Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJAR COOPERATIVE SCRIPT


KELAS III SDN MERJOSARI 01 KOTAMALANG

Pembimbing I : Firsta Bagus Sugiharto S. Pd., M. Pd

Pembimbing II : Moh Farid Nurul Anwar, S. Pd., M. Pd

PROPOSAL SKRIPSI

DisusunOleh :
Nama :YustinaYusniati Dawa
Nim : 2018720020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam
sistem belajar mengajar yang akan dilakukan oleh guru, dengan motivasi yang tinggi dan
semangat yang baik dari siswa akan mempermudah dalam menyerap ilmu yang di ajarkan
oleh guru. Warti, (2016) mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah kunci untuk
mendorong siswa melakukan tindakan belajar, belajar adalah suatu rangkaian yang harus
ada didalam penerapan pendidikan disekolah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
motivasi yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal, dengan hasil
yang baik pula dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang ingin diraih oleh guru dan
sekolah menjadi terlakasana secara optimal.
Pratama, (2019) mengatakan bahwa “salah satu yang dapat melemahkan motivasi
belajar yaitu kurangnya motivasi dan kemampuan dasar intelektual yang dimiliki oleh
siswa menjadi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar parasiswa”. Maka dari itu
guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa supaya prestasi belajarnya dapat
meningkat dan agar hasil yang diajarkan dapat tercapai dan siswa dapat mempunyai gairah
dalam belajar.
Sunadi, (2013) mengatakan bahwa “Dalam membentuk motivasi belajara dapat
dilemahkan dari faktor keingina suatu keberhasilan atau rasa ingi tahu dalam diri siswa
seperti dalam luar dirinya ya itu merupakan lingkungan dan suasana belajar.” Maka dari
itu guru harus perlu untuk membuat siswa semangat untuk membentuk rasa ingin tahu agar
siswa dapat berhasil menumbuhkan
sebuah keinginan untuk belajar seperti dari lingkungan atau suasana belajar agar  siswa  m
endapatkan  ilmu.  Sardiman, (2018) juga menyatakan,siswa dapat melihat motivasi jika
siswa semangat atau rajin dalam menghadapi tugas, gigih saat menghadapi kesulitan dalam
mengerjakan tugas dan menunjukan minat belajar terhadap membaca atau menulis atau
merupakan penyesalan persoalan, dan tidak mudah jenuh pada tugas yang sama, dan dapat
bertahan dalam adanya argumennya oleh sebab itu siswa sudah meyakini diri pada suatu
hal. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang termotivasi akan mengupayakan tindaka atau
perhatiannya secara penuh dalam sebuh pembelajaran, sehingga membuat siswa dapat
berprestasi dan akan mencapai tujuan yang siswa harapkan.
Rahmah, (2020) menyatakan bahwa “motivasi belajar dapat melemahkan siswa, jika
siswa tidak mau belajar dengan sendirinya maka harus ada dorongan yang positif dari guru
ke murid agar dapat lebih mempermudah dalam proses belajar mengajar, tujuan dari
motivasi yang diberikan guru”. Oleh karena itu siswa perlu ada dorongan agar dapat
menigkatkan hasil belajar ada keinginan siswa untuk belajar lama-kelama akan merasa ada
ketertarikan untuk belajar dan adanya kesenangan, dalam tertarik serta muncul keinginan
untuk berpartisipasi dalam pembembelajaran. Slameto (2015) juga berpendapat bahwa,
motivasi belajar merupakan pendorong atau arahan bagi siswa dalam meningkatkan hasil
belajar.
Wibowo, (2016) mengatakan bahwa “peran guru adalah seseorang
yang  bertanggung  jawab  untuk  meningkatkan  mutu pendidikan sertah  dapat
diharapkan  memiliki  keahlian,  keterampilan  dan  kemampuan  yang  diandalkan”. Guru
dikatakan sebagai fasilitator artinya guru bisa memfasilitasi suatu kebutuhan siswa untuk
bisa berkembang. Selain hal tersebut guru hendaknya mampu untuk mengusahakan suatu
hal yang bisa
menjadi sumber belajar siswa dan  tentunya  berguna  serta  menunjukan dalam
suatu  pencapain  dan  proses belajar mengajar.  Oleh karena itu guru dituntu untuk selalu
bisa meningkatkan kompetensinya sebagai seorang pendidik.
Magdalena, (2020) juga  menjelaskan penentu keberhasilan belajar parasiswa di pengaruhi
oleh bagai mana seorang guru dalam memberikan pemeblajaran kepada para murid. Oleh
karena itu guru berperan penting untuk menumbuhkan hasil belajar siswa lebih maksimal.
Minsih, (2018) mengatakan bahwa “guru merupakan sosok panutan yang
mencontohkan bagi siswa, keberhasilan pendidikan karakter sangat tergantung dari peran
seorang guru dalam proses pembelajaran.” Maka dari itu sosok seorang guru dapat menjadi
cerminan bagi siswanya yan gangat menentukan
karakternya. Palunga, (2017) juga berpen dapat  bahwa,  guru adalah merupakan suasana
belajar yang kondusif atau dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran
atau dapat membantu guru dalam mengajar yang berhubungan dengan hasil belajar siswa
dan guru menciptakan suasan belajar dengan baik.
Iskandar, (2013) mengatakan bahwa “Peran guru bukan hanya semata-mata
memberikan informasi tetap melainkan memberikan fasilitas belajar agar dapat
memberikan pendidikan dengan mutu yang baik kepada siswa”.
Oleh  sebab itu dalamkegiatan  belajar  mengajar  guru harus  memiliki sebuah  peran yang 
 cukup penting dan wajib dapat memiliki sebuah tanggung jawab.
Ilmu pengetahuan sosial yang berkembang pesat saat ini menuntut seorang guru agar
dapat mengikut perkembangan yang ada, untuk bisa mendukung sistem pembelajaran
dikelas dengan adanya model maka dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran.
“Ilmu pengetahu sosial sebuah ilmu yang menjadi penting merupakan kebutuhan dalam
berinteraksi sosial dan ini salah satu tanggung jawab seorang guru untuk merancang
pembelajaran agar dapat tercapai.” Purnomo (2016) Oleh karena itu
tujuan  IPS salah  satu  bekal  dalam memberikan ilmu dasar yang dapat digunakan oleh
para siswa dalam meningkatkan pengetahuan diri dalam bidang eksternal, yang nantinya
dapat meningkatkan mutu pendidikan untuk memberikan bekal kepada siswa ( SD) yang
berkualitas.
Andariana, (2019) mengatakan bahwa “Pembelajaran IPS  merupakan  pembelajaran
sederahan atau dari adaptasi disiplin ilmu-ilmu sosial dengan kegiatan dasar manusia,
menunjukan bahwa tingkat kesukaran sesuai dengan
kemampuan siswa.” Maka dari itu pembelajaran IPS perlu sekali keberada bahan ajar
supaya dapat melancarkan pembelajaran maka guru harus menyedikan buku pake supaya
dapat membantu siswa untuk memudahkan dalam belajar. Kurniawati (2021) juga
berpendapat, berbagai cabang ilmu sosial maka penerapan bahan ajar untuk
mengembangkan hasil belajar siswa atau minat, supaya siswa mempunya arahan dalam
belajar dan dapat bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat.
Kantun, (2020) mengatakan bahwa “Ilmu Penetahuan Sosial merupakaan program
pendidika yang dalam suatu keseluruhan pada pokoknnya mempersolkan manusia dalam
lingkungan Alam dan lingkungan buatan, maupun dalam lingkungan sosialnya, materi
pembelajaran IPS menganut pada
pendekatan dengan  suatu  aspek  dalam  proses  belajar.”   Oleh  karena  itu  proses  dalam
pembelajaran IPS materi pembelajaran yang diberikan harus merujuk pada lingkungan
sosial.
Putra, (2018) mengatakan  bahwa  “IPS  adalah  sebuah muatan pembelajaran yang
dapat diberikan dalam suatu proses dengan perubahan untuk membentuk atau mengarakan
kepribadian siswa, perubahan adalah ditempatkan dalam bentuk peningkatan prestasi yang
diperoleh murid.” Astiani, (2018) maka dari itu, tujuan IPS yaitu dapat mengembangkan
kompetensi siswa maka mendapatkan atau dilakukan dengan cara menciptakan suasana
belajar siswa dan menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran IPS dalam
pendidikan harus melalui tahapan-tahapn dari dasar agar para siswqa dapat mengikuti dan
mengerti proses dari awal sampai ke tingkat lebih tinggi.
Pada pelaksanaan pembelajaran IPS perlu adanya suatu perantaran yang bisa
menunjukan proses yang maksimal dilakukan oleh siswa dan guru. Dalam berlangsungnya
belajar, juga membutuhkan model pembelajaran dan kiranya bisa membuat mereka
semangat belajar mengikuti suatu pembelajara. Sesuai kurikulum yang berlaku saat ini
maka siswa dituntut untuk lebih aktif agar gasa yang mereka miliki seperti pada mata
pembelajaran IPS maka diperlukan model pembelajaran bantu dalam mengajar yang
digunakan oleh pendidikan yaitu dengan cooperative script adala salah satu model dapat
membantu dalam proses belajar mengajar (Sunardin, 2019).
Oleh karena itu model yang tepat untuk mendukung suatu pembelajaran yaitu
cooperative script dengan adanya model tersebut tentunya dapat mengikatkan akitivitas
siswa dengan hasil yang memuaskan. Sitepu, (2015) berpendapat bahwa cooperative script
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu yang digunaka agar bisa
dapat diterapkan dalam belajar disekolah oleh guru. Sedangkan Trilarasati, (2015)
menyatakan “model pembelajaran cooperative script yaitu proses dalam membuat karya
narasi yang dapat digunakan dalam kegiartatn kelompok. ”penggunaan cooperative script
juga berfungsi untuk menunjukan proses belajar siswa dengan tujuan memperoleh prestasi
belajar yang memuaskan dan meningkatkan pengetahuan siswa secara luas dengan
cooperative script.
Berdasarkan  uraian tersebut sebagai seorang guru harus mampu mengelola kelas
maupun memfasilitasi siswa dalam belajar hasil observasi yang dilakukan
pada tanggal 09 november 2021 sampai dengan 15 november  2021  dikelas  III SDN Merj
osari 01 Kota Malang  observasi  ini  dilakukan  berlangsung berdasarkan  penelitian  terda
hulu  yang  menunjukan  bahwa, kegiatan pembelajaran, beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran salah satunya guru kurang tepat dalam memiliki
model pembelajaran yang sesuia dengan materi ajaran perlu diperhatikan, tidak semua
materi ajar guru yang menerangkan didepan kelas tetapi bagaimana melibatkan siswa
dalam proses belajar. Hasil wawancara dengan Bapak Bobby Aldin Pamungkas, S. Pd
selsku guru wali dikelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang mengatakan bahwa masih
banyak kekurangan materi dan juga masih kurang memotivasi siwa dalam belajar sehingga
siswa kurang fokus belajar dan siswa masih cerita dengan teman sebangkunya sehingga
siswa kurang perhatikan didepan dan disekolah tersebut khususnya kelas III SDN
Mmerjosari 01 Kota Malang belum menggunakan media pembelajara masih fokus
menggunakan model pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas melalui
penerapan cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar
siswa. Pada penelitian ini menggunakan cooperative script pada wawancara dengan guru
kelas menerapkan bahwa hasil belajar masih rendah. Hal ini ditujukan dengan Peroleh
hasil belajar siswa kelas III tahun ajaran 2022/2023, menunjukan bahwa dalam proses
belajar belum maksimal sehingga cenderung fasif.
Berdasarkan penelitian awal lapangan dan ada hasil penelititian terdahulu yang
hasilnya relevan cukup efektif untuk mendukung berlangsungnya proses belaj ara dan
tentunya bisa menjadi motivasi belajar bagi siswa. Oleh karena itu, dengan adanya
penelitian dengan judul yang akan diangkat yakni:” upaya meningkatkan motivasibelajar
siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran cooperative script kelas III
SDN Merjosari 01 Kota Malang.” Untuk menjawab permasalahan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS
Dengan Model Pembelajaran Cooperative Script Kelas III SDN Merjosari 01 Kota
Malang?
2. Bagaimana  efektivitas model pembelajaran cooperative  script  dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di Kelas III SDN Merjosari 01 Kota Malang?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS diKelas III SDN
Merjosari 01 Kota Malang.
D. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah tentang upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa pada pembelajaran IPS dengan model pembelajaran cooperative script pada
Kelas III SDN Merjosari 01 kota malang, adapun pembatasan masalah pada penelitian
ini yaitu penelitian untuk meneliti siswa saja akan tetapi apa terjadi dilapangan pada
saat siklus yang dilaksanakan sesuai dengan pencapain penelitian ini.
E. Manfaat Penelitian
Dengan ada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti serta
memberikan informasi bagi pendidik. Adapun yaitu:
1) Bagi instusi
Dapat memberikan masukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mampu memberikan dorongan dalam kegiatan pembelajarandengan menerapkan
model pembelajaran cooperative script Kelas II SDN Merjosari 01 Kota Malang.
2) Bagi siswa
a) Untuk dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b) Untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS.
3) Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai wahana latihan dan pengembangan kemampuan dalam bidang
kemampuan penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh diperkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai