Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BIMBINGAN KELOMPOK

Nama : Thirza Ayu Nirmala (198620100351)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
2021
A.    Pengertian Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun
aktifitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, maupun
sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok kecil (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-
40 orang). Diberikan informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman tentang kenytaan, aturan-aturan dalam kehidupan, dan cara-cara
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas, serta meraih masa depan dalam studi,
karir, ataupun kehidupan. Asktifitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta
pengembangan diri.
Pada umumnya aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok,
seperti dalam kegiatan diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi dan lain-lain. Bimbingan
melalui aktifitas kmelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga
memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana, dan penyelesaian
masalah.

B.     Dinamika Kelompok
Bekerja dalam kelompok  atau bekerja dengan kelompok (work group) menunjukkan
pada seperangkat metode dan teknik yang dirancang untuk mendampingi suatu kelompok
dalam meningkatkan cara dan mutu berinteraksi sedemikian rupa, sehingga menunjang dalam
pencapaiannya tujuan yang ditetapkan dan pengembangan kepribadian masing-masing
anggota yang tergabung dalam suatu kelompok. Bagi tenaga bimbingan di institusi
pendidikan, bekerja dengan kelompok berarti merancang dan mengelola serangkaian kegiatan
yang memberikan pengalaman kepada siswa dan mahasiswa berinteraksi antara satu dengan
yang lain dalam lingkup suatu kelompok, dengan maksud menunjang perkembangan pribadi
dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerja
sama dalam kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
Dalam hal ini tenaga bimbingan memanfaatkan proses kelompok (Group Process), yaitu
interaksi dan komunikasi yang berlangsung antara anggota peserta kelompok yang bekerja
sama untuk memenuhi suatu kebutuhan yang dihayati bersama, untuk memecahkan suatu
problem yang dihadapi bersama melalui pikiran dalam diskusi, atau untuk merencanakan
suatu aksi yang akan dilakukan bersama.
1.      Kelompok Fungsional
Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-
individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan/unit
orang yang mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan yang ingin dicapai
bersama dapat menyangkut sesuatu yang tidak langsung yang berkaitan dengan kehidupan
batin peserta/anggota kelompok, seperti merencanakan bazar di sekolah atau merencanakan
pesta perpisahan kelas; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok tugas. Tujuan
yang dicapai juga dapat menyangkut sesuatu yang langsung berkaitan dengan kehidupan
batin anggota di dalam kelompok, seperti meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain atau membahas sikap yang sebaiknya diambil oleh generasi muda terhadap
generasi tua dan sebaliknya; kelompok semacam ini biasanya disebut kelompok
perkembangan.
Dalam menganalisis aktifitas suatu kelompok, dapat dibedakan menjadi dua yaitu dimensi
isi dan dimensi proses. Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi fokus perhatian
kelompok, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan kata lain apa yang dikerjakan,
apa yang didiskusikan, dan apa yang dibahas. Apa yang sebaiknya menjadi isi aktifitas suatu
kelompok tergantung dari pihak-pihak yang terlibat, dari tingkat perkembangan seluruh
anggota kelompok, dan dari lingkungan dimana aktifitas kelompok itu berlangsung.
Sedangkan dimensi proses menunjuk pada bagaimana caranya isi ditangani, dengan cara yang
bagaimana kelompok bekerja, dengan cara yang bagaimana kelompok mengatur lalulintas
diskusi, dengan cara yang bagaimanakelompok menganalisis problem yang dihadapi dan
mencari pemecahan bersama, dengan cara yang bagaimana kelompok menjaga dan membina
kebersamaan dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa terlibat. Ada lima
komponen dasar dalam proses yaitu: 
a)      Struktur organisasi dan tujuan dibentuknya kelompok, 
b)       Interaksi dan komunikas antar peserta/anggota kelompok,
c)      Keterpaduan dan kebersamaan sebagai satuan yang saling terikat,
d)     Gerak maju atau langkah-langkah yang ditempuh untuk sampai pada sasaran, dan
e)      Kepemimpinan.
Pada dasarnya kelompok-kelompok tidak lahir secara kebetulan saja, suatu kelompok
dapat dibentuk atas prakarsa dan inisiatif beberapa orag dari dalam yang kemudian menjadi
warga kelompok, atau dibentuk atas usaha beberapa organisator dari luar yang kemudian
menjadi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan kelompok. Kelompok
ditinjau dari kegiatan yang dilakukan, dibedakan atas:
a)      Kelompok aksi (action group), yang dirancang dengan tugas utama mengerjakan sesuatu,
seperti OSIS dengan semua seksinya yang harus merencanakan dan mengelola berbagai
kegiatan diluar bidang pengajaran, seperti marching band dan lain sebagainya.
b)      Kelompok studi (study group), yang dirancang dengan tugas utama mempelajari seluk-beluk
suatu bidang dengan menggunakan submber-sumber tertentu, seperrti kelompok yang
mengumpulkan informasi tentang perguruan tinggi yang terdapat di kota bersama variasi
program studi yang ditawarkan, dan kelompok yang mengumpulkan kliping dari berbagai
majalah tentang penggunaan narkotika.
c)      Kelompok diskusi (discussion group), yang dirancang dengan tujuan utama membahas
bersama suatu masalah yang dihadapi. Bentuk khusus darri kelompok diskusi ialah kelompok
konseling, yang membicarakan suatu masalah yang melibatkan semua anggotasecara intensif.

