Anda di halaman 1dari 2

Salam permukaan yang beralur, batangnya berkayu biasanya keras dan

kuat. Cara percabangan batangnya monopodial, batang pokok selalu


tampak jelas. Memiliki arah tumbuh cabang yang tegak (Fahrurozy,
Syzygium polyanthum 2012). Tumbuhan salam memiliki bunga majemuk yang tersusun
dalam malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna putih dan
baunya harum. Buahnya termasuk buah buni dengan diameter 8-9
mm. Buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah masak
menjadi merah gelap, memiliki rasa agak sepat (Dalimartha, 2000).
Indian bayleaf adalah pohon cemara berukuran sedang dengan
mahkota padat; itu bisa tumbuh hingga 30 meter. Tiang dapat
berdiameter hingga 60cm. Daunnya banyak digunakan di Indonesia
sebagai penyedap makanan, sementara tanaman juga menyediakan
buah yang dapat dimakan, penggunaan obat, kayu dan pewarna. Itu
dibudidayakan di Jawa sebagai pohon buah. Ini adalah pohon rumah
kebun yang umum. Produksi dan perdagangan lokal cukup besar
karena, misalnya di Indonesia, daun muda dijual di hampir semua
pasar lokal dan oleh pedagang kaki lima, sementara kulit kayu
banyak digunakan untuk tujuan pencelupan.

Reproduksi
Bunga tumbuhan salam kebanyakan adalah bunga banci
Klasifikasi (berkelamin dua) dengan kelopak dan mahkota masing-masing
terdiri atas 4-5 daun kelopak dan jumlah daun mahkota yang sama,
Kingdom : Plantae kadang-kadang berlekatan. Bunganya memiliki bnayk benang sari,
Divisi : Spermatophyta kadang-kadang berkelopak berhadapan dengan daun-daun 18
Subdivisi : Angiospermae mahkota. Tangkai sari berwarna cerah yang kadang-kadang menjadi
Kelas : Dicotyledonae bagian bunga.
Ordo : Myrtales
Habitat
Familia : Myrtaceae Terestrial (Hutan Hujan Primer; Hutan Hujan Sekunder; Padang
Genus : Syzygium Rumput / Savannah / Scrubland). Didistribusikan secara luas dan
Spesies : Syzygium polyanthum lokal umum sebagai pohon understorey di hutan primer dan
sekunder dataran rendah, juga di belukar, hutan bambu dan
Status Konservasi : Beresiko Rendah (Soh dan Parnell, 2015) perkebunan jati di ketinggian hingga 1.300 meter

Deskripsi: Populasi
Dijumpai sebanyak 7 individu yang tercatat dalam petak pengamatan
Morfologi yang terdiri atas: 3 individu tingkat semai, 1 individu tingkat pancang
Tumbuhan salam merupakan pohon atau perdu. Memiliki tinggi dan 3 individu tingkat tiang. Tumbuh di tempat-tempat yang tidak
berkisar antara 18 m hingga 27 m dan biasanya tumbuh liar di hutan. didominasi bambu, belukar dengan pohon-pohon tidak terlalu rapat,
8 Arah tumbuh batang tegak lurus dengan bentuk batang bulat dan pada daerah lereng bukit.
Soh, W-K. dan Parnell, J. 2015. A Revision Of Syzygium Gaertn.
Asal & Persebaran Geografi (myrtaceae) in Indo-China. Adansonia. 37 (2)
India, Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia, the Philippines,
Singapore, Brunei, dan Indonesia Tropical.theferns.info. Diakses pada 10 Desember 2018

Ancaman
Besarnya jumlah tumbuhan berkhasiat obat yang berupa pohon ini
juga menjadi ancaman karena ada kemungkinan jenis-jenis tersebut
akan terganggu atau punah akibat pengambilan bahan obat oleh
masyarakat secara berlebihan. Hambatan lain, upaya
pengembangan (budidaya) jenis pohon memerlukan waktu yang
lama serta persyaratan tempat tumbuh yang tidak mudah
(Noorhidayah dan Sidiyasa, 2005).

Peran Ekologi
Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari , Semenanjung
Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan
tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi
pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan
1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun
tajuk bawah.[4] Di samping itu salam ditanam di kebun-
kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain, terutama
untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah
dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda
dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.

Kegunaan Ekonomi
Daun salam merupakan bagian tanaman yang biasanya digunakan
dalam bentuk segar maupun kering pada masakan Indonesia
terutama di Sumatera, Jawa, dan paling banyak di Bali. Daun salam
biasanya digunakan sebagai rempah pengharum masakan dan juga
digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit.

Bibliografi
Florafaunaweb.nparks.gov.sg. Diakses pada 10 Desember 2018

Noorhidayah dan Sidiyasa, K. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan


Berkhasiat Obat Di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Jurnal
Analisis Kebijakan Kehutanan. 2 (2) : 115-128

Anda mungkin juga menyukai