Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Pemerintahan
Penganggaran Pemerintahan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Ekonomi Akuntansi S1 01710003 Sendi Gusnandar S.E., M.M., Ak., CA
Dan Bisnis

Abstract Kompetensi
Penganggaran (budgeting) adalah Mahasiswa memiliki kemampuan
suatu cara atau metode yang menjelaskan tenatng Penganggaran
sistematis untuk mengalokasikan Pemerintahan.
sumber-sumber daya, khususnya
sumber daya keuangan
pendahuluan
Anggaran (budget) merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (moneter).
Sehingga perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Sehingga anggaran
(budget) dapat diinterpretasikan sebagai pernyataan kuantitatif dari rencana tindakan dan
suatu alat bantu untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan rencana.
Penganggaran (budgeting) adalah suatu cara atau metode yang sistematis untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya, khususnya sumber daya keuangan. Dengan kata
lain penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran.
Penganggaran dalam pemerintahan merupakan proses yang rumit dan mengandung
nuansa politik yang tinggi. Hal ini berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta yang
relatif kecil nuansa politiknya. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian rahasia
perusahaan yang tertutp untuk publik, namun sebaliknya pada anggaran negara justru
harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan.

2. pembahasan
Ruang lingkup keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu yang
dikelola langsung oleh pemerintah dan yang dipisahkan pengurusannya. Ruang lingkup
keuangan negara adalah semua unsur keuangan atau kekayaan yang menjadi tanggung
jawab negara. Keuangan negara yang dikelola langsung oleh pemerintah adalah
komponen keuangan negara yang mencakup seluruh penerimaan dan pengeluarannya.
Dalam hal ini adalah anggaran pendapatan dan belanja negara yang tercantum dalam
Undang-undang APBN dan barang-barang inventaris kekayaan milik negara. Keuangan
negara yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat ini meliputi seluruh pemerintah pusat
dan instansi-instansi di bawahnya, yaitu Lembaga Tinggi Negara, Departemen, dan
Lembaga Non Departemen. Keuangan negara yang dipisahkan pengurusannya adalah
komponen keuangan negara yang dipisahkan pengurusannya dan cara pengelolaannya
berdasarkan hukum publik atau hukum perdata. Keuangan negara yang dipisahkan ini
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dapat berbentuk Perusahaan Jawatan,
Perusahaan Umum, Perusahaan Perseroan, Bank-bank Pemerintah, dan Lembaga-
lembaga Keuangan Pemerintah.
1. APBN & APBD
Salah satu lingkup dari keuangan negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), di samping barang-barang inventaris kekayaan negara dan Badan Usaha

‘20 Akuntansi Sektor Publik


2 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Milik Negara (BUMN). Baik APBN maupun barang-barang inventaris kekayaan negara
dikelola langsung oleh negara. Oleh karenanya, keduanya merupakan unsur penting dalam
keuangan negara. Di lain pihak, pada tingkat pemerintah daerah, terdapat pula ruang
lingkup yang serupa dengan keuangan negara. Lingkup tersebut adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Dfaerah (APBD), barang-barang inventaris kekayaan daerah, dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Baik APBD maupun barang-barang inventaris
kekayaan daerah juga dikelola secara langsung oleh daerah.
APBN merupakan ruang lingkup keuangan negara yang dikelola langsung. APBD,
analog dengan kedudukan APBN dalam keuangan negara, merupakan ruang lingkup
keuangan daerah yang dikelola langsung. Baik APBN maupun APBD merupakan inti
keuangan pemerintahan terutama dalam era pra reformasi keuangan daerah karena selama
era tersebut anggaran merupakan satu-satunya informasi keuangan yang dihasilkan
pemerintah. Oleh karena itu, kedudukan APBN dan APBD dalam keuangan pemerintahan
cukup penting

2. ANGGARAN
APBN merupakan anggaran negara. Anggaran negara adalah rencana
pengeluaran/belanja dan penerimaan/pembiayaan belanja suatu negara untuk suatu periode
tertentu. Pengertian anggaran negara dapat dibedakan dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Dalam arti sempit anggaran negara berarti rencana pengeluaran dan penerimaan
dalam satu tahun saja. Dalam arti luas anggaran negara berarti jangka waktu perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran
Anggaran negara menggambarkan kebijakan pemerintah yang dinyatakan dalam
ukuran uang, yang meliputi baik kebijakan pengeluaran pemerintah untuk suatu periode di
masa depan maupun kebijakan penerimaan pemerintah untuk menutup pengeluaran
tersebut. Di samping mengungkapkan kebijakan pemerintah untuk suatu periode di masa
depan, dari anggaran negara dapat diketahui pula realisasi pelaksanaan kebijakan
pemerintah di masa lalu sehingga melalui anggaran negara dapat diketahui tercapai atau
tidaknya kebijakan yang ditetapkan pemerintah di masa lalu, serta maju atau mundurnya
kebijakan yang hendak dicapai pemerintah di masa yang akan datang.

