Anda di halaman 1dari 6

1. Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi perkembangan psikis peserta didik.

Apa saja yang menjadi permasalahan atau gangguan-gangguan di dalam


pertumbuhan fisik anak? Jelaskan disertai contoh!

Pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis berjalan seiring. Bedanya,


pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan perkembangan tidak.
Karena tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup.
Perkembangan pada manusia, menjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikis. Pertumbuhan fisik dimulai ketika kita masih bayi. Seperti, bertambahnya
berat dan tinggi badan. Sedangkan, perkembangan psikis, adalah perkembangan
pada segi emosi, sifat, maupun tingkah laku. Pertumbuhan fisik dapat dilihat
dan diukur. Sedangkan,perkembangan psikis dapat dilihat dengan mengamati
perilaku dan kemampuan.
Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti makanan,
keturunan dan lain-lain. Sedangkan perkembangan psikis dipengaruhi oleh
faktor internal seperti keluarga maupun lingkungan. Apabila seorang anak hidup
dari keluarga yang berakhlak baik. Anak itu pun akan berakhlak baik dan lebih
sabar dalam menghadapi persoalan. Dan apabila seorang anak hidup di tengah
keluarga yang tidak baik, maka hal itu akan mempengaruhi kepribadian anak.
Anak itu akan memiliki kepribadian yang kurang baik tentunya. Lingkungan
juga sangat mempengaruhi. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekitar juga
memiliki peran yang besar. Jika anak berada di lingkungan yang baik. Anak
akan tumbuh menjadi individu yang baik.
Fisik menurut bahasa adalah tubuh manusia yang kasat mata dan
memiliki lima panca indera. Jadi, Pertumbuhan fisik adalah perubahan-
perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi, perubahan ukuran tubuh,
perubahan ciri kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua
(sekunder).Perkembangan fisik dapat diukur dan dilihat, seperti bertambah
berat, tinggi dan perubahan hal fisik lainnya.
Sedangkan perkembangan psikis berasal dari kata psikis yang artinya
adalah jiwa manusia. Jadi, perkembangan psikis adalah perubahan yang terjadi
pada jiwa, pikiran, dan emosi seseorang menjadi lebih matang atau dewasa
dalam menghadapi kehidupan.Yang berbeda ketika masa kanak-
kanak.Perkembangan psikis tidak bisa diukur maupun dilihat secara
langsung.Tapi, dapat dilihat dari tingkah laku dan kemampuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik adalah asupan


makanan atau gizi dalam makanan. Misalnya, seorang anak yang pola
makannya tidak teratur serta makan makanan yang tidak terpola dengan baik
gizinya, maka akan mengalami kurang gizi dan gangguan dalam
pertumbuhannya. Sebaliknya, apabila seorang anak makan dengan teratur dan
dengan porsi yang tepat dan bergizi, maka akan tumbuh dengan baik dan sehat.
Selain makanan, perkembangan fisik juga dipengaruhi oleh
faktor keturunan.Contohnya, seorang anak terlahir dari orang tua yang
berbadan tinggi. Maka kelak, sang anak akan berbadan tinggi pula. Karena
diwarisi sifat tinggi oleh salah satu atau kedua orang tuanya.
Faktor emosional yang berkaitan dengan gangguan emosional yang
dialami selama perkembangannya.
Faktor jenis kelamin, dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran lebih
tinggi dan lebih berat dibanding wanita. Dan faktor kesehatan.

Sementara, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikis


adalah kecerdasan emosional dan spiritual masing-masing individu.
Kecerdasan emosional berkaitan dengan emosi, perasaan, pikiran.
Sedangkan kecerdasan spiritual berhubungan dengan keyakinan, dan
agama.Inilah gambaran dari perkembangan psikis pada remaja.Setiap remaja
akan mengalami problematika psikis tersendiri yang berkaitan dengan
perkembangan fisiknya.
Di antara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Perubahan-perubahan
fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sendiri. Remaja
yang tengah memasuki masa pubertas berkeinginan besar untuk mencari jati
diri, konsep dan nilai-nilai hidup dan mengeksplorasi berbagai pengalaman.
Jadi, bisa dikatakan perubahan psikologis muncul akibat terjadinya perubahan
fisik pada remaja.

2. Menurut saudara, bagaimana mengembangkan sisi kognitif, afektif, dan


psikomotorik peserta didik di masa pembelajaran daring saat ini? Berikan
penjelasan disertai contoh!

Pada setiap tahap perkembangan anak di dalam dunia pendidikan, ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan karena menjadi acuan untuk menilai sejauh mana
kemajuan perkembangan anak tersebut. Faktor – faktor yang penting tersebut
adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Konsep tentang kognitif,
afektif, dan psikomotorik ini juga dikenal dengan nama Taksonomi Bloom,
yang dicetuskan oleh Benjamin Bloom dan kawan – kawan pada tahun 1956.
Benjamin Bloom adalah seorang psikolog bidang pendidikan yang meneliti dan
mengembangkan mengenai kemampuan berpikir seseorang dalam suatu proses
pembelajaran.
Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Ketiga aspek atau
domain ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu anak akan
mengalami tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan, anak terlebih
dulu perlu memiliki suatu perhatian untuk dapat menerima materi yang
diberikan. Dengan adanya perhatian, maka akan mudah bagi anak untuk
menerima pengetahuan tersebut dan seterusnya. Dalam setiap aspek afektif,
terbukti memiliki aspek kognitif didalamnya untuk saling mendukung. Setelah
anak melalui tahap kognitif dan afektif, maka ia akan siap untuk melanjutkan
kepada tahap psikomotorik berdasarkan apa yang sudah dipelajarinya di kedua
tahap sebelumnya. Manfaat Mempelajari Aspek Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik Dengan menggunakan ketiga domain ini sebagai dasar untuk
memberikan pengajaran atau pendidikan kepada anak, hasilnya tidak saja akan
membuat anak mengerti tentang konsep pelajaran secara menyeluruh, namun
juga akan mengembangkan kemampuan emosional serta motorik anak pada saat
yang bersamaan. Aspek – aspek ini membantu para pengajar dan pendidik untuk
mengenali pada tahap mana kemampuan masing – masing anak berada. Hal itu
akan membantu para pendidik untuk menciptakan instruksi yang mengarah
kepada kemampuan berpikir kritis untuk masing – masing anak. Pembelajaran
tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk
diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk
mengenali teori tanpa mengerti dasar – dasar dari pengetahuan yang
dimilikinya, dan pada akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan
pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi. Contohnya, memiliki
kemampuan berhitung akan sia – sia tanpa kemampuan untuk mengetahui
bagaimana, kapan, dan apa cara mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia
nyata. Penerapan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan membantu anak
mengembangkan kemampuan dirinya secara menyeluruh, dan tidak sebagian
saja.

Dampak pandemic covid-19 dalam dunia pendidikan di Indonesia sangat luar


biasa. Pembelajaran online yang semula banyak ditolak penerapannya, saat ini
justru mendapatkan pembenaran. Keraguan terhadap pembelajaran online
bahwa pembelajaran online hanya bermakna untuk pengembangan kognitif.
Penelitian ini justru membantah asumsi tersebut, bahwa dengan pembelajaran
online bisa juga mengembangkan aspek afektif siswa. Penggalian data melalui
angket terhadap orang tua siswa, wawancara dengan guru, serta observasi
terhadap kegiatan yang dilakukan siswa. Analisis data dimulai dengan reduksi
data dalam bentuk pengolahan data responden yang berupa data ordinal menjadi
data interval dengan methode succeesive interval. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa baik dari respon orang tua maupun siswa sangat positif. Sebagai contoh
siswa yang semula masih bersikap lambat dan negatif sebanyak 60%, setelah
mengikuti pembelajaran jarak jauh yang didahului dengan komitmen belajar,
menjadi sekitar 30% siswa yang masih berperilaku negative. Studi ini 
menemukan keberhasilan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas yaitu
dalam perubahan sikap siswa yang menjadi lebih baik walaupun pembelajaran
jarak jauh dilaksanakan secara asinkronus. Kajian ini memperlihatkan adanya
masalah yang perlu diselesaikan yaitu mengefektifkan dan mengefisienkan
pembelajaran jarak jauh dalam mencapai kompetensi siswa baik kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Namun demikian, penelitian ini masih memiliki
keterbatasan karena itu, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melengkapi
dan meningkatkan akurasi dan signifikansi sehingga bisa digeneralisasikan.

3. Sebagai seorang calon pendidik atau yang telah menjadi pendidik,


bagaimana strategi saudara di dalam menerapkan literasi yang efektif pada
usia remaja di dalam pembelajaran daring? Jelaskan disertai dengan
contoh!

Adanya keterbatasan baik jarak maupun teknologi memicu kurang


efektifnya proses pembelajaran daring. Akan tetapi hal tersebut bisa
diatasi asalkan para pengajar didukung siswa, mau sama-sama
membenahi keterbatasan agar prosesnya menjadi lancar dan
menyenangkan. 

 Buat daftar tugas yang harus dikerjakan


 Kerjakan tugas selama 25 menit
 Centang daftar tugas yang sudah terlaksana
 Istirahatlah selama 5 menit
 Kembali belajar selama 25 menit + 5 menit istirahat. Ini adalah satu
kegiatan Pomodoro.
 Setelah melaksanakan 4 kali kegiatan Pomodoro, lakukan istirahat
panjang sekitar 30 menit.
4. Berdasarkan hasil pemantauan KPAI di berbagai daerah. KPAI justru
menemukan data-data lapangan yang menunjukan angka putus sekolah
cukup tinggi, terutama menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga
miskin.
a. Selain faktor ekonomi, faktor apa saja yang menyebabkan anak putus
sekolah saat pandemi Covid-19?
b. Menurut saudara, bagaimana membangun motivasi belajar kepada
peserta didik di dalam proses pembelajaran daring?

a. Ada lima penyebab anak putus sekolah saat pandemi Covid-19.

karena menikah, bekerja, menunggak iuran SPP, kecanduan game online


dan meninggal dunia.

b. -Tingkatkan Kualitas Guru

Guru menjadi pioner dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
sebagai seorang guru harus secara sadar diri terus melakukan peningkatan
kualitasnya. Tidak hanya berbicara soal kualitas mengajar pada mata pelajaran
yang diampu, lebih dari itu, guru juga dituntut berkualitas dalam aspek
psikologis anak. Hal ini sangat penting, demi terwujudnya motivasi belajar
siswa yang tinggi. Tentunya Bapak/Ibu Guru bisa melakukan peningkatan
kualitas dengan mengikuti berbagai macam seminar ya.

- Maksimalkan Fasilitas Pembelajaran

Untuk membangun motivasi belajar siswa, Bapak/Ibu Guru harus bisa


memaksimalkan fasilitas belajar yang tersedia. Di saat masa PJJ (Pembelajaran
Jarak Jauh) seperti ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyalurkan bantuan kuota internet. Selain itu, Bapak/Ibu Guru
juga sangat dianjurkan menggunakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
belajar yang bisa memotivasi siswa. Anda bisa menggunakan layanan LMS
(Learning Management System) yang bisa melayani Anda Live
Teaching (mengajar secara virtual).

- Pilih Metode Pembelajaran yang Tepat


Sebagai seorang guru, memang harus pandai dalam memilih metode belajar
yang tepat. Pemilhan metode belajar ini bisa menjadi tolok ukur apakah siswa
merasa jenuh dalam kegiatan belajarnya atau bahkan merasa antusias dengan
metode yang Bapak/Ibu Guru terapkan. Anda bisa menerapkan metode belajar
diskusi secara langsung melalui aplikasi belajar atau membagi siswa dalam
beberapa kelompok guna memudahkan siswa dalam memahami materi.

- Memanfaatkan Media Belajar

Media belajar yang menarik dan kreatif bisa menjadi daya tarik siswa untuk
belajar. Dengan media yang demikian itu, fokus siswa dalam belajar bisa
ditingkatkan. Ada pun media belajar yang bisa menjadi alternatif untuk
menunjang kegiatan belajar siswa bisa berupa video belajar beranimasi. Jika
Anda menggunakan platform LMS untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,
pastikan platform tersebut menyediakan layanan video belajar dengan animasi
untuk membantu penjelasan yang Anda sampaikan.

Anda mungkin juga menyukai