CERMIN INTEGRITAS
Meskipun sudah kita jalankan secara terus menerus bahkan sudah seperti
pembiasaan, saya sudah mengulangi melanggar kode etik disekolah berupa datang
terlambat ke sekolah dan memberikan nilai tidak adil kepada siswa saya karena
alasan tertentu. Tentunya hal yang paling saya sesali adalah datang ke sekolah
tidak tepat waktu karena merugikan peserta didik dan rekan pengajar lainnya.
Saya akui perbuatan tersebut pada teman yang membantu mengisi kelas
yang saya tinggalkan karena keterlambatan. Alasan saya terlambat biasanya
karena masalah pribadi seperti harus mengurus anak yang sakit di rumah. Saya
harus memastikan anak saya sudah minum obat dahulu baru bisa saya tinggalkan
untuk mengajar ke sekolah. Tentunya saya mengevaluasi diri agar tidak melakukan
hal yang merugikan diri dan orang lain tersebut dengan lebih bisa membagi waktu
dengan lebih baik lagi dan menyiapkan semua yang sekiranya dapat membuat saya
untuk datang kesekolah lebih awal guna mengantisipasi kejadian seperti itu lagi.
Begitu juga, apa yang berlaku dalam diri saya terapkan juga pada orang lain,
mengingatkan untuk tidak melakukan hal yang melanggar aturan tersebut sambil
memberikan solusi atau masukan agar bisa baik, normal seperti sediakala.
Pernah suatu ketika saya menegur teman mengajar yang melakukan hal
yang bertentangan dengan nilai anti korupsi atau melanggar kode etik yang sudah
ditentukan ketika teman tersebut terlambat datang ke sekolah sehingga
mengakibatkan semua peserta didik gaduh dan bermain di dalam kelas, sementara
rekan guru yang lain sibuk mengajar di dalam kelas. Saya menegurnya dan
mengingatkannya untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Masalah yang timbul di sekolah adalah adanya seorang siswa yang tidak
pernah masuk sekolah berbulan-bulan bahkan dianggap sudah berhenti sekolah
masih mendapatkan dana bantuan PIP ini. Ketika mendengar adanya informasi
bahwa ada namanya, siswa ini masuk kesekolah menggunakan pakian lengkap.
Disini ada kecemburuan sosial yang terjadi dari siswa lain yang tidak mendapatkan
dana PIP tersebut, karena ada anak yang miskin, rajin dan berprestasi tidak
mendapatkan dana PIP tersebut, padahal siswa lain tersebut layak untuk
mendapatkan dana PIP itu.
Kepala sekolah dan guru yang mengurus dana PIP ini tetap memberikan
dana PIP tersebut dengan alasan itu adalah haknya dan biar tidak terjadi masalah
dengan wali siswanya. Tetapi ini adalah masalah menurut pandangan saya, karena
telah memberikan bantuan dana PIP kepada siswa yang malas sekolah dan dia
akan datang ke sekolah saat ada namanya dalam penerimaan dana PIP. Informasi
juga dari wali kelasnya siswa ini sudah dua kali tidak naik kelas karena jarang
masuk.
Sampai dengan saat ini, saya tidak pernah menentang atasan saya apabila
hal yang disampaikan dan diperintahkan merupakan sesuatu yang benar adanya.
Berbeda apabila atasan saya menegur karena saya benar tetapi di anggap salah
tentunya saya akan tetap membela diri menegakkan kebenaran.
Kebenaran, dimanapun dan kapanpun akan diungkapkan dalam kondisi
apapun seperti halnya dengan penerimaan dan bantuan PIP. Masalah keuangan
sangat sensitif untuk itu perlu adanya keterbukaan. Dalam hal ini solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan cara melakukan rapat bersama, yaitu Kepala Sekolah,
Dewan guru, Komite Sekolah dan perwakilan wali murid untuk bermusyawarah
untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Salah satu solusinya adalah dengan melaporkan kepada Dinas terkait bahwa
ada siswa yang tidak pernah masuk sekolah dan dikatagorikan berhenti sekolah
tapi masih mendapatkan dana bantuan PIP. Kemudian cara yang lain adalah
dengan melaporkan kepada OPS untuk merubah status siswa ini dari layak menjadi
tidak layak menerima dana PIP pada aplikasi dapodik.
Kerugian yang pernah saya alami ketika sudah menyampaikan sesuatu yang
benar adalah dijauhkan dalam lingkungan kerja atau tempat mengajar. Namun hal
yang saya lakukan adalah tetap menjalankan tugas dan kewajiban dengan
professional tentunya segala sesuatunya berdasarkan hal yang sudah diatur dan
benar berdasarkan nilai-nilai ANEKA yang sudah dipelajari.