3. FUNGSI ANGGARAN
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara
eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan
pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut
atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan

‘20 Akuntansi Sektor Publik


3 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
demikian, anggaran mengkoordinasikan berbagai aktivitas belanja entitas pemerintahan dan
memberi pedoman untuk periode satu tahun anggaran.
Anggaran negara memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara untuk suatu periode di
masa yang akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat terhadap kebijaksanaan yang telah dipilih
pemerintah karena sebelum anggaran negara dijalankan harus mendapat
persetujuan DPR terlebih dahulu.
3. Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam
melaksanakan kebijaksanaan yang telah dipilihnya karena pada akhirnya anggaran
harus dipertanggungjawabkan pelaksanaannya oleh pemerintah kepada DPR

4. SIKLUS ANGGARAN
Daur (siklus) anggaran negara ada 5 tahap, yaitu :
1. Penyusunan dan pengajuan Rancangan Anggaran (RUU APBN) oleh Pemerintah
kepada DPR.
2. Pembahasan dan persetujuan DPR atas RUU APBN dan penetapan UU APBN.
3. Pelaksanaan anggaran, akuntansi, dan pelaporan keuangan oleh Pemerintah.
4. Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntansi oleh aparat pengawasan
fungsional.
5. Pembahasan dan persetujuan DPR atas Perhitungan Anggaran Negara (PAN) dan
penetapan Undang-undang PAN

5. CASH TOWARDS ACCRUAL


Pembukuan APBN menggunakan basis Cash towards Accrual menurut Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, artinya
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas, sedangkan aset,
utang dan ekuitas dana dicatat berdasarkan basis akrual sehubungan proses transisi dari
basis kas menuju akrual.
Basis akuntansi yang diterapkan pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan tersebut diatur sebagai berikut “ pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran menggunakan basis
kas,sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban dan ekuitas dalam neraca menggunakan
basis akrual “
Basis kas adalah basis akuntansi yang peling sederhana. Menurut basis ini,
transaksi diakui atau dicatat apabila menimbulkan perubahan atau menurunkan kas. Apabila
suatu transaksi tidak berpengaruh pada kas, maka transaksi tersebut tidak akan dicatat.

‘20 Akuntansi Sektor Publik


4 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengukur kinerja keuangan pemerintah dengan basis kas membandingkan anggaran dan
pengeluaran atas penerimaan kas dan pengeluaran kas selama satu periode.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi. Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan
pada periode terjadinya. Basis akrual menghasilkan informasi lengkap dalam penyusunan
laporan keuangan sehingga dapat memenuhi tujuan pelaporan yang tidak dapat dipenuhi
oleh basis kas, yaitu tujuan pelaporan manajerial dan pengawasan.

6. DASAR HUKUM APBD


Di era pasca reformasi, bentuk APBD mengalami perubahan cukup mendasar.
Bentuk APBD yang baru didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29
Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dasar hukum pelaksanaan anggaran pada SKPD adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang telah disetujui oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan
keuangan daerah dan disahkan oleh pejabat pengelola keuangan daerah. Dokumen
Pelaksana Anggaran SKPD (DPA-SKPD) yaitu dokumen yang memuat pendapatan, belanja
dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksana anggaran oleh pengguna
anggaran.
Setelah peraturan tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD ditetapkan, pejabat pengelola keuangan daerah memberitahukan kepada semua
kepala satuan kerja perangkat daerah untuk menyusun dan menyampaikan Dokumen
Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA – SKPD) berpedoman anggaran
yang ditetapkan dalam penjabaran APBD.

7. PENGERTIAN APBD
APBD merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah yang dituangkan dalam
bentuk angka dan menunjukkan adanya sumber penerimaan yang merupakan target
minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal untuk suatu periode anggaran
Peraturan-peraturan di era reformasi keuangan daerah mengisyaratkan agar laporan
keuangan makin informatif. Dalam bentuk yang baru, APBD terdiri atas 3 bagian, yaitu
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Pembiayaan merupakan kategori baru yang belum
ada pada APBD di era pra reformasi. Adanya akun Pembiayaan merupakan upaya agar
APBD makin informatif, yaitu memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah. Hal ini sesuai

‘20 Akuntansi Sektor Publik


5 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dengan definisi pendapatan sebagai hak Pemerintah Daerah, sedangkan pinjaman belum
tentu menjadi hak Pemerintah. Dalam bentuk APBD yang baru itu pula, pendapatan dibagi 3
kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain
Pendapatan yang sah.
Sebagai bagian dari kebijakan anggaran, Pemerintah Daerah menyampaikan
rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya yang sejalan dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) kepada DPRD. RKPD adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun anggaran yang menjabarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah.
Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang
pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1
(satu) tahun. KUA disusun berdasarkan RKPD yang telah ditetapkan dan dijadikan pedoman
dalam rangka penyusunan rancangan APBD.
Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukut dari program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintah
daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber,
dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya.
Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan diselaraskan dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah. Asumsi-asumsi yang mendasarinya
setidaknya mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok
kebijakan fiscal yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam menyusun rancangan KUA, kepala daerah dibantu oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD). TAPD dibentuk dengan keputusan kepal daerah dan dipimpin
oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugasmenyiapkan serta melaksanakan kebijakan
kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabar badan
perencana daerah, pejabat badan pengelola keuangan daerah, dan pejabat lainnya sesuai
dengan kebutuhan. Hasil rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris
daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat
pada awal Juni.

8. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ANGGARAN


Peraturan yang mengakibatkan adanya perubahan mendasar dalam pengelolaan
anggaran daerah (APBD) adalah PP Nomor 105/2000 dan Kepmendagri Nomor 29/2002.
Perubahan mendasar tersebut adalah adanya tuntutan akan akuntabilitas dan transparansi
yang lebih besar dalam pengelolaan anggaran .
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengeluaran keuangan daerah
adalah menyusun dan meyampaikan laporan keuangan yang memenuhi prinsip tepat waktu

‘20 Akuntansi Sektor Publik


6 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara
umum. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara yang menyatakan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan yang ditetpkan dengan peraturan pemerintah.

9. MANAJEMEN APBD
Secara umum terdapat enam pergeseran dalam pengelolaan APBD, yaitu :
1. Dari vertical accountability menjadi horizontal accountability. Sebelum reformasi,
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran daerah lebih ditujukan kepada
pemerintahan yang lebih tinggi. Dengan adanya reformasi, pertanggungjawaban
lebih ditujukan kepada rakyat melalui DPRD. Dari traditional budget menjadi
performance budget
2. Proses penyusunan anggaran dengan sistem tradisional menggunakan pendekatan
inkremental dan line item dengan penekanan pada pertanggungjawaban pada setiap
input yang dialokasikan. Reformasi keuangan daerah menuntut penyusunan
anggaran dengan pendekatan/sistem kinerja, dengan penekanan
pertanggungjawaban tidak sekadar pada input tetapi juga pada output dan outcome.
3. Dari pengendalian dan audit keuangan ke pengendalian dan audit keuangan dan
kinerja.
4. Lebih menerapkan konsep value for money atau konsep 3 E (ekonomis, efisien,
efektif)
5. Penerapan konsep pusat pertanggungjawaban dengan diperlakukannya dinas
pendapatan sebagai pusat pendapatan, bagian keuangan diperlakukan sebagai
pusat biaya, dan BUMD sebagai pusat laba.
6. Perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintahan dari single entry system
dengan dasar pencatatan atas dasar cash basis menjadi double entry sistem
dengan dasar pencatatan atas dasar cash towards accrual.

10. PRINSIP PENGELOLAAN APBN/APBD


Prinsip pengelolaan APBN/APBD saat ini, yaitu :
1. Akuntabilitas : berorientasi pada hasil
2. Profesionalitas : memahami kebutuhan
3. Proporsionalitas : keseimbangan belanja rutin dan pembangunan
4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara : standar pelaporan
5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri : sesuai
SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara)

‘20 Akuntansi Sektor Publik


7 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
11. ALASAN PERUBAHAN SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Sistem perencanaan dan penganggaran entitas pemerintahan mengalami
perubahan. Alasan dilakukannya perubahan yaitu :
1. Kondisi infrastruktur dan pelayanan publik serta profil proyek APBN
2. Perkembangan kemampuan pembiayaan pemerintah dan peran dunia usaha
3. Peningkatan peran daerah
4. Peningkatan peran dan akuntabilitas kementerian/lembaga
5. Peningkatan peran DPR/DPRD dan masyarakat madani
6. Kedudukan Presiden/Gubernur/Walikota yang dipilih langsung
7. Pengaruh globalisasi

12. POKOK-POKOK REFORMASI


Pokok-pokok reformasi penganggaran entitas pemerintahan mencakup aktivitas :
• Penganggaran
• Pelaksanaan anggaran
• Pertanggungjawaban dan pelaporan
• Pemeriksaan

13. PELURUSAN TUJUAN ANGGARAN PEMERINTAH


Tujuan anggaran pemerintah yang modern saat ini, yaitu :
1. Alat akuntabilitas, manajemen dan kebijakan ekonomi
2. Sebagai alat kebijakan ekonomi, anggaran pemerintah mencerminkan public choice
dalam alokasi, stabilisasi dan pemerataan
3. Untuk mencapai tujuan anggaran pemerintah, penyusunan dan penetapan
APBN/APBD harus diatur secara jelas dalam Undang Undang
4. Tanggap darurat
5. Rekonstruksi

14. KLASIFIKASI BELANJA MENURUT FUNGSI


Klasifikasi belanja menurut fungsi, yaitu :
• Pelayanan umum
• Pertahanan
• Ketertiban dan keamanan
• Ekonomi
• Lingkungan hidup

‘20 Akuntansi Sektor Publik


8 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
• Perumahan dan fasilitas umum
• Kesehatan
• Pariwisata dan budaya
• Agama
• Pendidikan
• Perlindungan sosial

15. KLASIFIKASI BELANJA MENURUT JENIS


Klasifikasi belanja menurut jenis, yaitu :
• Belanja pegawai, digunakan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
• Belanja barang dan jasa , digunakan untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan
barang yang nilainya manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau
pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Transaksinya antara lain pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa
mencakup belanja barang habis pakai, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi,
perawatan kendaraan bermotor, cetak/pengadaan, sewa rumah/gedung/parkir, sewa
alat berat, sewa peralatan kantor, pakaian dinas, makanan dan minuman, pakaian
kerja, perjalanan dinas.
• Belanja modal, digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai
nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan, seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi, dan jaringan, dan buku perpustakaan
• Bunga, digunakan untuk menarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas
kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
• Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum
masyarakat agar harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh
masyarakat banyak.
• Hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang,
barang, dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan
kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.
• Bantuan sosial, digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk
uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan

‘20 Akuntansi Sektor Publik


9 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kesejahteraan masyarakat. Bantuan sosial diberikan tidak secara terus menerus
setiap tahun anggaran, selektif, dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya.
• Belanja lain-lain, merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

16. ALASAN PERUBAHAN KLASIFIKASI


Perubahan klasifikasi dilakukan karena :
• Memudahkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja
• Memberikan gambaran yang objektif dan proporsional mengenai kegiatan
pemerintah
• Menjaga konsistensi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
• Memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitas statistik keuangan pemerintah

17. PENYATUAN ANGGARAN


Penyatuan kembali anggaran rutin dan pembangunan ke dalam satu dokumen
anggaran instansi perlu dilakukan untuk mencegah/mengurangi duplikasi, penumpukan, dan
penyimpangan anggaran

18. INTEGRASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA


Integrasi sistem akuntabilitas kinerja mencakup :
• Rencana Kerja Pemerintah (PP No. 20 tahun 2004)
• Penyusunan APBN, setiap instansi wajib menyusun Daftar Usulan Kegiatan/Proyek
(PP No. 21 tahun 2004)
• Sistem penganggaran tidak tersedia informasi yang relevan untuk mengukur kinerja
unit pengguna anggaran
• Sistem anggaran berbasis kinerja/hasil memerlukan kriteria pengendalian kinerja dan
evaluasi
• Sejalan dengan perubahan dan pendekatan penganggaran, usulan anggaran perlu
disertai dengan indikator kinerja
• Klasifikasi anggaran perlu disesuaikan dengan klasifikasi Government Finance
Statistics (GFS)

19. PENGGUNAAN KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH


Pertimbangan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah yaitu :

‘20 Akuntansi Sektor Publik


10 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
• Penyusunan anggaran tahunan perlu dilakukan sesuai dengan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah
• Kerangka Pengeluran Jangka Menengah menggantikan fungsi PROPENAS
• Penyusunan prakiraan anggaran beberapa tahun ke depan secara bergulir
• Konsisitensi penyusunan kebijakan fiskal, kebijakan pengeluaran dan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembaga

20. LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


Laporan keuangan Pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas Pemerintahan. Tujuan umum dari
pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah pengguna laporan
keuangan, guna membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber yang
dipakai oleh suatu entitas dalam mencapai tujuannya.
Entitas pemerintahan wajib menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja
keuangan. Laporan kinerja keuangan menggambarkan kemempuan pemerintah daerah
dalam menciptakan surplus, atau selisih penerimaan dengan belanja.

21. PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD


Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa BPK R.I, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
Laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas,
Catatan atas laporan Keuangan, dilampiri laporan keuangan perusahaan Daerah

3. PENUTUP
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara
eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan
pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut
atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan
demikian, anggaran mengkoordinasikan berbagai aktivitas belanja entitas pemerintahan dan
memberi pedoman untuk periode satu tahun anggaran.

‘20 Akuntansi Sektor Publik


11 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Dedi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat.

Indra Bastian, 2006, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Penerbit Erlangga Jakarta.

Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tim PHK TIK K1, 2008, Buku Ajar Akuntansi Sektor Publik, Universitas Widyatama,
Bandung

‘20 Akuntansi Sektor Publik


12 Sendi Gusnandar Arnan, S.E., M.M., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai