Anda di halaman 1dari 3

1.

Antibodi monoklonal terdiri dari 1 macam molekul antibodi yang dapat mengenali dan berikatan
dengan bagian spesifik dari suatu protein. Antibodi monoklonal banyak dimanfaatkan dalam kit-
kit diagnostik, terapi dan proses pemurnian protein secara komersial. Larutan antibodi yang
terdiri lebih dari satu macam molekul antibodi yang dapat mengenali atau berikatan pada
beberapa bagian dari suatu protein disebut sebagai antibodi poliklonal titik apabila sel limfosit
penghasil antibodi mengalami fusi dengan lini sel mieloma (sel kanker sumsum tulang) yang
tidak menghasilkan antibodi maka akan terbentuk suatu hibridoma. Hibridoma merupakan
suatu lini sel yang dapat memproduksi antibodi yang spesifik sel-sel limfosit diambil dari limfa
mengalami fusi dengan sel mieloma maka akan diperoleh campuran hibridoma yang
menghasilkan bermacam-macam antibodi (antibodi poliklonal). Karena itu, perlu dilakukan
penapisan terlebih dahulu untuk menemukan hibridoma yang menghasilkan antibodi yang
spesifik (antibodi monoklonal).
Sumber : BMP PEBI4426/MODUL 2 (2.18)

2. Upaya pada penerapan tiga jenis tanaman produksi!


a. Memacu efisiensi fotosintesis tanaman titik peningkatan fotosintesis berasosiasi langsung
dengan peningkatan produktivitas tanaman titik gen yang bertanggung jawab terhadap
fotosintesis pada tanaman arabidopsis thaliana, yaitu gen fitokrom PHYA (phytochrome A),
disisipkan ke tanaman padi (oryza sativa L) kultivar pulsa basmati-I. Sitokrom adalah protein
fotoreseptor yang menyerap cahaya merah serta mengatur perkembangan dan proses
metabolisme tanaman sebagai respons dari cahaya yang diterimanya. Padi transgenik yang
dihasilkan terlihat lebih pendek, tidak mudah rebah dan memiliki jumlah rumpun yang lebih
banyak, di samping peningkatan produktivitas gabah sebanyak 6-21%. Beberapa tanaman
pangan lain yang juga menerima gen ini antara lain adalah kentang, gandum dan serealia.
b. Menekan atau mengurangi efek fotorespirasi. Jika tanaman menerima cahaya yang
berlebihan maka akan berpengaruh terhadap penurunan efisiensi fotosintesis hingga 40%.
Penurunan ini akan lebih besar pada kondisi lahan kering dan suhu tinggi. Gen
phosphoenolpyruvate carboxylase (PEPC) diisolasi dengan tanaman jagung, yang secara
alami resisten terhadap pencahayaan tinggi, telah ditransfer ke tanaman serealia dan padi.
Tanaman baru hasil rakitan ini menunjukkan aktivitas biokimia yang mampu mengatasi
pengaruh buruk dari kelebihan cahaya.
c. Dalam komposisi produk kayu, kandungan selulosa tinggi dibutuhkan untuk produksi pulp
dan kertas, sedangkan kandungan lignin harus dikurangi. Gen rolC, yang diisolasi dari
bakteri agrobacterium rhizogenes, telah dimasukkan ke dalam genom tanaman populus
untuk memanipulasi komposisi selulosa dan lignin. Tanaman transgenik yang diperoleh
berhasil meningkatkan produktivitas selulosanya.

Sumber : BMP PEBI4426/MODUL 3 (3.19)


3. Rekayasa genetika dapat didefinisikan sebagai metode pemindahan materi genetik dari suatu sel
ke sel lainnya secara in vitro tanpa melalui fase generatif (siklus seksual). Dalam pengertian
rekayasa genetika modern yang dianut saat ini bahkan dipahami bahwa rekayasa genetika
terbatas pada proses yang menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Tanaman transgenik didefinisikan sebagai tanaman yang menerima gen atau gen-gen yang
berasal dari spesies lain yang dilakukan secara in Vitro melalui teknik rekayasa genetika.

Sumber : BMP PEBI4426/MODUL 3 (3.4)

4. Tujuan aplikasi tanaman transgenik yaitu sebagai perlindungan tanaman, khususnya terhadap
serangan hama dan penyakit. Contohnya sebagai berikut :
a. Pengembangan tanaman transgenik resisten hama.
b. Penanganan bakteri pembentuk kristal es.
c. Tanaman Transgenik toleran terhadap herbisida.
d. Tanaman transgenik yang resisten terhadap pathogen.
e. Tanaman transgenik resisten terhadap virus.
f. Tanaman transgenik resisten terhadap stres abiotik.

Sumber : BMP PEBI4426/MODUL 3 (3.20)

5. Keuntungan Tanaman transgenik, yaitu :


a. Dengan luas lahan yang sama, petani dapat menghasilkan panen yang lebih banyak.
b. Mengurangi pemakaian insektisida dan fungisida, yang selama ini merupakan beban yang
berat dan keseluruhan biaya produksi.
c. Dapat mengatasi persoalan yang selama ini , secara teknis dan ekonomis, sulit ditangani.
d. Mengurangi resiko gangguan kesehatan akibat residu bahan kimia.
e. Perakitan tanaman-tanaman pangan baru dengan nilai nutrisi yang lebih baik.
f. Tanaman baru dapat beradaptasi dengan baik dengan pertumbuhan yang cepat. Vegetasi
mulai terbentuk, diikuti dengan perairan yang membaik , sungai yang mengalir kembali dan
akhirnya lingkungan dapat diselamatkan dari kerusakan yang fatal.

Kerugian tanaman transgenik


a. Memiliki produktivitas yang lebih tinggi , tahan terhadap penyakit dan adaptif terhadap
kondisi Lahan yang kurang menguntungkan.
b. Penerimaan publik terhadap tanaman transgenik tidak berjalan mulus.
c. Membawa sifat penyebab alergi dari tanaman asalnya.
d. Tanaman transgenik tersebut dapat terbentuk senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
e. Akan munculnya bakteri jenis baru yang tahan terhadap antibiotika.
f. Dapat membawa pengaruh negatif terhadap lingkungan.
g. Kekhawatiran sekelompok orang yang akan terjadinya perkawinan silang antara tanaman
transgenik yang tahan terhadap herbisida glifosat dengan gulma kerabatnya, akan
memindahkan sifat tahan tersebut ke gulma lain, dan kerabatnya, akan memindahkan sifat
tahan tersebut ke gulma lain, dan menghasilkan suatu tumbuhan "gulma super" dan
semakin sulit diberantas.
h. Ditakutkan serangga yang bukan hanya hama alami jagung juga ikut mati terkana atau
termakan bagian dari tanaman tersebut, seperti serbuk sari.
i. Timbulnya resistensi hama terhadap Bt karena serangga memiliku kemampuan beradaptasi
yang kuat pada tekanan atau stres lingkungan.
j. Hilangnya keanekaragaman hayati dari lingkungan.

Sumber : BMP PEBI4426/MODUL 3 (3.28)

Anda mungkin juga menyukai