Anda di halaman 1dari 7

PENYELESAIAN KASUS : ANAK DENGAN GANGGUAN MOTORIK

Kelompok 4

1. Roida Ayu Boangmanalu NIM : 1213313049


2. Vivi Aulia Azahra NIM : 1213113012
3. Bella Agustiara NIM : 1213113035
4. Sri Hariyanti Manurung NIM : 1213313010

Dosen : Salsabila Hasiana Tanjung, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan Anak

A. KASUS

Rio , 8 thn, tulisan buruk tidak terbaca, prestasi disekolah buruk. Sejak kecil sering
menunjukkan tingkah laku yang canggung. Ia pun sering jatuh atau terguling, misalnya pada
saat mau memungut kertas dilantai. Sering menubruk perabotan di dlm rumah, dan setiap
pulang sekolah bajunya kotor karena sering jatuh. Ia juga kesulitan meloncat, berlari, dan
sulit melakukan jungkir balik. Di usianya saat ini, ia masih mengalami kesulitan dalam
menaiki sepeda.

Hingga saat ini, rio masih saja dimandikan dan bajunya dipakaikan oleh ibu. Begitupun
untuk mengikat tali sepatunya, ia belum bisa sendiri. Pada saat makan menggunakan sendok,
ia seringkali menumpahkan makanannya. Ketika ada tugas prakarya di sekolah, ia sulit untuk
mengikutinya karena belum bisa menggunakan gunting, pensil, atau crayon.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pada kasus diatas dapat ditarik beberapa masalah yang terjadi seperti dibawah ini :
1. Rio Sejak kecil sering menunujukkan tingkah laku yang canggung.
2. Saat berusia 8 tahun tulisannya buruk dan tidak terbaca, presentasi disekolah buruk,
bahkan ia tidak biasa menyelesaikan tugas prakarya di sekolah karena belum bisa
menggunakannya . Selain itu ia mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas
seperti ia sering jatuh, kesulitan meloncat, berlari, jungkirbalik hingga masih
kesulitan manaiki sepeda.
3. Hingga kini Rio masih saja tidak bisa melakukan apapun sendiri dia sangat perlu
bantuan dari ibunya seperti masih dimandikan, dipaikan baju, mengikat tali sepatu.

C. KAJIAN PUSTAKA

Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.
Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak
tubuh. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot.
Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Secara umum ada tiga tahap perkembangan
keterampilan motorik anak pada usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan
autonomous. Optimalnya pertumbuhan fisik anak memang sangat penting karena secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Secara
langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak,
sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan kemampuan
fisik/motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang
lain. Sedangkan meningkatnya keterampilan motorik anak akan meningkatkan pula aspek
fisiologis, kemampuan sosial emosional dan kognitif anak,

Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik
kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah gerakan yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sedangkan gerakan motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan. Kedua macam gerakan ini sangat diperlukan anak di
kemudian hari. Seefel (dalam Moelichatoen, 1999), menggolongkan tiga keterampilan
motorik anak, yaitu:

1. keterampilan lokomotorik: berjalan, berlari, meloncat, meluncur;


2. keterampilan nonlokomotorik (menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam di
tempat): mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik;
3. keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda: menangkap, melempar.
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan
motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum
tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan
keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan
perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik.
Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau
diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan
motorik.

Namun biasanya juga sulit membedakan apakah perkembangan motorik kasar anak
termasuk normal atau tidak. Proses kematangan setiap anak memang tidak selalu sama,
sehingga laju perkembangan antara anak yang satu dari yang lain sangat berbeda. Itulah
sebabnya ada anak yang bisa berjalan ketika usianya mencapai 12 bulan, sementara anak
lain baru bisa berjalan pada usia 15 bulan. Sekalipun demikian tidak berarti bayi yang
bisa cepat berjalan lebih pandai dari bayi yang relatif lebih lambat berjalan. Setiap anak
pada dasarnya memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga
kemungkinan anak yang terlambat berjalan justru lebih cepat dalam perkembangan
berbicaranya. Yang lebih pentmg adalah memantau perkembangan motorik anak
terlambat atau sesuai dengan norma perkembangan yang ada, apabila ada keterlambatan
perlu diperiksa secara saksama.

