Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan UU No.5 tahun 2014. Aparatur Sipil Negara atau
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah (Pasal 1 ayat 1). Sedangkan Pegawai Negeri Sipil
atau selanjutnya disingkat PNS adalah warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan (Pasal 1 ayat 3). Dalam Pelaksanaan tugasnya sesuai
dengan UU ASN, ASN berfungsi untuk melaksanakan kebijakan publik,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta
adil serta sebagai perekat bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang penting dalam
mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Maka
dari itu negara membutuhkan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS
yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga
mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Untuk dapat membentuk PNS profesional tersebut maka perlu
dilakukan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan Dasar (PP
No 11 Tahun 2017).
Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab ASN dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya merupakan tujuan dari
pendidikan dan pelatihan prajabatan yang harus dilalui dalam rangka
memupuk sikap profesionalitas dalam diri ASN. ASN yang berintegritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
kolusi, korupsi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
2

sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan


Pancasila dan UUD Tahun 1945 merupakan karakter yang diharapkan
dapat terwujud setelah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar
bagi seluruh calon CPNS, termasuk calon pegawai di lingkungan
Kepolisian Republik Indonesia.
Tuntutan tugas Polri semakin kompleks seiring dinamisasi
masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk itu mutlak diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan
unggul di lapangan salah satunya kemampuan dan profesionalisme
Polri dalam bidang kedokteran kepolisian.
Untuk mendukung sumber daya Kepolisian Republik Indonesia
yang berkualitas, dibutuhkan dukungan kesehatan yang mumpuni.
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 tahun 2017 tentang Susunan Organisasi pada Tingkat Markas
Besar Kepolisian Indonesia, Pusat Kedokteran dan Kesehatan, atau
disebut Pusdokkes Polri, sebagai unsur pendukung yang berada di
bawah Kapolri pada organisasi Polri Polri bertugas membina fungsi
kedokteran dan kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian,
kesehatan kesamaptaan dan pelayanan kesehatan di lingkungan Polri.
Pusdokkes yang bertempat di Markas Besar Kepolisian Republik
Indonesia terdiri dari beberapa bidang yang saling melengkapi yaitu
Sekertariat, Urusan Keuangan, Bidang Kedokteran Kepolisian.
Pelayanan Kesehatan, Bidang Kesamaptaan, Bagian Pembinaan
Operasional Medis, Bagian Farmasi Kepolisian, Bagian Material
Fasilitas Kesehatan, Laboratoriun dan Klinik Odontologi Kepolisian,
Laboratorium DNA Forensik, dan Satuan Kesehatan Mabes Polri serta
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. 1 R. Said Soekanto. Masing masing
bidang memiliki peranannya masing-masing. Satuan Kesehatan Mabes
Polri, atau disebut Satkes Mabes Polri, adalah bagian yang bertugas
untuk memberikan pelayanan Kesehatan Kepolisian dan Kedokteran
kepolisian. Salah satu pelayanannya adalah dengan adanya Poliklinik
3

Satkes yang terdapat di lingkungan Polri. Poliklinik terdiri dari Poliklinik


Induk, Poliklinik Asrama Polri (Ciracas, Cipinang I, Cipinang II,
Jatirangga, Kedaung, Pondok Karya, Ragunan, dan Sebasa Polri) dan
Klinik Spesialis Tribrata.
Data yang ada di poli Induk Satkes Pusdokkes Polri, jumlah
pasien yang berobat berturut-turut pada bulan Januari sampai dengan
Juni 2019 adalah berjumlah 410 orang, Februari berjumlah 355 orang,
Maret berjumlah 540, Mei berjumlah 470 orang, Juni berjumlah 466
orang. Kualitas pengelolaan pelayanan kesehatan yang rendah yang
dapat mengakibatkan rendahnya pelayanan kesehatan. Selama ini,
pelayanan kesehatan di Satkes Mabes Polri sudah bagus, namun
masih dirasakan kurang maksimal karena masih kurangnya kesadaran,
kedisiplinan, prinsip senyum, salam, sapa dan belum lengkapnya
pendokumentasian rekam medis pasien dari personil Satkes Mabes
Polri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Fungsi promotif dan
preventif masih kurang dijalankan dalam pencegahan suatu penyakit.
Tingginya permintaan dukungan kesehatan untuk berbagai kegiatan di
Mabes Polri.
Kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada anggota
serta keluarga besar Satkes Pusdokkes Polri dan masyarakat telah
berjalan dengan baik. Akan tetapi ternyata masih ada beberapa hal
yang belum optimal dalam layanan kesehatan, terutama layanan
kesehatan rawat jalan poli induk Pusdokkes Polri, maka dari itu penting
untuk mengangkat isu “Kurang Optimalnya Pelayanan Kesehatan di
Satuan Kesehatan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian
Republik Indonesia” dengan tujuan untuk peningkatan pelayanan
kesehatan dan kualitas hidup warga di lingkungan Satkes Mabes.
Berdasarkan isu tersebut, maka selama satu bulan penulis telah
melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi di Poli Induk Satkes
Pusdokkes Polri guna mengoptimalkan “ Pelayanan Kesehatan di
Satuan Kesehatan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian
4

Republik Indonesia” sebagai muatan pokok dalam rancangan


aktualisasi dan habituasi yang telah lalu dengan berdasarkan nilai-nilai
dasar ANEKA yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen Mutu, Anti korupsi.

B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi adalah , penulis
diharapakan mampu melaksanakan kegiatan yang sudah disusun dan
dilaksanakan dalam aktualisasi dan habituasi menjadi kebiasaan serta
pelayanan menjadi lebih optimal.
1. Terwujudnya optimalnya pelayanan di Satkes Pusdokkes Polri
2. Terwujudnya kegiatan yang terintegrasi dalam keperawatan di
Satkes Pusdokkes Polri
3. Terciptanya disiplin petugas kesehatan setelah dilakukan aktualisasi
dan habituasi
4. Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktualisasi
5. Sebagai syarat untuk mengikuti seminar laporan akhir

C. MANFAAT
1. Membuat perawat di lingkungan Satkes Pusdokkes Polri lebih
semangat dalam megerjakan tupoksi sebagai seorang petugas
kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Manfaat Bagi
Peserta Latsa.
2. Mampu melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian dan
menerapkannya dalam bekerja sehari- hari
3. Memberikan pengalaman pelaksanaan aktualisasi guna
menghabituasikan nilai-nilai dasar ASN
4. menjadikan ASN yang berpegang pada nilai ANEKA dalam
menjalankan tugas di Satkes Pusdokkes Polri dan ditingkatkan
untuk masa yang akan datang.
5

BAB II
PROFIL ORGANISASI

A. SEJARAH INSTANSI
Berdasarkan TAP Pemerintah No 11/SD/1946 tanggal 25 Jun i
1946, Jawatan Kepolisian Negara dikeluarkan dari Departemen Dalam
Negeri, menjadi jawatan tersendiri di bawah Perdana Menteri. SK
Mendagri No. 21/19/22 tentang penetapan Lemdik Polri yang
diresmikan oleh Presiden di SPN Mertoyudan, Magelang. Bagian
Kesehatan merupakan satu unit organisai Lemdik Polri. Disini telah
dilaksanakan fungsi Yankes, Keslap dan Pendidikan siswa. Pada saat
pembentukan Mobrig Besar di Wilingi dan Madiun, sudah disediakan
Garsus untuk Kes Yon dan sudah mempunyai organisasi kesehatan
secara sentral di Mabes Mobrig Besar.
Berdasarkan SK Mendagri No. 4/2/28/UM tanggal 13 Maret 1951
tentang susunan bagian dari kantor DKN disusul dengan order Ka KKN
No. 23/11/1951 tanggal 31 Mei 1951 tentang staf DKN Indonesia Pusat.
DKN terdiri dari sembilan bagiRRRRan, antara lain bagian, bagian
Inspeksi Daerah yang mempunyai empat sie yaitu Sie Admin, Sie
Penugasan, Sie Koordinasi dan Sie Kesehatan yang lahir pada
November 1952. Tujuan Sie Kesehatan adalah mengurus secara
kedinasan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kesehatan
anggota kepolisian dan keluarga.
Sie kesehatan membuka balai pengobatan di Jakarta, Bogor,
Bandung. Di Jakarta berupa balai kesehatan di Bagian Polairud yang
diresmikan tanggal 1 Oktober 1953. Balai kesehatan ini berada
dibawah Sie Kes DKN. 1 Januari 1962 Bagian Kesehatan yang berada
di bawah DKN menjadi Dinas Kesehatan Kepolisian, langsung berada
di bawah Menteri / Kepala Kepolisian Negara.
Satuan kesehatan (Satkes) merupakan bagian dari salah satu
fungsi dari Pusdokkes Polri yang mempunyai peranan layanan
6

kesehatan di Mabes POLRI, bertugas membina, mengawasi


mengendalikan, menyelenggarakan pembinaan kedokteran dan
kesehatan POLRI yang meliputi kedokteran kepolisian,kesehatan
kepolisian rumah sakit dan poli klinik, tidak hanya untuk keluarga
besar Mabes Polri tetapi juga untuk masyarakat luas.
Kegiatan ini meliputi dukungan fungsi kedokteran dan kesehatan
pada tugas-tugas operasional Polri yang berada di bawah pembinaan
Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri (Pusdokkes Polri) yang
bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pegawai negeri
pada Polri, keluarganya dan masyarakat umum juga
menyelenggarakan kegiatan Kedokteran Kepolisian (Dokpol).

B. KEDUDUKAN INSTANSI
Pusdokkes berada dibawah Kapolri sebagai unsur pendukung
sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Pusdokkes Polri sesuai dengan Peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 53 Nomor 21
Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Organisasi pada Tingkaat Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


1. Visi dan Misi Pusdokkes
a. Visi :
Mewujudkan dukungan kesehatan (DUKKES) dan pelayanan
kesehatan (YANKES) Polri yang handal.
7

b. Misi :
1) Melaksanakan dukkes yang profesional dan berlandaskan
iptek termasuk scientific crime investigation bagi tugas
pembinaan dan operasional Polri
2) Penyelenggarakan yankes yang paripurna bagi masyarakat
Polri agar sehat samapta.

2. Tugas Fungsi Pusdokkes Polri


a. Pusdokkes Polri bertugas membina fungsi kedokteran dan
kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan
kesmaptaan dan pelayanan kesehatan di lingkungan Polri.
b. Pusdokkes Polri memiliki fungsi perumusan dan atau
pengembangan sistem, metoda dan petunjuk teknis atau
administrasi di bidang kedokteran kepolisian dan kesehtan polri;
c. Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan dan
bimbingan teknis guna menjamin terlaksananya fungsi
kedokteran kepolisian dan kesehtan Polri secara efektif dan
sesuai ketentuan;
d. Perencanaan kebutuhan personel termasuk pengajuan
pertimbangan, saran, penempatan dalam rangka pembinaan
karier personil pengemban fu ngsi kedoketran kepolisian dan
kesehatan Polri;
e. Pembinaan material, bekal dan fasilitas kesehatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan
perawatan serta penghapusan material, bekal dan fasilitas
kesehatan;
f. Pemberian dukungan dalam pelaksanaan pe,binaan dan
pelayanan kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian di
lingkungan Mabes Polri dan pada tingkat kewilayahan;
g. Pemberian sistem informasi medik Polri bersama-sama fungsi
lain.
8

3. Tugas dan Fungsi Unit Kerja


a. Tugas dan fungsi Satkes Pusdokkes antara lain:
1) Satkes Mabes Polri bertugas menyelenggarakan pembinan
dan pelayanan kedokteran kepolisian (Dokpol), Keshatan
kesmaptaan, dan pelayanan di lingkungan Satkes Mabes
Polri baik yang bersifat stasioner maupun mobile;
2) Pembinaan dan pelaksanaan Dokpol untuk mendukung
pelaksanaan tugas operasional pada tingkat Mabes Polri;
3) Pembinaan dan pelaksanaan kesehatan kepolisian
kepolisian yang meliputi kesehatan kesamaptaan dan
pelayanan kesehtan;
4) Pembinaan materi kesehatan jajaran Mabes Polri;
5) Pembinaan dan pelaksaan fungsi teknis Dokkes polri yang
menyangkut petunjuk, sistem dan metode;
6) Pengemasan, pengendalian dan pengevaluasian
pelaksanaan fungsi Dokkes Polri;
7) Pengajuan pertimbangan dan saran kepada Kapusdokkes
mengenai hal yang berhubungan dengan bidang tugas
kesehatan.
b. Tugas dan fungsi perawat antara lain :
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
dengan sentuhan kasih sayang
2) Melaksanakan asuhan keperawatan
3) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung
jawab
4) Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
kesehatan preventif, promotif, dan kuratif.
9

4. Struktur Organisasi
KASATKES
WAKASATKES
KBP Dr Abdul Rasyid, MS
KAURENMIN
PENATA BETY. M
SMF

PAUR REN PAUR MIN PAMIN PERS PAMIN REN


PENDA 1 NURDIN PENDA 1 YULIS PEATA TUMARINI PENDA
EDDY

KANIT KESPOL KANIT DOKPOL


PEMBINA dr ALICE N

KAUR KESMAPTA KAUR YANKES KAUR MATKES


KAUR KESKAMTIBNAS KAUR KES KESLAP
PENATA DYAH AMI PENATA ROMAL PENATA SAWALINA
AKP SAJAD PENATA 1 HADIJAH

PAUR KESPOL PAUR DOKPOL


IKE PUJI W AKP TUKIRA

PAMIN KESPOL
PENATA LINDAWATI PAMIN DOKPOL IPDA
NURWKIT

KA POLIKLINIK INDUK
PENATA dr VINA MAYA KA KLINIK SP
PENATA 1 drg MARIA CARLA
POLIKLINIK
(DI LUAR POLI INDUK)
PAUR YANMED PAUR JANGMED PAUR : PAUR PENATA
PENATA ERNANI PENAT MOMON PENATA NANI K RASULINA B
PENATA YANI, W
PENATA HADIJAH
PAMIN JANGMED PAMIN PAMIN PENDA
PAMIN JANGMED PENDA 1 PUJI H
TIMI ASRANA PENDA SUMARTININGSIH 1 FRISKA
PENDA 1 INDRI C
10

BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI HABITUASI

Dalam kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ini penulis


mengangkat isu mengenai “ Kurang optimalnya pelayanan di Satkes
Pusdokkes Polri” sehingga dilakukan kegiatan-kegiatan yang
diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan di Satkes Pusdokkes
Polri pada bagian Poli Induknya. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan selama 4 minggu dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti korupsi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Satkes Pusdokkes Polri


dilakukan pada jam dinas yakni 07.00 – 15.00 WIB, dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habitusi dilakukan dari tanggal
26 Juli sampai dengan 24 Agustus 2019 di dapatkan pasien
sejumlah 540orang.

A. Kegiatan 1
1. Jenis Kegiatan
Melayani pendaftaran pasien
2. Tahapan Kegiatan
a. Menerima pasien dengan prinsip 3S, senyum, salam sapa
b. Meminta pasien menunjukkan kartu BPJS
c. Mempersilahkan pasien menunggu di tempat antrian
d. Memanggil pasien sesuai urutan pendaftaran
e. Melakukan pendaftaran pasien dengan mengidentifikasi
apakah pasien menggunakan BPJS atau mandiri
f. Mencocokkan kartu berobat dengan rekam medis
3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan berupa terlaksananya kegiatan pendaftaran
pasien dengan baik dan didapatkan data pasien yang
11

melakukan kunjungan ke poli induk satkes Pusdokkes Polri.


Jumlah pasien berobat dari tanggal 26 juli sampai dengan 24
Agustus 2019 berjumlah 540 pasien.
4. Nilai-nilai Dasar ASN
Kegiatan ini mengandung penerapan dari nilai ANEKA, yaitu
sebagai berikut :
a. Akuntabilitas
perawat mengaktualisasikan nilai akuntabilitas berupa
penerapan tanggung jawab dengan cara melakukan
pelayanan yang ramah dan dengan tepat memberikan
pelayanan adalah tanggung jawab perawat dalam
memberikan pelayanan.
b. Etika Publik
perawat menyapa pasien dengan ramah serta
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
yang datang berobat, sehingga asien nyaman dalam
melakukan pengobatan.
c. Komitmen Mutu
perawat bersikap ramah kepada pasien, melakukan senyum,
salam dan sapa dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dari pasien.
5. Keterkaitan mata diklat
a. Pelayanan Publik
perawat berinteraksi langsung dengan ramah dan
menerapkan senyum, salam dan sapa sebagai bentuk
pelayanan kepada pasien.
b. Manajemen ASN
Interaksi langsung antara perawat-pasien menunjang
tercapainya pelayanan yang holistik dan
berkesinambungan.
12

c. Whole of Government (WoG)


perawat dapat berkoordinasi dengan pasien maupun
keluarga pasien untuk menggali informasi pelayanan
yang dibutuhkan pasien.
6. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Sesuai dengan visi Pusdokkes yaitu “mewujudkan


dukungan dan pelayan kesehatan Polri yang handal ”
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Terbentuknya petugas yang memgang prinsip-prinsip
ANEKA dalam kegiatan pelayanan kesehatan, sehingga
dapat tercapainya optimalitas pelayanan.
8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.1

B. Kegiatan 2
1. Jenis Kegiatan
Melakukan pemeriksaan Tanda-Tanda Vital, TB, BB

2. Tahapan Kegiatan
a. Mempersiapkan alat yang digunakan seperti tensimeter dan
timbangan, alat pengukur tinggi badan
13

b. Menyapa pasien dengan sopan dan santun


c. Menjelaskan prosedur tindakan yang dilakukan
d. Melakukan tindakan keperawatan ( memeriksa tanda-tanda
vital, TB, BB) dengan benar akurat dan sistematis)
e. Mencatat hasil pemeriksaan kedalam rekam medik pasien
3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan
pemeriksaan TTV, BB, TB pasien dan didapatkan data kondisi
medis pasien sesuai hasil pemeriksaan, dan di dokumentasikan ke
rekam medis untuk pemeriksaan selanjutnya. Pasien yang berobat
dari tanggal 26 Juli sampai dengan 24 Agustus berjimlah 540
pasien.
4. Nilai-nilai Dasar ASN
Kegiatan ini mengandung penerapan nilai ANEKA, yaitu sebagai
berikut :
a. Akuntabilitas
perawat menerapkan nilai akuntabilitas dengan cara
melakukan pemeriksaan TTV, TB, BB dengan benar sehingga
data hasil pemeriksaan yang didapat adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Etika Publik
Saat akan melakukan pemeriksaan TTV, BB, TB, perawat
harus meminta izin dengan sopan terlebih dahulu. Selama
melakukan pemeriksaan pun harus menghormati pasien
dengan meminta maaf apabila pemeriksaannya menimbulkan
rasa tidak nyaman.
c. Komitmen Mutu
Perawat bersikap ramah kepada pasien, melakukan
pemeriksaan lengkap dan mencatat data hasil pemeriksaan
dengan lengkap ke rekam medis menunjukkan komitmen
perawat untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan
14

maksimal kepada pasien.


5. Keterkaitan mata diklat
a. Pelayanan Publik
Perawat berinteraksi langsung dengan ramah sebagai bentuk
pelayanan kepada pasien untuk mendapatkan data medis
pasien.
b. Manajemen ASN
Interaksi langsung antara perawat-pasien menunjang
tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.
c. Whole of Government (WoG)
perawat dapat berkoordinasi dengan pasien tentang kondisi
terkini dari pasien untuk menggali informasi tentang kesehatan
pasien, sehingga dari data pemeriksaan TT, BB, TB sesuai
dengan kondisi pasien.
6. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Sesuai dengan visi dan salah satu misi mewujudkan dukungan
dan pelayanan kesehatan Polri yang handal. Menyelenggarakan
yankes yang paripurna bagi masyarakat Polri agar sehat samapta.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan melakukan pemeriksaan TTV, pengukuran TB, BB
secara santun tepat dan akurat sehingga diketahui masalah
kesehatan dan dapat diatasi guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
15

8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar
C. Kegiatan 3
1. Jenis Kegiatan
Melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien
2. Tahapan Kegiatan
a. Menganamnesa pasien dengan Asuhan Keperawatan pasien
meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, evaluasi pasien
rawat jalan
b. Mempersilahkan pasien untuk diperiksa oleh dokter jaga
c. Mengarahkan psien untuk prosedur selanjutnya
d. Mengevaluasi pasien tentang pelayanan yang dilakukan
3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya Asuhan keperawatan
yang dapat digunakan dasar bagi dokter untuk menentukan terapi
maupun tindakan medis yang diperlukan. Pasien yang berobat
dari tanggal 26 Juli sampai dengan 24 Agustus 2019 bejumlah
540 pasien.
4. Nilai-nilai Dasar ASN
Kegiatan ini mengandung penerapan nilai ANEKA, keterkaitan
dengan mata diklat, kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
yaitu sebagai berikut :
16

a. Akuntabilitas
Perawat menerapkan nilai akuntabilitas dengan cara
melakukan asuhan keperawatan sesuai SOP sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Etika Publik
Seorang perawat memiliki kewajiban untuk melakukan
pengkajian dengan cara yang sopan, lugas, namun tetap
berempati kepada pasien. Hal ini menunjukkan nilai etika
publik.
c. Komitmen Mutu
perawat bersikap ramah kepada pasien, melakukan asuhan
keperawatan dengan benar, tepat, dan sesuai SOP dapat membantu
dokter untuk memberikan pengobatan yang tepat. serta mencatat
data hasil pemeriksaan dengan lengkap ke rekam medis
menunjukkan bahwa dokter menerapkan nilai komitmen mutu
kepada pasiennya.
5. Keterkaitan mata diklat
a. Pelayanan Publik
perawat melakukan pelayanan kesehatan dengan optimal dan
sesuai dengan sumpah jabatan dan kode etik profesinya.
b. Manajemen ASN
Interaksi langsung antara perawat-pasien menunjang
tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal. pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang tepat
termasuk di dalam tahapan pelayanan kesehatan tingkat
pertama ini.
c. Whole of Government (WoG)
Adanya koordinasi antaraperawat, dokter, pasien dan
paramedis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik bagi pasien.
17

6. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Sesuai dengan visi dan salah satu misi mewujudkan
dukungan dan pelayanan kesehatan Polri yang handal.
Menyelenggarakan yankes yang paripurna bagi masyarakat Polri
agar sehat samapta.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan pelayanan yang profesional dan tepat, akurat, maka
akan membuat pasien percaya dan nyaman untuk berobat ke klinik.
Sehingga tercipta masyarakat Polri yang sehat samapta.
8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.3

D. Kegiatan 4
1. Jenis Kegiatan
Melakukan hand hygien 6 langkah
2. Tahapan kegiatan
a. Melakukan 3S, senyum, slam, sapa
b. Membiasakan 5 moment cuci tangan ( sebelum kontak dengan
pasien, sebelum tindakan antiseptik, setelah terkena cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien)
18

c. Menyediakan hand rub, atau menggunakan wastafel di poli


d. Memasang poster 6 langkah cuci tangan
3. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan preventif


dengan cara mencuci tangan 6 langkah untuk mencegah
penularan penyakit dan infeksi yang terjadi selama proses
pelayanan berlangsung. Pasien yang berobat dari tanggal 26 juli
sampai dengan 24 Agustus berjumlah 540 pasien.
4. Nilai-nilai Dasar ASN
Penerapan nilai ANEKA, yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas
Mengajarkan cuci tangan 6 langkah yang benar merupakan
tanggung jawab seorang perawat. Perawat berperan serta
sebagai edukator dan promotor dalm bidang kesehatan
b. Etika Publik
Seorang perawat harus menjaga etika ketika berhadapan
dengan pasien, termasuk dalam hal mengajarkan cara
mencuci tangan 6 langkah yang benar, menggunakan bahasa
yang sopan dan mudah dimengerti.
c. Komitmen Mutu
Dalam memberikan edukasi, sikap, bahasa dan tata cara yang
benar harus diperhatikan sehingga pasien merasa nyaman
diberikan edukasi dan mau menerapkannya dalam kehidupan
sehari- hari.
5. Keterkaitan mata diklat
a. Pelayanan Publik
perawat melakukan upaya menjaga kesehatan perorangan
dengan cara memberikan edukasi hand hygien 6 langkah demi
mewujudkan warga yang sehat.
b. Manajemen ASN
perawat sebagai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar
19

dan etika profesi haruslah peduli dengan kesehatan


bangsanya; yang dapat dimulai dari pencegahan penularan
penyakit dan infeksi di lingkungan poli induk.
c. Whole of Government
Perawat, dokter dan teman sejawat lain saling berkoordinasi
dan saling mengerti pentingnya hand hygien untuk
pencegahan penularan penyakit dan infeksi yang berada di poli
induk satkes Pusdokkes Polri.
6. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Sesuai dengan visi dan salah satu misi mewujudkan
dukungan dan pelayanan kesehatan Polri yang handal.
Menyelenggarakan yankes yang paripurna bagi masyarakat Polri
agar sehat samapta.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan adanya semangat juang sikap disiplin dalam
melaksakan tugas, serta memberikan bekal kesehatan yang baik
bagi masyakat melalui cuci tangan, masyarakat lingkungan Polri
dapat meningkat kualitas kesehatannya.
8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.4
20

E. Kegiatan 5
1. Jenis Kegiatan
Melaksanakan dokumentasi pasien pada rekam medis
2. Tahapan kegiatan
a. Menerima rekam medis pasien
b. Mencatat namnesa pasien dan asuhan keperawatan dalam
rekam medis
c. Login ke aplikasi primary care BPJS
d. Mengisi data yang tertera dan kondisi pasien secra lengkap
e. Mengidentifikasi pasien untuk rujukan atau hanya berobat di poli
3. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pengisian
berkas rekam medis yang lengkap, sehingga kondisi pasien
tercatat secara terintegrasi di dalam rekam medis sehingga
mempermudah perawat dan sejawat lain untuk mendapatkan
informasi kesehatan pasien yang lalu dan kondisi pasien saat ini.
pasien yang berobat dari tanggal 26 Juli sampai dengan 24
Agustus berjulah 540 pasien.
4. Nilai-nilai dasar ASN
Kegiatan ini mengandung penerapan nilai ANEKA, sebagai berikut
a. Akuntabilitas
Pengisian rekam medis merupakan suatu kegiatan yang harus
dapat dipertanggungjawabkan, jujur, sesuai dengan keadaan
yang dialami sebenarnya, dan merupakan hal yang dilakukan
secara konsisten dalam pelayanan kesehatan yang optimal.
b. Etika Publik
Pengisian rekam medis dilakukan secara benar, lengkap, dan
terjaga kerahasiaannya sebagai bentuk penerapan nilai etika
publik.
c. Komitmen Mutu
Rekam medis merupakan dokumen yang menunjukkan
21

kesinambungan pelayanan medis sebagai dokumen yang


memperlihatkan komunikasi antara dokter dengan perawat
atau tenaga kesehatan lainnya, dan sebagai dokumen
pemberian kewenangan kepada tenaga medis lain untuk
melakukan tindakan medis. Pelayanan kesehatan yang baik
haruslah didukung rekam medis yang baik pula.
5. Keterkaitan mata diklat
a. Pelayanan Publik
Rekam medis merupakan sarana komunikasi dan interaksi
antara dokter dengan tenaga medis maupun paramedis lainnya
yang dimaksudkan untuk menunjang pelayanan optimal
terhadap pasien.
b. Manajemen ASN
Pengisian berkas rekam medis yang baik dan lengkap
menggambarkan nilai seorang ASN yang profesional dan
bertanggung jawab, sebab ia sadar akan amanah
pekerjaannya dan berusaha menjalankannya sebaik mungkin.
c. Whole of Government (WoG)
Pengisian berkas rekam medis yang lengkap juga
menunjukkan koordinasi dan kerjasama tim yang baik antara
dokter dengan paramedis.
6. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Sesuai dengan visi dan salah satu misi mewujudkan dukungan
dan pelayanan kesehatan Polri yang handal. Menyelenggarakan
yankes yang paripurna bagi masyarakat Polri agar sehat samapta.
7. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan adanya dokumentasi di rekam medis dan input primary
care BPJS maka dapat mnejadikan bukti tindakan yang telah
dilakukan dan dapat memperluas kerjasama organisasi dengan
beberapa pihak, sehingga mewujudkan kepercayaan dari sektor
lain.
22

8. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.5

E. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi Habituasi Optimalisasi
Pelayanan dilakukan di Klinik Satkes Pusdokkes Polri. Aktualisasi dan
Habituasi ini akan dilakukan dari tanggal 26 Juli 2019 sampai 24
Agustus 2019.
23

F. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi

N Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Juli Agustus
26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Melayani pendaftaran
pasien
1)
2 Melakukan TTV(Tensi,
Nadi, pernafasan),
pengukuran Tinggi badan
dan Berat Badan
3 Melakukan asuhan
keperawatan pada
pasien pada pasien
rawat jalan di klinik
4 Melakukan hand hygien
6 langkah cuci tangan
5 Melakukan
dokumentasi pada
rekam medis
Tabel 1.1
Keterangan :
: KEGIATAN
: MEMBUAT LAPORAN
:LIBUR
24

BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan dengan UU No.5 tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Menurut
undang-undang nomor 2 tahun 2002 disebutkan bahwa pegawai Polri
adalah anggota Polri dan PNS Polri.
Kualitas pengelolaan pelayanan kesehatan yang rendah yang
dapat mengakibatkan rendahnya pelayanan kesehatan. Selama ini,
pelayanan kesehatan di Satkes Mabes Polri masih dirasakan kurang
maksimal karena masih kurangnya kesadaran, prinsip senyum, salam,
sapa dan belum lengkapnya pendokumentasian rekam medis pasien
dari personil Satkes Mabes Polri dalam melaksanakan tugas sehari-
hari. Fungsi promotif dan preventif masih kurang dijalankan dalam
pencegahan suatu penyakit. Tingginya permintaan dukungan
kesehatan untuk berbagai kegiatan di Mabes Polri.
Laporan akhir ini di buat untuk mengevaluasi hasil setelah kegiatan
dilakukan. Setelah kelima kegiatan dilakukan pelayanan di Satkes
Pusdokkes diharapkan lebih terintegrasi dari proses pendaftaran
sampai dengan dokumentasi. Petugas terbiasa melakukan senyum,
salam sapa, membudayakan hand hygien, dan lebih rajin melengkapi
rekam medis pasien. Pasien pun merasa senang dan nyaman berobat
ke poli induk Satkes Pusdokkes.

B. SARAN
Setelah dilakukan kegiatan Aktualisasi dan Habituasi semoga
kelima kegiatan tetap dilakukan dalam pelayanan sehari-hari supaya
pelayanan tetap terintegrasi seperti saat dilakukan kegiatan Aktualisasi
dan Habituasi, dan diharapkan terwujudkan optimalnya pelayanan di
Satkes Pusdokkes polri.
25

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata et al, (2007) Panduan Penulisan karya Ilmiah (makalah,


Laporan Buku, Tesis dan Desertasi). Universitas Islam Nusantara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


Nomor 24 tahun 2017 tanggal 18 Desember 2017 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Gol II.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen


Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017


tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Organisasi
pada Tingkat Markas Besar Kepolisisan Negara Republik
Indonesia.
.

.
26

Anda mungkin juga menyukai