Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eugenia Shepany

No. BP: 1911012040

RINGKASAN PERTEMUAN 2 PENATALAKSANAAN ALERGI MAKANAN

Alergi adalah perubahan reaksi pada host bila terjadi kontak kedua dengan “agent”.
Agent disini adalah IgE yang berikatan dengan reseptor yang dikenal juga dengan immediate
hypersensitivity. Alergi ditandai dengan reaksi alergi segera setelah kontak dengan antigen
(allergen). Reaksi yang terjadi tergantung pada rangsangan spesifik terhadap sel mast yang
sudah disensitisasi oleh IgE, sehingga mengakibatkan pelepasan mediator farmakologi
(histamine)  inflamasi. Alergi bersifat individual.

Gambaran Klinis Hipersensitivitas tipe I (Atopy)

 Asma bronkial
 Hay fever
 Eksim
 Urtikaria
 Riwayar keluarga dengan reaksi kulit wheal & flear terhadap inhalasi allergen

Pathogenesis alergi

Terjadinya kontak pertama dengan allergen, maka akan diproduksi IgE local
(mukosa/limfonodus)  IgE akan berikatan dengan reseptor pada sel mast (mukosa,
jaringan). Jika terjadi kontak kedua dengan antigen (Ag) yang sama maka akan terjadi
degranulasi  merangsang pelepasan histamine  permeabilitas cp.  inflamasi

Mediator Yang Dilepas Oleh Sel Efektor

1. Histamin  vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, kemokin,


bronkokonstruksi
2. Heparin  antikoagulan
3. Enzim  proteolitik, C3 convertase, residu glikosamin
4. FK Kemotaktik dan activating  kemotaksis dari eosinophil dan netrofil, aktivasi
trombosit
5. Leukotrin  vasoaktif, bronkokonstruksi, kemotaktik/kemokinetik
6. Prostaglandin dan tromboksan  kontraksi otot bronkial, agregasi trombosit,
vasodilatasi

GENETIKA ALERGI

1. Anak dari orang tua alergi, maka kemungkinan menderita alergi>tidak alergi
2. Kedua orang tua alergi, maka 50% anak alergi
3. Salah satu orang tua alergi: 30% anak alergi

Penyebab alergi
1. Defisiensi sel T
2. Feedback dari mediator yang abnormal
3. Factor lingkungan
4. Factor non genetic, seperti:
- Jumlah ekposure (paparan)
- Nutrisi
- Penyakit infeksi kronik
- Penyakit virus akut

Mekanisme genetic yang mengatur respon alergi

1. Level IgE total  makin tinggi level IgE serum, makin besar resiko atopi
2. Respon HLA-Linked  HLA-B8 dan HLA-Dw3
3. General Hyperresponsive

Mekanisme alergi pada makanan

PENATALAKSANAAN ALERGI MAKANAN

Alergi makanan didefinisikan sebagai gejala klinis yang berupa reaksi badan yang abnormal
timbul setelah makan suatu makanan atau bahan tambahan dari makanan tersebut. Reaksi
yang timbul berkaitan dengan respon imun.
Umumnya alergi makanan dibagi menjadi 2:

1. Alergi makanan dengan mediator immunoglobulin E (IgE), tipe alergi ini disebut
juga sebagai respons cepat atau respons tipe I. respons tipe I adalah respons yang
paling umum dan paling banyak dilaporkan.
2. Non Imunoglobulin E (Non-IgE)

ETIOLOGI

Factor penyebab alergi makanan:

1. Factor mukosa saluran cerna belum dewasa


2. Factor imunologik pembentukan IgE spesifik terhadap allergen makanan
3. Factor non imunologik reaksi terhadap zat toksin yang terdapat dalam makanan,
reaksi terhadap bahan warna
4. Factor genetic sesorang dengan HLA b8, DW3, cenderung mendapat alergi makanan
5. Factor lain: makanan padat terlalu awal pada bayi dan pemberian susu buatan

GEJALA KLINIS

Oropharynx dan gastrointestinal yaitu : edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut,
mual, muntah, kejang perut dan diare.

Kulit : urtikaria akut, angioedema, pruritus, eritema, karena peningkatan histamin


plasma.

Saluran napas : asma bronkial, rinitis biasanya menunjukkan alergi terhadap


aeroalergen/inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan
alegi makanan dengan asma bronkial, rinitis dan lain-lain, terutama pada anak. Seperti
: susu, telor, coklat, kacang, ikan, udang.

Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh : keju, anggur, kerang,
tomat, kopi kacang, susu, coklat, kenari, natrium sitrat atau makanan yang
mengandung pressoramin yang lain.

Manifestasi muskuloskeletal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan


penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, natrium sitrat,
bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.

Manifestasi psikologik : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu
cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.

Alergi terhadap makanan dapat berupa:

Reaksi cepat (Immediate Hipersensitivity/rapid onset reaction) dan reaksi lambat (delayed
onset reaction).
Reaksi cepat, reaksi terjadi berdasarkan reaksi kekebalan tubuh tipe tertentu. Terjadi
beberapamenit sampai beberapa jam setelah makan atau terhirup pajanan alergi

Reaksi Lambat, terjadi lebih dari 8 jam setelah makan bahan penyebab alergi.

TES KLINIK ALERGI

1. Skin test
2. Provocative test

PENCEGAHAN

1. Pencegahan paling efektif adalah mengendalikan frekuensi dan intensitas serangan


(menghindari pemicu alergi)
2. Pemberian ASI
3. Sayur mayur  pengganti buah, daging sapi atau kambing sebagai pengganti telur
ayam dan ikan
4. Dianjurkan membaca label bahan-bahan makanan jika membeli makanan jadi dan
makan di restoran kurang aman

PENDEKATAN TERBARU

- Probiotik (preparat sel mikroba atau komponen mikroba yang dapat


mempertahankan kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan dalam flora usus)

PENATALAKSANAAN ALERGI

 Nonfarmakologis: hindari alergen

 Hipo sensitisasi - desensitisasi

pemberian/injeksi ekstrak alergen mulai dengan dosis rendah

 Farmakologis

1. Antihistamin

2. Steroid dosis rendah

3. Pengikat reseptor permukaan sel mast  tidak terjadi degranulasi:

- isoprenalin

- sodium kromoglikat

Anda mungkin juga menyukai