Dosen Pengampu:
Assyarifullah Ramli, S.Pd., M.Pd
Dibuat Oleh:
Nurfadillah Azan Bakri (180230149)
Pita Vidiasari (180230154)
Nurhildayani (180230150)
Nirma Lestari (180230144)
Riska Anggina Putri (180230159)
Nirwana Novianti Putri (180230145)
Rini Pridia Ningsih (180230158)
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat-Nya untuk kita semua, serta rasa syukur selalu kami ucapkan karena nikmat kesehatan-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas dari Cross Culture Understanding (CCU). Materi ini sangat berguna untuk kita,
dengan selesainya makalah ini kami berharap semoga dapat membantu teman-teman dalam
memahami materi tentang Kebudayaan Korea Selatan serta menambah ilmu pengetahuan dan
memperluas wawasan tentang bagaimana kebudayaan negara lain. Namun jika dalam makalah ini
banyak terdapat kesalahan kami mohon maaf, karena kami juga masih dalam proses belajar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurnah. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat di harapkan untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Sejarah Korea Selatan ............................................................................................................
B. Budaya Korea selatan ............................................................................................................
C. Budaya dan Masyarakat Korea Selatan .................................................................................
D. Konsep Sosial dan Etika di Korea Selatan .............................................................................
E. Hal-hal yang di Tabu dalam budaya Korea Selatan ...............................................................
A. Latar Belakang
Korea atau sewaktu bersatunya dikenal sebagai Choson, negeri yang dijuluki Land Of
Morning Calm memiliki kebudayaan yang tak ternilai harganya. Sebut saja contohnya
adalah Kuil Bulguksa, Observatorium tertua di dunia-Ch’omsongdae, hingga Tugu
Ssanggyong. Itu baru kebudayaan berwujud fisik belum lagi kebudayaan yang bersifat
imaterial atau dengan kata lain kebudayaan ideal. Karena memang kebudayaan tidak hanya
yang kelihatan wujudnya tapi juga, ada yang wujudnya tidak terlihat secara kasat mata
namun sebenarnya ada, inilah yang disebut kebudayaan ideal atau kebudayaan gagasan.
Kebudayaan ideal Korea, sebenarnya kebanyakan hanya kebudayaan ideal turunan.
Contohnya adalah ajaran Kong-Hu-Chu yang melekat erat dalam kehidupan sosial dan etos
kerja orang Korea tentu saja bukan kebudayaan ideal asli Korea, karena seperti yang kita
ketahui bersama bahwa Kong-Hu-Cu adalah kebudayaan ideal dari Cina dengan
penggagasnya adalah Konfusius, seorang filsuf Cina. Kemudian, ada semangat keagamaan
yang berasal dari kebudayaan Buddha yang menganjurkan pengikutnya agar beragama
Buddha, inilah yang membuat orang Korea tertarik beragama. Tapi, tentu saja ada
kebudayaan ideal asli Korea, seperti Hwangdo (Jalan Ksatria). Hwangdo mengajarkan
bahwa orang Korea harus memiliki integritas dan disiplin yang tinggi. Hwangdo pada
dahulu kala tadinya hanya untuk bangsawan tapi, sekarang semua orang Korea
mengaplikasikannya.
B. Rumusan Masalah
Kebudayaan-kebudayaan yang ada di bagian pendahuluan, nampaknya adalah pondasi-
pondasi bagi kebudayaan Korea sekarang. Mungkin dapat dikatakan semua kebudayaan
Korea bersatu (Choson) menjadi dasar bagi kebudayaan Korea sekarang. Karena ingin
memastikan bahwa semua kebudayaan Korea bersatu adalah pondasi dari kebudayaan
Korea sekarang dan khususnya kebudayaan Korea Selatan serta untuk menjawab
pertanyaan: “apakah hanya Korea Selatan yang mengadopsi kebudayaan Korea bersatu,
sedangkan Korea Utara sama sekali tidak mengadopsinya ? Maka, penulis membuat
makalah ini yang berjudul “Kebudayaan Korea Selatan Adalah Kebudayaan Korea
Bersatu”.
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Negara korea?
2. Bagaimana budaya perkawinan di Korea?
3. Bagaimana kebudayaan Korea dalam hal keturunan?
4. Bagaimana budaya pakaian adapt Korea?
5. Apa saja bagian-bagian dari baju adapt Korea?
6. Apa makanan khas dari Korea ?
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu ketika, ada seekor macan dan beruang menemui Hwanung dengan tujuan meminta
Hwanung agar mengubah diri mereka yang berwujud binatang menjadi manusia. Hwanung
mengabulkan permintaan mereka, ia memberikan sejumlah rumput dan sejumlah siung
bawang putih serta memerintahkan mereka memakannya dan menghindari matahari
selama 100 hari. Mereka harus melaksanakan perintah tersebut jika mereka ingin menjadi
manusia.
Beruang yang melaksanakan perintah Hwanung dengan sabar akhirnya menjelma menjadi
perempuan dalam waktu kurang dari dua bulan, tetapi macan yang tidak sabar
melaksanakan perintah Hwanung gagal menjelma menjadi manusia. Karena macan
tersebut tidak tahan makan bawang putih dan rumput terus menerus maka, dia akhirnya
keluar dari gua dan memakan daging. Padahal, jika macan itu bersabar seminggu lagi saja,
menurut Hwanung macan itu menjadi laki-laki dan tentu saja berpasangan dengan beruang
yang menjadi perempuan tersebut.
Hwanung merasa empati dengan beruang yang menjelma menjadi perempuan tersebut
karena ia tidak memiliki pasangan hidup sehingga akhirnya Hwanung menikahinya.
Kemudian, mereka memiliki putra yang diberi nama Tan’gun yang selanjutnya menjadi
nenek moyang bangsa Korea. Sekitar tahun 2300 Sebelum Masehi, Tan’gun menyatukan
suku Tungusic dan kemudian mendirikan kerajaan yang dikenal dengan kerajaan Choson
kuno dengan ibukota Asadah (Pyongyang sekarang).
Meskipun legenda Tan’gun hanya sebuah mitos yang kurang didukung fakta-fakta sejarah,
namun legenda tersebut merefleksikan idealisme Korea serta memberikan kebanggan
bangsa Korea sebagai bangsa yang memiliki sejarah dan kebudayaan tertua. Oleh karena
itu, bangsa Korea tetap melestarikan legenda tersebut dan menjadi sumber kebangkitan
spiritual bagi bangsa Korea saat menghadapi krisis rasial dan nasional
Berlanjut ke masa tiga kerajaan, yaitu Koguryo, Paekche dan Silla. Di masa ini nampaknya
hanya sistem tulisan idu yang terkenal dan mempengaruhi kebudayaan Korea sekarang
khususnya di Korea Selatan karena memang idu masih dipelajari orang Korea Selatan
sekarang. Idu pada masa itu dikembangkan untuk menerjemahkan kata-kata dalam bahasa
Korea ke bentuk tullisan Cina, karena pada masa ini seorang cendekiawan bernama Sol
Ch’ong dari kerajaan Silla mensistemasisasi dan mengolah sistem ini
Kemudian, saat tiga kerajaan ini ingin menguasai Korea atas nama satu kerajaan atau
bahasa halusnya adalah penyatuan Korea. Mulailah, adanya budaya perang atau
permusuhan satu sama lain (sentimen kerajaan). Akhirnya, ketiga kerajaan itu dapat
disatukan dibawah bendera kerajaan Silla dan ketiga kerajaan itu memadukan,
kebudayaannya, maka terciptalah Kuil Bulguksa yang dibuat penganut Buddha dari Silla,
ajaran Kong-Hu-Cu yang dijadikan sistem sosial dasar masyarakat, padahal tadinya ajaran
Kong-Hu-Cu, hanya berkembang di Paekche, dan pembuatan observatorium bintang-
Ch’omsongdae, hingga Tugu Ssanggyong yang dimulai pada masa kerajaan Koguryo.
Maju ke abad pertengahan tepatnya abad ke-16, di Korea terdapat seorang laksamana
perang bernama, Laksamana Yi Sun-Sin beliaulah yang membuat kapal anti peluru
pertama kali di dunia yang diberi nama “kapal kura-kura”, untuk menangkal invasi Jepang.
Saat Jepang menginvasi Korea tentu saja ada kebudayaan Jepang, yang berasimilasi
dengan kebudayaan Korea, ini terlihat dari pakaian tradisional Korea yang bernama
Hanbok, yang merupakan perpaduan kimono ala Jepang dan baju katun Korea. Kemudian,
saat orang Eropa, ikut datang ke Korea mereka membawa agama Kristen ke Korea serta
etos kerja keras ala Eropa dan individualisme plus liberalisme dan imperalisme Eropa.
Ketika Perang Dunia berakhir, Korea mengalami vacum of power, seperti Indonesia, tapi,
akhirnya oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Sovyet, Korea dibagi dua tepat di garis 38
derajat, menjadi Korea Selatan dan Korea Utara
Pembagian harta warisan dalam budaya ini amatlah adil. Tanpa memperdulikan jenis
kelamin, keturunan dari seseorang akan mendapatkan pembagian harta dengan jumlah
yang sama dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, dalam prakteknya ini tidak selalu
terjadi. Kebanyakan orang tua menyisihkan lebih banyak harta warisan kepada anak
tertua mereka.
f. Gaya Komunikasi
Komunikasi dapat menjadi rumit di Korea Selatan karena mereka tidak suka
mengatakan 'tidak'. Mengatakan “tidak” dianggap etiket yang buruk. Menolaklah
dengan cara yang halus. Postur tubuh yang baik dan bahasa tubuh yang positif sangat
bermanfaat dalam komunikasi. Kesabaran dan kesopanan harus dipertahankan. Jangan
menggunakan bahasa tubuh yang berlebihan atau terbuka.
g. Privasi
Merupakan penghinaan bagi orang Korea jika disentuh oleh seseorang yang tidak
mereka kenal. Jangan menepuk punggung mereka atau memeluk mereka. Kontak mata
yang berkepanjangan dan langsung dapat disimpulkan sebagai suatu yang tidak sopan,
terutama ketika berhadapan dengan orang lain yang memiliki kedudukan sosial yang
lebih tinggi.
h. Etika Pemberian Hadiah
Orang Korea adalah orang yang murah hati dan senang memberi hadiah. Terimalah
hadiah dengan kedua tangan tetapi jangan langsung membuka hadiah, tunggu sampai
pemberi hadiah pergi. Kembalikan bantuan dan tawarkan sesuatu yang bernilai serupa.
Jika kamu ingin memberi hadiah, pastikan untuk membungkus dan menyajikannya
dengan cara yang menarik. Hindari menggunakan kertas pembungkus gelap, terutama
merah, sebagai gantinya pilih kuning cerah / hijau. Jika diundang ke rumah orang Korea
bawalah hadiah untuk tuan rumahnya. Coklat, permen, kue atau bunga, lebih disukai
daripada alcohol. Jangan memberikan hadiah yang terlalu mahal karena orang Korea
merasa berhutang budi pada saat mereka menerimanya.
i. Bertamu
Selalu lepaskan sepatu kamu sebelum memasuki rumah orang. Dimungkinkan untuk
terlambat hingga tiga puluh menit tanpa menyebabkan pelanggaran tetapi ketepatan
waktu sangat dihormati. Ingat, jangan pernah menuangkan minuman kamu sendiri.
Tuan rumah akan melakukan ini di hadapan kamu. Diundang ke rumah orang Korea
dianggap suatu kehormatan (terutama jika itu untuk makan-makan) sehingga sangat
penting untuk memperlakukannya dengan cara yang sama. Bersikap sopan, hormat dan
hargailah kebiasaan mereka. Bawalah hadiah untuk membalas kebaikan dari orang
yang mengundang kamu.
Hal yang membuat kimchi menjadi makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor
pertama adalah pembuatannya. Kimchi (dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan
untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari)
dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang mengadakan acara tersebut dan
hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak
wanita yang turut membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula
kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan
seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika seorang wanita mampu membuat
kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak
makanan lain. Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh
permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan Sesi.
Penting untuk mengetahui cara menilai keadaan kibun orang lain, dan bagaimana
menjaga kibun kamu sendiri pada saat yang sama. Dalam bisnis, kibun seorang manajer
akan rusak jika bawahannya tidak menunjukkan rasa hormat yang pantas. Kibun
bawahan akan rusak jika manajernya mengkritiknya di depan umum. Nunchi adalah
kemampuan untuk menentukan kibun orang lain dengan menggunakan mata. Karena
ini adalah budaya di mana harmoni sosial sangat penting, mampu menilai keadaan
pikiran orang lain sangat penting untuk mempertahankan kibun seseorang. Nunchi
dicapai dengan melihat bahasa tubuh dan mendengarkan nada suara serta apa yang
dikatakan.
b. Penamaan
Di Korea Selatan posisi nama adalah kebalikan dari budaya Barat. Nama keluarga
sebagai nama depan dan nama asli sebagai nama belakang. Dianggap sangat tidak
sopan untuk menyapa orang Korea langsung dengan namanya aslinya. Memanggil
mereka harus memakai embel-embel seperti Tuan, Nyonya atau dengan menggunakan
jabatan profesional mereka, dll.
Pembagian Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara, tentu saja menyebabkan adanya
perbedaan kebudayaan di antaran keduanya. Jika, di Korea Selatan menganut budaya liberal maka
di Korea Utara menganut gaya sosial. Kemudian, orang-orang Korea Selatan sangat terbuka
dengan negaranya, maka Korea Utara tertutup.
Dari sini dapat dikatakan bahwa nampaknya, Korea Utara mewarisi hanya sedikit kebudayan-
kebudayaan Korea bersatu karena, sangat bertentangan dengan kebudayaan Korea Utara yang
sekarang. Contoh kecil, jika kebudayaan Korea bersatu mengajarkan mereka untuk terbuka tapi,
Korea Utara malah menutup diri. Sedangkan, kebudayaan Korea bersatu yang masih melekat erat
pada Korea Utara mungkin hanya mitos Tan’Gun, karena kerajaan Tan’Gun terletak di Asadah
atau yang sekarang kita kenal dengan ibukota Korea Utara, Pyongyang.
Sebaliknya, dengan Korea Selatan mereka mewarisi hampir seluruh kebudayaan Korea bersatu.
Karena, memang situs-situs budaya juga banyak terdapat disini. Dan kebudayaan ideal dari
kebudayaan Korea bersatu, sangat fasih diterapkan oleh masyarakat Korea Selatan, seperti ajaran
Kong-Hu-Cu, yang menyuruh pengikutnya agar baik terhadap sesama manusia, baik terhadap
binatang, baik terhadap Tuhan serta jujur dan terbuka dalam semua masalah yang menimpa
pengikutnya. Maka, dapat dikatakan kebudayaan Korea Selatan sekarang adalah hasil warisan dari
kebudayaan Korea Bersatu.
DAFTAR PUSTAKA