Anda di halaman 1dari 6

SOAL ETS SEMESTER GENAP 2021/2022

Mata Kuliah : BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER (S2)

Kode / SKS : SB 142302 /3 SKS

Nama Mahasiswa : Titah Rigel Anjalani

Awal Ujian : PENELITIS / 31 Maret 2022/09.00

Batas Akhir Pengumpulan : Jum’at/1 April 2022/12.00

Sifat : Open book

Di Indonesia, saat ini permasalahan di bidang kesehatan masyarakat sudah semakin


kompleks. Ketika penyakit menular belum sepenuhnya berhasil diberantas secara tuntas, muncul
masalah baru yaitu penyakit tidak menular. Pada tahun 2020 hingga saat ini pun masalah yang
paling trending ialah permasalahan di bidang kesehatan pula yang biasa disebut era pandemi
Covid-19. Permasalahan utama inilah digunakan sebagai ajang dalam penerapan pengetahuan
dari 4 sub topik mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler (Membran & organel sel, Genome dan
ekspresi gen, Integrasi sel dan jaringan, Signaling) baik dalam bentuk riset atau kegiatan terapan
untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian genom manusia dan ekspresinya yang bertujuan untuk memetakan dan
mengidentifikasi seluruh DNA manusia. Keberhasilan memetakan dan mengidentifikasi seluruh
gen manusia telah memberikan manfaat kepada bidang kedokteran untuk pengobatan dan
diagnosis penyakit yang didasarkan pada kondisi genetiknya. Pemetaan gen telah dimanfaatkan
untuk memprediksi gangguan kesehatan yang diderita dan pengobatan berbagai penyakit
keturunan, seperti cystic fibrosis dan hemophilia. Tak hanya dua penyakit tersebut, semakin lama
penyakit bermunculan dengan sebab dan akibat secara tiba-tiba, salah satunya penyakit kanker.
Perkembangan akhir-akhir ini dalam biologi sel dan molekul memang tidak hanya berkontribusi
pada pemahaman mengenai dasar molekuler penyakit namun juga menyediakan teknologi
potensial untuk manipulasi gen-gen in vivo. Dengan pengetahuan bahwa penyakit-penyakit pada
manusia disebabkan oleh abnormalitas ekspresi dan regulasi gen, Terapi Gen berkembang
dengan harapan bahwa gen-gen fungsional yang disisipkan ke dalam sel dapat memperbaiki
fungsi sel dan menghasilkan produk gen yang diperlukan, lalu mengkompensasi kelainan genetik
dan menyembuhkan penyakit.
Seperti contohnya, Kanker ovarium (OC) yaitu keganasan ginekologi kedua yang paling
umum tetapi paling mematikan. Untuk memahami penyakit ini perlu kita ketahui bagaimana
membrane dan organel sel yang tumbuh sebagai kanker sehingga mengetahui materi genetic
didalam sel tersebut menunjukkan ekspresi yang seperti apa, bagaimana integrasi serta sinyal sel
yang aktif pada pertumbuhan sel ini. Perawatan standar saat ini untuk OC adalah operasi
sitoreduktif diikuti dengan menggabungkan kemoterapi dengan platinum dan paclitaxel (PTX).
Namun, meskipun mencapai manfaat klinis, sebagian besar pasien OC kambuh setelah beberapa
putaran pengobatan.

Dengan demikian, strategi terapi baru untuk OC sangat dibutuhkan. Terapi gen adalah
pilihan terapi yang menjanjikan dan memiliki potensi luar biasa untuk mengobati OC. Di antara
uji klinis pada terapi gen, terapi gen suicide terhadap OC telah terus dieksplorasi. Terapi gen
suicide yang paling banyak digunakan didasarkan pada virus herpes simpleks-timidin kinase
(HSV-TK) diikuti dengan pengobatan dengan obat antivirus gansiklovir (GCV). GCV prodrug
diubah menjadi metabolit toksik oleh aksi TK, menyebabkan kegagalan dalam replikasi DNA
dan kematian sel oleh apoptosis. Namun, meskipun terapi gen suicide untuk OC dalam tahap
inovatif, masih jauh dari menyembuhkan pasien. Keterbatasan utama adalah kurangnya vektor
pengiriman gen yang efisien tinggi. Dibandingkan dengan vektor virus, nanopartikel berbasis
nonviral lebih cocok untuk pengiriman gen karena kapasitas pemuatan gen yang lebih tinggi,
respons imun yang lebih rendah, nontumorigenisitas, dan persiapan yang sederhana. Sel-sel
kanker mempunyai tiga karakteristik yang dikontrol secara genetis untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan: - sel-sel kanker mempunyai kecepatan pertumbuhan yang
tidak normal - sel-sel kanker tidak mati ketika tubuh mengisyaratkan hal itu - sel-sel kanker
melawan kerja sistem imun tubuh. Oleh karena itu terapi gen untuk mengobati kanker didasarkan
pada koreksi kecepatan pertumbuhan, kontrol kematian sel dan membuat sistem imun
membunuh sel-sel kanker. Pendekatan lain untuk terapi gen kanker adalah dengan strategi bunuh
diri (Suicide gene therapy).

Dalam penelitian suatu penelitian sel kanker ovariun ini, berhasil mengembangkan
platform terapi gen bunuh diri yang dikirimkan oleh nanopartikel Tat/pDNA terkondensasi
C16TAB. Peneliti juga menggunakan teknik pencitraan molekuler untuk secara tepat memantau
nasib sel Skov3 in vivo dan menilai kemanjuran penargetan nanopartikel ini. Nanopartikel T-P-C
yang membawa gen TK yang dikonversi GCV dikirim dengan sangat efisien ke dalam sel kanker
ovarium melalui jalur mikropinositosis, yang mengarah ke apoptosis pada sel yang ditargetkan
dan menunda pertumbuhan kanker ovarium. Hebatnya, peneliti menemukan bahwa sumbu sinyal
Arf6-Rab mengontrol mikropinositosis nanopartikel T–P–C, dan modulasi pensinyalan ini dapat
meningkatkan efek terapeutik nanopartikel T–P–C.

Di sini, peneliti meningkatkan efisiensi pengiriman terapi gen bunuh diri dengan
menggunakan C16TAB untuk lebih memadatkan nanokompleks Tat/pDNA. Nanopartikel T-P-C
yang disiapkan menunjukkan ukuran kecil, muatan permukaan positif, bentuk granular tidak
teratur, dan efisiensi enkapsulasi pDNA yang tinggi. Lebih penting lagi, peneliti menentukan
makropinositosis sebagai jalur endositosis untuk nanopartikel T-P-C dalam sel OC dan
mengungkapkan bahwa sumbu sinyal yang diaktifkan oleh Rab GTPase yang bergantung pada
Arf6 GTPase mengontrol penyerapannya. Hasil pencitraan molekuler peneliti mengungkapkan
bahwa makropinositosis yang dimediasi Arf6 meningkatkan terapi gen bunuh diri dari
nanopartikel Tat / pDNA terkondensasi C16TAB dalam model tikus yang dicangkokkan dengan
OC manusia.

Membran dan Organel Sel

Adanya permasalahan tersebut membuat kita paham akan pentingnya mempelajari


mengenai membrane dan organel sel. Pada umumnya sel normal pada organisme eukariotik
memiliki Sel eukariotik berbeda dari prokariotik, terutama dengan dimilikinya nukleus yang
terbungkus dengan membran nukleus dan organel-organel sel. seluruh daerah antara nukleus dan
membran sel disebut sitoplasma, yang terdiri dari medium semi cair yang disebut sitosol.
Organel-organel sel terletak dalam sitosol yang memiliki bentuk dan fungsi khusus untuk
menunjang metabolisme sel. Perbedaan yang dimiliki antara sel prokaritok dan eukariotik dapat
dicermati pada gambar dibawah
Sedangkan kondisi membrane dan organel sel pada penyakit kanker ini berbeda dari sel-sel
normal pada umumnya.

Genom dan Ekspresi Gen

Untuk mengkonfirmasi bahwa perubahan ekspresi gen reporter sel kanker yang bergantung pada
gen target Arf6 dikaitkan dengan perubahan penyerapan nanopartikel T-P-C, nanopartikel T-P-C
intraseluler dihitung menggunakan flow cytometry pada.

Integrasi Sel dan Jaringan

Sel berkomunikasi membentuk suatu jaringa yang disekresi oleh ECM. Begitupula pada
sel kanker ovarium yang terus berproliferasi secara terus menerus sehingga membentuk suatu
jaringan yang lain. Disintegrasi membrane sel dimulai dengan adanya kerusakan pada membrane
ganda fosfolipid. Kerusakan tersebut menyebabkan membran menjadi tidak utuh, sehingga
fluiditas internal sel akan mudah terganggu, terutama karena adanya disfungsi berbagai jenis
enzim yang menyokong kehidupan sel. Gangguan fungsi enzim tersebut berkaitan erat dengan
adanya stress oksidatif dari mitokondria sel. Dalam jumlah yang tepat, stress oksidatif akan
memicu terjadinya apoptosis melalui jalur intrinsic. Disintegrasi sitoskeleton berkaitan dengan
transport intraseluler di dalam sel filamen aktin, salah satu jenis sitoskeleton, akan mengalami
perubahan konformasi dari primer F-aktin fungsional menjadi monomer G-aktin yang
disfungsional. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kegaggalan pengantaran sinyal dalam
kanker.

Gambar 1. Konfirmasi pengiriman nanopartikel T-P-C yang ditargetkan ke kanker ovarium oleh
imunohistokimia anti-RFP

Signalling

Pada penerapan terapi gen, signaling pada sel sangat penting pula. Pensinyalan sel ini
adalah regulasi protein yang menghasilkan sinyal kimia yang dikirim dari satu tempat ke tempat
lain di dalam tubuh atau di dalam sel, yang diproses di sepanjang jalan dan terintegrasi dengan
sinyal lain untuk memberikan komunikasi yang jelas dan efektif. Pada riset aper yang saya
gunakan, penambahan C16TAB ke kompleks Tat/pDNA dapat meningkatkan interaksi
elektrostatik dan hidrofobik, 22 menghasilkan produksi Nanomisel Tat/pDNA berlapis C16TAB.
Sebenarnya, karya terbaru Diana Costa dkk. menunjukkan bahwa surfaktan ekor yang lebih
panjang berinteraksi lebih kuat dengan pDNA, yang menghasilkan pembentukan partikel dengan
ukuran yang lebih kecil.24 Ini konsisten dengan pengamatan kami saat ini bahwa penggabungan
C16TAB secara drastis mengurangi ukuran kompleks Tat/DNA dan menggeser ke lebih nilai
positif Berikut merupakan Ilustrasi skema sumbu sinyal Arf6-Rab GTPase yang mengendalikan
makropinositosis nanopartikel T-P-C untuk terapi gen bunuh diri pada sel kanker ovarium:

Gambar 2. (A) pDNA anionik berkondensasi dengan peptida turunan HIV-Tat kationik dan
surfaktan C16TAB. Untaian pDNA bebas dengan konformasi longgar dan fleksibel dipadatkan
menjadi ukuran kecil oleh Tat, dan selanjutnya dipadatkan oleh C16TAB untuk membentuk
ukuran minimum partikel nano T–P–C. (B) Kelebihan peptida Tat yang tergabung dalam
nanopartikel T-P-C menginduksi inisiasi makropinositosis dalam sel OC. Beberapa Rab GTPase
secara berurutan memediasi perdagangan nanopartikel T-P-C ke tujuan yang berbeda:
makropinosom awal Rab5 / Rab8-positif, makropinosom penyortiran positif-Rab22,
makropinosom daur ulang apikal positif-Rab11, makropinosom daur ulang basolateral Rab10-
positif, dan Rab7- makropinosom yang maturasi postif. (C) Aktivasi Arf6 atau ekspresi tinggi
secara signifikan meningkatkan aktivasi Rab5 dan Rab22, tetapi secara jelas mengurangi aktivasi
Rab8, Rab10 dan Rab11. Ini pada dasarnya mengubah rute endositik dari nanopartikel T-P-C,
dan secara nyata mendorong masuknya mereka ke dalam nukleus. Baik NAV2729 dan EIPA
menghambat proses makropinositosis yang dikendalikan Arf6-Rab GTPase. (D) HSV-ttk adalah
gen bunuh diri klasik melawan tumor. GCV adalah obat infeksi antivirus klinis. GCV berdifusi
bebas dan tidak cukup terfosforilasi untuk menghasilkan metabolit toksik. Sel OC mengambil
nanopartikel T–P–C oleh makropinositosis dan mengekspresikan enzim HSV-ttk untuk
memfosforilasi GCV secara efisien. GCV terfosforilasi memblokir sintesis DNA sel inang dan
akhirnya menyebabkan kematian sel. Selain itu, GCV terfosforilasi dapat melewati sambungan
celah seluler, dan dengan demikian memperluas efek sitotoksik ke sel-sel yang tidak ditransduksi
yang berdekatan.

DAFTAR PUSTAKA

Sun, Z., Huang, J., Su, L., Li, J., Qi, F., Su, H., … Zhang, S. (2021). Arf6-mediated
macropinocytosis-enhanced suicide gene therapy of C16TAB-condensed Tat/pDNA
nanoparticles in ovarian cancer. Nanoscale, 13(34), 14538–14551. doi:10.1039/d1nr03974a

M. Malekshah, S. Sarkar, A. Nomani, N. Patel,P. Javidian, M. Goedken, M. Polunas, P. Louro


andA. Hatefi, J. Controlled Release, 2019, 311–312, 273–287

E. Cocco, Y. Deng, E. M. Shapiro, I. Bortolomai, S. Lopez,K. Lin, S. Bellone, J. Cui, G.


Menderes, J. D. Black,C. L. Schwab, E. Bonazzoli, F. Yang, F. Predolini,L. Zammataro, G.
Altwerger, C. de Haydu, M. Clark,J. Alvarenga, E. Ratner, M. Azodi, D. A. Silasi,P. E.
Schwartz, B. Litkouhi, W. M. Saltzman andA. D. Santin, Mol. Cancer Ther., 2017, 16, 323–333.

S. A. Navarro, E. Carrillo, C. Griñán-Lisón, A. Martín,M. Perán, J. A. Marchal and H. Boulaiz,


Expert Opin. Ther.Pat., 2016, 26, 1095–1104.

W. Wang, S. Abbad, Z. Zhang, S. Wang, J. Zhou and H. Lv, Curr. Cancer Drug Targets, 2015,
15, 337–351.

Anda mungkin juga menyukai