TENTANG
PANDUAN TRIASE
RS. ISLAM KLATEN
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM TENTANG
PANDUAN TRIASE
Kesatu : Bahwa terhitung tanggal 25 Agustus 2016 menetapkan Panduan Triase sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
Kedua : Bahwa panduan tersebut agar dijadikan sebagai acuan bagi semua petugas terkait untuk
melaksanakan proses triase.
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan akan dievaluasi setiap 3 tahun atau
lebih cepat jika diperlukan.
Ditetapkan di : Klaten
pada tanggal : 25 Agustus 2016
Direktur Utama,
PANDUAN TRIASE
RS ISLAM KLATEN
A. Fungsi Triase
Triase adalah fungsi penting dalam Unit Gawat Darurat (UGD), di mana banyak pasien dapat
datang secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dirawat di urutan
terpenting secara klinis yang mengacu pada kebutuhan untuk dilakukan intervensi secara cepat
terlabih dahulu. Hal ini tidak identik dengan derjat keparahan penyakit. Triase juga
memungkinkan untuk alokasi pasien untuk penilaian yang paling tepat, perawatan, dan
memberikan kontribusi informasi yang membantu untuk menggambarkan bagian dari berbagai
macam kasus.
ATSndar kriteria triase Australasian Triage Scale (ATS) dinilai cukup representatif untuk
dapat dilaksanakan, sehingga pelaksanaan kriteria triase di IGD RS Islam Klaten mengacu pada
kriteria tersebut.
B. Penilaian Triage
Triase adalah titik kontak pertama publik dengan Unit Gawat Darurat. Penilaian triase
umumnya harus mengambil tidak lebih dari 2-5 menit dengan tujuan terjadi keseimbangan
antara kecepatan dan ketelitian. Penilaian triase melibatkan kombinasi dari masalah yang
terjadi dan penampilan umum pasien, dan dapat dikombinasikan dengan pengamatan fisiologis
yang bersangkutan. Tanda-tanda vital hanya harus diukur pada triase jika diperlukan untuk
memperkirakan urgensi, atau jika waktu memungkinkan. Setiap pasien diidentifikasi sebagai
ATS (Skala Triase Australasia) Kategori 1 atau 2 yang harus diambil penilaian yang tepat dan
segera dan perawatan ditempat. Sebuah pengkajian keperawatan lebih lengkap harus dilakukan
oleh perawat yang menerima pasien. Penilaian triase tidak selalu dimaksudkan untuk membuat
diagnosis, meskipun ini mungkin kadang-kadang diperlukan. Permulaan penyelidikan atau
arahan dari triase tidak dihalangi. Di Australasia, triase dilakukan oleh anggota ATSf yang
terlatih khusus dan berpengalaman
Adalah penting untuk memperhatikan potensi terjadinya perilaku agresif pasien atau
kerabat mereka di triase. Harus ada lingkungan fisik yang aman dan tidak mengancam,
memberikan pelatihan meminimalkan agresi kepada ATSf di garis terdepan, dan memiliki
protokol dan prosedur untuk menangani perilaku menantang yang aman. Dimana keselamatan
ketenagaan dan / atau pasien lain berada di bawah ancaman, ATSf dan keselamatan pasien
harus menjadi prioritas dan respon keamanan yang sesuai harus dilakukan sebelum penilaian
klinis dan pengobatan.
D. Waktu untuk Pengobatan
Waktu untuk pengobatan dijelaskan untuk setiap ATS dalam Kategori yang mengacu pada
waktu maksimal pasien yang harus menunggu untuk diperiksa dan diobati. Dalam kategori yang
lebih mendesak, penilaian dan pengobatan harus dilakukan secara bersamaan. Idealnya, pasien
harus diobservasi dengan baik dalam waktu maksimum yang disarankan. Tersirat dalam
penjelasan dari Kategori 1 sampai 4 yaitu asumsi bahwa hasil klinis mungkin akan terpengaruh
oleh penundaan penilaian dan pengobatan diluar waktu yang direkomendasikan. Waktu tunggu
maksimum untuk Kategori 5 merupakan ATSndar untuk penyediaan layanan. Dimana pasien
memiliki waktu tunggu kurang dari atau sama dengan waktu tunggu maksimum yang di jelaskan
oleh Kategori ATS-nya, UGD dianggap telah mencapai indikator kinerja untuk pemaparan
tersebut. Pencapaian indikator harus dicatat dan dibandingkan antara sejumlah besar
pemaparan.
