Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA
PUSAT KAJIAN ONE HEALTH
(UDAYANA ONE HEALTH COLLABORATING CENTER)
Alamat: Kompleks Rektorat– Jl. Raya Kampus UNUD, Jimbaran Badung, Bali
Telepon: (+62)85738461485, Email: ohcc@unud.ac.id

NOTULENSI RAPAT Business Setting


Topik : Sosialisasi CAT Program dan Persiapan Kembali dibukanya Pariwisata Bali 
Multifaceted-approach Surveillance to Overcome COVID-19 in Bali (MSOC)
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
15 Juni 2021.

Percepatan pemulihan pariwisata di Bali pada daerah sasaran (Denpasar, Badung dan Gianyar)
memerlukan kolaborasi dari instansi pemerintah, swasta dan para pelaku pariwisata. Untuk itu,
audiensi diadakan di Dinas Pariwisata Provinsi Bali dengan mengundang ahli dan juga para
pemangku kepentingan untuk membahas kesiapan Bali dalam rencana dibukanya kembali
pariwisata internasional pada bulan Juli serta pembentukan Covid Alert Team (CAT) yang pada
dasarnya mendukung program pemerintah Bali Bangkit.

Peserta Audiensi:
1. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2. Ketua PHRI Provinsi Bali
3. Ketua PHRI Kota Denpasar
4. Ketua PHRI Kabupaten Gianyar
5. Ketua PHRI Kabupaten Badung
6. Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar
7. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar
8. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung
9. DMO Nusa Dua dan DMO sanur
10. Direktur ITDC Nusa Dua
11. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)
12. I Made Kusuma Negara, S.E.,M.Par.
13. NK Semara Yanti, MPH
14. Nitias Satvica Suryaningrat
15. Made Gede Ardi Damar Jagad Suryaningrat
16. Ida Bagus Haris Sena Manuaba
17. Komang Agus Aryana
18. Fandy Kurniawan Susanto
POIN-POIN RAPAT
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali
I Putu Astawa
 Dua agenda rapat yang dijadikan satu karena esensinya sama, yaitu penerapan protocol
kesehatan covid-19 di bali standar dunia.
 Mempertahan citra bali agar rencana pembukaan pariwisata di bulan Juli bisa terwujud.
 Pengawalan penerapan protocol kesehatan dimulai dari hotel, oleh karena itu keterlibatan
PHRI Badung, PHRI Gianyar, PHRI Denpasar, dan Pengelola hotel.
 Para wisatawan hidarapkan tetap menerapkan protocol kesehatan mulai dari hotel sampai
dengan mereka tiba di tempat tujuan wisata.
 Implementasi system terpadu, di mana bagi yang melanggar pergub penggunaan masker, jika
wisatawan manca negara, akan dikenakn denda 1juta sedangkan warga kita dikenakan denda
100ribu ditambah sanksi push up di tempat.
 dr. Sri Budayanti agar memberikan trik bagaimana cara-cara agar seluruh stakeholder
pariwisata di Bali agar bisa menjadi ‘Polisi’ bagi dirinya sendiri untuk mengikuti protocol
kesehatan, misalnya menegur agar memakai masker yang benar.

Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
 Pembentukan tim yang mengawasi sesama karyawan seperti program yang diterapkan di RS,
yaitu ARS (Akreditasi Rumah Sakit) sedangkan pemberlakuan CHSE pada hotel dan
destinasi pariwisata.
 Covid Alert Team diadaptasi dari RS di mana ada yang disebut Tim Pencegahan Infeksi yang
melihat terus-menerus sikap dan perilaku staff-staff di RS sehingga tidak terjadi infeksi di
rumah sakit. Inilah yang di’pindahkan’ dari RS ke hotel dengan bentuk yang lebih sederhana
dengan mengevaluasi tiap minggu staff yang memakai masker dan tidak apakah ada yang
terpapar covid-19.
 Mengedukasi karyawan hotel untuk saling mengingatkan protocol kesehatan. Setelah
evaluasi kedua akan diberikan tim CAT, sehingga program sudah ada dan mereka betul-betul
mengerti penanganan covid-19 di antara para karyawan.
 Belum adanya SOP bagi karyawan yang sakit (terpapar Covid-19).
 Mengandeng Dinkes dan Dinpar untuk menjalankan program CAT sebagai penghubung
OHCC dengan Hotel-hotel di Bali.
 Pembukaan pariwisata internasional harus menerapkan protocol berstandar internasional, di
mana kita secara aktif mencari dan melacak kasus positif. Dari temuan kasus tersebut
indicator yang dibuat dengan persentase, dari sana kita mengupayakan agar persentasenya
menurun. Dengan menurunnya insiden maka standar internasional telah terpenuhi.
 Melakukan tes swab terhadap karyawan yang sama setiap 2 minggu. Jika hasil kedua kali nya
positif, maka dilakukan penelusuran terhadap kontak erat. Jadi program CAT lebih
difokuskan kepada karyawan hotel.
Kepala Dinas Provinsi Bali
I Putu Astawa
 Besok (16 Juni 2021) 28 stakeholders di Besakih mendeklarasikan dirinya siap untuk
melaksanakan prokes dan siap untuk menerima sanksi apabila tidak menerapkan prokes
dengan baik. Ini merupakan hal yg baik dalam rangka menggaungkan penerapan prokes.
 Penerapan prokes di Hotel dan objek wisata sudah bagus, sehingga Bali diharapkan menjadi
contoh tingkat dunia.

ITDC Nusa Dua


I Pt. Trisna Wijaya
 Di Nusa Dua, hotel-hotel dan objek wisata telah melaksanakan SOP penanganan covid-19
dan sudah disertifikasi. Selain itu telah dilakukan penjauan terhadap beberapa objek wisata di
Badung serta peninjauan salah satu pelayanan hotel bintang lima di kawasan Nusa Dua,
Badung, RS Udayana, dan juga Uluwatu, Sanur dan Ubud. Dengan tujuan mempersiapkan
pariwisata yang rencananya akan dibuka kembali akhir Juli.
 Diperlukan penyusunan SOP penanganan Covid-19 yang konsisten dan memenuhi standar.
 Pembentukan tim untuk menginventalisir hotel maupun objek wisata yang sudah disertifikasi
dan yang belum disertifikasi. Tim lainnya dibentuk untuk menginventalisir persiapan di luar
green zone.
 Penetapan batasan area masing-masing green zone dikarenakan hal ini terkait dengan
fasilitas.
 Bagaimana SOP mana kala diberlakukan pada green zone terhadap aktivitas orang yang
bukan wisatawan? Apakah akan ditutup bagi non-wisatawan?
 Bagaimana pergerakan wisatawan yang sudah masuk ke green zone? Apakah ada proteksi
bagi mereka terhadap kegiatan masyarakat?
 Diperlukan pendataan fasilitas-fasilitas hotel dan pusat perbelanjaan diluar tiga green zone
(Denpasar, Badung, dan Gianyar) agar dapat mencontoh tiga green zone.
 Dibutuhkan panduan yg jelas dari pusat untuk persiapan pembukaan pariwisata di akhir Juli.
Apa syarat dan ketentuan yang diminta oleh negara terhadap wisatawan. Yang selanjutnya
panduan ini diharapkan dapat ditetapkan dengan pergub atapun surat edaran.

Polda Bali
Fahmi 
 Sederhanakan SOP penangan covid-19 dan lebih ditekankan dari cara bertindak dan
pembinaan pengawasan.
 Kurangnya pelaporan dan koordinasi antar pihak terkait di lapangan. Hal ini juga dikarekan
kurangnya anggaran, sebaiknya ditentukan pada hari apa saja pariwisata dibuka, maka
anggota Polda Bali akan dikerahkan untuk turun ke lapangan.

Tim Anggaran Dinkes


Pemaparan Usulan Panduan Wisatawan
 Mitigasi penangan covid-19 harus berawal dari bagaimana travel masuk/kembali ke Bali.
 Pemaparan prosedur awal wisatawan yang memasuki Indonesia: Telah tervaksinasi; Hasil
PCR negative; memiliki asuransi dengan klausa covid-19 dan Kuncinya adalah pembuatan
visa yang bertautan (link) dengan CHSE dari Kemenparekraf, di mana hotel yang dapat
dipilih wisatawan hanya hotel yang masuk dalam chse.kemenparekraf.go.id yang nantinya
juga diusulkan untuk pembuatan ‘Super Apps’.
 ‘Super Apps’ terdapat fitur: Visa; Tracing & Tracking untuk keperluan di ‘security’.
 Setelah pembuatan visa, wisatawan akan mendapat kode batang (barcode) atau QR code
yang memvalidasi bahwa wisatawan tersebut harus tinggal di hotel yang bersertifikat CHSE.
 Pengusulan observasi tinggal selama dua hari dibandingkan yang awalnya lima hari saja
karena hasil PCR bisa dapatkan dalam waktu enam jam.
 Wisawatan menunjukkan barcode/QR code visa kepada petugas imigrasi untuk dipindai,
yang nantinya akan memberikan informasi apakah wisatawan tersebut berhak masuk ke Bali
dengan memenuhi persyaratan yang sudah disebutkan sebelumnya. Apabila sesampai di Bali
dilakukan tes kembali dan hasilnya positif, maka akan dilakukan prosedur mitigasi terhadap
wisatawan tersebut.
 Saat di hotel, wisawatan juga menunjukkan barcode/QR code visa kepada FO untuk
memverifikasi bahwa wisatawan tersebut benar-benar tinggal di hotel yang dia apply untuk
visa.
 Hasil PCR dapat dilihat setalah observasi tinggal selama 48 jam melalui ‘Super Apps’.
 Fitur tracing & tracking pada ‘Super Apps’ digunakan untuk memindai barcode/QR code
pada saat kita memasuki pusat perbelanjaan restoran dan lain-lain, sehingga memungkinkan
kita untuk mengetahui pergerakan pengguna apps.
 Wisawatan dapat memberikan penilaian dan ulasan tentang hotel yang tersertifikasi CHSE
pada ‘Super Apps’ sehingga wisatawan lain yang melihat penilaian dan ulasan tersebut bisa
menentukan hotel terbaik yang diminatinya. Ini sebagai bentuk dari reward dan punishment.
 Pendistribusian buku panduan operasional berbahasa Inggris untuk para wisatawan.

Kepala Dinas Provinsi Bali


I Putu Astawa
 KKP telah memaparkan hal yang sama mengenai operasional wisatawan, dan penanganan
obeservasi tinggal dalam hal penentuan hotel dan penjemputan di bandara.
 Berkaitan dengn green zone telah dibuat peta berisikan informasi desa-desa yang termasuk
dalam green zone beserta jumlah penduduk dan tenaga kerja.

Bina Wisata Ubud


Tjok Gde Bayuputra Sukawati
 Perlu ditekankan lagi untuk meningkatkan penggabungan pelayanan pariwisata dengan
pelayanan kesehatan. Di mana pelaku kegiatan pariwisata memiliki pengetahuan tentang
kesehatan dan tenaga kesehatan memiliki pengetahuan tentang pariwisata.
Peserta Undangan
 Memantapkan persiapan pariwisata domestik, dikarenakan wisatawan domestik juga
merupakan wisatawan potensial.
 Dengan dibukanya kembali pariwisata di Bali, diharapkan tidak meningkatkan kasus covid-
19.

ASITA
Putu Winastra
 Belum adanya skema SOP terpadu penangan covid-19 di Bali. 
 Pelaku pariwisata sudah sangat siap dengan dibukanya kembali pariwisata Bali. Hanya saja,
kita semua harus menyamakan persepsi karena dibukanya kembali pariwisata di Bali tidak
serta merta bisa mendatangkan pariwisata. Karena sebagai contoh, pada situasi normal
persiapan penerbangan dari Eropa membutuhkan waktu minimum enam bulan sampai satu
tahun.
 Yang perlu ditegaskan adalah implementasi prokes di destinasi pariwisata dengan konsisten,
dan juga controlling yang melibatkan pecalang sebagai satgas Covid-19 sehingga dibutuhkan
biaya operasional untuk mendukung agar pelaksanaan controlling dapat berjalan dengan
baik.

Polda Bali
Fahmi
 Posko terpadu sudah ada, hanya saja dibutuhkan panduan cara bertindak serta dukungan
dalam bentuk dana operasional. Yang dibutuhkan bukanlah SOP baru melainkan revitalisasi
SOP dan posko-posko pengawasan covid-19 yang sudah ada.

Dispas Gianyar
Ag. Sri Gayatri
 SOP penanganan Covid-19 dan kesiapan kami untuk dibukanya kembali pariwisata di Bali
sudah sangat baik. Termasuk daerah di luar green zone juga sudah siap, selain itu juga
persentase masyarakat dan pelaku pariwisata yang sudah tervaksin di Kuta sudah mencapai
93,7%.
 Bagaimana pemahaman terkait dengan green zone, khususnya Kuta? Bagaimana konsep dari
pada green zone itu sendiri?
 Diharapkan masyarakat juga turut melakukan pengawasan yang ketat, jadi tidak hanya
dilimpahkan kepada aparat.
 Program yang digarap kali masih diperlukan evaluasi dan masih harus difokuskan pada
pengawasan karena kedepannya akan diperluas jangkauannya.

Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
 Udayana OHCC berperan untuk membantu memfasilitasi CHSE karena masih kurang 50%
 Membantu hotel-hotel di Bali menjadi desk evaluator agar lebih cepat mendapat sertifikasi
CHSE.

Kepala Dinas Provinsi Bali


I Putu Astawa
 Hotel-hotel di daerah Canggu dan BTDC Nusa Dua masih terbilang bagus hanya saja
restoran-restorannya masih kurang tertib.

Pengelola objek wisata Sanur


 Pengoptimalan pengelolaan wilayah pariwisata Sanur, Desa adat Sanur dan Desa adat
Intaran.
 Pembuatan pos terpadu di beberapa titik di Sanur salah satu contohnya di Matahari Terbit
sangat kami dukung agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kepala Dinas Provinsi Bali


I Putu Astawa
 Point utama dari posko terpadu yaitu dalam hal sistem pengawasan dan sosialisasi
 Lebih mengaktifkan lagi posko terpadu dan perlu biaya operasional dari pemerintah

Pendapat dari dispar


 Beliau sudah melihat beberapa tempat wisata rata-rata sudah bagus prokesnya
 Menekankan Pelaksaan sop dengan konsisten
 Kolaborasi sop dari dispar baik di daerah green zone maupun diluar.

Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
 Pekerja pariwisata harus saling menjaga dan saling mengingatkan

Polda Bali
Fahmi
 Apakah vaksin menjamin kita terlindungi dari Covid-19?
 Apakah orang-orang yang sudah pernah terpapar Covid-19 perlu divaksin?

Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti 
 Kalo sinofarm 63,5 % terlindungii
 Kalo astra diatas 50% terlindungi
 Kalo org yang pernah covid antibody sudah terbentuk 

Ketua BANI
 Pembentukan Satgas di masing-masing Hotel.
 Penegasan wisatawan asing agar mengikuti protokol kesehatan.

Peserta Undangan
 Sebaiknya diakan satu kali pertemuan tentang teknis protokol kesehatan di tempat wisata.

Anda mungkin juga menyukai