Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

BAB 4/Sub 4 Bunga (FLOS)


Tabel 1. Bunga Mawar (Rosa.sp)

Tanaman bunga mawar (Rosa.sp) merupakan tanaman yang


dapat dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini tumbuh baik di daerah yang
mempunyai ketinggian mencapai 700-1000 di atas permukaan laut yang sejuk
dan lembab. Tanaman mawar tumbuh pada iklim yang tropis dan sub-tropis.
Bunga mawar juga banyak dikenal oleh masyarakat, karena memiliki
keindahan dan aroma yang harum. Bunga mawar dapat dimanfaatkan sebagai
pajangan dan hiasan (Windi, 2014). Mawar memiliki akar tunjang yang
dalam dan menyebar luas tajuk yang dimilikinya, perkara mawar sangat kuat
sehingga mampu menembus tanah yang keras dan berdiri kokoh, ciri lain
akar mawar adalah kemampuannya untuk membentuk akar semu serupa
strolon. Beberapa spesies terutama pada jenis menjalar, akar tersebut muncul
kepermukaan tanah dalam bentuk batang. Batang tersebut pertumbuhannya
lemah, karenanya bila tumbuh harus dibuang agar batang utama tumbuh lebih
baik. (Lingga,Lanny. 2018).
Batang mawar berkayu, Tanaman berbiji belah (dikotil) batang
mawar memiliki cambium yang memperkuat jaringan batang saat masih
muda batang umumnya berwarna hijau namun setelah dewasa berubah
menjadi coklat sejalan dengan pembentukan jaringan kayu (Lingga,Lanny.
2018). Klasifikasi dari tanaman mawar (Rosa.sp) sebagai berikut, kingdom
plantae, Divisi, Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, kelas :
Dicotylodenae, ordo : Rosanales, Famili : Rossaceae, Genus : Rosa, Spesies :
Rosa damascene mill (Hidayat,2016).

Gambar 1. Bunga Mawar (Rosa. sp)


Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Tabel 2. Bunga Sepatu (Hibicus rosa sinensis)


Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) berbunga tunggal


yang keluar dari ketiak daun, 1–4 cm panjang tangkai bunganya, serta
menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet atau
lonceng. Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda, Memiliki warna bunga
yang bervariasi, seperti putih, merah muda, kuning, jingga dan kombinasi
warna–warna tersebut. Pembungaan berlangsung sepanjang tahun, bunga
hanya bertahan mekar 1–2 hari. Bunga tersusun atas 5 mahkota, 5 calyx, 15
tangkai sari dan 1 buah bakal buah yang memiliki banyak ruang. Kembang
sepatu merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi luas terhadap
lingkungan tumbuh baik di daerah subtropis maupun tropis (Putri,2013).
Keragaman bentuk kembang sepatu yang umum diamati di
alam adalah tanaman dengan tipe bunga single dan double. Tipe bunga single
merupakan bunga yang memiliki satu lingkar corolla dengan lima petal (Petal
pentamerous). Memiliki tangkai stamen yang salin berlekatan membentuk
staminal column dan lima kepala putik (stigma) yang saling terpisah. Tipe
bunga double tidak hanya terdiri dari satu lingkar petal pentamerous, namun
memiliki petal tambahan (stamen petaloid) dengan jumlah bervariasi. Petal
tambahan tersebut muncul dan menggantikan organ yang seharusnya
membentuk stamen, sehingga stamen mempunyai struktur seperti petal. Selain
kedua tipe bunga yang umum tersebut, ditemukan bentuk peralihan antara tipe
bunga single dan double yang disebut crested. Tipe bunga crested pada
dasarnya sama dengan bunga single. Namun sebagian staminal column-nya
mengalami perubahan struktur seperti petal (Hajar, 2011). Kembang sepatu
Gambar 2. Bunga Sepatu (Hibicus rosa sinensis) memiliki multi fungsi bagi manusia antara lain: tanaman hias, bahan makanan,
dan obat. Walaupun demikian oleh masyarakat lokal Indonesia, kembang
sepatu lebih dikenal sebagai tanaman hias, karena memiliki berbagai karakter
bunga dengan warna maupun bentuk mahkota yang beranekaragam (Dini,
2013).
Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Tabel 3. Bunga Bougenville (Bougainvillea)

