Anda di halaman 1dari 3

Atallah Putra Agavi

1906289464
Pembangunan Regional dan Perkotaan (Negara A 2019)

UJIAN TENGAH SEMESTER


SEMESTER GASAL T.A. 2021/2022

Dari I Made Suwandi, M.Soc.Sc., Ph.D. Jawaban UTS dikirim ke email:


madesuwandi1953@gmail.com
Sesuai dengan SAP: Pertemuan 3, 6 dan 7 (BOBOT: 50 %)
MAIN ISSUE: Pembangunan Regional dan Perkotaan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dengan mengupayakan sedapat
mungkin pemerataan pembangunan perkotaan dan pedesaan. Ada beberapa indikator
yang harus diperhatikan:
1. Melibatkan multi stakeholders sector public dengan kewenangan yang jelas antara
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Melibatkan multi sector pembangunan baik terkait penyediaan pelayanan dasar
maupun pengembangan sector unggulan baik daerah perkotaan maupun pedesaan
3. Melibatkan partisipasi swasta dan masyarakat
4. Dilakukan secara sinerjik dan terkordinir antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah serta melibatkan peran swasta dan masyarakat.
5. Dikelola dengan prinsip-prinsip Good Governance.
TUGAS ESSAY:
Dengan memperhatikan kelima indikator diatas coba Saudara wacanakan dalam
bentuk essay, langkah-langkah apa yang Saudara akan lakukan untuk memacu
pembangunan regional untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat.

Memacu Pembangunan Regional untuk Mempercepat Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan regional dalam rangka mempercepat akselerasi taraf kesejahteraan masyarakat


haruslah dilakukan oleh pemerintah baik dari tingkatan pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. Para pemerintah ini haruslah menaruh isu
pembangunan regional ini menjadi isu utama dengan penyelarasan pemahaman akan
permasalahan yang selaras dengan isu pembangunan regional mereka masing-masing tanpa
adanya tumpang tindih antar pemerintah yang pada akhir-akhir ini merasa sebagai pemerintah
yang paling berwenang akan segala permasalahan tanpa melihat kewenangan itu milik
pemerintah yang mana. Multi stakeholders yang nantinya dimasukan kedalam sebuah forum
collaborative governance oleh setiap pemerintah terkait haruslah tidak tumpang tindih
permasalahannya. Sebagai contoh dalam pelaksanaan percepatan kesejahteraan masyarakat
dari sisi pembangunan regional nonfisik, yaitu pendidikan. Setiap pendirian sekolah baik
tingkat SD, SMP, maupun SMA dalam rangka wajib belajar 8 tahun ini haruslah ada
wewenang yang jelas agar pendirian-pendirian sekolah menjadi lebih banyak dan menyeluruh
jangan sampai menjadi terhambat karena adanya ego sektoral setiap pemerintah baik Pusat,
Provinsi, maupun Kabupaten/Kota terlebih dalam pendirian sekolah-sekolah ini melibatkan
apa yang tadi dinamakan multi stakeholders dalam pendiriannya yang dalam hal ini bisa
diasumsikan bahwa adanya sekolah negeri dan sekolah swasta. Dengan adanya turut andil
Atallah Putra Agavi
1906289464
Pembangunan Regional dan Perkotaan (Negara A 2019)

multi stakeholders pada zaman reformasi ini, maka diperlukan penyelarasan yang mantap
akan kewenangan-kewenangan yang ada dalam konteks ini wajib belajar 8 tahun itu sendiri
yang memang setiap wewenang pendirian tingkat sekolah ada pemerintah-pemerintah yang
mengatur tapi pada akhirnya hanya menyebabkan permasalahan kompleks yang keluar dari
konteks tujuannya. Dalam hal ini pemerintah pusat harus menyediakan sebuah “UU
Pendidikan” yang memiliki tujuan untuk memangkas regulasi-regulasi yang menjadi biang
masalah akan pendirian-pendirian sekolah oleh multi stakeholders.

Pelibatan multi sektor pembangunan secara menjadi hal yang ingin dituju dalam masa
reformasi saat ini terutama dengan adanya otonomi daerah. Pelibatan multi sektor dengan
melalui collaborative governance terkait pelayanan pelayanan dasar maupun pengembangan
sektor unggulan haruslah bekerja sama dengan setiap daerah terkait jangan sampai merusak
daerah lainnya. Dalam konteks pedesaan kita bisa melihat bahwa di Indonesia sangat lumrah
sekali terjadi permasalahan kemunduran suatu desa karena kurangnya kerjasama multi sektor
antar desa lainnya yang seharusnya disediakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota terkait.
Suatu desa bisa jangan sampai berkompetisi dengan desa lain karena apa yang dinamakan
usaha pembangunan yang baik adalah bagaimana seluruh desa di dalam satu Kabupaten
tersebut bisa maju semua dan ini haruslah adanya upaya langsung oleh pemimpin Kabupaten
dalam hal ini Bupati dalam mengkoordinasikan para Kades. Dengan adanya forum multi
sektor ini, maka Bupati bisa mendengar dan memberikan analisa tentang program kegiatan
yang dibawa oleh setiap Kades dan Bupati bisa mengarahkan kepada pembangunan bersama
dalam penyediaan pelayanan dan pengembangan sektor unggulan agar tidak terjadi
“permusuhan” yang akan berdampak buruk terhadap setiap desa nantinya.

Pelibatan partisipasi swasta dan masyarakat haruslah dilakukan dalam hal pembangunan
regional karena mereka-mereka inilah yang menjadi aktor penting dalam pembangunan
regional yang tidak seharusnya dipegang semua oleh pemerintah karena pemerintah pastinya
memiliki keterbatasan, baik itu masalah ide maupun dana. Collaborative governance yang
diselaraskan dengan prinsip good governance inilah yang menjadi kunci akan pembangunan
regional yang maksimal.

Jiwa akan sinergitas dan koordinasi dalam pembangunan regional pada masa reformasi ini
haruslah menjadi concern utama. Hal ini terjadi demikian karena baik pemerintah Pusat dan
pemerintah Daerah saat ini memiliki arah politik yang bisa beda tidak seperti pada masa orde
baru. Dengan pemantapan pemangkasan regulasi-regulasi yang ada dalam segala sektor
menjadi satu-satunya kunci agar sinergitas dan koordinasi dapat berjalan dengan baik apalagi
saat ini pemerintahan sudah harus melaksanakan collaborative governance bersama swasta
dan masyarakat yang seharusnya pemerintah bukanlah satu-satunya aktor “penting” dalam
pembangunan regional.

Pada akhirnya prinsip-prinsip Good Governance, yaitu partisipasi masyarakat, peraturan


hukum, transparansi, responsivitas, orientasi berbasis konsensus, keadilan, efektifitas dan
Atallah Putra Agavi
1906289464
Pembangunan Regional dan Perkotaan (Negara A 2019)

efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis harus menjadi concern seluruh tingkatan
pemerintah, baik Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota karena pemerintah Indonesia saat
ini sudah membawa program Reformasi Birokrasi yang berselaraskan dengan prinsip New
Public Service dan Good Governance agar pembangunan regional dapat berjalan dengan
baik, masif, dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai