Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahidah

NIM : 858905367
UPBJJ UT : Jember
Pokjar : Dinas Pendidikan Situbondo
Mata Kuliah : MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
/PDGK4504
Jawaban
1. Pada hakikatnya bahasa merupakan media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Peran bahasa sangat penting dalam menentukan kesuksesan manusia dalam
berkomunkasi, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan.
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan publik kita. Pentingnya peranan bahasa itu
antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi “ Kami poetra dan poetry
Indonesia mendjoendjoen bahasa persatoen, bahasa Indonesia ” dan pada Undang-Undang Dasar 1945
kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “ bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia”. Namun, disamping itu beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat
yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa nusantara yang masing-masing amat penting bagi
penuturnya sebagai bahasa ibu. Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga di dasari patokan seperti
jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra dan pengungkapan
budaya.
Jadi, hakikat bahasa Indonesia dilihat dari hakikat bahasa adalah merupakan media komunikasi utama
dalam suatu bangsa yang berasal dari pelbagai ragam bahasa daerah untuk bisa menggunakan media
komunikasi yang seragam dalam satu bentuk bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Hakikat Bahasa Indonesia sesuai dengan teori hakikat bahasa.
Belajar bahasa adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan merupakan hasil pelatihan
berbahasa yang mendapat penguatan. Belajar bahasa merupakan usaha yang panjang dan kompleks
seluruh jiwa raga terlibat ketika mempelajari bahasa. Belajar bahasa bukan merupakan seperangkat
langkah yang mudah yang dapat diprogram dalam kemasan kilat. Belajar merupakan perubahan
perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman. Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah kondisi yang berkaitan dengan proses belajar yakni
kondisi eksternal dan kondisi internal.
Bahasa ialah sebagai alat berkomunikasi antar warga masyarakat pemakainya. Ini berarti, setiap warga
masyarakat di tuntut terampil menggunakan bahasa. Pengajaran bahasa dan satra Indonesia di arahkan
untuk memenuhi tuntutan tersebut. Melalui pengajaran bahasa, seseorang diharapkan dapat
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komuniksi yang tepat dan berguna. Pembelajaran bahasa
Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan baik,
baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia sangat berguna dalam komunikasi antar warga satu
dengan yang lainnya. Begitupun dengan orang lain pada kesehariannya bercakap-cakap baik dengan
orang sekitarnya maupun dengan keluarganya pasti dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Kemampuan berkomunikasi seseorang tergantung kepada tingkat kemampuan dalam memahami serta
mencerna.
Jadi, hakikat belajar bahasa Indonesia dilihat dari teori belajar bahasa adalah melatih dan
membiasakan sesorang maupun masyarakat agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar dalam kehidupan berkomunikasi seari-hari.
2. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati
agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia berisi segala sesuatu yang dapat digunakan dalam menyusun
rencana pembelajaran bahasa Indonesia secara cermat yang mengacu pada tujuan pembelajaran.
Agar pembelajaran berbahasa memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru
harus memenuhi kriteria berikut.
1) Relevan dengan tujuan pembelajaran
2) Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
3) Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
4) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
5) Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
6) Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
7) Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
3. Morfem adalah satuan terkecil bahasa yang memiliki pengertian dalam suatu ujaran.
Morfem adalah unsur terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran suatu
bahasa. Kedudukan sebuah morfem dapat dilihat dari berbagai sudut. Ada tiga hal yang pokok yang di
tunjukan dalam hubungan dengan morfem. Pertama, ia mempunyai dan merupakan satu-satuan yang
formal, dan ia mempunyai rupa fonetik; kedua, ia mempunyai makna; dan ketiga, ia mempunyai
peranan sintaksis dalam pembentukan satuan-satuan gramatikal yang lebih besar. Jadi, morfem itu
adalah kata yang sudah dapat diuraikan lagi dan unsur pada morfem yaitu kata dan imbuhan. Morfem
bisa berupa kata dasar, bisa juga imbuhan. Contoh yang berupa kata seperti ; ada, baru, baik, dll. yang
berasal dari imbuhan seperti ; me, ber, di, dll.
Morf atau morfem terdiri atas morfem bebas dan Morfem terikat.
Morfem Bebas
Secara sederhana morfem bebas dapat kita artikan sebagai kata dasar. Dengan demikian morfem bebas
dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem-morfem bebas dapat menjadi kalimat jika disusun sesuai
sistem. Contoh morfem bebas; ada, baru, baik, rumah, dll.
Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tidak mengandung arti jika berdiri sendiri. Morfem ini akan
memunculkan arti atau makna jika dia bergabung dengan morfem bebas. Umumnya, morfem terikat
merupakan imbuhan atau afiksasi, walaupun ada morfem terikat yang bukan imbuhan. Morfem terikat
ini disebut morfem terikat secara sintaksis.
Contoh morfem-morfem terikat ; me, ber, per, di, ter, dll.
Analisis morfem dari kata ;
a. memperjuangkan, bisa diurai menjadi

mem perjuangkan ada 2 morfem. sebab kata perjuangkan tidak dapat diurai lagi
menjadi per + juangkan, atau kan + juang = juangkan, karena kata
perjuang dan juangkan tidak mempunyai arti secara leksikal. Jadi
kata memperjuangkan terdiri atas mem merupakan morfem terikat
dan perjuangkan sebagai morfem bebas.
b. menelantarkan, tidak termasuk morfem karena unsur morfologinya tidak memiliki arti. Jadi kata
yang termasuk morfem jika terdapat morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas terdiri dari
kata dasar / kata asal, dan morfem bebas berupa imbuhan. Misalnya; jika kata lantar dijadikan kata
dasar, kata lantar itu tidak memiliki arti leksikal.
c. kemilau, tidak dapat diurai menjadi ke + milau. tetapi
em kilau Kata milau tidak memiliki arti. Tetapi kata kemilau mengalami afiksasi dari
kata dasar kilau mendapat infiks em, menjadi kemilau.
d. pengorbanan
peng + an korban, ada 2 morfem, korban merupakan morfem bebas dan peng+an
merupakan morfem terikat. prefiks pe berubah menjadi peng setelah
sufiks pe bertemu k. pe berubah menjadi peng disebut alomorf.
4. Analisis bentukan kata a. perjuangan, b. menyatukan, c. memberikan, d. pertanian
dan golongkan yang termasuk mendapat imbuhan konfiks dan simulfik! Mengapa disebut konfiks dan
simulfiks?
a. perjuangan, berasal dari kata dasar juang mendapat konfiks pe + an. Kata perjuangan termasuk kata
yang mendapatkan imbuhan konfiks, karena sesuai penjelasan di atas gabungan imbuhannya tidak
bisa dilepaaskan salah satunya, pe(r) dan an harus selalu serentak menyertai kata dasarnya
b. menyatukan, berasal dari kata dasar satu yang mendapatkan imbuhan me + kan me+satu+kan,
me merupakan alomorf berubah bunyi menjadi meny yang menggantikan s. Kata ini termasuk
mendapat imbuhan simulfiks, karena jika imbuhan gabungannya dihilangkan salah satunya masih
tetap memiliki arti, menyatukan dihilangkan me, menjadi satukan. Atau dihilangkan ahiran kan,
menjadi menyatu. Keduanya masih memiliki arti
c. memberikan, berasal dari kata dasar beri mendapat simulfiks me + kan. Kata memberikan termasuk
simulfiks.
d. pertanian, Berasal dari kata dasar tani yang mendapatkan konfiks pe+an. Kata pertanian termasuk
konfiks.

Simulfiks mengganti satu atau lebih fonem untuk mengubah makna morfem. Simulfiks dalam bahasa
Indonesia adalah ng-, misalnya pada ngopi (dari kopi), dan ny-, misalnya pada nyari (dari cari), yang
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dalam ragam cakapan. Simulfiks juga diartikan sebagai
gabungan awalan dan akhiran, seperti halnya konfiks. misalnya di.....an, pada kata diamankan. Namun
jika salah satu imbuhan itu dihilangkan misalnya kata diamankan, dihilangkan prefiks di menjadi
amankan, kata amankan masih memiliki arti. Jadi kata diamankan termasuk kata yang mendapatkan
simulfiks.
Konfiks adalah kata imbuhan gabungan, Konfiks adalah kata imbuhan yang terletak di awal (depan)
yang disebut awalan dan di akhir (belakang) kata dasar yang disebut ahiran, dan keduanya harus
serentak ada dalam satu kata. Gabungan imbuhan sebagai konfiks tidak terlepas salah satunya.
misalnya kata pertanian, dihilangkan prefiks per, menjadi tanian. Kata tanian tidak memilki arti. Atau
dihilangkan ahirannya menjadi pertani. Kata pertani juga tidak memiliki arti. Jadi kata pertanian
termasuk kata yang mendapatkan konfiks. Konfiks ini diantaranya adalah ke-an, ber-an, pe-an, per-an,
dan se-nya. Pada umumnya, konfiks berfungsi untuk membentuk kata benda. Konfiks berbeda dengan
afiks dan sufiks.
Konfiks dan simulfiks sama-sama imbuhan gabungan bisa berupa awalan dan akhiran, awalan +
sisipan dan ahiran.

5. Analisislah kalimat-kalimat di bawah ini berdasarkan fungsinya dalam kalimat..


Tiap kata atau frase dalam kalimat memepunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata frase lain
yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling bergantungan antara
unsur-unsur dari suatu perangakat sedemikian rupa sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan
membentuk sebuah struktur.kadang-kadang sebuah kalimat terdiri atas sebuah subjek dan prdikat (S –
P), Subjek – predikat – objek (S – P – O), Subjek – Predikat – Keterangan (S – P – K), Subjek –
Predikat – Pelengkap (S – P – Pel), Subjek – Predikat – Objek – Keterangan (S – P – O – K), atau
Subjek – Predikat – Pelengkap – Keterangan (S – P – Pel – K).
a. Ciri-ciri Subjek
Yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri, dan yang tentangnya
diberikan sesuatu.
Oleh karena subjek itu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, maka sudah semestinya terbentuk
dari kata benda. Untuk menentukan subjek, kita dapat mengunakan kata tanya apa atau siapa.
Berdasarkan urain di atas dapat kita temui ciri-ciri dari sebuah subjek.
1) Tentangnya diberitakan sesuatu,
2) Dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang dibendakan, dan
3) Dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa di hadapan predikat.
b. Ciri-Ciri Predikat
Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri. predikat itu
sebagai puncak kerja yang menduduki jabatan uraian dan menyatakan tindakan atau perbuatan.
Beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru, memang, yang biasanya terletak di antara S dan P.
c. Ciri-Ciri Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba
transitif pada kalimat aktif. Objek selalu diletakan setelah predikat. Dengan demekian, objek dapat
dikeneli dengan memperhatikan:
1) Jenis predikat yang melengkapinya, dan
2) Ciri khas objek itu sendiri.
Biasanya, verba transitif ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks -kan dan -i serta prefiks
meng- umumnya merupakan pembentuk verba transitif.
d. Ciri-Ciri Pelengap
Orang sering mencapuradukan pengertian objek dan pelengkap, hal ini disebabkan karena kedua
konsep ini terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan
keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba..
Alwi (1998) menjelaskan persamaan dan perbedaan antar objek dan pelengkap dapat dilihat pada
ciri-ciri sebagai berikut.
Objekn Pelengkap
1. berwujud frase nomina atau klausa
2. berada lansung di belakang predikat
3. menjadi subjek akaibat pemasifan kalimat
4. dapat diganti dengan pronomina –nya
Gabungan verba atau adjektiva dengan nomina seperti itu merupakan verba atau adjektiva
majemuk yang berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam kalimat.
e. Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan bahkan di tengah kalimat Pada umumnya, kehadiran
keterangan dalam kalimat bersifat mana suka.
Ada beberapa macam bentuk keterangan, yaitu:
1) keterangan tempat ditandai oleh kata: di, ke, dari, dalam, pada;
2) keterangan waktu ditandai oleh kata: pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang;
3) keterangan alat ditandai oleh kata: dengan;
4) keterangan tujuan ditandai oleh kata: agar/supaya, untuk, bagi, demi;
5) keterangan cara ditandai oleh kata: dengan, secara ,dengan cara, dengan jalan;
6) keterangan perbandingan ditandai oleh kata: seperti, bagaikan, laksana;
7) keterangan sebab ditandai oleh kata: karena, sebab;
8) keterangan akibat ditandai oleh kata: sehingga, sampai, akibatnya;
9) keterangan alasan ditandai oleh kata: berdasar hal itu, sehubungan dengan hal itu;
10) keterangan asal ditandai oleh kata: dari;
11) keterangan perlawanan ditandai oleh kata: meskipun, walaupun;
12) keterangan modalitas ditandai oleh kata: mustahil, barangkali, moga-moga.

Berdasarkan pejelasan diatas, menjawab pertanyaan pada tugas ini, saya uraikan sebagai berikut ;
a. Kantor gubenur itu bercat hijau. (Nominal)
Kantor gubenur itu = Subyek
bercat = Predikat
hijau = Obyek
b. Pak Lurah menandatangani surat undangan rapat. (Verbal transitif)
Pak Lurah = Subyek
menandatangani = Predikat
surat = Obyek.
undangan rapat = Pelengkap
c. Dia menangis di bahuku. (Verbal intransitif)
Dia = Subyek
menangis = Predikat
di bahuku = Keterangan.
d. Mahasiswa yang baik harus punya sikap disiplin. (Verbal transitif)
Mahasiswa yang baik = Subyek
harus punya = Predikat
sikap disiplin = Obyek
e. Para murid sedang mengerjakan tugas di siang yang panas itu.(Verbal transitif)
Para murid = Subyek
sedang mengerjakan = Predikat
tugas = Obyek
di siang = Keterangan waktu
yang panas itu = Keterangan sifat

NILAI = 85

Anda mungkin juga menyukai