HARI KE - 1
Tanggapan saya:
Saya bersyukur karena Tuhan Yesus senantiasa mencari diri saya, mendorong hati saya
untuk berjumpa dan berelasi dengan-Nya setiap hari.
Beberapa tahun yang lalu, saya nyaris tersesat. Saya ingin meninggalkan pelayanan saya
karena ada masalah dengan putri saya. Saya merasa gagal mendidik putri saya terutama
mendidik dalam iman katolik. Saya merasa malu menjadi pengajar SEP / KEP karena saya
seperti Gajah diblangkoni – iso kotbah ora iso nglakoni – bisa berkotbah tidak bisa
menjalankan. Dengan alasan sibuk pekerjaan, saya menolak mengajar dan juga tidak
pernah lagi mau hadir di komunitas saya – PDPKK St. Petrus.
Namun Tuhan Yesus itu sungguh amat baik, saat saya telah berlari menjauh daripada-Nya
dan mulai menikmati ego saya, Dia memanggil saya kembali untuk melayani-Nya. Suatu
siang, ketika saya sedang larut dalam pekerjaan sekuler saya, tiba-tiba HP saya berdering.
Ibu Judy, Kepala Sekolah SEP waktu itu, menelpon saya, menanyakan apakah saya
bersedia untuk mengajar lagi untuk SEP / KEP. Hati saya terharu saat itu, terasa Tuhan
Yesus merangkul bahu saya dan mengajak saya untuk kembali aktif di SEP. Dalam lubuk
hati saya yang terdalam; Tuhan Yesus mengatakan “kembalilah anak-Ku, kembalilah
bersama-Ku.” Dan akhirnya saya menjawab “ya Ibu, saya bersedia”.