Anda di halaman 1dari 1

Peran MGMP/MGBK

Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK)
sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang tergabung dalam wadah kegiatan
tersebut bisa saling bertukar informasi tentang pembelajaran. Dengan semakin banyaknya informasi
pembelajaran yang diperoleh, maka akan semakin meningkat pula mutu proses pembelajaran.
Pembelajaran meningkat, bila mutu guru meningkat.
Untuk menjaga tetap bermutunya MGMP/MGBK, maka perlu evaluasi program-programnya. Analisis
kekuatan dan kelemahan dengan teknikSWOT (strength, weakness, opportunity, threat) harus terus
dilakukan agar tetap aktual dengan perkembangan ilmu pembelajaran.
Apa saja yang menjadi bidang garapan MGMP/MGBK dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran?
Paling tidak ada empat bidang yang harus dilakukan.
Pertama, bidang kurikulum. Dalam bidang ini guru-guru dalam kegiatan MGMP/MGBK harus
melakukan analisis Standar Kompetensi (SK)/Kompetensi Dasar (KD), silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selanjutnya, setelah analisis, SK/KD, silabus, dan RPP, tindakan selanjutnya adalah
mengembangkan dan memperkaya dengan inovatif. Budaya dan karakter serta berbasis Informatian
Technology (IT) dalam pembelajaran harus menjadi agenda penting. Bahan ajar di internet sangat kaya.
Oleh karenanya, guru harus terus mengaktualisasikan diri. Guru harus mewajibkan peserta didik memiliki
email sebagai sarana pembelajaran. MGMP/MGBK sebagai motor penggerak perubahan mutu pendidikan
harus menjalin kerjasama dengan MGMP/MGBK sekolah lain.
Kedua, bidang pembelajaran. Dalam bidang ini guru harus mengembangkan metode dan model
pembelajaran. Mutu lulusan ditentukan mutu proses pembelajaran. Pembelajaran bermutu, lulusan bisa
dipastikan bermutu pula. Guru harus profesional dan proporsional. Pelayanan pendidikan sesuai
kebutuhan siswa. Apa yang ditulis harus dikerjakan, dan apa yang dikerjakan harus ditulis. RPP yang
sudah ditulis harus dilaksanakan. Catat peristiwa, perilaku siswa dalam pembelajaran. Perbaiki yang perlu
diperbaiki. Orientasi pembelajaran harus mengarah kepada budaya mutu secara terus-menerus dan
berkesinambungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan takwa.
Ketiga, bidang penilaian. Guru harus kompeten mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
pelaporannya. Guru harus kompeten dalam kompetensi ini. Penilaian tak reliableakan berakibat tak akan
menghasilkan lulusan yang bermutu. Mulai kisi-kisi, kaidah pembuatan naskah soal, tingkat kesulitan soal
dan seterusnya harus dikuasai dengan baik. Penilaian kini berbasis kelas, dalam pengertian saat
pembelajaran adalah saat menilai. Saat mengajar harus bertanya secara terarah agar efektif. Perlu dikuasai
teknik bertanya.
Keempat, bidang kesiswaan. Prestasi siswa dalam kegiatan lomba-lomba. Adakan lomba atau
mengikutsertakan peserta didik dalam berbagai kegiatan olah raga, seni, agama dan sains. Adakan
pelatihan secara terencana, cermat dan terukur dalam pelaksanaan, bukan asal-asalan.Latihan-latihan
harus terprogram dan terukur. Target dicanangkan dalam peningkatan prestasi lomba.
Program MGMP/MGBK harus bisa menarik komitmen peningkatan mutu guru. Oleh karenanya dalam
penyusunan program harus melibatkan guru. Program yang telah terumuskan harus disosialisasikan
kepada seluruh anggota agar sesama guru memahaminya dan tergerak untuk melaksanakan program-
program. Bila hal tersebut bisa terlaksana secara sinergis dan konsisten dengan dilandasi komitmen
peningkatan mutu proses pembelajaran, maka mutu lulusan tinggal menunai hasil.
Untuk itu, setiap anggota MGMP/MGBK harus mewujudkan motto tiga P, yakni penampilan, pelayanan
dan prestasi. Penampilannya elegan dan pelayanan prima, maka prestasi akan dapat diraih. ***

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tongato_atmowinoto29/peran-mgmp-
mgbk_54f5d072a33311241f8b463d

http://www.kompasiana.com/tongato_atmowinoto29/peran-mgmp-mgbk_54f5d072a33311241f8b463d

Anda mungkin juga menyukai