Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Banjarmasin, 25 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Depan
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II Pembahasan....................................................................................... 3
2.1 Pembiayaan Modal Kerja................................................................... 3
2.2 Pembiayaan-Pembiayaan Investasi.................................................... 5
2.3 Pembiayaan Konsumtif...................................................................... 7
BAB III Kesimpulan ..................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan penyaluran dana.
Penyaluran dana yang terdapat dibank konvensional dengan yang terdapat dibank syariah
mempunyai perbedaan yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya.
Dalam perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit,
sedangkan diperbankan syariah adalah pembiayaan.
Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debitur mengembalikan
pinjaman dengan pemberian bunga kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank
dan debitur. Misalnya, pembiyaan dengan prinsip jual beli ditunjukkan untuk membeli
barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditunjukkan untuk mendapat jasa.
Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditunjukkan guna mendapatkan
barang dan jasa sekaligus.
Pembiyaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan pembiyaan akan
diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank.
Sebaliknya, bila pengelolaannya tidak baik akan menimbulkan permasalahan dan
berhentinya usaha bank.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu manajemen pembiyaan syariah yang baik
sehingga penyaluran dan atau dalam hal ini pembiyaan kepada nasabah bisa efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat islam itu sendiri. Oleh
karena itu kami sebagai penulis makalah ini mencoba memaparkan bagaimana konsep
dari manajemen pembiyaan syariah itu sendiri sehingga diharapkan baik penulis, rekan
mahasiswa, maupun masyarakat bisa lebih memahami mengenai manajemen pembiayaan
syariah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pembiayaan modal kerja?
2. Apa saja yang termasuk pembiayaan-pembiayaan investasi?
3. Apa itu pembiayaan konsumtif?

1
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini oleh beberapa pihak, sebagai berikut:
1. Penulis
Makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penulis untuk menambah khasanah
keilmuan, pengetahuan, dan wawasan kami tentang bagaimana konsep manajemen
pembiayaan syariah pada bank syariah.
2. Pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca akan mengetahui dan
lebih memahami bagaimana konsep manajemen pembiayaan syariah sehingga dapat
menjadi bekal ketika terjun kedalam dunia perbankan.
3. Masyarakat
Setelah membaca makalah ini, masyarakat diharapkan lebih memahami tata cara
pembiayaan diperbankan syariah, dan juga tertarik untuk berpartisipasi menjadi
nasabah perbankan syariah. Sebab banyak keuntungan maupun manfaat yang akan
didapatkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti "perbuatan (hal) dalam
membiayai atau membiayakan sesuatu" dan modal berarti "uang pokok yang dipakai
sebagai modal untuk berniaga" sedangkan kerja berarti "perbuatan melakukan sesuatu".
Dengan demikian secara bahasa pengertian modal kerja adalah pembiayaan yang
ditujukan untuk memenuhi sesuatu kebutuhan dari pengusaha dalam suatu bidang usaha.
Pembiayaan modal kerja menurut istilah adalah dana yang dikeluarkan oleh suatu
bank, yang diberikan kepada nasabah. Karena modal merupakan hak pemilik atas
kekayaan suatu perusahaan. Dan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
modal terdiri dari saham biasa dan laba ditahan. Pembiayaan modal kerja adalah suatu
pembiayaan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, antara lain yaitu untuk
peningkatan produksi, baiksecara kuantitatif maupun kualitatif, kemudian untuk
keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
Pembiayaan modal kerja adalah salah satu produk bank sebagai penyaluran dana
(kredit) yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Jadi kredit ini
sasarannya untuk membiayai biaya operasi usaha nasabah. Besarnya kredit modal kerja
dapat diketahui dengan menghitung selisih terbesar antara kewajiban lancar dengan aktiva
lancar. Besar maksimum selisih antara kewajiban lancar dengan aktiva lancar itu
menunjukkan jumlah dana yang harus didukung oleh perbankan. Makin besar dan modern
jenis usahanya biasanya kebutuhan modal kerjanya makin besar. Tetapi untuk
perusahaan-perusahaan atau pengusaha-pengusaha kecil, modal kerja yang dibutuhkan
umumnya tidak besar, sehingga seringkali dapat dilunasi dalam waktu setahun atau
kurang.
Secara umum, yang dimaksud dengan Pembiayaan Modal Kerja (PMK) Syariah
adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu
pembiayaan modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan
kebutuhan. Perpanjangan fasilitas PMK dilakukan atas dasar hasil analisis terhadap
debitur dan fasilitas pembiayaan secara keseluruhan.
Dalam perbankan syariah, pembiayaan modal kerja haruslah berbentuk kerjasama
yang trasparan antara si shahibul maal dan mudharib, agar tidak ada kesalahpahaman
yang berakibat rugi. Penyertaan modal dalam perekonomian Islam bisa memiliki arti yang
3
luas dan memiliki jangka waktu tertentu (pendek, menengah, atau panjang). Dalam kerja
sama tersebut baik perusahaan perseroan atau kemitraan dan pihak perbankan
mempergunakan dan memberlakukan system bagi hasil.
Pembiayaan modal kerja syariah adalah suatu pembiayaan jangka pendek yang
diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Fasilitas dari PMK itu sendiri dapat diberikan kepada
seluruh sektor/subsektor ekonomi yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat
islam dan tidak dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta yang
dilakukan jenuh oleh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas pembiayaan modal kerja
kepada debitur/calon debitur dengan tujuan untuk mengeliminasi risiko dan
mengoptimalkan keuntungan bank.
Ada juga yang berpendapat bahwa kredit modal kerja pada prinsipnya adalah kredit
untuk penggunaan dana selama satu siklus usaha, mulai dari perolehan uang tunai dari
kredit bank, kemudian menggunakannya untuk membeli barang dagangan atau bahan
baku (selanjutnya diproses menjadi barang/jasa) dijual sampai memperoleh uang kas
kembali.
Pembiayaan modal kerja dapat dilakukan melalui berbagai cara, secara umum dapat
disimpulkan kedalam dua bentuk yaitu:
a. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Konsep modal kerja mencakup tiga hal, yaitu:
1) Modal kerja (working capital assets)
Modal kerja adalah modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung
operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan mampu dapat
beroperasi secara normal dan lancar. Beberapa penggunaan modal kerja antara
lain adalah untuk pembiayaan persekot pembelian bahan baku, pembayaran
upah buruh, dan lainnya.
2) Modal kerja bruto (gross working capital)
Modal kerja bruto merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (current
assets). Pengertian modal kerja bruto didasarkan pada jumlah aktiva lancar.

4
Aktiva lancar merupakan aktiva yang sekali berputar akan kembali dalam
bentuk yang semula.
3) Modal kerja netto (net working capital)
Modal kerja netto merupakan kelebihan aktiva lancar atas hutang lancar.
Dengan konsep ini, sejumlah tertentu aktiva lancar harus digunakan untuk
kepentingan pembayaran hutang lancar dan tidak boleh dipergunakan untuk
kepentingan lainnya.

2.2 Pembiayaan-Pembiayaan Investasi


Pengertian pembiayaan secara umum merupakan penyediaan uang/tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang/tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil.
Menurut Kasmir (2002 : 99-101), pembiayaan secara umum dapat dibagi menjadi
beberapa jenis dari berbagai segi, diantaranya yaitu:
a. Jenis pembiayaan dilihat dari segi kegunaan
 Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang biasanya digunakan
untuk perluasan usaha atau membangun proyek maupun pabrik atau
untuk keperluan rehabilitasi.
 Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang biasanya digunakan
untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b. Jenis pembiayaan dilihat dari tujuan
 Pembiayaan konsumtif, bertujuan untuk memperoleh barang-barang
atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam
konsumsi.
 Pembiayaan produktif, bertujuan untuk memungkinkan penerima
pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan
tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.
 Pembiayaan perdagangan, digunakan untuk perdagangan, biasanya
digunakan untuk membeli barang dagangan, yang pembayarannya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
c. Jenis pembiayaan dilihat dari jangka waktu

5
 Pembiayaan jangka pendek (Short Term), yaitu bentuk pembiayaan
yang berjangka waktu maksimum 1 (satu) tahun.
 Pembiayaan jangka panjang (Long Term), yaitu bentuk pembiayaan
yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun.
 Deman Loan atau Call Loan adalah suatu bentuk pembiayaan yang
setiap waktu dapat diminta kembali.
d. Jenis pembiayaan dilihat dari segi jaminan
 Pembiayaan dengan jaminan, yaitu pembiayaan yang diberikan dengan
suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau
tidak berwujud, atau jaminan orang.
 Pembiayaan tanpa jaminan, yaitu pembiayaan yang diberikan tanpa
jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan ini diberikan dengan
melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik
calon peminjam selama ini.
Sedangkan pengertian pembiayaan investasi merupakan fasilitas pembiayaan yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, baik untuk investasi baru maupun
untuk ekspansi bisis. Fasilitas ini berguna untuk melakukan rehabilitasi, modernisasi aset,
perluasan usaha, relokasi tempat usaha, maupun pendirian proyek baru dimana sumber
pembayaran dapat berasal dari hasil usaha anda dan atau dari aset yang dibiayai.
Adapun layanan pembiayaan investasi yang biasa diberikan oleh lembaga perbankan
berupa, hal berikut :
1. Sewa pembiayaan;
2. Jual dan sewa balik/Sale and lease back;
3. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang/Factoring with
recourse;
4. Pembayaran secara angsuran/Installment financing.
Tujuan dan manfaat dari pembiayaan investasi yaitu, sebagai berikut :
1. Membantu dalam hal memenuhi kebutuhan modal kerja jangka panjang dalam
rangka mengembangkan rencana investasi/Ekspansi Bisnis;
2. Membantu dalam hal mengatur arus kas dari usaha selama jangka waktu
pinjaman.

6
2.3 Pembiayaan Konsumtif
Secara definitif, konsumsi adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik
barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha. Dengan demikian yang
dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan di
luar usaha dan umumnya bersifat perorangan.
Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi. Kebutuhan konsumsi dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan
kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok atau berupa barang,
seperti makanan, minuman, pakai atau tempat tinggal maupun berupa jasa seperti
pendidikan dasar atau pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan
tambahan, yang secara kuantitatif lebih tinggi ataupun lebih mewah dari kebutuhan
primer, baik berupa barang seperti makanan dan minuman, pakaian/perhiasan, bangunan
rumah dan kendaraan dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan dan
pelayanan kesehatan, pariwisata hiburan dan sebagainya.
Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
yang tujuannya di luar usaha dan umumnya bersifat perseorangan. Pembiayaan konsumsi
lazim digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sekunder. Pembiayaan konsumtif sedikit
banyak bersifat tidak produktif, walaupun ada pengaruhnya pada produktifitas masyarakat
secara tidak langsung, yaitu mendorong produksi dan supply.
Fungsi pembiayaan yaitu, untuk meningkatkan daya guna uang, meningkatkan daya
guna barang, meningkatkan peredaran uang, menimbulkan semangat berusaha, stabilitas
ekonomi dan sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Pembiayaan konsumtif biasanya dipergunakan untuk membeli barang-barang
konsumsi seperti: pembelian sepeda motor, pembelian komputer laptop, pembelian mesin
cuci, kulkas, televisi, dan segala macam barang konsumsi yang tidak dilarang syari'ah.
Menurut jenis akadnya dalam bentuk produk pembiayaan di bank syariah, pemberian
konsumtif dibagi dalam lima bagian yaitu:
1. Pembiayaan Konsumen Akad Murabahah
2. Pembiayaan Konsumen Akad Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT)
3. Pembiayaan Konsumen Akad Ijarah
4. Pembiayaan Konsumen Akad Istishna
5. Pembiayaan Konsumen Akad Qard dan Ijarah.

7
Untuk menentukan jenis akad yang akan digunakan dalam menetapkan pembiayaan
konsumtif, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
1. Apabila kegunaan pembiayaan yang dibutuhkan nasabah adalah untuk
kebutuhan konsumtif semata, harus dilihat dari sisi apakah pembiayaan
tersebut berbentuk pembelian barang atau jasa.
2. Jika untuk pembelian barang, faktor selanjutnya yang harus dilihat adalah
apakah barang tersebut berbentuk radey stock atau goods in process. Jika read
stock, pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan Murabahah. Namun jika
berbentuk good in process, yang harus dilihat berikutnya adalah pembiayaan
salam. Jika proses barang tersebut memerlukan waktu lebih dari 6 bulan,
pembiayaan yang diberikan adalah istishna. Jika pembiayaan tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah di bidang jasa, pembiayaan
yang diberikan adalah ijarah.
Jenis Pembiayaan Konsumtif Syariah Pembiayaan konsumtif syariah diperuntukkan
bagi perorangan di luar usaha yang biasanya untuk tujuan konsumtif. Pembiayaan ini
biasanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Pembiayaan konsumtif
syariah menggunakan 2 macam sistem akad, yaitu akad murabahah dan akad ijarah.
a. Akad Murabahah
Akad jual beli dalam pembiayaan konsumtif syariah termasuk yang paling
sering digunakan dan yang paling utama. Kontrak perjanjian dengan sistem
akad murabahah ini dinilai lebih mudah dalam perhitungannya. Dimana skema
pembayarannya berupa harga pokok yang ditambah dengan margin.
b. Akad Ijarah
Pembiayaan konsumtif syariah dengan akad ijarah biasanya digunakan untuk
pembiayaan jasa. Walau begitu konsepnya mirip dengan sistem jual beli,
hanya saja dengan objek berupa jasa.
Contoh dari pembiayaan konsumtif syariah dengan akad ijarah ini diantaranya jasa
paket perjalanan umroh. Skema pembayarannya berupa pengembalian pokok yang
ditambah dengan ujrah atau fee.

8
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan pada BAB II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiayaan modal kerja secara umum merupakan pembiayaan jangka pendek yang
diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan modal kerja terbagi menjadi 2 (Dua)
bentuk yaitu Pembiayaan produktif dan Pembiayaan Konsumtif. Serta memiliki 3
(Tiga) konsep modal kerja, yaitu modal kerja (Working Capital Assets), Modal Kerja
Bruto (Gross Working Capital), dan Modal Kerja Netto (Net Working Capital).
2. Pembiayaan Investasi secara umum merupakan fasilitas pembiayaan yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan jangka panjang, baik untuk investasi baru maupun untuk
ekspansi bisnis dengan tujuan dan manfaat membantu dalam hal memenuhi kebutuhan
modal kerja jangka panjang dalam rangka mengembangkan rencana
investasi/ekspansi bisnis.
3. Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi yang tujuannya diluar usaha dan untuk pemenuhan kebutuhan sekunder.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Figh Dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2002. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Mandala Manurung, Prathama Rahardja, Uang. , hlm. 188.
Muhammad Safi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,
2001, h. 160
persda, 2014, hIm, 234.
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, hIm. 248.
W. J. S. Porwadaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1987, Cet.
X. Him, 136.
https://www.sanf.co.id/index.php/id/allproduk/pembiayaan-investasi-id
https://www.bnimultifinance.co.id/id/profil-kami/produk-pembiayaan/investasi
https://www.pelatihan-sdm.net/jenis-jenis-pembiayaan-dari-berbagai-segi/
https://www.cimbniaga.co.id/id/business/pembiayaan/pembiayaan-investasi

10

Anda mungkin juga menyukai