Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sambas merupakan daerah agraris yang salah-satu daerah


lumbung di Kalimantan Barat dikarenakan hasil panen padinya yang melimpah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat hasil produksi
padi kabupaten Sambas pada tahun 2019 mencapai angka 168631,79 ton. Hal ini
menempatkan Kabupaten Sambas pada peringkat pertama hasil panen padi se-
Kalimantan Barat (BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2019).

Setiap awal pelaksanaan panen raya padi, hampir di seluruh wilayah


Sambas membuat makanan khas yang kemudian dijadikan sebagai pertanda
bahwa panen padi telah siap dilaksanakan. Makanan khas yang dibuat pada awal
panen padi dinamakan “Amping”. Amping adalah makanan khas Sambas yang
terbuat dari padi masak kemudian diolah secara tradisional menggunakan alat
penumbuk padi. Amping sebagai makanan khas tardisional tergolong ke dalam
jenis makanan ringan dan pada saat penyajiannya ditambahkan parutan kelapa,
gula merah yang kemudian dicampurkan menjadi satu.

Penyajian amping yang sangat biasa dan sederhana menyebabkan


panganan tersebut kurang diminati oleh kalangan muda yang sering disebut kaum
milenial. Kaum milenial menunjukkan trend yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Saat ini, kuliner tidak hanya menjadi sesuatu yang dikonsumsi,
namun telah berubah menjadi suatu lifestyle. Salah-satu lifestyle yang merasuki
kaum milenial sekarang adalah Post Before Eating, dimana mereka akan
memposting makanan sebelum dikonsumsi. Lifestyle yang terdapat pada
seseorang akan menentukan jenis dan tampilan sajian makanan yang akan
dikonsumsi. Tidak semua kalangan muda mau menerima tawaran untuk mencoba
makanan tradisonal. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kriteria khusus ketika
mereka akan menikmati sajian kuliner. Hal ini berdampak pada preferensi kuliner
yang akan dikonsumsi oleh generasi milenial. Generasi milenial memiliki jumlah
populasi yang paling besar pada saat ini. Data dari UNWTO menyebutkan bahwa
dari semua wisatawan yang berkunjung, 73 juta termasuk dalam generasi milenial.

Maka dari itulah kami akan membuat sebuah usaha dibidang makanan
dimana makanan amping ini akan kreasikan menjadi sebuah cake yang akan
mengubah tampilan sederhana menjadi makanan yang lebih menarik dan memiliki
rasa yang sesuai dengan lidah kaum milenial. Usaha ini dapat menarik perhatian
kaum milenial yakni membuat mereka lebih dekat dengan makanan khas
tradisional daerahnya dan membuat makanan amping menjadi lebih kekinian serta
tidak membuatnya semakin tertinggal oleh makanan modern lainnya.
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana cara membuat olahan amping menjadi kuliner yang lebih kekinian dan
menarik perhatian kaum milenial?

1.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk lebih mendekatkan makanan Amping sebagai
makanan tradisional agar tidak ditinggalkan oleh kaum milenial.

1.4. Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dari usaha ini berupa produk makanan yang terlihat lebih
modern yaitu cake amping. Cake amping ini akan sangat sesuai dengan kebutuhan
kuliner kaum milenial saat ini sehingga sangat layak untuk dipasarkan dan bernilai
ekonomi tinggi. Selain itu, usaha ini juga akan menghasilkan sebuah artikel
tentang kewirahusaan.

1.5. Manfaat kegiatan

Dengan menghasilkan produk olahan amping menjadi sebuah cake ini, diharapkan
memiliki beberapa manfaat yang bisa kita ambil seperti melestarikan makanan
amping sebagai makanan tradisonal Sambas agar tetap eksis pada zaman
sekarang. Sehingga makanan amping ini tidak akan tertinggal jauh oleh makanan
modern saat ini. Kemudian untuk lebih mengenalkan amping kepada kaum
milenial sehingga mereka tidak hanya mengetahui namanya saja, tetapi bisa
menikmati olahan amping. Dengan demikian mereka akan lebih bangga dan
mencintai makanan khas daerah mereka.

Selain itu, dengan membuka usaha pembuatan cake berbahan amping dapat
membuka peluang usaha baru bagi para petani yang menghasilkan amping.
Dengan demikian dapat memberi tambahan pendapatan petani dari yang awalnya
hanya mendapatkan penghasilan dari menjual padi atau beras, kemudian
bertambah menjadi produsen amping. Apabila permintaan atas produk cake
amping meningkat, maka permintaan amping juga akan meningkat sehingga harga
jual padi akan lebih naik. Dengan demikian diharapkan penghasilan petani juga
akan meningkat dan berdampak baik pada kesejahteraan petani.

Anda mungkin juga menyukai