Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ANALISIS KASUS PENCURIAN DATA PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Kasus pada pencurian data pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

OLEH :

1. FELSIANA DOKE SOA (2018440578)


2. ALFONSA LODAN (2018440291)
3. YUSTINA RATNASARI AGUS (2018440426)

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih dalam keterbatasan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah ini
yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan
terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga Tuhan YME senantiasa memberkati segala
usaha kita. Amin.

Ende, 12 Desember 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kejahatan atau kesalahan yang terjadi terhadap system informasi memang marak
terjadi di Indonesia maupun luar negeri. Kejahatan tersebut sering berhubungan dengan
penyalahgunaan komputer, terjadinya error pada computer, pencurian data, hacking,
penipuan atau manipulasi, maupun virus. Di dalam kesalahan maupun penyalahgunaan
system informasi tersebut, terdapat oknum yang dengan sengaja untuk merusak maupun
mencuri data dari system demi kepentingan pribadinya. Namun ada juga kesalahan
system tanpa disengaja misalnya akibat dari kelalaian manusia dalam mengoperasikan
system itu sendiri.
Salah satu penyalahgunaan pada system informasi di Indonesia adalah pencurian
data. Di Indonesia sudah banyak terjadi kasus pencurian data, salah satunya adalah
pencurian data nasabah pada bank-bank di Indonesia. Seperti dikutip pada Kompas.com-
04/04/2017. Bahwa telah tercatat beberapa kasus mengenai pencurian data seperti yang
terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero0 Tbk (BBTN). Salah satu
tindak penyalahgunaan system informasi yang akan dibahas dalam uraian ini adalah
mengenai tindak penyalahgunaan dari system BBRI.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pencurian data apa yang terjadi di dalam system informasi PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)?
2. Apa modus dari kejahatan dalam menyalahgunakan system PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)?
3. Bagaimana solusi agar kasus pencurian data pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI) dapat diselesaikan dan tidak terulang kembali?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pencurian data yang terjadi di dalam system informasi PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
2. Mengetahui modus dari pelaku kejahatan dalam menyalahgunakan system PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
3. Mengetahui solusi agar kasus pencurian data pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI) dapat diselesaikan dan tidak terulang kembali.
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Pencurian data yang terjadi dalam system informasi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk (BBRI)
ADA PEMBOBOLAN ATM DENGAN “SKIMMING”, INI PENJELASAN BRI

Sakina Rakhma Diah Setiawan


Kompas.com-31/10/2016,05:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)


memberikan penejelasan terkait aksi pembobolan mesin ATM dengan metode skimming
beberapa waktu lalu.

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debet dengan cara
menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debet secara
ilegal.

“Nasabah dari jumlah bank tiba-tiba terpotong saldo tabungannya, padahal mereka tidak
melakukan transaksi pengambilan uang”, kata Hari Siaga Amijarso, Perusahaan
Sekretaris BRI,, dalam pernyataan resmi, Minggu (30/10/2016).

Hari menjelaskan, modus yang digunakan pelaku kejahatan perbankan dengan teknik
skimming tersebut di antaranya dengan cara memasang Wifi pocke trouter disertai
kamera yang dimodifikasi menyerupai penutup PIN pada mesin-mesin ATM untuk
mencuri PIN nasabah.

Melalui alat tersebut, para pelaku menduplikasi data magnetic stripe pada kartu ATM
lalu mengkloningnya ke dalam kartu ATM kosong.

“Jadi ketika ada pembobolan rekening, selain nasabah pemilik tabungan, pihak bank pun
turut menjadi korban. Reputasi akan kenyamanan dan tingkt keamanan yang terjaga
menjadi turun di mata masyarakat.” ujar Hari.

Hari mengakui ada beberapa kejadian juga sempat menimpa nasabah BRI. Ia
mengatakan, BRI segera melakukan penelusuran terkait dugaan pembobolan rekening
tersebut. BRI juga telah menggandeng pihak kepolisian untuk menangani kasus-kasus
kejahatan perbankan yang menimpah BRI dan nasabahnya.

“Kami tidak akan segan memproses secra hukum oara pelaku kejahatan perbankan yang
telah merugikan nasabah dan institusi BRI.” kata Hari.

BRI juga meminta nasabah agar selalu menjaga kerahasiaan dan mengubah PIN secara
berkala.
“Kami juga samaikan agar nasabah menghubungi call BRI di 14017 kalau ada yang
kurang jelas mengenai berbagai produk atau layanan yang diberikan BRI,” kata Hari.

2.2 Modus dari pelaku kejahatan dalam menyalahgunakan system PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Didalam deskripsi kasus tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa yang
dengan sengaja melakukan pencurian data dengan cara “skimming”. Kejahatan
penyalahgunaan system dengan cara skimming adalah penyalahgunaan dengan cara
memasang WiFi pocket router, disertai kamera yang dimodifikasi menyerupai penutup
PIN pada mesin-mesin ATM untuk mencuri PIN nasabah. Kamera didesain seperti
penutup PIN ATM dimaksudkan agar pengguna ATM tidak curiga. Si pelaku kejahatan
memasang alatnya sesederhana mungkin agar tidak terlihat oleh pengawas maupun si
nasabah. Melalui alat tersebut, oknum menduplikasi data magnetic stripe pada kartu
ATM lalu mengkloningnya ke dalam kartu ATM kosong yang kemudian pelaku
kejahatan tersebut dapat menggunakannya untuk kepentingan tertentu.
Dalam uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modus pelaku kejahatan adalah :
a) Mencuri sejumlah uang pada akun korban yang berhasil dibobol.
b) Tujuan merusak citra perusahaan khususnya BBRI agar nasabah menjadi ragu
untuk menggunkan BBRI.

2.3 Solusi agar kasus pencurian data pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(BBRI) dapat diselesaikan dan tidak terulang kembali
Solusi untuk kejadian penyalahgunaan system yang sudah terjadi pada uraian
sebelumnya, BBRI akan lebih baik jika memprioritaskan kualitas jasanya terlebih dahulu
kepada sejumlah nasabah yang menjadi korban, yaitu dengan memberikan pengertian
terkait kesalahan system tersebut dan mau mengganti sejumlah uang nasabah yang
hilang. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan tetap going concern, dan nasabah yang
menjadi korban tetap percaya pada perusahaan begitu pun bagi non nasabah agar tidak
mempercayai rasa takut apabila menggunakan jasa keuangan BBRI di kemudian hari.
Solusi kedua adalah dengan cara memperbaiki system itu sendiri dan mengantipasi
agar penyalahgunaan tersebut tidak terulang kembali. Memperbaiki system dengan cara
menyelidiki hal-hal apa saja yang menjadi penyebab pembobolan dari aku-akun nasabah,
mencabut dan menyelidiki perangkat-perangkat hardware yang menjadi sarana oknum,
dan menyelidiki siapa saja oknum yang terlibat dalam tindak kejahatan tersebut.
Untuk mengantisipasi agar penyalahgunaan itu tidak terjadi kembali adalah dengan
meningkatkan tingkat keamanan di mesin ATM maupun sekitarnya, secara kontinyu
mengecek mesin-mesin ATM untuk memastikan tidak adanya kecurangan yang berarti,
dan menambah CCTV untuk dapat mengetahui lebih detail apabila ada orang yang
mempunyai gerak-gerik yang mencurigakan.
Tidak kalah penting untuk nasabah juga harus diberikan sosialisasi untuk
memberikan keamanan pada akun yang dimiliki. Beberapa diantaranya adalah si nasabah
harus mengganti password secara berkala, nasabah juga harus segera melaporkan kepada
customer service BBRI apabila ia menemukan suatu kejanggalan pada akun, misalnya
terdapat sejumlah uang yang berkurang di dalam rekening padahal nasabah tidak merasa
mengambil sejumlah uang yang dimaksud. Nasabah juga dapat melaporkan kepada
pengawas (satpam) apabila di dalam maupun luar ruangan ATM mendapati gerak-gerik
seorang yang mencurigakan.
BAB 111
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai pencurian data yang terjadi di PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Makalah ini memberitahu kepada pembaca bahwa telah banyak terjadi kasus
pencurian data di bank-bank tertentu, dengan demikian pembaca lebih
berhati-hati dan waspada.
2. Makalah ini membantu pembaca untuk dapat mengantisipasi beberapa hal
agar penyalahgunaan system khususnya pencurian data tidak terulang
kembali.

3.2 SARAN
1. Melakukan perbaikan atau perubahan system keamanan untuk kartu ATM.
Dengan penggunaan kartu ATM berbasis chip misalnya, yang dirasa lebih aman
dari skimming. Atau dengan penggunaan system keamanan lainnya yang tidak
bersifat PIN, seperti pengamanan dengan sidik jari, scan retina, atau dengan
penerapan tanda tangan digital misalnya.
2. Karena pembobolan ini sebagiannya juga disebabkan oleh kelengahan pemilik
rekening, ada baiknya jika setiap bank yang mengeluarkan kartu ATM
memberikan edukasi kepada para nasabahnya tentang tata cara penggunaan kartu
ATM dan bagaimana cara untuk menjaga keamanannya.

Source :
http://ekonomi.kompas,com/read/2016/10/31/050500126/
ada.pembobolan.atm.dengan.skimming.ini.penjelasan.bri

Anda mungkin juga menyukai