Keterlambantan yang terjadi bisa bersifat fungsional yang tidak berbahaya, atau
merupakan tanda adanya kerusakan pada susunan saraf, seperti cerebral palsy atau
gangguan sistem motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur
kemampuan gerak otot-otot tubuh, perdarahan otak, asfiksia atau bayi tidak langsung
menangis saat lahir, benturan atau trauma kepala yang berat, serta adanya kelainan
sumsum tulang belakang dan gangguan saraf tepi atau penyakit saraf tepi atau
poliomielitis yang menyebabakan kelumpuhan serta penyakit otot atau distrofia
muskulorum

Ada beberapa gejala yang merupakan pertanda terjadinya gangguan pada


perkembangan motorik kasar anak, antara:

1. Terlalu kaku atau lemah


Misalnya bayi usia 5 bulan masih mengepal telapak tangannya, tubuh agak kaku saat
digendong, serta cenderung membanting-banting diri ke belakang. Saat diberdirikan
dengan bertopang pada ketiaknya, tungkai kecil terjulur kaku, pada waktu berbaring
telentang tanpa melakukan gerakan apa pun, serta kepala tidak bisa diangkat
(terkulai) saat digendong, semua menunjukkan motorik kasar anak terlalu kaku atau
lemah.
2. Ukuran bayi abnormal
Apabila kepala anak terlalu besar kemungkinan menderita hidrosefalus atau
menimbunnya cairan dalam otak, sementara apabila kepala terlalu kecil kemungkinan
merupakan pertanda tidak maksimalnya perkembangan otak si anak.
3. Pernah kejang Kejang
yang terjadi merupakan pertanda adanya kerusakan dalam sistem saraf pusat.
4. Melakukan gerakan aneh
5. Misalnya bayi menunjukkan gerakan seperti berputar-putar sendiri tanpa koordinasi
atau tujuan yang jelas.
6. Terlambat bicara
Usia bayi menginjak satu tahun misalnya baru bisa mengucap ah atau oh
7. Proses persalinan tidak mulus
Misalnya ibu mencoba menggugurkan kandungan, atau proses kelahiran kurang baik,
misalnya bayi dipaksa lahir secara alami, sehingga terjadi trauma pada kepala.

Hal-hal yang menghambat perkembangan motorik kasar, seperti kelahiran sulit,


terutama apabila disertai trauma di kepala, anak dengan intelegensi rendah, lingkungan
artinya orang tua terlalu protektif sehingga menghambat kebebasan anak untuk melatih
keterampilan motorik kasarnya, misal anak tidak boleh menggunakan tungkainya karena
ada ketakutan orang tua tungkai anak akan menjadi bengkok. Anak sangat berhati-hati
merupakan hambatan juga dalam mengembangkan motorik kasar, misalnya pada saat
belajar berjalan takut jatuh atau cedera. Sebenarnya anak sudah dapat berjalan sambil
dipegang pada satu jarinya, namun apabila pegangan dilepas anak akan mogok berjalan
dan langsung duduk atau berdiri di tempat. Kelahiran dini atau prematur bisa
menghambat perkembangan motorik kasar anak karena tingkat perkembangan pada saat
lahir di bawah bayi normal. Penghambat lain juga dikarenakan cacat fisik misalnya anak
mengalami kebutaan, juga perbedaan pola asuh yang berkaitan dengan jenis kelamin,
anak perempuan tidak diberi kebebasan sebesar kebebasan anak laki-laki.

D. PEMBAHASAN DAN SOLUSI


Pembahasan
Pada pembahasan diatas berkaitan dengan perkembngan motoric anak.
Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak
tubuh. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot.
Aktivitas anak terjadi di bawah kontrol otak. Perkembangan motorik anak terbagi
menjadi dua bagian, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan
motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh
anak, sedangkan gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan
menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Dari kasus yang sudah
dilapirkan mengalami yang namanya keterlambatan motoric hingga kini ia menginjak
usia 8 tahun sehingga mungkin dalam Perkembangan motorik yang lambat dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Hal-hal yang menghambat perkembangan motorik kasar,
seperti kelahiran sulit, terutama apabila disertai trauma di kepala, anak dengan intelegensi
rendah, lingkungan artinya orang tua terlalu protektif sehingga menghambat kebebasan
anak untuk melatih keterampilan motorik kasarnya, misal anak tidak boleh menggunakan
tungkainya karena ada ketakutan orang tua tungkai anak akan menjadi bengkok. Dari
kasus ini mungkin bukan hanya dari satu orang saja mungkin masih ada anak yang
mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoric.
Solusi
Jika kita kaitakan dengan penjelasan yang sudah dilampirkan diatas dengan kasus Rio
yaitu anak yang mengalami keterlambatan motorik. Dimana sejak ia lahir, ia sudah
menunjukkan tingkah tigkah yang canggung atau tidak biasa. Selain itu ia mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti ia sering jatuh, kesulitan meloncat,
berlari, jungkirbalik hingga masih kesulitan manaiki sepeda. Dalam melakukan segala
hal ia juga harus dengan bantuan dari orang terdekatnya, ia juga tidak mampu menulis
dengan baik. Di fase ini yang pastinya dibutuhkan oleh mereka adalah dukungan
untuk menguatkan mereka, peran penting orang terdekat disini sangat diperlukan
untuk mendampingi si anak.
Berikut akan kami paparkan beberapa cara yang dianggap sebagai solusi yang dapat
dilakukan orangtua dan anak dalam memecahkan masalah gangguan motoric yang
dialami Rio
1. Orangtua harus selalu bersiap siaga untuk mendampingi Rio dalam menghadapi
gangguan yang dialami. Selain itu orangtu juga sebaiknya memberikan
pengobatan medis kepada Rio.

2. Melakukan Terapi okupasi


Terapi okupasi adalah suatu bentuk layanan Kesehatan untuk masyarakat semua
kalangan atau pasien yang mengalami gangguan fisik atau mental dengan
menggunakan aktivitas yang sudah diseleksi bisa digunakan untuk membantu dan
memelihara Kesehatan, menanggulangi kecacatan, menganalisa tingkah laku,
memberikan Latihan dan melatih pasien yang menderita kelainan fisik maupun
mental. Terapi okupasi merupakan salah satu terapi yang dapat membaantu anak
dengan gangguan motoric, karena dengan metode ini bisa membantu anak anak
mendapatkan keterampilan motoric dan belajar melakukan tugas tugas yang
paling dasar dahulu dan tugas tugas yang dibutuhkan pada kehidupan sehari hari.
Seperti menulis, mengikat tali sepatu, mandi sendiri, memakai baju sendiri, dan
lainnya. Tujuan dari terapi okupasi itu sendiri adalah mengembalikan fungsi fisik
serta motoric halus maupun motoric kasar, mental, social dan emosi. Terapi
okupasi juga mempunyai peranan yaitu sebagai pencegahan, penyembuhan,
penyesuaian dirim pengembangan kepribadian, pembawaan, kreativitas, serta
sebagai bekal hidup di masyarakat yang akan datang.
3. Mengikuti Pelatihan motoric perseptual
metode ini berhuungan dengan peningkatan kemampuan Bahasa, visual, Gerakan
dan pendengaran anak. cara ini bisa memberikan serangkaian tugas secara
bertahap agar anak tertantang sehingga membuatnya lebih baik. Pelatihan motoric
perpseptual ini memiliki beberapa unsur, yang pertama ada kesadaran tubuh, yang
dimana kesanggupan untuk mengenali bagian bagian tubuh dan manfaatnya bagi
gerak, karena kesadaran tubuh juga merupakan kemampuan untuk memahami
bagaimana untuk menhasilkan berbagai macam Gerakan dan potensi tubuh dalam
melakukan Gerakan atau agar stabil Gerakan yang dilakukan. Yang kedua ada
kesadaran ruaang, merupakan suatu Gerakan yang berhubungan dengan konsep
yang sering menekankan pada persepsi motoric program, contoh Gerakan dalam
kesadaran ruang seperti berjalan didalam lingkatan dengan temanteman, berlari
zig zag melewati beberapa pancand dan menaiki tangga. Yang ketiga ada
kesadaran arah, pemahaman tubuh yang berkaitan dengan tempat dan arah, tetapi
lebih singkatnya untuk anak memahami dan mengaplikasikan konsep seperti ke
kiri dan ke kanan, contoh Gerakan kesadaran arah sepeti bergeser kekanan atau
kekiri, sesuai dengan perintah guru, melangkah ke deoan beberapa Langkah,
melangkah ke belakang. Yang ke empat ada kesadaran tempo, koordinasi Gerakan
antara mata dan anggota tubuh menjadi efisien, kesadaran tempo juga melibatkan
secara berangsur angssur pemahaman yang berhubungan dengan waktu seperti
memahami karakteristik kecepatan bola, contoh Gerakan kesadaran tempo seperti
mengayunkan kedua lengan kedepan dan kebelakang dengan diiringi hitungan
atau irama music, dan mengayunkan kaki ke depan dan kebelakang secara
bergantian dengan diiringi hitungan ata irama music.

E. DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, B., Sumantri, M. S., & Chandrawati, T. (2014). Hakikat Perkembangan Motorik
Anak. Modul Metod. Pengemb. Fis, 1-21.
Komaini, A. (2018). Kemampuan motorik anak usia dini.
Ubaidillah,Khasan.(2018). Penggunaan terapi okupasi untuk pengembangan motoric
halus anak down syndrome. IAIN Surakarta, Vol.13 No. 1
Amung Makmum. Yudha M.S. (2000). Perkembangan gerak dan belajar gerak. Jakarta;
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai