Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU AGENDA 2

CERMIN INTEGRITAS

NAMA : HAERUL AMRI, S.Pd


INSTANSI : SD NEGERI 2 SENARU
ANGKATAN / KLP : LIX / II
TUTOR : Drs. ROHMAN FARLY, M.M

Membuat essay berdasarkan komponen yang telah ditentukan dalam LMS


Pada dasarnya nilai-nilai pribadi yang diyakini dan di anut yang berhubungan
dengan anti korupsi ada pada diri setiap orang karena makna dari korupsi itu sendiri
adalah perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani dan bertentangan dengan
sifat baik yang dimiliki oleh setiap individu. Adapun nilai-nilai pribadi yang
terkandung dalam anti korupsi tersebut adalah : kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan
keadilan. Dengan tertanamnya ke sembilan dari nilai-nilai tersebut pasti akan
menunjang dalam kehidupan kita sehari-hari untuk memberantas atau
menghentikan korupsi dalam suatu tempat atau kejadian. Hal ini sesuai dengan
kejadian yang saya alami ketika berani mengingatkan atau menegur teman satu
instansi untuk senantiasa tepat waktu masuk kelas untuk mengajar. Selain itu, saya
membiasakan diri untuk menggunakan pakaian dan perlengkapan mengajar yang
sederhana, memberikan nilai sesuai dengan bobot dan skor yang sudah saya
tentukan sebelumnya, memperhatikan dan membimbing peserta didik yang
membutuhkan bimbingan lebih dalam hal memahami pembelajaran, menyelesaikan
tugas-tugas dan perangkat pembelajaran saya secara sendiri dengan waktu yang
telah saya targetkan. Berusaha untuk datang kesekolah tempat saya mengajar
tepat waktu dan pulang berdasarkan waktu yang telah di tentukan. Tentunya dari
contoh-contoh kejadian yang saya sebutkan di atas merupakan atau upaya saya
dalam memberantas korupsi yang bisa terjadi atau saya lakukan dalam instansi
tempat saya bekerja atau mengajar.

Dalam penerapan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas pribadi, pekerjaan dan


organisasi yang saya ikuti, saya menerapkan kesembilan nilai-nilai itu sama
dimanapun saya berada. Contohnya jika saya melihat ketidak adilan dalam diri
pribadi saya ketika menjalankan hak dan kewajiban, saya akan mengingatkan diri
untuk bisa lebih memprioritaskan antara hak atau kewajiban yang harus
didahulukan yang sifatnya lebih penting, baik itu untuk diri saya, dan orang lain.
Sama seperti nilai-nilai yang terkandung dalam pemberantasan atau anti korupsi di
atas, tentunya dalam setiap lembaga baik besar maupun kecil akan senantiasa
menyusun dan menuntut sebuah aturan baik sepakat atau tidak untuk di patuhi.
Begitu juga hal-hal yang baik dan buruk dalam diri kita sudah kita pelajari dan
laksanakan sehingga membentuk diri kita untuk menerapkannya. Seperti pada
lembaga tempat saya mengajar memiliki kode etik atau peraturan-peraturan yang
mengikat untuk harus dijalankan. Adapun kode etik tersebut sifatnya sesuai dengan
nilai pemberantasan korusi guna mencegah kerugian terhadap diri sendiri dan
orang lain.

Meskipun sudah kita jalankan secara terus menerus bahkan sudah seperti
pembiasaan, saya sudah mengulangi melanggar kode etik disekolah berupa datang
terlambat ke sekolah dan memberikan nilai tidak adil kepada siswa saya karena
alasan tertentu. Tentunya hal yang paling saya sesali adalah datang ke sekolah
tidak tepat waktu karena merugikan peserta didik dan rekan pengajar lainnya.

Saya akui perbuatan tersebut pada teman yang membantu mengisi kelas
yang saya tinggalkan karena keterlambatan. Alasan saya terlambat biasanya
karena masalah pribadi seperti harus mengurus anak yang sakit di rumah. Saya
harus memastikan anak saya sudah minum obat dahulu baru bisa saya tinggalkan
untuk mengajar ke sekolah. Tentunya saya mengevaluasi diri agar tidak melakukan
hal yang merugikan diri dan orang lain tersebut dengan lebih bisa membagi waktu
dengan lebih baik lagi dan menyiapkan semua yang sekiranya dapat membuat saya
untuk datang kesekolah lebih awal guna mengantisipasi kejadian seperti itu lagi.
Begitu juga, apa yang berlaku dalam diri saya terapkan juga pada orang lain,
mengingatkan untuk tidak melakukan hal yang melanggar aturan tersebut sambil
memberikan solusi atau masukan agar bisa baik, normal seperti sediakala.

Pernah suatu ketika saya menegur teman mengajar yang melakukan hal
yang bertentangan dengan nilai anti korupsi atau melanggar kode etik yang sudah
ditentukan ketika teman tersebut terlambat datang ke sekolah sehingga
mengakibatkan semua peserta didik gaduh dan bermain di dalam kelas, sementara
rekan guru yang lain sibuk mengajar di dalam kelas. Saya menegurnya dan
mengingatkannya untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Pada proses penerimaan beasiswa miskin (BSM) atau sekarang dikenal


dengan Penerimaan Indonesia Pintar (PIP). Pada dasarnya Kepala Sekolah
mempunyai tanggung jawab penuh tapi kepala sekolah bisa memberikan surat
perintah kepada salah seorang guru untuk mengurus masalah PIP ini.

Masalah yang timbul di sekolah adalah adanya seorang siswa yang tidak
pernah masuk sekolah berbulan-bulan bahkan dianggap sudah berhenti sekolah
masih mendapatkan dana bantuan PIP ini. Ketika mendengar adanya informasi
bahwa ada namanya, siswa ini masuk kesekolah menggunakan pakian lengkap.
Disini ada kecemburuan sosial yang terjadi dari siswa lain yang tidak mendapatkan
dana PIP tersebut, karena ada anak yang miskin, rajin dan berprestasi tidak
mendapatkan dana PIP tersebut, padahal siswa lain tersebut layak untuk
mendapatkan dana PIP itu.

Kepala sekolah dan guru yang mengurus dana PIP ini tetap memberikan
dana PIP tersebut dengan alasan itu adalah haknya dan biar tidak terjadi masalah
dengan wali siswanya. Tetapi ini adalah masalah menurut pandangan saya, karena
telah memberikan bantuan dana PIP kepada siswa yang malas sekolah dan dia
akan datang ke sekolah saat ada namanya dalam penerimaan dana PIP. Informasi
juga dari wali kelasnya siswa ini sudah dua kali tidak naik kelas karena jarang
masuk.

Untuk menyelesaikan masalah ini saya memberanikan diri secara langsung


menegur Kepala Sekolah dan guru yang mengurus dana PIP ini dengan cara yang
baik dan sopan tentunya dengan memberikan penjelasan dan solusi terbaik.
Perbuatan yang dilakukan sudah melanggar aturan yang sudah tertulis dijuknis
penerimaan dana PIP. Dan itu termasuk dalam pelanggaran karena telah
memberikan kelayakan pada siswa yang seharusnya tidak boleh lagi mendapatkan
dana PIP dan dikatagorikan merugikan Negara.

Sampai dengan saat ini, saya tidak pernah menentang atasan saya apabila
hal yang disampaikan dan diperintahkan merupakan sesuatu yang benar adanya.
Berbeda apabila atasan saya menegur karena saya benar tetapi di anggap salah
tentunya saya akan tetap membela diri menegakkan kebenaran.
Kebenaran, dimanapun dan kapanpun akan diungkapkan dalam kondisi
apapun seperti halnya dengan penerimaan dan bantuan PIP. Masalah keuangan
sangat sensitif untuk itu perlu adanya keterbukaan. Dalam hal ini solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan cara melakukan rapat bersama, yaitu Kepala Sekolah,
Dewan guru, Komite Sekolah dan perwakilan wali murid untuk bermusyawarah
untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Salah satu solusinya adalah dengan melaporkan kepada Dinas terkait bahwa
ada siswa yang tidak pernah masuk sekolah dan dikatagorikan berhenti sekolah
tapi masih mendapatkan dana bantuan PIP. Kemudian cara yang lain adalah
dengan melaporkan kepada OPS untuk merubah status siswa ini dari layak menjadi
tidak layak menerima dana PIP pada aplikasi dapodik.
Kerugian yang pernah saya alami ketika sudah menyampaikan sesuatu yang
benar adalah dijauhkan dalam lingkungan kerja atau tempat mengajar. Namun hal
yang saya lakukan adalah tetap menjalankan tugas dan kewajiban dengan
professional tentunya segala sesuatunya berdasarkan hal yang sudah diatur dan
benar berdasarkan nilai-nilai ANEKA yang sudah dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai