Anda di halaman 1dari 2

Nama : Devi Liana Kartika Sari

NPM : 18.611.1.00013

PARADIGMA HUKUM DALAM KAITANNYA DENGAN ILMU SOSIOLOGI

Hukum dalam ilmu sosial atau sarana rekayasa sosial merupakan fenomena yang
menonjol pada abad ke-20 ini. Tidak seperti halnya dalam suasana tradisional, dimana
hukum lebih merupakan pembadanan dari kaidah-kaidah sosial yang sudah tertanam dalam
masyarakat, hukum sekarang sudah menjadi sarana yang sarat dengan keputusan politik.
Secara pasti penggunaan hukum sebagai sarana rekayasa sosial dipelopori oleh Roscoe
Pound, yang pada tahun 1912 melontarkan suatu paket gagasan yang kemudian dikenal
dengan sebagai program aliran hukum sosiologis. Program tersebut dirumuskan dalam
tulisannya berjudul Scope and Purposive of Sociological Jurispridence. Program Pound
tersebut makna sosiologisnya terlihat pada sifatnya yang:

1. Lebih diarahkan kepada bekerjanya hukum daripada kepada isinya yang abstrak

2. Memandang hukum sebagai lembaga sosial yang dapat dikembangkan melalui


usaha manusia dan menganggap sebagai kewajiban mereka untuk menemukan cara-
cara terbaik dalam memajukan dan mengarahkan usaha sedemikian itu

3. Lebih menekankan pada tujuan-tujuan sosial yang dilayani oleh hukum daripada
sanksinya.

4. Menekankan, bahwa aturan-aturan hukum itu harus lebi dipandang sebagai


pedoman untuk mencapai hasil-hasil yang dianggap adil oleh masyarakat daripada
sebagai kerangka yang kaku.

Penggunaan hukum sebagai sarana rekayasa sosial tidak dapat dilepaskan dari
anggapan serta faham bahwa hukuman itu merupakan sarana (instrumen) yang dipakai
untuk mencapai tujuan-tujuan yang jelas.Penggunaan hukum sebagai sarana rekayasa sosial
membawa kita kepada penelitian mengenai kaitan antara pembuatan hukum atau cara-cara
yang dilakukan oleh hukum dengan hasil atau akibat yang kemudian muncul.

Adam Podgorecki mengajukan beberapa langkah yang harus ditempuh, apabila pembuatan
hukum ingin memberikan akibat seperti dikehendaki. Adapun langkah-langkah dalam
rekayasa sosial itu antara lain :

1. Mendeskripsikan situasi yang dihadapi dengan baik

2. Analisis terhadap penilaian-penilaian mengenai situasi tersebut dan menentukan


jenjang susunannya.

3. Melakukan verifikasi hipotesa-hipotesa

4. Pengukuran efek hukum yang dibuat.

Sesungghnya proses rekayasa sosial dalam ilmi sosiologi dengan menggunakan hukum
merupakan proses yang tidak berhenti pada pengukuran efektivitasnya, melainkan bergulir
terus. Proses yang bersambungan terus itu mengandung arti, bahwa temuan-temuan dalam
pengukuran akan menjadi umpan balik untuk semakin mendekatkan hukum kepada tujuan
yang ingin dicapainya.

Anda mungkin juga menyukai