Tanaman bougenville merupakan tanaman tropis yang berasal


dari Brazil. Tanaman ini memiliki beragam warna braktea seperti ungu, orange,
merah dan putih. Bugenvil memerlukan persyaratan lingkungan tumbuh yang
unik untuk pembungaan. Pada kondisi lembab tanaman tidak akan berbunga,
tetapi memerlukan kondisi kering atau stres air untuk menstimulasi
pembungaannya (Nasrullah, 2012).
Tanaman bougenville termasuk tanaman perdu tegak, tinggi
tanaman 2-4 meter. Sistem perakarannya adalah tunggang, dengan akar-akar
cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm, akar yang
terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman
bara. Batang memiliki cabang berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5-8
mm, berwarna coklat dan majemuk. Bunga bougenville termasuk bunga
majemuk, payung 3-15 bunga. Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm, taju
bunga 5 -8, berbentuk paku, berambut halus (Neni, 2019).
Bougenville sebagai salah satu tanaman dari sub divisi
Angiospermae merupakan tanaman yang memiliki bunga unik. Hal ini
dikarenakan Bougenville memiliki daun pemikat atau lokblad (Purnobasuki,
2014). Dengan adanya lokblad ini, maka Bougenville lebih mudah diidentifikasi
dan lebih mudah dibedakan dari tanaman berbunga lainnya.

Gambar 3. Bunga Bougenville (Bougainvillea)

Tabel 4. Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)


Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn) membutuhkan


kondisi lingkungan yang sesuai untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman ini
dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia dengan
ketinggian 1 - 1200 m di atas permukaan laut (Bisay, 2019). Putri malu
(Mimosa pudica Linn) biasanya tumbuh merambat atau kadang berbentuk
seperti semak dengan tinggi antara 0,3 - 1,5 m. Putri malu (Mimosa pudica
Linn) biasa tumbuh liar di pinggir jalan atau di tempat-tempat terbuka yang
terkena sinar matahari.
Tumbuhan ini dapat berkembang biak secara massive dan
bergerombol, ciri-ciri utama yang bisa dilihat adalah daun milik putri malu
bentuknya seperti sisir atau sirip, dan dibagian ini merupakan bagian yang
paling unik dari tanaman tersebut. Daun dapat kuncup akibat dari beberapa
faktor, bisa lewat sentuhan, terkena tiupan angin, atau karena faktor cuaca
(Parnanto, 2013).
Bunganya berbentuk bulat seperti bola. Warnanya merah muda
dan bertangkai. Bunganya berambut dan polennya berada di ujung rambut.
Putik berwarna kuning. Tangkai bunga berbulu halus. Daun Mimosa pudica,
Linn mengandung asam askorbat, beta karotene, thiamin, potasium, phosphor
dan zat besi. Sedangkan daun batang dan akar Mimosa pudica mengandung
senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. Selain itu,
juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid (Syahid, 2014).

Gambar 4. Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)

Tabel 5. Bunga Kertas (Zinnia elegans)


Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Kembang kertas yang ditemukan di Indonesia pada umumnya


memiliki bentuk dengan bunga pita satu lapis (tidak pompom) dan berwarna
krem atau pink tua (Gultom, 2012). bunga kertas yang ada di Indonesia masih
merupakan bunga kertas lokal yang belum dimuliakan, sehingga masih
memiliki bentuk dan warna yang kurang variatif dan kurang menarik
(Gunawan, 2014).
Daun tanaman ini berbentuk lanset, jorong dan memanjang
dengan pangkal daun berbentuk rompang atau rata dan tumpul serta memiliki
ujung daun runcing. Bunga kembang kertas berbentuk floret dengan diameter
bunga hingga mencapai 10 cm. Bentuk bunga terdiri dari disk dan petal yang
mana bagian disk terletak di bagian tengah dengan warna kuning-jingga atau
ungu kecoklatan. Sementara bagian petal terletak di bagian disk yang tersusun
menyebar dengan jumlah mulai dai 8–20 dan jumlah tersebut bisa mencapai dua
kali hingga tiga kali lipatnya pada tanaman hasil kultivar. Warna pada petal
beraneka macam mulai dari putih, kuning, merah, jingga, pink, ungu, ungu
kemerahan, namun di alam sering dijumpai dengan warna merah. Bentuk
kembang kertas sendiri terdiri dari bentuk tunggal, tumpuk, dan pompom yang
didasarkan atas lapisan petal pada bagian disk bunga.
Kembang kertas merupakan spesies dari genus Zinnia yang
memiliki warna beraneka ragam. Keragaman warna tersebut disebabkan oleh
variasi jumlah karotenoid dan flavanoid yang terakumulasi di dalam sel
epidermis (Hayuatmaja, 2016). Antosianin merupakan pigmen warna yang
menghasilkan warna merah sampai ungu, sedangkan karotenoid adalah pigmen
warna yang menghasilkan warna kuning sampai oranye. Tidak munculnya
kedua gen utama tersebut menghasilkan warna putih.

Gambar 5. Bunga Kertas (Zinnia elegans)

DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Bisay, dkk, 2019. Identifikasi Jenis-Jenis Bank Benih pada Hutan Pendidikan Anggori-Manokwari. Jurnal Kehutanan Papuasia 5(1):1–14.

Dini Jannatul Putri, 2013. Skripsi: Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu terhadap Siklus Reproduksi Mencit. Padang: Universitas Negeri
Padang.

Gultom, dkk, 2012. Biologi Bunga Kembang Kertas (Zinnia elegans) Popolasi M2 Hasil Irradiasi Sinar X. Jurnal VISI 20(2):958-967.

Gunawan, dkk, 2014. Keragaan dan Keragaman Tanaman Bunga Kertas (Zinnia elegans Jacq) Generasi M5 Hasil Irradiasi Sinar X. Jurnal
Vegetalika 3(4):1-14.

Hajar, S. 2011. Studi variasi morfologi dan anatomi daun serta jumlah kromosom Hibiscus ros-sinensis L. di kampus Universitas Indonesia.
Skripsi. Departemen Biologi, Marina Silalahi Jurnal Edumatsains, Januari 2019|Vol.3|No.2| 144 FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 91
halaman.

Hayuatmaja, dkk, Karakteristik dan Preferensi Masyarakat terhadap Empat Populasi Kembang Kertas (Zinnia elegans Jacq.). Jurnal
Vegetalika 5(3):15-28.

Hidayat, 2016. Morfologi Daun Mawar. Malang.

Lingga,Lanny . 2018. Mawar. Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Nasrullah, dkk, 2012. Stimulasi Pembungaan Bougenville dengan Retardan dan Berbagai Komposisi Media dalam Lingkungan Jalan yang
Terpolusi Udara. Jurnal Lanskap Indonesia 4(1):59-65.

Neni Hasnunidah dan Wisnu, 2019. Buku: Botani Tumbuhan Tinggi. Bandar Lampung

Parnanto, dkk 2013. Pengaruh Kemampuan Antioksidan dan Antibakteri pada Ekstrak Daun Putri Malu terhadap Kualitas Fillet Ikan
Tongkol. Jurnal Teknosains Pangan 2(4):75-82.

Purnobasuki, dkk, 2014. Keanekaragaman Morfologi Serbuk Sari pada Lima Species Bougenville. Jurnal BIOSCIENTIAE 11(1):48-59.

Silalahi, M. and Nisyawati. 2018. The ethnobotanical study of edible and medicinal plants in the home garden of Batak Karo sub-ethnic in
North Sumatra, Indonesia. Biodiversitas 19(1): 229-238.
Kelompok 5 Agroteknologi / Laporan Akhir Praktikum Botani

Syahid, 2014. Skripsi: Pengaruh ekstrak putri malu (mimosa pudica, linn.) terhadap mortalitas ascaris suum, goeze in vitro. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Windi, 2014. Skripsi: Daya Hambat Minyak Atsiri Mawar terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Makassar: Universitas
Sultan Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai