Anda di halaman 1dari 3

Atallah Putra Agavi

1906289464
Keuangan Negara (Negara A 2019)

PENGELUARAN PUBLIK

Berbicara tentang pengeluaran publik atau yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
biasa dikenal dengan government expenditures pastinya tidak akan jauh-jauh dengan
permasalahan pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah. Pembiayaan oleh pemerintah ini
seperti yang secara lumrah diketahui pastinya merupakan rangkaian tentang bagaimana
keperluan-keperluan pemerintah (dalam hal ini uang) untuk pelaksanaan tugas pemerintahan
(tugas rutin maupun pembangunan). Pengeluaran pemerintah ini juga pada akhirnya bisa
menjadi sebuah indikator daripada seberapa besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah (berdasarkan jumlah pengeluarannya). Semua pembiayaan ini pastinya bersumber
daripada penerimaan negara (hibah, baik pajak, dan bukan pajak).
Government expenditures pastinya sangat berkaitan dengan teori ekonomi makro
karena dalam pemerintahan pastinya membawa isu ekonomi secara keseluruhan pada suatu
negara. Pembiayaan pemerintah terdiri akan tiga isu utama yang menurut Boediono (1999),
yaitu:
1. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.
2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai. Perubahan gaji pegawai mempunyai
pengaruh terhadap proses makro ekonomi, di mana perubahan gaji pegawai akan
mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.
3. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer payment bukan pembelian
barang atau jasa oleh pemerintah di pasar barang melainkan mencatat pembayaran
atau pemberian langsung kepada warganya yang meliputi misalnya pembayaran
subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran
pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara
ekonomis transfer payment mempunyai status dan pengaruh yang sama dengan pos
gaji pegawai meskipun secara administrasi keduanya berbeda.
Pengeluaran publik tumbuh pada akhirnya karena keperluan-keperluan
penyelenggaraan negara maupun pengadaan barang dan jasa (public value). Selain itu juga
masalah belum terimplementasinya good governance secara baik dan menyeluruh di
Indonesia juga menimbulkan bengkaknya pengeluaran publik (borosnya pembiayaan
birokrasi “gendut”). Permasalahan pembesaran pengeluaran pemerintah juga diperkuat
dengan adanya pemahaman tentang Public Choice Analysis oleh Peacock yang dirangkum
pada Power Point Pokok Bahasan Pertumbuhan Pengeluaran Publik (Lutfi, A. n.d.), yaitu:
1. Maksimalisasi anggaran oleh karakteristik pemerintah.
2. Maksimalisasi dukungan berdasarkan karakteristik politisi.
3. Maksimalisasi kegunaan berdasarkan karakteristik masyarakat.
4. Maksimalisasi laba berdasarkan karakteristik swasta.
Ilustrasi pertama yang memperkuat adanya pengeluaran publik yang terus bertumbuh
adalah dengan melihat terus defisitnya APBN dan pada akhirnya pemerintah melakukan
pinjaman baik dalam maupun luar negri. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini semua
sendi perekonomian negara pastinya terdampak besar. Dengan keadaan ini, maka pemerintah
harus mengucurkan paket-paket stimulus yang jumlahnya sangat besar agar dapat
memulihkan keadaan perekonomian negara. Selain mengucurkan paket-paket stimulus
pemerintah juga melakukan berbagai kebijakan yang tepat untuk diterapkan di masa pandemi
ini, khususnya kebijakan di bidang perpajakan. Pinjaman luar negeri pada akhirnya masih
menjadi jalan keluar pembiayaan alternatif pemerintah pada saat ini karena tidak semua
pengeluaran terkait penanganan Covid-19 dapat ditutup dengan pendapatan dari sektor pajak.
Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penanggulangan
Covid-19 itu sendiri, seperti pengadaan alat kesehatan, penyediaan faskes Covid-19,
pemberian bansos kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19, dan lain-lain. Pinjaman
luar negeri dilakukan sebagai upaya memulihkan kondisi di Indonesia agar kegiatan
pemerintah dan masyarakat (public value) dapat kembali normal. Insentif kepada UMKM
untuk menjaga keberlanjutan usaha mikro dalam konteks permintaan yang lemah selama
pandemi Covid-19. Oleh karena itu, hal ini juga akan berdampak pada stabilitas pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang terganggu stabilitasnya.
Ilustrasi kedua yang memperkuat adanya pengeluaran publik yang terus bertumbuh
adalah peningkatan anggaran belanja pegawai (berkaitan dengan birokrasi). Anggaran belanja
pegawai selalu naik setiap tahunnya, harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas
kinerja pegawai. Masih banyak pegawai bahkan pejabat publik yang tidak menjalankan
tugasnya dengan baik. Jika peningkatan belanja pegawai ini tidak berdampak baik, maka itu
hanya pemborosan anggaran negara. Banyaknya pegawai pemerintah di instansi pemerintah
tanpa meja kerja yang jelas juga menjadi penyebab inefisiensi struktur organisasi negara.
Selain itu, banyaknya kasus korupsi juga menunjukkan kurangnya peningkatan kinerja
pemerintah. Akan lebih baik anggaran ini digunakan untuk tujuan anggaran lain yang lebih
memiliki urgensi selagi Kemenpan-RB dan BKN melakukan pembenahan yang masif.
DAFTAR REFERENSI

Lutfi, A. (n.d.). Power Point Pokok Bahasan Pertumbuhan Pengeluaran Publik.

Boediono. 2009. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

kontan.co.id kontan.co.id

Kumalaningdyah, N. (2019). Pertentangan Antara Diskresi Kebijakan Dengan


Penyalahgunaan Wewenang Dalam Tindak Pidana Korupsi. Jurnal Hukum Ius Quia
Iustum, 26(3), 481–498. https://doi.org/10.20885/iustum.vol26.iss3.art3

Anda mungkin juga menyukai