Anda di halaman 1dari 3

Tindak Pidana Korupsi

Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat. Perkembangannya terus
meningkat dari tahun ke tahun,baik dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan
negara maupun dari segi kualitas tindak pidana, yang dilakukan semakin sistematis serta
lingkupnya yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat. Meningkatnya tindak pidana
korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan
perekonomian nasional tetapi juga kepada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.
Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap hak-
hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, dan karena itu semua maka tindak pidana korupsi
tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan
luar biasa. Begitupun dalam upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara biasa,
tetapi dituntut cara-cara yang luar biasa.
MERUMUSKAN KEBIJAKAN ALTERNATIF UNTUK MENGATASI MASALAH

1.) Membangun “ Budaya Malu Korupsi “ melalui sosialisasi ditingkat Pendidikan formal
melalui kewenangan legislasi DPR RI, Eksekutif/ pemerintah ( DEPDIKNAS ) dapat
mengartikulasikan isu korupsi sebagai aspirasi publik.

Keuntungan:
ditanamkannya Pendidikan anti korupsi sejak dini kepada siswa di sekolah juga bertujuan
agar peserta didik memiliki jiwa anti korupsi, jiwa anti korupsi inilah yang akan menjadi
benteng bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan korupsi jika mereka sudah dewasa
kelak.

Kerugian:
tidak ada kerugian karena tidak merugikan kedua belah pihak.

2.) Perlu diaktualisasikan pemberian sanksi sosial kepada siapa saja yang ketahuan(terbukti)
berperilaku korupsi (memberi suap-menerima suap,dan nepotisme).

Keuntungan:
lebih diperhatikan hak-hak tersangka dan terdakwa:
-Adanya bantuan hukum pada semua tingkat pemeriksaan
-Diaturnya dasar hukum untuk penangkapan/penahanan disertai dengan pembatasan
jangka waktunya.

Kerugian:
Tidak ada kerugian karena tidak merugikan kedua pihak.
3.) Alternatif Pembuktian Terbalik
Dengan menerapkan UU anti korupsi “Pembuktian Terbalik”,mendorong terbentuknya
pansus-pansus (angket) yang berkaitan dengan skandal-skandal korupsi yang melihatkan
petinggi-petinggi negeri. Kemudian memberi hukuman seberat-beratnya kepada setiap
koruptor tanpa pandang bulu,kalau perlu hukuman mati.

Keuntungan:
Bahwa Undang-Undang pencucian uang memungkinkan pembuktian terbalik dalam
persidangan.Yaitu pada pasal 35 Undang-Undang nomor 25 tahun 2003 menyebutkan
terdakwa wajib membuktian bahwa harta kekayaannya bukan merupakan hasil dari
tindak pidana.

Kerugian:
Dalam penerapannya,sistem pembuktian terbalik belum dilakukan secara optimal oleh
penuntut umum dan hakim dalam persidangan perkara korupsi. Salah satu kendalanya
diduga berkaitan dengan belum konsistennya penerapan laporan harta kekayaan
penyelenggara negara dan seluruh keluarga batinnya.Pada kondisi demikian agak sulit
untuk melakukan konfirmasi dan cek silang atas harta kekayaan yang dimiliki terdakwa.
Jika dibandingkan dengan penghasilannya sebagaipenyelenggara negara.
MAKALAH PKN
Laporan & Kajian mengenai peningkatan kasus tindak pidana korupsi oleh para pejabat

D
I
S
U
S
U
N

oleh:
Kelompok II
Angelia dewantari djoyo
Rindiany nanda pratiwi
Aristo rannu
Reynold padang allo
Auliah usman
Nurfadiilah
Berna kanna tasik
Nurikshan

Anda mungkin juga menyukai