2.      Macam-macam Kelompok
Jane Warters, dalam bukunya yang berjudul Group Guidance Principles and
Practice,s Mengemukakan bahwa banyak sifat yang bersifat dikotomis yaitu:
a.         Kelompok primer dan skunder. Kelompok primer dapat dicirikan oleh kontak akrab yang
kontinou, seperti dalam keluarga dan kelompok bermain pada anak dikampung. Kelompok
skunder dibentuk atas dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan
kelompok pecinta alam dalam kalangan mahasiswa. Kelompok atau group yang dibentuk
untuk kepentingan kegiatan bimbingan bersifat kelompok skunder, baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.
b.         Sociogroup dan psychogroup. Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal
yang harus dilakukan bersama, dalam kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada
hubungan antarpribadi. Namun, tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat
menjadi suatu Psychogroup dan sebaliknya, bahkan dalam kelompok yang sama tekanannya
kadang-kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan, dan pada lain waktu unsur
kebersamaan lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk
kepentingan kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak
sebegitu tajam karena, disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan hubungan
antarpribadi juga harus diperhatikan.
c.         Kelompok yang terorganisasi dan kelompok yang tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang
terorganisasi terdapat diferensiasi antara peran-peran yang dipegang oleh anggota/peserrta
kelompok, sehingga terdapat suatu struktur. Struktur itu dapat bersifat sangat formal dan
kompleks, dapat pula bersifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang tidak
terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dari yang lain. Kelompok yang
terbentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan adalah kelompok terorganisasi, lebih-lebih
karena dibentuk dibawah pengawasan tenaga bimbingan. Namun, struktur organisasinya
cenderung bersigat informal dan agak sederhana. Kelompok seluruh anggota OSIS yang
mewakili para siswa disuatu sekolah adalah kelompok yang terorganisasi, dengan struktur
yang jauh lebih formal.
d.        In group dan Out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat antara
satu sama lain dan menunjukkan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah mereka
yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa
simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan mungkin terdapat rasa antipati dan rasa benci.
Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola
pembedaan ini karena kelompok/gabungan itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan
tajam.
e.         Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang
keanggotaanya diwajibkan. Diantara kelompok yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada
yang bibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling, dan ada juga yang dibentuk
atas dasar kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institusi pendidikan tertentu, misalnya
satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karier.
f.          Kelompok tertutup dan kelompok terbuka. Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang
mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru dampai
kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka memungkinkan adanya orang keluar dan
orang masuk selama kegiatan kelompok berlangsung. Kelompok atau group kecil yang
dibentuk dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling,
sedangkan kelompok besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada siswa baru
masuk.

C.       Teknik-teknik Bimbingan Kelompok


1.    Home Room Program
Yaitu nsuatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat
mengenal murid-muridnya dengan lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.
2.    Karya Wisata atau Field Trip
Karya wisata atau field trip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metoe
mengajar, dapat pula berfungsi sebagai suatu teknik bdalam bimbingan kelompok. Dengan
karya wita murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka
mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu.
3.      Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupkan suatu cara dimana murid-murid akan mendapatkan
kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan
untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
4.      Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena
kelompok memberikan kesampatan kapada individu untuk berpartisipasidengan sebaik-
baiknya.
5.      Organisasi Murid
Melalui organisasi ini banyak masalah-maslah yang sifatnya individual maupun
kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid dapat kesempatan untuk belajar
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
6.      Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik didalam memecahkan-memecahkan
masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran.
7.      Psikodrama
Psikodrama dalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh
individu.
8.      Remedial Teaching
Remidial teaching atau pengajaran remedial nyaitu bentuk pengajaran yang diberikan
kepada seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya.

D.    Pelaksanaan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok dilaksanakan melelui kegiatan sebagai berikut:
a.       Persiapan menyeluruh
Yaitu meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya) persiapan bahan, persiapan
keterampilan dan persiapan administrasi.
b.      Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Tahap-tahapnaya yaitu:
1)      Pembentukan.
Temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri kedalam suatu kelompok. Tahap
pembentukan meliputi kegiatan: a. Mengungkapkan pengertian dan tujuan maupun harapan-
harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagaian , maupun seluruh anggota
kelompok, b. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok, c. Saling
memperkelnalkan dan mengungkapkan diri, d. Teknik khusus bagi seorang pemimpin
kelompok, e. Permainan penghangatan atau pengakraban.
2)      Peralihan
Tahap peralihan ini meliputi kegiatan: a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada
tahap berikutnya, b. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap dalam
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, c. Membahas suasana yang terjadi, d.
Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, e. kalau kembali kebeberapa aspek tahap
pertama atau tahap pembentukan. Tahap peralihan ini merupakan jembatan antara tahap
pembentukan dan tahap kegiatan.
3)      Kegiatan.
Tahap ini meliputi kegiatan: a. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau
topik untuk kelompok tugas sedangkan untuk kelompok bebas yang dilakukan adalah
mengemukakan permasalahan kemudian pemilihan permasalahan atau topik, b. Tanya jawab
antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut
permasalahan atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok atau yang sudah dipilih
oleh anggota kelompok, c. Anggota membahas permasalahan atau topik tersebut secara
mendalam dan tuntas, d. Kegiatan selingan.
4)      Tahap pengakhiran
Pada tahap pengakhiran yang dilakukan adalah pemberitahuan bahwa kegiatan akan
segera di akhiri, pengambilan kesimpulan oleh anggota kelompok, refleksi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan, memicarakan rencana pertemuan selanjutnya, do’a penutup.

E.     Nilai – nilai bimbingan kelompok


Nilai-nilai bimbingan kelompok berkaitan dengan aktifitas-aktifitas kelompok. beberapa
diantaranya seperti:
a.     Memfasilitasi perkembangan pribadi
b.    Penstimulasian pembelajaran dan pemahaman
c.     Keuntungan-keuntungan interaksi kelompok
d.    Ekonomi

F.      Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok


Hartinah menyatakan bahwa melalui bimbingan kelompok para anggota kelompok /
siswa:
a.       Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang
terjadi di sekitarnya.
b.      Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang
bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok.
c.       Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap hal yang
buruk dan sokongan terhadap hal yang baik”.
d.      Mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung membuahkan
hasil sebagaimana mereka programkan semula.
Apabila manfaat bimbingan kelompok dapat ditumbuh kembangkan, maka bimbingan
kelompok akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi masing-masing anggota
kelompok, tetapi bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.
G.    Tujuan bimbingan kelompok
Secara umum tujuan bimbingan kelompok ialah untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi. Melalui kondisi dan proses
berperasaan, perpikir, berpersepsi dan berwawasan yang terarah, luwes dan luas serta
dinamis, maka kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.
Secara lebih khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu
yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta / anggota. 
Menurut Binnett dan Romlah mengemukakan tujuan bimbingan kelompok ialah:
1.      Memberikan kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan
dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2.      Memberikan layanan-layanan penyembuhan.
3.      Untuk mencapai tujuan-tujuan  bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif daripada
melalui kegiatan individual.
4.      Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai