1906289464
Pembangunan Regional dan Perkotaan (Negara A 2019)
multi stakeholders pada zaman reformasi ini, maka diperlukan penyelarasan yang mantap
akan kewenangan-kewenangan yang ada dalam konteks ini wajib belajar 8 tahun itu sendiri
yang memang setiap wewenang pendirian tingkat sekolah ada pemerintah-pemerintah yang
mengatur tapi pada akhirnya hanya menyebabkan permasalahan kompleks yang keluar dari
konteks tujuannya. Dalam hal ini pemerintah pusat harus menyediakan sebuah “UU
Pendidikan” yang memiliki tujuan untuk memangkas regulasi-regulasi yang menjadi biang
masalah akan pendirian-pendirian sekolah oleh multi stakeholders.
Pelibatan multi sektor pembangunan secara menjadi hal yang ingin dituju dalam masa
reformasi saat ini terutama dengan adanya otonomi daerah. Pelibatan multi sektor dengan
melalui collaborative governance terkait pelayanan pelayanan dasar maupun pengembangan
sektor unggulan haruslah bekerja sama dengan setiap daerah terkait jangan sampai merusak
daerah lainnya. Dalam konteks pedesaan kita bisa melihat bahwa di Indonesia sangat lumrah
sekali terjadi permasalahan kemunduran suatu desa karena kurangnya kerjasama multi sektor
antar desa lainnya yang seharusnya disediakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota terkait.
Suatu desa bisa jangan sampai berkompetisi dengan desa lain karena apa yang dinamakan
usaha pembangunan yang baik adalah bagaimana seluruh desa di dalam satu Kabupaten
tersebut bisa maju semua dan ini haruslah adanya upaya langsung oleh pemimpin Kabupaten
dalam hal ini Bupati dalam mengkoordinasikan para Kades. Dengan adanya forum multi
sektor ini, maka Bupati bisa mendengar dan memberikan analisa tentang program kegiatan
yang dibawa oleh setiap Kades dan Bupati bisa mengarahkan kepada pembangunan bersama
dalam penyediaan pelayanan dan pengembangan sektor unggulan agar tidak terjadi
“permusuhan” yang akan berdampak buruk terhadap setiap desa nantinya.
Pelibatan partisipasi swasta dan masyarakat haruslah dilakukan dalam hal pembangunan
regional karena mereka-mereka inilah yang menjadi aktor penting dalam pembangunan
regional yang tidak seharusnya dipegang semua oleh pemerintah karena pemerintah pastinya
memiliki keterbatasan, baik itu masalah ide maupun dana. Collaborative governance yang
diselaraskan dengan prinsip good governance inilah yang menjadi kunci akan pembangunan
regional yang maksimal.
Jiwa akan sinergitas dan koordinasi dalam pembangunan regional pada masa reformasi ini
haruslah menjadi concern utama. Hal ini terjadi demikian karena baik pemerintah Pusat dan
pemerintah Daerah saat ini memiliki arah politik yang bisa beda tidak seperti pada masa orde
baru. Dengan pemantapan pemangkasan regulasi-regulasi yang ada dalam segala sektor
menjadi satu-satunya kunci agar sinergitas dan koordinasi dapat berjalan dengan baik apalagi
saat ini pemerintahan sudah harus melaksanakan collaborative governance bersama swasta
dan masyarakat yang seharusnya pemerintah bukanlah satu-satunya aktor “penting” dalam
pembangunan regional.
efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis harus menjadi concern seluruh tingkatan
pemerintah, baik Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota karena pemerintah Indonesia saat
ini sudah membawa program Reformasi Birokrasi yang berselaraskan dengan prinsip New
Public Service dan Good Governance agar pembangunan regional dapat berjalan dengan
baik, masif, dan menyeluruh.