Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MPLS SMANTI

OLEH :
Raisya Alfatia Nubuahasyir
Kelompok 5 (Juslaeni, S.Pd)

Materi Hari ke 1
1. Kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Pendidikan karakter
3. Pramuka
4. Wawasan wiyata mandala

Materi Hari ke 2
1. Keselamatan berlalu lintas
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Menghindari penyalah gunaan narkoba
4. Pencegahan penyebaran covid 19

Materi Hari ke 1
MATERI 1

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Hal yang dapat mengganggu kesadaran di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama
adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak
persoalan masyrakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat
agar keluar dari himpitan masalah

A. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
3. Pancasila
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara
B. Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri

Nasionalisme terbagi atas :

1. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga
nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
2. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap
semua bangsa sama derajatnya.

Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah :

a. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.


b. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
c. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan
kekerasan dan senjata.
d. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Adapun ciri-ciri patriotisme adalah sebagai berikut :

 Cinta tanah air.


 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Berjiwa pembaharu.
 Tidak kenal menyerah dan putus asa.

C. Implementasi sikap patriotisme dalam kehidupan sehari hari :


a. Dalam kehidupan keluarga, Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku bertema
perjuangan, dan Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari tertentu.
b. Dalam kehidupan sekolah, Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan materi pelajaran
dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan.
c. Dalam kehidupan masyarakat,Mengembangkan sikap kesetiakawanan sosial di
lingkungannya, Memelihara kerukunan diantara sesama warga.
d. Dalam kehidupan berbangsa, Meningkatkan persatuan dan kesatuan, Melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945, Mendukung kebijakan pemerintah, Mengembangkan kegiatann
usaha produktif.

MATERI 2

MATERI MOS PENDIDIKAN KARAKTER

A. Memahami Pendidikan Karakter

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:

1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya


2. Kemandirian dan tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati, dan
9. Karakter toleransi

B. Dampak Pendidikan Karakter

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001)
mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak
terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat,
ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh
kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan
mengalami kesulitan

belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah
dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia
dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum
yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan
sebagainya.

MATERI 3
MATERI MOS PRAMUKA

Kata ”Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang
Suka Berkarya.Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

a. memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlakmulia


b. menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuhkepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

 Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup danalam seisinya
 Peduli terhadap dirinya pribadi
 Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktifprogresif melalui:

 pengamalan Kode Kehormatan Pramuka


 belajar sambil melakukan
 kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
 kegiatan yang menarik dan menantan
 kegiatan di alam terbuka
 kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan
 penghargaan berupa tanda kecakapan dan
 satuan terpisah antara putra dan putri

MATERI 4

MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA

A. Wawasan mengandung pengertian suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu
hakikat

Unsur-unsur wiyata mandala:

1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan


2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk
mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra
guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.
B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk membina
dan mengembangkan:

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi


2. Pandangan hidup/kepribadian
3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya
4. Kemampuan berkarya.

C. FUNGSI SEKOLAH

Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata tertib
kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam PBM untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.

D. CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAR

Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah :

1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib


2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar dan bekerja keras.
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.

E. PRINSIP SEKOLAH
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan bekal hidup.
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik belajar dibawah bimbingan pendidik.
Bimbingan lebih dari sekedar pengajaran.
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil/merata bagi stakeholdernya.
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa.
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi. Peningkatan kemampuan
intelektual, emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian
yang seimbang.
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan kemampuan
emosional dan sosial
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak.
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri.
9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society).

F. PENGGUNAAN SEKOLAH

Sekolah tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :


1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan dengan
pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang bertentangan
dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. . Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan perselisihan,
sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif.

G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH


1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat preventif.
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan penataan
Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
a) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk dapat
mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar.
b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
c) Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat untuk
terselenggaranya ketahanan sekolah.
d) Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
e) Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
f) Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila,
kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
g) Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/
informasi/penemuan para ahli.
h) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
i) Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.

H. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH DALAM HAL PELAKSANAAN


WIYATA MANDALA

dengan melakukan kegiatan-kegiatan :

1. Melaksanakan program-program yang telah disusun bersama Komite Sekolah.


2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, OSIS, Komite Sekolah,
tokoh masyarakat serta pihak keamanan setempat.
3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk perangkat keras (sarana prasarana)
dan perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, tata upacara dan lainlain).
4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil yang bersifat intern sekolah (kepala
sekolah, pendidik, orangtua siswa, siswa).
5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang ketahanan sekolah seperti PKS,
Pramuka, PMR, Paskibraka, kesenian dan sebagainya.

I. MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA


Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya penang-gulangan secara dini setiap
permasalahan yang timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya, yaitu
dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut sebagai berikut :

1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-peluang yang dapat memungkinkan


terjadinya kasus-kasus negatif di sekolah, melalui antara lain :
a) Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah serta menciptakan kebersihan dan
ketertiban agar siswa merasa nyaman dan menyenangkan dan tidak ada tempat
tertentu yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
b) Menciptakan suasana yang harmonis antara pihak pendidik/staf dan siswa serta
penduduk di sekitar sekolah.
c) Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol dan razia terhadap kegiatan siswa di
lingkungan sekolah.
d) Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan pada saat MOS.
e) Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun perorangan dalam kegiatan sekolah.
f) Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran atau kegiatan ekstra lainnya.
g) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada masa awal/akhir semester dan masa
liburan sekolah.
h) Peningkatan keamanan dan ketertiban khususnya pada saat berangkat/ usai sekolah.
2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang telah melanggar peraturan-peraturan dan
tata tertib sekolah. Upaya Represif seperti :
a) Mendamaikan para pihak yang terlibat perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
b) Membatasi areal tempat terjadinya aksi.
c) Menetralisir isu-isu yang berkembang dan mencegah timbulnya isu-isu baru.
d) Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila terdapat pihak luar sekolah yang
melanggar keamanan, ketertiban dan perbuatan kriminalitas di lingkungan sekolah.
e) Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak luar sekolah atas kasus yang timbul dan
menyelesaikan secara hukum.
f) Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan bimbingan dan penyuluhan.
g) Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

Materi Hari ke 2

MATERI 1
A. KESELAMATAN BERKENDARAAN

Penerapan Safety Riding sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pad a BAS XI Pasal 203 Ayat 2 huruf a yang berbunyi : Untuk menjamin Keselamatan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat , ditetapkan rencana umum
nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi: 8 . Penyusunan program nasional
kegiatan Keselamatan dan Angkutan Ja/an . Adapun penjelasan dari pasal 203 Ayat 2 huruf a yaitu
bahwa program nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diantaranya yaitu tentang Cara
Berkendara dengan Selamat .

Mampu merespons segala kondisi jalan yang berbahaya atau sulit dengan aman, seperti adanya
pekerjaan jalan, kecelakaan lalu lintas, jalan yang berpasir, tumpahan oli, puing-puing di jalan,
maupun cuaca buruk.

MATERI 2

B. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22% yang terdiri
dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11 –
20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut
masa peralihan. Memasuki masa remaja yang ditandai dengan perubahan fisik primer maupun
sekunder, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan
bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Keterbatasan akses dan
informasi yang kurang tepat mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja di
Indonesia dapat berdampak negatif dalam kehidupannya, misalnya banyaknya kasus free seks, KTD,
aborsi remaja, dan lain- lain. Bila remaja dibekali pengetahuan kesehatan reproduksi yang
komprehensif, maka remaja dapat lebih bertanggung jawab dalam berbuat dan mengambil
keputusan sehubungan dengan kesehatan reproduksinya. Peran keluarga, sekolah, lingkungan
maupun dinas terkait sangat penting agar tercipta generasi remaja yang berkualitas.

MATERI 3

C. MENGHINDARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat
Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan
hidup bangsa ini di kemudian hari. Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama,
meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya. Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu candu,
ganja, dan koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang
untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila
tidak melakukannya dia merasa ketagihan yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh .
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada
aktivitas mental dan perilaku . Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang
tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009

MATERI 4

D. PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID 19

Total kasus dari penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini sudah lebih dari satu juta dengan
jumlah yang meninggal sebanyak 35 ribu orang.

Dengan tingginya angka sebaran yang ada, tentu setiap orang harus berusaha yang terbaik untuk
mencegah tidak terjangkit COVID-19. Untuk mengetahui cara yang efektif yaitu

1. Menggunakan Masker
2. Mencuci tangan secara rutin
3. Menjaga jarak
4. Menghindari kerumunan
5. Mengurangi mobilitas

Ada banyak bukti yang menunjukkan jika SARS-CoV-2, atau COVID-19, dapat menular dengan mudah
ke banyak orang. Penyakit ini menyebabkan penyakit yang dapat mengancam nyawa saat
menyerang beberapa orang. Selain itu, virus corona juga dapat bertahan beberapa saat di udara dan
lebih lama lagi, ketika menempel di permukaan suatu benda. Risiko untuk terpapar lebih tinggi saat
menyentuh benda tersebut, setelah itu menyentuh mulut, hidung, atau mata.

STRUKTUR KURIKULUM K-13

Syarat naik kelas :

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan baik


2. predikat sikap minimal BAIK
3. tidak memiliki lebih dari dua mapel yg di bawah kkm
4. kehadiran 90%pada kegiatan mengajar (KBM) regular

KLARIFIKASI PELANGGARAN DAN PROSEDUR PENANGANAN TATA TERTIB SMA 3 MATARAM

KLASIFIKASI PELANGGARAN

1. ringan(jumlah poin 25)


2. sedang(jumlah poin 50)
3. berat(jumlah poin 75)
4. sangat berat(jumlah poin 100).

PELANGGARAN RINGAN
1. tidak berpakaian seragam,
2. tidak melaksanakan kebersihan,
3. tidak melaksanakan tugas dari guru,
4. tidak membayar uang sekolah tepat waktu

PENANGANANNYA DENGAN CARA MEMBERIKAN SURAT PERNYATAAN ATAU TEGURAN

PELANGGARAN SEDANG

1. menggunakan wc yg bukan tempatnya,


2. menyemir rambut,
3. sengaja melindungi teman yg salah,
4. membawa hp ke lingkungan sekolah

PENANGANANNYA DENGAN CARA PEMANGGILAN ORANG TUA

PELANGGARAN BERAT

1. mengganggu atau merusak sarana dan prasarana sekolah,


2. memalsukan tanda tangan orang tua atau wali,
3. keluar atau masuk tidak melalui pintu gerbang,
4. melawan guru pegawai skolah mau pun di luar sekolah

PENANGANANNYA DENGAN CARA PEMANGGILAN ORANG TUA DAN SURAT SKORSING 3 HARI

PELANGGARAN SANGAT BERAT

1. tawuran,
2. mencuri,
3. kriminal,
4. terlibat narkoba atau tindakan yg melanggar undang undang

PENANGANANNYA DENGAN CARA DIKELUARKAN DARI SEKOLAH

TATA CARA MASUK KE SMA 3 MATARAM

SMA NEGERI 3 MATARAM MEMILIKI PROSEDUR NEW NORMAL UNTUK UPAYA MENCEGAH COVID
PADA SAAT MASUK SEKOLAH AKAN ADA GURU YANG BERJAGA DI GERBANG YANG AKAN MENGECEK
SUHU TUBUH MENGGUNAKAN TERMOGUN DAN MASKER JIKA SUHU TUBUH DIBAWAH 3,65
DERAJAT MAKA SISWA DIIZINKAN MASUK BAGI SISWA YG DIANTAR ATAU TIDAK MENGGUNAKAN
MASKER AKAN DI CEK SUHU TUBUHNYA DI GERBANG SEKOLAH BAGI SISWA YG MEMILIKI SUHU
TUBUH DI ATAS 37° AKAN LANGSUNG DI ARAHKAN KE UKS UNTUK DI CEK KEMBALI SUHU
NYA,SISWA JUGA DIHARUSKAN CUCI TANGAN SEBELUM MASUK AREA SEKOLAH JIKA ADA SISWA YG
TIDAK MENGGUNAKAN MASKER AKAN DISURU KEMBALI KERUMAH UNTUK MENGAMBIL MASKER
SISWA HARUS DUDUK DENGAN BERJAGA JARAK SEBELUM MASUK KELAS SISWA DI ANJURKAN
MENCUCI TANGAN KEMBALI HINGGA BERSIH G URU YG MENGAJAR AKAN TETAP MENGGUNAKAN
MASKER DAN FACE SHIELD TATA CARA MASUK DAN KELUAR DENGAN CARA SATU PER SATU

EKSTRAKURIKULER SMANTI
 PKS  PRAMUKA  PMR
 4 PILAR SMANTI JAYA  JAPANESE CLUB  MARCHING BAND
 ARABIC CLUB SMANTI SMANTI  BADMINTON
 DEBAT BAHASA  JURNALIS MADING  TARI TRADISIONAL
INDONESIA SMANTI  SMANTI FUTSAL
 GENDANG BELEQ  PECINTA ALAM  BASKET
 LOMBA KSNK  KARYA ILMIAH REMAJA  VOLLEY
 REMANDA  PADUAN SUARA  REMAJA KRISTEN DAN
 PASKIBRA KHATOLIK

--

Anda mungkin juga menyukai