Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN ANJAK PIUTANG ( FACTORING)

Anjak Piutang merupakan istilah yang berasal dari gabungan kata ”anjak” yang artinya pindah atau alih
dan ”piutang” yang berarti tagihan sejumlah uang. Berdasarkan arti kata tersebut secara sederhana
Anjak Piutang berarti pengalihan piutang dari pemiliknya kepada pihak lain. 1

Anjak piutang adalah aktivitas pengalihan/pembelian piutang dari satu pihak ke pihak lainnya, termasuk
urusan penagihan, pengingat, sampai penerimaan pembayaran dari debitur.

Menurut OJK, pengertian anjak piutang adalah kegiatan pembiayaan jangka pendek dari pihak ketiga
untuk Penjual Piutang (Client), agar segera menerima pencairan dari dana yang pernah dipinjamkannya.

Menurut terminology Factoring dalam terjemahan bebasnya bahwa Factoring adalah suatu penjualan
piutang dagang dari suatu perusahaan (Clien) kepada factor dengan harga yang telah didiskon, dimana
piutang dagang tersebut berasal dari transaksi bisnis miliknya si perusahaan (Clien). 2

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Anjak Piutang maksudnya piutang yang
dialihkan. Sedangkan pengertian Factoring/Anjak Piutang menurut John Downes dan Jordan Elliot
Goodman dalam Dictionary of Finance and Investment Terms adalah :

“Type financial service why a firm sells or transfer title to its account receivable to a Factoring company,
which then acts a principal, not as agent. The receivables are sold without recources, meaning that the
Factor can not turn to the seller in the event accounts prove un collectible”. 3

Istilah Factoring sering menjadi perdebatan tentang asal usul terjemahan menjadi Anjak Piutang. Di
dalam Black’s Law Dictionary menyebutkan bahwa Factoring adalah ”The buying accounts receivable at
a discount. The price is discounted because the factor (who buys them) assumes the risk of delay in
collection and loss on the accounts receivable”

Sedangkan pengertian Anjak Piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan


No.448/KMK.017/2000 adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan
serta pengurusan piutang jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negeri”.

Menurut pejabat Departemen Keuangan kata Anjak Piutang dipilih oleh lembaga ahli Bahasa Indonesia
tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Departemen Keuangan. Dengan demikian perkataan
Anjak Piutang merupakan istilah baru dalam perbendaharaan bahasa Indonesia.

1
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta : Sinar Grafiko, 2008), hal. 73.

2
Rinus Pantouw, Hak Tagih Factor Atas Piutang Dagang, Cet. 1, (Jakarta : Kencana Prenada Media Gorup, 2006), hal. 13.

3
Budi Rachmat., Anjak Piutang Solusi Cash Flow Problem, Cetakan Ke 1, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003), hal. 1.
Menurut Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, anjak piutang merupakan usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek dari suatu perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar
negeri.

Pengertian Anjak Piutang atau Factoring juga dijumpai dalam referensi formal isi kamus Bank Indonesia,
merupakan hukum kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek atau perusahaan atas transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri, sedangkan perusahaan yang melakukan Anjak Piutang disebut penganjak-piutang
(Factoring) dan pengertian penganjak-piutang yaitu adalah pihak yang kegiatannya membeli piutang
pihak lain dengan menanggung resiko tak terbayar utang (Factor). 4

Dari definisi di atas dapat disebutkan bahwa anjak piutang adalah suatu teknik pendanaan jangka
pendek dengan memanfaatkaan piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang
bersangkutan menjual atau menyerahkan hak atas piutangnya kepada perusahaan kepada perusahaan
anjak piutang. Kemudian perusahaan anjak piutang menyerahkan uang kepada perusahaan tersebut
sebesar persentase tertentu dari jumlah nilai piutang. Sebagai imbalan, perusahaan anjak piutang
membebankan biaya administrasi dan bunga pada perusahaan tersebut. 5

Gatot Wardoyo, dalam makalahnya berjudul “Beberapa aspek mengenai Factoring (Anjak Piutang)”
mengemukakan bahwa Anjak Piutang mengandung dua aspek hukum yang penting, yaitu :

1. Transaksi penjualan tagihan, meskipun tagihan yang dijual dan dilakukan oleh Clien kepada
factor belum dilunasi, akan tetapi pengalihan tersebut diberitahukan kepada customer dan
diminta kepadanya untuk membayar kepada factor.
2. Pembayaran dimuka yang dilakukan oleh factor kepada Clien dianggap sebagai pinjaman,
sedangkan tagihan yang diterima oleh Factoring dari Clien diberlakukan sebagai jaminan. 6

Di Indonesia, anjak piutang adalah aktivitas keuangan yang dilindungi hukum perdata. Dasar hukum
anjak piutang mengacu pada Keputusan Presiden (Kepres) No. 61 tahun 1988 pasal 2, yang meresmikan
anjak piutang (factoring) sebagai salah satu bidang usaha pembiayaan.

Pasal tersebut kemudian diperkuat dasar hukum anjak piutang lainnya, yaitu Keputusan Menteri
Keuangan No. 1251/KMK.031/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan.

Selain dua peraturan di atas, terdapat beberapa dasar hukum anjak piutang lainnya, yaitu:

 Pasal 6 huruf (1) UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan


 Keputusan Presiden (Kepres) No. 81 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan

4
Rinus Pantow, Op., Cit, hal. 7.

5
Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana Usaha, (Jakarta : Pustaka Utama Grafity, 1993), hal. 28.

6
Suharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi, dan Cessie, (Jakarta: Prenada Media, 2006), hal. 129-130.
 Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/1995 tentang Penentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan
 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan
 Peraturan Presiden (PP) No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan

Anda mungkin juga menyukai