat menyatakan jenis data,

sumbernya atau sesuai kebutuhan penelitian.

b. Analisis Data

Metode analisa data dalam studi kasus dilakukan dengan cara

analisa kualitatif, yaitu suatu teknik analisa data dengan

memahami makna dibalik data yang tampak atau mencari

kualitas dari penelitian, sehimgga pada akhirnya akan

diperoleh simpulan penelitian secara induktif, yaitu menarik

kesimpulan dari hal yang bersifat khusus menjadi hal yang

bersifat umum.
15

6. Metode penyajian data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya disajikan dalam bentuk

kualitatif yaitu uraian kesimpulan hasil pengamatan yang disusun secara

sistematis.

7. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat Penelitian adalah PT. Sapujagad Makmur

Sejahtera Cilacap.

b. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu 4

bulan, terhitung dari bulan Januari hingga April 2020

c. Jadwal Penelitian

DES
Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20
NO KEGIATAN 2019
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 pengumpulan referensi
2 penyusunan proposal
3 pengumpulan proposal
4 pengumpulan data
5 analisis data
6 penyusunan laporan

( Rencana Penelitian )
16

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Aldiyansah, “Buruh dan Permasalahan yang Tidak Kunjung Habis”. Artikel.


Jawa Pos. 11 Oktober. 2008.

Chotidjah Nurul, Perlindungan Hak Asasi Manusia Mengenai Hak-hak Ekonomi,


Sosial dan Budaya Kaitannya dengan Lingkungan Hidup, Jurnal Ilmu
Hukum Litigasi Volume 4 Nomor 3, Fakultas Hukum UNPAS, Bandung,
Oktober 2003.

Khoe Fenny Natalia, “Hak pekerja yang sudah bekerja namun belum
menandatangani perjanjian kerja atas upah ditinjau berdasarkan Undang-
Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 Nomor 1 (2013).
17

S R. Joni Bambang, 2013, Hukum Ketenagakerjaan, Bandung: Pustaka Setia.

Soedarjadi, 2008, Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka


Yustisia.

Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2006).
Suryandono Widodo dan Aloysius Uwiyono, 2014, Asas-Asas Hukum
Perburuhan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)

Undang-undang No 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan hubungan

Industrial
18

Website

https://spn.or.id/perlindungan-tenaga-kerja/ diakses pada hari Jumat, 10 Januari


2020, pukul 02.47 WIB
https://www.qureta.com/post/menyelesaikan-akar-masalah-ketenagakerjaan
diakses pada hari Jumat, 10 Januari 2020, pukul 03.12 WIB
19

SISTEMATIKA SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
20

BAB I : PENDAHULUAN

A. Judul

B. Latar Belakang Masalah

C. Perumusan Masalah

D. Tinjauan Pustaka

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

F. Metodelogi Penelitian

BAB II : TINJAUAN UMUM

A. Tentang Ketenagakerjaan di Indonesia

1. Tenaga Kerja

2. Hubungan Industrial

B. Tentang Masalah Ketenagakerjaan

1. Sengketa ketenagakerjaan

C. Perlindungan Hukum

1. Pengertian Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja

2. Asas dan Tujuan Perlindungan Tenaga Kerja

3. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja

D. Perjanjian pada umumnya

1. Pengertian Perjanjian

2. Asas-asas Hukum Perjanjian

3. Syarat-syarat Sahnya Perjanjian

4. Prestasi dan Wanprestasi


21

BAB III : HASIL PENELITIAN

A. Hasil penelitian

B. Pembahasan

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai