Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

CaMping : CAKE AMPING INOVASI CAKE TRADISONAL

BIDANG KEGIATAN

PKM KEWIRAUSAHAAN

DI USULKAN OLEH

Muhammad Nizam (F1051181001); Angkatan 2018

Mutiara Chelsiyanti (F1051181024); Angkatan 2018

Nur Wulan Amalia (F1051191014); Angkatan 2019

Weni Afriani (F1051181034); Angkatan 2018

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sambas merupakan daerah agraris yang satu dianta daerah


lumbung di Kalimantan Barat dikarenakan hasil panen padinya yang melimpah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat hasil produksi
padi kabupaten Sambas pada tahun 2019 mencapai angka 168631,79 ton. Hal ini
menempatkan Kabupaten Sambas pada peringkat pertama hasil panen padi se-
Kalimantan Barat.

Setiap awal pelaksanaan panen raya padi, hampir di seluruh wilayah


Sambas membuat makanan khas yang kemudian dijadikan sebagai pertanda
bahwa panen padi telah siap dilaksanakan. Makanan khas yang dibuat pada awal
panen padi dinamakan “Amping”. Amping adalah makanan khas Sambas yang
terbuat dari padi masak yang disangrai, kemudian ditumbuk secara tradisional
menggunakan alat penumbuk padi. Amping sebagai makanan khas tardisional
tergolong ke dalam jenis makanan ringan dan pada saat penyajiannya
ditambahkan parutan kelapa dan gula merah yang kemudian dicampurkan menjadi
satu. Secara kandungan gizi sangat bagus untuk dikonsumsi sebagai makanan
ringan, karena beras padi merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat
baik seperti niasin, vitamin D, kalsium, serat, besi, tiamin, dan riboflavin. Vitamin
ini memberikan fondasi untuk metabolisme tubuh, kesehatan sistem kekebalan
tubuh, dan fungsi umum sistem organ karena vitamin dibutuhkan untuk banyak
aktivitas dalam tubuh.

Penyajian amping yang sangat biasa dan sederhana menyebabkan


panganan tersebut kurang diminati oleh kalangan muda yang sering disebut kaum
milenial. Kaum milenial menunjukkan trend yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Saat ini, kuliner tidak hanya menjadi sesuatu yang dikonsumsi,
namun telah berubah menjadi suatu lifestyle. Salah-satu lifestyle yang merasuki
kaum milenial sekarang adalah Post Before Eating, dimana mereka akan
memposting makanan sebelum dikonsumsi. Lifestyle yang terdapat pada
seseorang akan menentukan jenis dan tampilan sajian makanan yang akan
dikonsumsi. Tidak semua kalangan muda mau menerima tawaran untuk mencoba
makanan tradisonal. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kriteria khusus ketika
mereka akan menikmati sajian kuliner. Hal ini berdampak pada preferensi kuliner
yang akan dikonsumsi oleh generasi milenial. Generasi milenial memiliki jumlah
populasi yang paling besar pada saat ini. Data dari UNWTO menyebutkan bahwa
dari semua wisatawan yang berkunjung, 73 juta termasuk dalam generasi milenial.

Maka dari itu kelompok kami akan memulai sebuah usaha dimana usaha
ini cukup menjanjikan yaitu mengolah amping beras menjadi kue. Kue amping
yang kami buat akan diberi nama “CaMping (Cake Amping)”. Nama produk ini
dibuat sedemikian rupa karena di anggap mudah untuk di ingat dan simple.
Sekarang kami akan menginovasikan amping menjadi kue. Kue amping beras ini
akan diolah menjadi bahan dasar pembuatan cake dengan berbagai rasa mulai dari
rasa aslinya yaitu rasa manis dari gula merah dengan taburan kelapa hingga
berbagai rasa terbaru yang akan kami kembangkan seperti rasa cokelat, keju,
tiramisu, dan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat maka permasalahannya adalah

1. Bagaimana cara membuat olahan amping menjadi kuliner yang lebih


kekinian dan menarik perhatian kaum milenial?
2. Bagaimana pemasaran yang baik agar inovasi CaMping (Cake Amping)
dapat langsung dipasarkan?

1.2. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk lebih mengenalkan makanan Amping


kepada masyarakat sebagai makanan tradisional agar tidak ditinggalkan terutama
oleh kaum milenial.

1.3. Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dari usaha ini berupa produk makanan yang
terlihat lebih modern yaitu CaMping (cake amping). Memiliki cita rasa yang
bervariasi tanpa meninggalkan cita rasa yang asli. Cake yang sehat dan juga
mengenyangkan yang bisa dipasarkan disemua kalangan masyarakat. Cake
amping ini akan sangat sesuai dengan kebutuhan kuliner kaum milenial saat ini
sehingga sangat layak untuk dipasarkan dan bernilai ekonomi tinggi. Selain itu,
usaha ini juga akan menghasilkan sebuah artikel tentang kewirahusaan.

1.4. Manfaat kegiatan

Dengan menghasilkan produk CaMping olahan amping menjadi sebuah


cake ini, memiliki beberapa manfaat seperti melestarikan dan mengenalkan
makanan amping sebagai makanan tradisonal Sambas agar tetap eksis pada zaman
sekarang terhadap semua kalangan terutama kaum milenial. Selain itu, dengan
membuka usaha pembuatan cake berbahan amping dapat membuka peluang usaha
baru bagi masyarakat dan menekan angka pengangguran didalam masyarakat. Jika
usaha ini mulai berkembang dan disukai di pasaran maka usaha ini bisa dijadikan
sebagai usaha mandiri yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Umum Lingkungan

Kabupaten Sambas merupakan salah-satu kabupaten yang memiliki


populasi penduduk yang sangat besar yaitu menempati urutan ke 2 terbesar setelah
Kota Pontianak. Hal ini sesuai dengan data survei penduduk yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat tahun 2020. Komposisi dari
penduduk Kabupaten Sambas sebagian besar adalah kaum milenial. Generasi
milenial memilki gaya hidup yang kekinian dimana lebih menyukai makanan
yang bersifat cepat saji dan eye katching modern. Mereka cenderung mempunyai
sifat konsumtif yang sangat tinggi terutama terhadap makanan berat maupun jenis
kue kekinian.

Varian kue yang dijual oleh toko bakeri biasanya bernuansa modern dan
memiliki tampilan yang menarik minat mereka. Seperti cupcake, pie, brownis
yang menawarkan rasa dan tampilan yang kekinian. Hal ini sesuai dengan lifestyle
kaum muda yaitu post before after yang sangat mengutamakan tampilan. Setelah
memposting makanan yang bagus mereka merasa lebih puas dan memiliki
prestisi (kasta) yang tinggi.

Sayangnya, kepopuleran kue modern di Sambas tidak diikuti oleh kue


yang bernuansa tradisional. Hal ini dibuktikan dengan begitu sulitnya untuk
mencari toko kue yang secara khusus menjual makanan tradisonal. Kue tradisional
biasanya hanya ada pada saat acara-acara adat budaya. Sehingga membuat kaum
milenial agak tabuh mengenai kue tradisional mereka. Selain itu banyak juga dari
mereka yang tidak menyukai rasa dari kue tradisional. Oleh karena itu perlu
dicarikan inovasi dan pengembangan terhadap kue tardisonal yang tepat supaya
kaum milenial tetap menyukainya.

2.2 Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar

Kabupaten Sambas sebagai salah-satu daerah dengan wilayah pertanian


padi terbesar di Kalimantan Barat menghasilkan padi yang melimpah pada setiap
tahunnya. Hal ini sejalan dengan produksi makanan yang bahan baku padi juga
meningkat. Salah satunya adalah amping. Amping sebagai makanan tradisional
memiliki rasa dan bentuk yang khas, karena hampir tidak ditemukan pada daerah
lainnya. Amping memliki karakteristik bahan yang ringan sehingga apabila
diolah menjadi makanan sejenis cake akan lebih mudah. Selain itu, amping juga
memilki rasa yang sangat tidak mencolok sehingga apabila diolah menjadi cake
akan memiliki rasa yang enak dan tidak merusak rasa dari cake itu sendiri.
Selain melihat ketersedian amping, bahan lainnya yang diperlukan untuk
membuat cake amping juga dapat dikatakan aman. Bahan yang digunakan untuk
membuat cake amping dapat ditemukan dengan mudah di toko sembako ataupun
toko roti. Sehingga tidak ada kendala terkait dengan ketersedian bahan-bahan
untuk produksi.

Cake amping merupakan makanan yang dikembangkan dari amping dan


bahan cake pada umumnya, dan dikemas dengan dengan tampilan yang lebih
kekinian. Hal ini tentunya membuat rasa penasaran dari para calon konsumen
sehingga dapat membuka peluang pasar baru. Cake amping yang ditawarkan
dengan inovasi yang berbeda dengan jenis cake biasa yang banyak di toko roti
atau kue. Cake yang dibuat akan memiliki rasa yang sangat khas karena
memadukan amping dengan bahan cake pada ummumnya. Selain itu, dengan
harga yang terjangkau juga dapat menjadi daya tarik penjualan cake amping di
pasar terutama di daerah Kabupaten Sambas. Cake amping dibuat menggunakan
bahan makanan yang alami, tidak mengandung pewarna buatan dan pengawet
kimia sehingga apabila dikonsumsi dalam jangka panjang tidak memiliki dampak
yang buruk terhadap kesehatan tubuh. Harga yang ditawarkan juga sangat
terjangkau sehingga dari semua kalangan bisa mendapatkannya, terutama kaum
milenial. Produk ini di kembangkan secara khusus dan modern sehingga dapat
dijual disemua tempat sehingga jangkauan konsumennya akan lebih luas.

2.3 Analisis Pemasaran

Adapun analisis pemsaran yang dilakukan yang dilakukan dengan analisis


STP (Segmentation, Targeting, Positioning) yaitu sebagai berikut:

1) Segmentation
Cake amping merupakan kue yang sering dihidangkan dan
dikonsumsi tidak hanya pada hari biasa melainkan juga bisa
disajikan pada acara keluarga, acara keagamaan, pernikahan
ataupun acara yang sifatnya kedaerahan sampai nasional. Oleh
karena itu, segmentasi dari produk cake amping ini adalah semua
kalangan masyarakat Kabupaten Sambas seperti ibu-ibu,
perusahaan katering kue, penyelenggara acara dan pengusaha
tempat makan seperti restoran, toko roti dan cafe.
2) Targeting
Target utama pasar untuk produk ini adalah kalangan pengusaha
tempat makanan atau kue, kemudian secara khusus terhadap
generasi milenial yang mulai menjauhi makanan tradisional
mereka.
3) Positioning
Cake amping merupakan produk yang tidak hanya sebagai
makanan yang enak dimakan, tetapi juga dapat dijadikan sarana
untuk melestarikan makanan khas daerah bahkan bisa mengenalkan
makanan ini ke daerah luar Sambas.

2.4 Analisis SWOT

Strength Weakness Opportunity Threat


Produk CaMping Proses produksi Masyarakat Adanya pesaing
unik dan inovatif CaMping masih penasaran dengan dengan produk
secara manual produk baru cake berbeda yang
CaMping yaitu sudah familiar
inovasi Amping. dikalangan
masyarakat.
Bahan dasar Dibutuhkan Harga bersaing Produk belum
produk CaMping quality control dipasaran dengan dikenal luas
tanpa bahan kimia yang baik karena kualitas terbaik dikalangan
berbahaya dan aktu berirausaha milenial dan
mudah didapat. berdampingan masyarakat.
dengan kuliah
Konsep produk Terbukanya
praktis jaringan
pemasaran secara
offline maupun
online.

2.5Analisis Kelayakan Usaha

Dalam analisis kelayakan usaha kami menggunakan model matriks


perbobotan berskala 1-5 untuk melakukan analisis permintaan dipasaran.

Tabel 2.5 Analisis Kelayakan Usaha

No Item Penilaian Kriteria Penilaian


.
Sangat Lemah Sedang Kuat Sangat
Lemah (2) (3) (4) Kuat
(1) (5)
1. SDM √
2. Persaingan √
3. Mode/Tren √
4. Harga √
5. Promosi √
6. Mutu Produk √
7. Bahan Baku √
8. Pemasaran √
9. Margin Laba √
10. Ketersediaan √
Modal
11. Managemen √
12. Sasaran Pasar √
Jumlah 2 9 20 15
Total Bobot 46

TotalBobot 46
RumusKelayakanUsa h a= = =3,83
12 12

Keterangan:

 1,00-1,80 = Sangat Tidak Layak


 1,81-2,60 = Tidak Layak
 2,61-3,40 = Sedang
 3,41-4,20 = Layak
 4,21-5,00 = Sangat Layak

Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan usaha diatas, dapat disimpulkan


baha produk usaha CaMping (Cake Amping) berada diposisi “layak” pada
pemasaran karena memasuki range, 3,41-4,20. Oleh karena itu ide usaha ini
memiliki profit yang baik.

2.6 Prediksi Cash FlowAnalysis

Adapun prediksi cash flow usaha CaMping selama satu tahun yaitu
sebagai berikut. Masa awal pemasaran akan dilakukan di daerah Sambas dan
kemudian dikembangkan secara bertahap mencakup seluruh daerah Kalimantan
Barat. Jumlah penduduk di Kalimantan Barat sebesar 4.477.000, dengan asumsi 1
keluarga terdiri dari 5 orang maka didapatkan jumlah KK sebesar 895 ribu.
Berdasarkan data tersebut akan ditargetkan bisa mendapatkan 1.500 pelanggan
tetap. Dengan asumsi sebulan CaMping bisa terjual sejumlah 500 cetak kue.

Harga produk

CaMping = 45.000, omzet 12 bulan = 45.000 x 6.000 = Rp. 270.000.000

Total omzet selama 12 bulan = Rp. 180.000.000

Keuntungan kegiatan usaha rentang 12 bulan

Penjualan usaha = Rp. 270.000.000

Biaya produksi + promosi = Rp. 140.000.000

Biaya tenaga kerja (3 orang x 12 bulan x Rp. 1.000.000) = Rp. 36.000.000

Kas perusahaan CaMping selama 1 tahun = Rp. 94.000.000


Keuntungan yang didapat akan digunakan sebagai kas perusahaan
perusahaan dan gaji mahasiswa pelaksana. Kas yang diperolah selama 12 bulan
yaitu sebesar Rp. 94.000.000. Kas tersebut digunakan untuk mengembangkan
usaha. Sedangkan mahasiswa pelaksana mendapakan gaji sebesar Rp. 1.
250.000/bulan.

2.7. Prediksi Breaking Event Point (BEP)

CaMping

Biaya tetap total


BEP unit ¿
HargaJualperProduk −Biayavariabelperproduk

Rp. 2.000 .000


¿
Rp . 45.000−Rp. 20.000

¿ 80 pcs

Biaya tetap total


BEP rupiah ¿
Marginperproduk :biayajualperproduk

Rp.2 .000 .000


¿
Rp .20 .000 :Rp .45 .000

¿ Rp.4 .545.000

Berdasarkan data diatas, usaha CaMping berada pada titik impas yaitu titik
tidak mengalami kerugian atau keuntungan dengan memproduksi minimal 80
cetak CaMping dengan BEP rupiah sebesar Rp. 4.545.000.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan pembelian alat dan bahan-bahan yang


diperlukan dalam proses produksi. Adapun alat dan bahan yang perlu
dipersiapkan adalah, sebagai berikut

Alat Bahan
Oven Listrik Amping
Mixer Telur
Wadah Mentega
Nampan Gula pasir
Pisau Tepung terigu
Spatula Susu kental manis
Box / tempat kue Keju, coklat, dan lain-lain
Loyang Baking powder
Gula merah
Parutan kelapa

3.2. Proses Produksi

Proses pembuatan cake amping meliputi :

Pemilihan padi untuk


dijadikan Amping
Pembuatan amping biasa disangrai
kemudian ditumbuk dengan penumbuk
padi

Pertama-tama membuat bolu seperti pada


umumnya, setelah bolu jadi bolu dicetak
sesuai dengan ukuran kotak nastar yang akan
Amping di beri parutan
digunakan sebagai wadah. CaMping dibuat
kelapa dan gula merah
dengan 3 layer. Pada layer pertama
ditambahkan bolu setelah itu pada layer kedua
ditaburi amping kemudian pada layer ketiga
ditimpa lagi dengan bolu dan pada bagian
paling atas diberi toping sesuai dengan varian
rasa (coklat, greentea dan lain-lain)
Pengemasan, promosi,
dan pemasaran

3.3. Tahap Promosi dan Pemasaran

Pemasaran dilakukan baik secara offline dan online. Pemasaran langsung


dibagi menjadi dua yaitu pemasaran di tempat dan keliling. Pemasaran di tempat
dilakukan dengan membuka stan di beberapa tempat yang telah diplotkan. Selain
8 itu kami juga melakukan konsinyasi dengan beberapa toko yang mana pemilik
toko tersebut akan memperoleh 2,5% dari keuntungan yang diperoleh. Pemasaran
keliling akan dilakukan di beberapa tempat strategis. Pemasaran dengan dalam
jaringan dilakukan dengan menawarkan produk dalam media sosial seperti
Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Line. Promosi dilakukan dengan
endorsement dan iklan di Instagram. Adapun harga yang kami tawarkan untuk
CaMping adalah Rp. 45.000/cetak.

3.4 Tahap Akhir (evaluasi pemasara dan mutu produk)

Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana


perkembangan dari promosi dan pemasaran produk CaMping (cake amping).
Perkembangan yang dimaksud yaitu apakah produk kami laku dipasaran atau
tidak. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produk yang dijual serta banyaknya
pelanggan yang menyukai produk ini. Kemudian evaluasi juga dilakukan
mengingat tujuan aal pembuatan produk ini agar terkenal dan tetap dinikmati
dikalangan mudi milenial
BAB 4 JADWAL DAN ANGGARAN KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-K

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan yang Rp. 2.112.000
diperlukan
2. Bahan habis pakai Rp. 3.969.513
3. Perjalanan Rp. 1.200.000
4. Lain-lain Rp. 850.000
Total Rp. 8.131.513

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan Ke-


1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
Produksi
2. Tahap Pembuatan
Produk
3. Tahap Promosi Produk

4. Tahap Penjualan

5. Tahap Evaluasi
Kegiatan Usaha
6. Tahap Pembuatan
Laporan kemajuan
7. Tahap Pembuatan
Laporan Akhir dan
Publikasi
Lampiran.....Anggaran Kegiatan

Alat Penunjang Kuantitas Harga Satuan Total Harga


- Oven Listrik - 1 buah - Rp. 1.400.000 - Rp. 1.400.000
- Mixer - 1 buah - Rp 310.000 - Rp. 310.000
- Nampan - 2 buah - Rp. 30.000 - Rp. 60.000
- Wadah - 5 buah - Rp. 10.000 - Rp. 50.000
- Spatula - 3 buah - Rp. 15.000 - Rp. 45.000
- Pisau - 4 buah - Rp. 18.000 - Rp. 72.000
- Loyang - 5 buah - Rp. 35.000 - Rp. 175.000

Sub Total Rp. 2.112.000

Bahan Habis Kuantitas Harga Satuan Total harga


- Telur - 350 buah - Rp. 2.000 - Rp. 700.000
- Mentega - 15 Kg - Rp. 10.000 - Rp. 150.000
- Tepung terigu - 20 Kg - Rp. 10.000 - Rp. 200.000
- Gula merah - 7 Kg - Rp. 8.00 - Rp. 59.00
- Parutan kelapa - 1 Kg - Rp. 20.000 - Rp. 20.000
- Toping rasa - 20 buah - Rp. 10.000 - Rp. 200.000
(coklat,keju,
grentea,dll)
- Gula - 10 Kg - Rp. 14.000 - Rp 140.000
- Amping - 1 Kg - Rp. 100.000 - Rp. 100.000
- Susu kental manis - 30 buah - Rp. 10.000 - Rp. 300.000
- Baking powder
- Box untuk tempat - 3 buah - Rp. 4.500 - Rp. 13.500
kue - 500 buah - Rp 4.200 - Rp. 2.100.000
Sub Total Rp. 3.969.000

Perjalanan Kuantitas Harga Satuan Total


- Biaya perjalanan - 4 Motor dan - Rp. 200.000 - Rp. 800.000
ke tempat keperluannya
produksi - 40 Liter (4 - Rp. 10.000 - Rp. 400.000
- Bensin (promosi Motor)
dan pemasaran ke
konsumen)
Sub Total Rp. 1.200.000

Lain-lain Kuantitas Harga Satuan Total


- Kuota - 10 GB/orang - Rp. 100. 000 - Rp. 400.000
- Biaya iklan - Rp. 350.000 - Rp. 350.000
- Pengandaan - 4 rangkap - Rp. 10.000 - Rp. 40.000
laporan kemajuan
- Pengandaan - 4 rangkap - Rp. 15.000 - Rp. 60.000
laporan akhir
Sub Total Rp. 850.000

Total Rp. 8.131.000

Anda mungkin juga menyukai