D. Re-triase
Jika kondisi pasien berubah saat sedang menunggu untuk pengobatan atau jika informasi
tambahan yang relevan telah tersedia yang berdampak pada hal yang lebih penting, makan
pasien harus kembali diprioritaskan. Baik triase awal dan kategorisasi selanjutnya harus dicatat,
dan alasan untuk kembali triase harus didokumentasikan.
E. Dokumentasi Triase
F. KETENTUAN KHUSUS
1. Pediatri
Anak-anak harus diprioritaskan sesuai dengan urgensi klinis yang objektif dengan
mengacu kepada Kategori ATS.
2. Trauma
3. Gangguan Perilaku
Pada pasien yang memerlukan pemeriksaan di InATSlasi Gawat Darurat, perawat triase
melakukan triase untuk menentukan prioritas penanganan pasien sesuai dengan kriteria triase
sebagai berikut:
a. Gawat Darurat/GD (tanda warna merah): adalah suatu keadaan dimana pasien dalam
keadaan terancam jiwanya dan memerlukan tindakan penanganan segera untuk
menyelamatkan jiwanya. Apabila tidak dilakukan tindakan akan menyebabkan kematian
atau kecacatan.
b. Darurat Tidak Gawat/DTG (tanda warna kuning): adalah suatu keadaan dimana pasien
memerlukan tindakan penanganan tetapi tidak dalam keadaan mengancam nyawa. Tetapi
apabila tidak mendapatkan tindakan penanganan akan menyebabkan kecacatan atau dalam
waktu lama.
c. Gawat Tidak Darurat/GTD (tanda warna kuning): adalah keadaan dimana pasien dalam
keadaan gawat/terancam jiwanya tetapi tidak ada tindakan segera yang dapat
mengatasinya.
d. Tidak Gawat Tidak Darurat/TGTD (tanda warna hijau): adalah keadaan dimana pasien tidak
memerlukan tindakan segera dan tidak terancam jiwanya.
Penetapan triase tersebut mengacu pada Australasian Triage Scale, sebagai berikut:
Perilaku/kejiwaan:
- Kekerasan/agresif
- Ancaman segera terhadap diri sendiri
atau orang lain
- Memerlukan restrain
- Agitasi atau agresi parah
Kategori 3/ Asesmen Potensi mengancam Hipertensi berat
Kuning/ dan jiwa
30 menit penanganan Kondisi pasien bisa Kehilangan darah banyak karena berbagai
dilakukan menurun hingga penyebab
dalam 30 mengancam jiwa atau
menit ekstremitas, atau bisa Nafas pendek (intensitas sedang)
membuat morbiditas
yang parah, jika SaO2 90-95%
asesmen dan
penanganan tidk GDS >270 mg/dl
dilakukan dalam 30
menit dari kedatangan Kejang (sekarang sadar penuh)
Neonatus ATSbil
Anak dengan risiko kekerasan/dugaan
cidera bukan karena kecelakaan
Perilaku/psikiatri
- Sangat tertekan, risiko mencederai diri
sendiri
- Psikotik akut atau gangguan pikir
- Krisis situasional, melukai diri sendiri
- Agitasi/menarik diri
- Potensial agresif
Kategori 4/ Asesmen Potensial serius Perdarahan sedang
Kuning/ dan Kondisi pasien bisa
60 menit penanganan memburuk, atau Aspirasi benda asing, tidak ada distress
harus mungkin akan terjadi respirasi
dilakukan outcome yang buruk, Cidera dada tanpa nyeri iga atau distres
dalam waktu jika asesmen dan respirasi
60 menit penanganan tidak Kesulitan menelan, tidak ada distres
dilakukan dalam satu respirasi
jam setelah datang di
IGD. Gejala sedang atau Cidera kepala ringan, tidak ada kehilangan
memanjang kesadaran
Perilaku/psikiatri:
- Masalah kesehatan mental yang agak
Pelaksanaan triase saat bencana menggunakan metode START (Simple Triage and Rapid
Treatment), karena metode ini dinilai mudah dan sederhana untuk dilaksanakan dalam kondisi
bencana. Secara mudah sistem triase tersebut digambarkan melalui diagram berikut: