Anda di halaman 1dari 2

1. Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis.

Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC


2. Robbins, Stanley LA, Vinay K. 2012. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Vol. 2.
Jakarta: EGC.
3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing.

GOITER

Patofisiologi goiter toksik.

Hipertiroid pada goiter toksik ini merupakan respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Hal ini berhubungan dengan adanya
antibody yang berbentuk reseptor TSH yang beredar dalam darah, sehingga menyebabkan
kelenjar tiroid hiperaktif. sehingga bukan hanya produksi hormone yang berlebihan, tetapi
ukuran kelennjar tiroidnya juga akan menjadi besar.2

Patofisiologi Goiter non-toksik

Yodium tdk cukup dalam tubuh sehingga produksi hormone tiroid tidak mencukupi
kebutuhan tubuh (kekurangan hormone tiroid) maka hipofisis akan mengetahui kekurangan
hormone tiroid sehingga hipofisis akan terangsang untuk mengeluarkan TSH ke dalam darah.
Hal ini akan memicu kelenjar tiroid untuk mengeluarkan tiroid (untuk memenuhi kekurangan
tadi) pacuan yg lama apabila hal tersebut terjadi terus menerus maka akan membuat kelenjar
tiroid membesar (hyperplasia), dan akan terjadi pembengkakan pada leher penderita
(gondok).2,3

Gejala Goiter.1,2

- Bb turun
- Nafsu makan meningkat
- Keringat berlebih
- Kelelahan
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Tremor pada ekstremitas
- Eksoftalmus (mata melotot)
- Atrofi otot

Diagnosis.

1. Anamnesis dan pemfis : sesuai gejala


2. Tes fungsi hormone :1,3
a. Kadar total tiroksin triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay, pada
pasien hipertiroid akan meningkat
b. Tiroksin bebas (FT4) akan meningkat pada hipertiroid
c. Kadar TSH serum. Pada pasien dengan hipertiroid kadar TSH akan menurun dan
hormone tiroid akan tinggi dalam darah. Sebaliknya pda keadaan hipotiroid,
kadar TSH serumnya akan meningkat. Hal ini disebabkan karena kelejar pituitary
(hipofisis) akan mencoba merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan lebih
banyak hormone tiroid. Uji ini digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga
memiliki penyakit tiroid.
3. Ambilan RAI (Tes ambilan yodium radioaktif) pada keadaan hipertiroid nilai ambilan
RAI akan tinggi. Dan akan rendah bila kelenjar tiroidnya ditekan (hipotiroidisme).3,5
4. Foto rotgen leher digunakan untuk melihat struma menekan atau menyumbat trakea
(jalan napas).1,3
5. Ultrasonografi (USG) dan CT-Scan tiroid dapat memperlihatkan ukuran gondok dan
kemungkinan adanya kista/nodul yang mungkin tidak terdeteksi pada waktu
pemeriksaan leher.1,3

Anda mungkin juga menyukai