Anda di halaman 1dari 3

Akhir-akhir ini seluruh negara sangat bergantungan terhadap yang namanya

teknologi, hal ini yang membuktikan bahwa seluruh dunia mengalami yang namanya era
globalisasi dimana manusia-manusia yang ada di bumi sangat bergantungan terhadap
teknologi. Perkembangan teknologi ini di manfaatkan oleh kalangan masyarakat untuk
melakukan berbagai kegiatan, yakni diperuntukkannya untuk pendidikan, bisnis,
pemerintah,hiburan, kesehatan bahkan kejahatan. Hal ini terjadi dikarenakan teknologi
memiliki peranan dalam memberikan sebuah informasi atau memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara cepat dan akurat, namun sayang ketika kebutuhan terhadap teknologi semakin
dibutuhkan ada saja segelintir orang atau pun kelompok yang menggunakan manfaat dari
teknologi ini untuk memperkaya dan memperuntungkan dirinya sendiri dengan cara
melakukan sebuah kejahatan siber.

Kejahatan siber atau dikenal sebagai cybercrime merupakan salah satu bagian
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok atas kemajuan sebuah teknologi,
dimana terdapat sebuah dampak negatif yang sangat berdampak bagi seluruh kehidupan
masyarakat pada era globalisasi ini. Pada kasus yang terjadi pada anggota sindikat penjahat
siber yang ditangkap di Jakarta ini melakukan sebuah serangan kejahatan pada era globalisasi
yaitu Magecart.

Mungkin beberapa orang masih mempertanyakan apa itu Magecart? Namun perlu kita
ketahui bahwa serangan Magecart yang dilakukan oleh segelintir orang ini bisa kita kenali
sebagai yang namanya web skimming atau bisa dikenal juga dengan nama e-skimming.
Serangan kejahatan ini dilakukan dengan cara dimasukannya sebuah malware JavaScript ke
dalam toko online, sebagai mana yang terjadi pada anggota geng Magecart. Penangkapan
terhadap anggota geng Magecart ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2019, dimana ada 3
orang yang ditangkap yakni ANF (27 tahun), K (35 Tahun) dan N (23 tahun) yang
diantaranya berasal dari Jakart dan Yogyakarta.

Saking banyak kejahatan siber yang terjadi di Indonesia semakin banyak pula dampak
negatif yang masyarakat dapatkan, oleh karena itu kejahatan siber yang terjadi di Indonesia
memiliki karakter yang sangat berbeda terhadap tindak pidana umum dalam segi pelaku,
modus operandi, korban hingga tempat terjadinya pekara tersebut. Sehingga sangat
diperlukannya sebuah penanganan dan pengaturan khusus yang diatur diluar dari Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Perlu kita syukuri bahwa di Indonesia ini telah
mempunyai sebuah pengaturan khusus diluar KUHP, yakni Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik atau bisa dikenali sebagai UU ITE dengan adanya
pengaturan khusus yang diatur dalam UU ITE ini diperuntukkan untuk mempermudah dalam
menanggulangi kejahatan menggunakan media elektronik terutama pada kasus web
skimming yang dilakukan terhadap transaksi di toko online sebagaimana yang terjadi pada
kasus ini. Namun perlu kita sesali bahwa dalam UU ITE ini masih belum diatur secara khusus
terhadap tindakan kejahatan ini, karena perlu kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan
kejahatan web skimming ini sangatlah rumit. Tidak sesederhana dalam penanganan kasus
kejahatan siber, oleh karena itu sebagaimana yang dikutip dalam berita detikINET kasus
penangkapan anggota sindikat penjahat siber magecart ini untuk pertama kalinya dapat
ditangkap oleh pihak berwajib.

Apabila kita lihat dari kasus web skimming yang terjadi pada kartu debit/kredit dalam
penggunaan transaksi di toko online haruslah dilakukannya sebuah pencegahan. Hal ini harus
diupayakan supaya tidak terjadi tindak kejahatan yang serupa dan nantinya sangat merugikan
dan memberikan dampak yang negatif terhadap orang lain. Oleh karena itu untuk kejahatan
web skimming yang terjadi pada kartu debit/kredit ini harus diberikan sanksi yang setimpal
dengan perbuatannya, pertimbangan hakim dalam memberikan hukuman terhadap pelaku
jangan sampai terlalu ringan untuk akibat yang sudah ditimbulkan oleh para pelaku kejahatan
siber ini. Selain dari keahlian pelaku tersebut dalam memasukkan malware JavaScript ke
dalam toko online tersebut, terdapat kelalaian dari pihak Bank korban membuat kartu
kredit/debit korban. Kelalaian pihak Bank ini sangat tidak dapat menjamin terhadap
perlindungan konsumennya, dimana data nasabah tersebut disalahgunakan dan dipakai untuk
keuntungan para pelaku sindikat ini.. Sehingga sangat diperlukannya sebuah pembekalan
yang diperuntukkan untuk setiap penegak hukum yang ada di Indonesia ini untuk bisa
memberantas para pelaku sindikat siber terutama web skimming dan memberikan sebuah
pencegahannya. Seperti dilakukannya pemberian informasi terhadap masyarakat terhadap
modus operandi yang terjadi dalam web skimming ini, sehingga masyarakat dapat berhati-
hati serta waspada.
Referensi :

http://repository.upstegal.ac.id/2011/1/SKRIPSI%20VICTOR%20ARDI%20ASMARA
%20LENGKAP.pdf

https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26681/150200519.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://e-journal.unair.ac.id/JD/article/view/14488

Andri Kristanto, Jaringan Komputer (Graha Ilmu 2003).

Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Mayantara Perkembangan Kajian Cybercrime di


Indonesia (Rajawali Pers 2006)

Sigid Suseno, Yurisdiksi Tindak Pidana Siber (PT. Refika Aditama, 2012)

Anda mungkin juga menyukai