Anda di halaman 1dari 2

Review Bedah Film

“Manikarnika: The Queen Of Janshi”

Genre : Action, Biography, Drama


Sutradara : Radha Krishna Jagarlamudi (as Krish Jagarlamudi), Kangana Ranaut
Pemeran Utama : Kangana Ranaut, Mishti, Rimi Sen
Film ini mengangkat kisah sejarah salah satu tokoh besar India yang memimpin
perlawanan di wilayah Janshi (wilayah India Bagian Utara) melawan penjajah Inggris pada
tahun 1857. Adapun tokoh tersebut bernama ratu Lakshmibai (Manikarnika). Berawal dari
kelahiran Manikarnika, Moropanth (ayah Manikarnkia) kemudian membawa Bayinya
Kepada seorang Brahmana, bayi tersebut kemudian diberi nama Manikarnika. Brahmana
meramalkan jika kelak bayi tersebut akan diingat selamanya oleh orang banyak. Namun
Brahman tidak tahu nasib dari usia bayi tersebut.
Tumbuh di antara kasta Prajurit, tentu membuat Manu (nama kecil Manikarnika)
menguasai beberapa teknik bertarung meskipun dia sendiri merupakan seorang wanita. Manu
remaja pun kemudian memperlihatkan keahliannya sebagai seorang kesatria, hal ini dilihat
dari potongan adegan ketika Manu berhasil melumpuhkan seekor harimau dewasa untuk
melindungi desa meskipun tidak sampai membunuhnya. Setelah menikah dengan Gangdhar
Rao (Raja Janshi) Manikarnika kemudian dirubah namanya menjadi Lakshmibai sesuai
dengan adat di wilayah Janshi. Setelah lama menjalani pernikahan, merekapun dikarunia
seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ananda Rao. Namun ternyata anak
mereka tidak berumur panjang, bayi tersebut di racuni oleh pamannya sendiri yang tergirur
oleh tawaran pihak Inggris.
Semenjak Menikah dengan Gangdhar Rao, Manu kemudian merasakan langsung
bagaimana cengkraman kolonialisme Ingris. Manu yang kini bergelar Ratu kemudian
membela rakyat dan kedaulatan bangsanya. Ia menantang arogansi Inggris di Janshi,
walaupun di posisi lain, suaminya dalam keadaan sulit. Setelah Suaminya Meniggal,
penolakannya terhadap Kolonialisme Inggris semakin besar hingga akhirnya Manu terpaksa
terusir dari Istana. Setelah lama terusir dari istana, pemberontakkan masal tahun 1857
menjalar hingga ke wilayah Janshi. Setalah kembali ke Istana sang ratu kemudian membuat
pernyataan perang terhadap Inggris yang berujung pada hancurnya kerajaan Janshi akibat
penghianatan dari saudara suaminya sendiri.
Manu tidak kehabisan akal, ia kemudian pergi menuju istanaa Gwoaliar untuk
merebut hati rakyat disana dan rencana itu pun berhasil. Dan tiba pada pertempuran terakhir
antara pasukan kekaisaran Martha dan pasukan Inggris yang dipimpin langsung oleh Lakshmi
yang berakhir dengan meniggalnya Lakshmi pada pertemuran tersebut dengan cara
membakar dirinya sendiri agar tidak ditangap oleh pasukan Inggris.
Berangkat dari film tersebut ada beberapa hal yang bisa di pelajari diantaranya
semangat patriotisme, nasionalisme, emansipasi perempuan dan arti sebuah penghkhinatan.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Manikarnika demi bangsanya memberikan pelajaran
terhadap kita bahwa dalam melakukan perjuangan janganlah mengharapkan apa-apa selain
dari kemakmuran rakyatnya, hal ini bertolak belakang dengan sikap saudara suaminya yang
hanya sekedar ingin mengambil untung dengan mengorbankan rakyat dan bangsanya sendiri.
Kemudian bagaimana ratu Lakshmi memberikan kesadaran terhadap kaum perempuan bahwa
mereka pun dapat terlibat dalam upaya memberikan kontribusi pada tanah air mereka sama
seperti laki. Dan yang terpenting ialah semangat nasionalisme, yaitu bagaimana ratu Laksmi
memberikan kesadaran serta semangat kedapa bangsanya untuk sama-sama mengusir bangsa
penjajah dari bumi ibu pertiwi.
Jika kita melihat pada konteks kelembagaan hari ini dalam hal ini KEMA FAPERTA,
ada satu hal yang kemudian hilang, yaitu sikap patriotisme yang melahirkan wajah-wajah
militant pada masing-masing kader lemabaga. Kita cenderung berskikap atapatis dan
terkadang pragmatis atas problematika yang terjadi pada lembaga. Tentu saja hal ini terjadi
karena kurangnya kesadaran akan pentinya lembaga dan berlembaga. Setiap hari kuliah
hanya dasibukkan dengan aktivitas masuk kelas, mengikti praktikum dan mengerjakan
tugas/laporan saja. Jikapun ada yang masuk lembaga hanya sekedar mencari pamour atau SK
belaka sehingga yang lahir adalah para aktivis proker dan aktivis medsos saja.
Selain itu

Anda mungkin juga menyukai