UNIVERSITAS UDAYANA
PUSAT KAJIAN ONE HEALTH
(UDAYANA ONE HEALTH COLLABORATING CENTER)
Alamat: Kompleks Rektorat– Jl. Raya Kampus UNUD, Jimbaran Badung, Bali
Telepon: (+62)85738461485, Email: ohcc@unud.ac.id
Percepatan pemulihan pariwisata di Bali pada daerah sasaran (Denpasar, Badung dan Gianyar)
memerlukan kolaborasi dari instansi pemerintah, swasta dan para pelaku pariwisata. Untuk itu,
audiensi diadakan di Dinas Pariwisata Provinsi Bali dengan mengundang ahli dan juga para
pemangku kepentingan untuk membahas kesiapan Bali dalam rencana dibukanya kembali
pariwisata internasional pada bulan Juli serta pembentukan Covid Alert Team (CAT) yang pada
dasarnya mendukung program pemerintah Bali Bangkit.
Peserta Audiensi:
1. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali
2. Ketua PHRI Provinsi Bali
3. Ketua PHRI Kota Denpasar
4. Ketua PHRI Kabupaten Gianyar
5. Ketua PHRI Kabupaten Badung
6. Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar
7. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar
8. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung
9. DMO Nusa Dua dan DMO sanur
10. Direktur ITDC Nusa Dua
11. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)
12. I Made Kusuma Negara, S.E.,M.Par.
13. NK Semara Yanti, MPH
14. Nitias Satvica Suryaningrat
15. Made Gede Ardi Damar Jagad Suryaningrat
16. Ida Bagus Haris Sena Manuaba
17. Komang Agus Aryana
18. Fandy Kurniawan Susanto
POIN-POIN RAPAT
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali
I Putu Astawa
Dua agenda rapat yang dijadikan satu karena esensinya sama, yaitu penerapan protocol
kesehatan covid-19 di bali standar dunia.
Mempertahan citra bali agar rencana pembukaan pariwisata di bulan Juli bisa terwujud.
Pengawalan penerapan protocol kesehatan dimulai dari hotel, oleh karena itu keterlibatan
PHRI Badung, PHRI Gianyar, PHRI Denpasar, dan Pengelola hotel.
Para wisatawan hidarapkan tetap menerapkan protocol kesehatan mulai dari hotel sampai
dengan mereka tiba di tempat tujuan wisata.
Implementasi system terpadu, di mana bagi yang melanggar pergub penggunaan masker, jika
wisatawan manca negara, akan dikenakn denda 1juta sedangkan warga kita dikenakan denda
100ribu ditambah sanksi push up di tempat.
dr. Sri Budayanti agar memberikan trik bagaimana cara-cara agar seluruh stakeholder
pariwisata di Bali agar bisa menjadi ‘Polisi’ bagi dirinya sendiri untuk mengikuti protocol
kesehatan, misalnya menegur agar memakai masker yang benar.
Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
Pembentukan tim yang mengawasi sesama karyawan seperti program yang diterapkan di RS,
yaitu ARS (Akreditasi Rumah Sakit) sedangkan pemberlakuan CHSE pada hotel dan
destinasi pariwisata.
Covid Alert Team diadaptasi dari RS di mana ada yang disebut Tim Pencegahan Infeksi yang
melihat terus-menerus sikap dan perilaku staff-staff di RS sehingga tidak terjadi infeksi di
rumah sakit. Inilah yang di’pindahkan’ dari RS ke hotel dengan bentuk yang lebih sederhana
dengan mengevaluasi tiap minggu staff yang memakai masker dan tidak apakah ada yang
terpapar covid-19.
Mengedukasi karyawan hotel untuk saling mengingatkan protocol kesehatan. Setelah
evaluasi kedua akan diberikan tim CAT, sehingga program sudah ada dan mereka betul-betul
mengerti penanganan covid-19 di antara para karyawan.
Belum adanya SOP bagi karyawan yang sakit (terpapar Covid-19).
Mengandeng Dinkes dan Dinpar untuk menjalankan program CAT sebagai penghubung
OHCC dengan Hotel-hotel di Bali.
Pembukaan pariwisata internasional harus menerapkan protocol berstandar internasional, di
mana kita secara aktif mencari dan melacak kasus positif. Dari temuan kasus tersebut
indicator yang dibuat dengan persentase, dari sana kita mengupayakan agar persentasenya
menurun. Dengan menurunnya insiden maka standar internasional telah terpenuhi.
Melakukan tes swab terhadap karyawan yang sama setiap 2 minggu. Jika hasil kedua kali nya
positif, maka dilakukan penelusuran terhadap kontak erat. Jadi program CAT lebih
difokuskan kepada karyawan hotel.
Kepala Dinas Provinsi Bali
I Putu Astawa
Besok (16 Juni 2021) 28 stakeholders di Besakih mendeklarasikan dirinya siap untuk
melaksanakan prokes dan siap untuk menerima sanksi apabila tidak menerapkan prokes
dengan baik. Ini merupakan hal yg baik dalam rangka menggaungkan penerapan prokes.
Penerapan prokes di Hotel dan objek wisata sudah bagus, sehingga Bali diharapkan menjadi
contoh tingkat dunia.
Polda Bali
Fahmi
Sederhanakan SOP penangan covid-19 dan lebih ditekankan dari cara bertindak dan
pembinaan pengawasan.
Kurangnya pelaporan dan koordinasi antar pihak terkait di lapangan. Hal ini juga dikarekan
kurangnya anggaran, sebaiknya ditentukan pada hari apa saja pariwisata dibuka, maka
anggota Polda Bali akan dikerahkan untuk turun ke lapangan.
ASITA
Putu Winastra
Belum adanya skema SOP terpadu penangan covid-19 di Bali.
Pelaku pariwisata sudah sangat siap dengan dibukanya kembali pariwisata Bali. Hanya saja,
kita semua harus menyamakan persepsi karena dibukanya kembali pariwisata di Bali tidak
serta merta bisa mendatangkan pariwisata. Karena sebagai contoh, pada situasi normal
persiapan penerbangan dari Eropa membutuhkan waktu minimum enam bulan sampai satu
tahun.
Yang perlu ditegaskan adalah implementasi prokes di destinasi pariwisata dengan konsisten,
dan juga controlling yang melibatkan pecalang sebagai satgas Covid-19 sehingga dibutuhkan
biaya operasional untuk mendukung agar pelaksanaan controlling dapat berjalan dengan
baik.
Polda Bali
Fahmi
Posko terpadu sudah ada, hanya saja dibutuhkan panduan cara bertindak serta dukungan
dalam bentuk dana operasional. Yang dibutuhkan bukanlah SOP baru melainkan revitalisasi
SOP dan posko-posko pengawasan covid-19 yang sudah ada.
Dispas Gianyar
Ag. Sri Gayatri
SOP penanganan Covid-19 dan kesiapan kami untuk dibukanya kembali pariwisata di Bali
sudah sangat baik. Termasuk daerah di luar green zone juga sudah siap, selain itu juga
persentase masyarakat dan pelaku pariwisata yang sudah tervaksin di Kuta sudah mencapai
93,7%.
Bagaimana pemahaman terkait dengan green zone, khususnya Kuta? Bagaimana konsep dari
pada green zone itu sendiri?
Diharapkan masyarakat juga turut melakukan pengawasan yang ketat, jadi tidak hanya
dilimpahkan kepada aparat.
Program yang digarap kali masih diperlukan evaluasi dan masih harus difokuskan pada
pengawasan karena kedepannya akan diperluas jangkauannya.
Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
Udayana OHCC berperan untuk membantu memfasilitasi CHSE karena masih kurang 50%
Membantu hotel-hotel di Bali menjadi desk evaluator agar lebih cepat mendapat sertifikasi
CHSE.
Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
Pekerja pariwisata harus saling menjaga dan saling mengingatkan
Polda Bali
Fahmi
Apakah vaksin menjamin kita terlindungi dari Covid-19?
Apakah orang-orang yang sudah pernah terpapar Covid-19 perlu divaksin?
Udayana OHCC
dr. Sri Budayanti
Kalo sinofarm 63,5 % terlindungii
Kalo astra diatas 50% terlindungi
Kalo org yang pernah covid antibody sudah terbentuk
Ketua BANI
Pembentukan Satgas di masing-masing Hotel.
Penegasan wisatawan asing agar mengikuti protokol kesehatan.
Peserta Undangan
Sebaiknya diakan satu kali pertemuan tentang teknis protokol kesehatan di tempat wisata.