Anda di halaman 1dari 1

Kasus Posisi Hak Sipil dan Politik

Kebebasan berekspresi merupakan salah satu prinsip vital dari demokrasi. Negara yang
demokratis tercermin dari adanya perlindungan terhadap kebebasan berserikat, berkumpul,
mengemukakan pendapat, dan menggelar diskusi publik. Sebagai negara yang menganut
sistem demokrasi, Indonesia seyogyanya mampu menjamin hak dan menjaga
keberlangsungan kebebasan berekspresi oleh setiap warga negara dalam bingkai hukum yang
jelas. 
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh setiap warga negara untuk berekspresi atau
menyampaikan pendapatnya terhadap hal apapun dalam konteks kenegaraan. Beberapa di
antaranya yaitu unjuk rasa, audiensi, tulisan/kajian yang di muat di media, sastra, hingga
mural seperti yang ramai diperbincangkan beberapa bulan lalu
Pada umumnya mural-mural tersebut digunakan sebagai jalan menuangkan pendapat maupun
kritik terhadap masalah sosial yang telah atau sedang terjadi. Beberapa bulan belakangan ini
ramai muncul mural – mural hasil kreatifitas anak bangsa yang memuat ekspresi terhadap
konflik sosial yang muncul akibat ruwetnya regulasi dalam hal penanganan pandemi.
Pasalnya, kebijakan – kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah terkesan tendensius dan
tidak solutif.
Berangkat dari hal inilah , mural – mural muncul sebagai kritik keras akibat ruahnya rasa
muak terhadap pemerintah. Akan tetapi, kritik yang di tuangkan dalam karya seni tersebut
seketika langsung mendapat respon negatif oleh negara. Mural – mural tersebut berujung
pada penghapusan oleh tangan – tangan para aparat negara. Berbagai dalil hukum yang tidak
relevan pun diturunkan untuk membenarkan giat penghapusan mural tersebut. 
Sebelumnya, ada beberapa mural yang di hapus yaitu, mural dengan tulisan “Tuhan Aku
Lapar”, “Dipaksa Sehat Di Negara Yang Sakit”, dan yang terakhir adalah mural yang diduga
wajah presiden RI yang bertuliskan “404 Not Found.” Penghapusan mural yang terakhir yang
di duga memuat wajah presiden RI itu dilakukan karena dianggap melecehkan Presiden yang
menurut pihak kepolisian adalah lambang negara yang harus dihormati.

1. Bagaimana sebaiknya negara menyikapi kritik-kritik yang diberikan masyarakat


dalam bentuk mural ?
2. Bagaimana kamu menggolongkan mural-mural tersebut, apakah sebagai kritik atau
ujaran kebencian ?
3. Bagaimana penerapan pengaturan hak sipil dan politik baik nasional maupun
internasional dalam kasus tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai