PGRI-
PGRI dan Pergerakan
Guru di Era Reformasi
Kelompok 4 (Y4C):
02
PGRI Era
Reformasi
3. Permasalahan Guru
03
1. Guru Era Reformasi Ditandai Dengan
Runtuhnya Rezim Orde Baru 04
Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang
otoriter. Setelah orde baru tumbang maka perubahan menjadi pilihan
pembangunan bangsa. Era perubahan itulah yang dikenal era reformasi.
Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian,
kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi
pendidikan nasional serta kemitraan nasional dan internasional. Dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan nasional, PB, PGRI ikut
berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan pada
pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan
dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat sasaran.
2. PGRI dan Guru Masa Kini
Sekolah tidak bisa optimal berkinerja tanpa semua pihak saling berkerja
sama serta saling menunjang dalam semangat kebersamaan dan
kesejawatan. Menterjemahkan sekolah yang berkinerja tinggi selalu akan
bersinggungan dengan terjemahan sekolah efektif. Scheerens (1992)
memandang sekolah efektif dalam dua sisi, yaitu dari sisi sudut pandang
ekonomi dan teori organisasi.
05
06
4. Pelayanan akademik dan
Sekolah berkinerja tinggi adalah administrasif yang optimal pada semua
sekolah yang mampu menghasilkan warga sekolah
keluaran berupa:
5. Iklim dan budaya sekolah yang positif
dan dinamis
1. Proses pembelajaran yang efektif
6. Etos kerja warga sekolah yang tinggi
2. Siswa dan guru yang berprestasi
tinggi baik akademik maupun non 7. Learning Organization
akademik
8. Hubungan antar pribadi yang
3. Tingkat kehadiran warga sekolah harmonis
tinggi
9. Tata Kelola sekolah yang baik
3. Permasalahan Guru
Saat ini, setidaknya ada 7 (tujuh) masalah pokok yang dihadapi guru di
Indonesia, yaitu :
1. Permasalahan distribusi guru (kesenjangan antara sebaran guru di daerah perkotaan
dengan didaerah perdesaan).
2. Ketidaksesuaian (missmatch) bidang keilmuan dengan bidang kerja.
3. Kualifikasi pendidikan (Standar tenaga pendidik yang telah ditetapkan pemerintan
masih belum bisa dicapai sepenuhnya).
4. Kompetensi dan karir guru.
5. Sertifikasi (Belum semua guru di Indonesia memiliki sertifikat guru).
6. Peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB)
(Upaya pengembangan diri guru yang masih belum optimal).
7. Rekrutmen guru (Rendahnya kualitas calon guru dan system rekrutmen yang tidak
efektif dan bermutu rendah )
07
08
4. Guru di Abad 21. Yang menjadi mata pelajaran inti yang
Apa dan Bagaimana ? menjadi tema abad 21 adalah sebagai
berikut:
Karakteristik kelas di abad 21
1. Bahasa Inggris (bahasa dan sastra)
adalah dinamis, banyak
tuntutannya dan egaliter. Ini tentu 2. Bahasa dunia
mempengaruhi cara siswa dalam 3. Seni
belajar. Dalam dunia pendidikan, 4. Matematika
era abad 21 menuntut pendidikan
5. Ekonomi
menghasilkan keluaran yang
berbeda dari era sebelumnya. Ada 6. Geografi
beberapa output khas pendidikan 7. Sejarah
abad 21. 8. Pemerintah dan kewarganegaraan.
B. Peran PGRI dalam
Otonomi Daerah Sebagai organisasi perjuangan,
maka peran yang diemban PGRI
berpijak pada tiga hal, yaitu
sebagai :
1. PERANAN PGRI :
1. Pemikir
PGRI berperan dalam
membina, mengarahkan dan 2. Penyeimbang pola
melindungi PGRI dan kemitraan
anggotanya dalam
melaksanakan tugasnya 3. Penekan
sehari-hari.
09
Sebagai organisasi profesi, peran
yang harus dikembangkan PGRI ke
depan, antara lain:
3. Menjamin terwujudnya
pertanggungjawaban public profesi
guru, dimana output dari profesi
guru harus jelas yakni melayani
kebutuhan hak-hak pendidikan bagi
masyarakat.
10
2. PGRI pada Era Otonomi
Daerah
Pengertian otonomi daerah yang
digunakan di Indonesia adalah pengertian
sebagaimana yang disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
pasal 1 ayat 5, pengertian otonomi derah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
11
3. Upaya PGRI dalam meningkatkan
profesionalisme guru di era otonomi dareah
a. Konvensi ILO/UNESCO
b. Education Internasional (EI)
14