Anda di halaman 1dari 4

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

Perundang-undangan di Indonesia menempatkan korporasi


sebagai subjek delik (pelaku tindak pidana) dan masalah
pertanggungjawaban pidana Korporasi ini sebagai pelaku, tetapi
mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi tidak jelas
arah pengembangnnya.

Kejahatan Korporasi sebagai White Collar Crime

Kejahatan

Kejahatan pada umumnya Kejahatan White Collar Crime (WCC)

Konsepsi yang dipergunakan


oleh ;
SUTHERLAND
Kej. Pada umunya WCC Unsur-unsur WCC
- it was a crime
- commited by a persons of
resposibility
Kej
- of High sosial status
Korporasi dalam melaksanakan
kedudukan/pekerjaan

Kerugian yang ditimbulkan oleh kejahatan korporasi

Dibedakan ;
Corporate Crime

Small Business offenses

1
Small Busines Ofensess :
kejahatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan/usaha-usaha yang
skalanya kecil.

Jadi kejahatan korporasi hanya ditujukan kepada kejahatan yang dilakukan


oleh big business.

Kejahatn korporasi yang dimaksud disini, selalu ada hubungannya dengan


dunia busines/kegiatan perekonomian.

Joseph F Shely
ciri-ciri kejahatan korporasi.
 Tidak melaporkan dengan sebenarnya keuntungan perusahaan
 Produk yang tidak baik – penentuan harga
 Menghindari pajak
 Menimbulkan polusi Industri
 Tidak mempedulikan keselamatab kerja
 Intervensi pada proses politik yang tidak sah.

Kejahatan-kejahatan seperti tersebut di atas sukar diketahui . Jika diketahui


sulit untuk dibuktikan.
Kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan korporasi adalah :
 Individu
 Masyarakat
 Negara.

Apa yang terlihat hanyalah fenomena gunung Es ? antara lain :

 persekongkolan dalam penentuan harga


 Iklan yang menyesatkan
 Barang produksi tidak aman digunakan, yang dapat merugikan.
Kerugian pada tubuh para pemakainya
 pencemaran dll.

Kesulitan dalam Penegakaan Hukum dapat diperkirakan karena :

1. Korporasi pada umumnya mempunyai ; “Lobby” yang efektif dalam


usaha perumusan delik maupun cara-cara menanggulangi kejahan
korporasi.
2. Menentukan perqatnggungjawaban pidana korporasi maupun
menentukan kesalahan korporasi tidaklah mudah.

2
PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAM HUKUM PIDANA

Asas KUHP dianut tindak pidana hanya dapat dilakukan oleh manusia.
Peraturan di luar KUHP telah menyimpang dari asas umum tersebut
Penyimpanganya sebagai berikut :

1. Korporasi diakui dapat melakukan tindak pidana, tetapi


pertanggungjawaban pidananya masih dibebankan kepada pengurus
korporai (Pasal 35 UU No. 85)

2. Sebagai variasi dari butir di atas pertanggungjawaban pidana


dibebankan kepada mereka yang memberikan perintah dan atau
mereka yang brtindak sebagai pimpinan (pasal 4 ayat (1) UU n0. 36 th
60).

3. Variasi lain tetapi belum melimpahkan tanggungjawab pidana kepada


korporasi adalah : dengan merumuskan lebih rinci mereka yang harus
bertanggungjawab yaitu :
 Pengurus badan hukum
 Sekutu aktif
 Pengurus Yayasan
 Wakil atau kuasa di Indonesia dari perhs yang berkedudukan di
luar negeri.
 Mereka yang sengaja memimpin perbuatan.

4. Korporasi secara tegas diakui dapat menjadi pelaku dan


dipertanggungjawabkan dalam hukum pidana.

TIM pengkajian hukum pidana pada BPHN tentang :

 Kedudukan sebagai pembuat dan


 Sifat Pertanggungjawaban

Ditemukan ada tiga sistem sebagai berikut ;

 Pengurus korporasi Sebagai pembuat dan penguruslah yang bertanggung


jawab
 Korporasi sebagai pembuat dan pengurus bertanggungjawab
 Korporasi sebagai pembuat dan juga sebagai yang bertanggungjawab.

3
Konsep KUHP
Korporasi merupakan subyek tindak pidana
Jika suatu tindak pidana dilakukan oleh atau untuk suatu korporasi, maka
penentuan dapat dilakukan dan pidananya dijatuhkan terhadap korporasi itu
sendiri atau korporasi dan pengurusnya. Atau pengurusnya saja.

Anda mungkin juga menyukai