Disusun Oleh :
Dian Syifa Salsabila
NPM : 211026201098
Dosen Pengampuh
Ir.HERMAN, ST.,M.T
NIDN: 1002068202
Disusun Oleh:
M.Ramadhan Sukmala 211026201057
M.Zul Indra 211026201104
Rio Pratama Putra 211026201058
Dian Syifa Salsabila 211026201098
Satina Cantika Ayu Putri 211026201118
Rico Hariyanto 211026201117
Mengetahui
Kepala Laboratorium Teknik Industri
Fajrinaldi, ST
NIP : 7770517646
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Disusun Oleh:
M.Ramadhan Sukmala 211026201057
M.Zul Indra 211026201104
Rio Pratama Putra 211026201058
Dian Syifa Salsabila 211026201098
Satina Cantika Ayu Putri 211026201118
Rico Hariyanto 211026201117
Mengetahui
Kepala Laboratorium Teknik Industri
Fajrinaldi, ST
NIP : 7770517646
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek ergonomi dan perancangan sistem kerja yang
berjudul “Arduino Based Smart Vacuum Cleaner Robot Dengan Konsep
Ergonomi”. Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan
kelulusan mata kuliah praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja
Yang di susun berdasarkan pembelajaran yang pernah dipelajari di mata
kuliah tersebut dan sumbangan pemikiran dari beberapa teman dan bimbingan
dosen praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja.Penyusun dapat
menyelesaikan laporan ergonomi dan perancangan sistem kerja ini tidak terlepas
dari do’a dan dorongan semangat serta perhatian yang di dapat dari saudara-
saudara, rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Ibnu Sina Batam
dan dosen praktek ergonomic dan perancangan sistem kerja yang telah
membimbing penyusun serta telah banyak menyumbang hasil pemikiran serta
memberi bantuan berupa moril maupun materil kepada penulis sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ergonomi dan
perancangan sistem kerja ini dengan selesai.
iv
5. Bapak Fajrinaldi, S.T selaku Kepala Laboratorium Teknik Industri
6. Kedua orang tua kami yang telah membesarkan serta mendidik kami
dengan sabar dan penuh kasih sayang sampai sekarang.
7. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian laporan Praktek ergonomi dan
perancangan sistem kerja
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan yang
disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini, sehingga laporan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat sehingga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Ibnu Sina
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 1
v
DAFTAR ISI
LAPORAN .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
2.4. SPSS...................................................................................................II-6
vi
2.9. Mikrocontroller ................................................................................II-15
vii
4.2.4. Pembuatan HoQ (House of Quality) .......................................... IV-12
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
3. Untuk Penulis
menentukan prioritas masalah dan masalah yang paling mencolok harus ditangani
lebih dahulu.Kemudian dilakukan analisis untuk menentukan alternatif intervensi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan ergonomi:
1. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik mungkin sehingga
didapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
3. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan
anggota tubuh sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
4. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja peredaran darah meningkat 10
s/d 20 kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja
memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.
5. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan
tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat
kerja dan perlengkapan yang dipergunakan, diperlukan ukuran-ukuran tubuh
yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukan
gerakan-gerakan yang dibutuhkan
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula.Tinggi rendahnya reliabilitas dinyatakan oleh suatu nilai yang disebut
koefisien reliabilitas, berkisaran antara 0-1. Koefisien reliabilitas dilambangkan
dengan x adalah adalah index kasus yang dicari.
15 Urutan Prioritas, merupakan urutan nilai prioritas mulai dari yang tertinggi
hingga nilai prioritas terendah.
2.9 Mikrocontroller
2.9.1 Pengertian Microcontroller
Menurut Octavia, dkk (2018:1),Mikrokontroler adalah suatu sistem
komputer yang dirancang untuk keperluan pengontrolan sistem. Mikrokontroler
yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah produksi Atmel dengan generasi
AVR (Alf and Vegard’s RISC processor).
c. Register
Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam
proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
d. Special Function Register
Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya
mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.
d. Input dan Output Pin
Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar,
pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan
sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal
dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
e. Interrupt
Bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat
melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program
utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih
dahulu.
2.10 Pengertian Arduino IDE
Menurut (Harahap, 2018) Sistem yang dibuat menggunakan sebuah alat
mikrokontroler arduino uno dan software arduino ide 1.8.3 yang digunakan untuk
merancang sistem.
Menurut (Risal, 2018) “arduino diciptakan untuk para pemula bahkan yang
tidak memiliki basic bahasa pemrograman sama sekali karena menggunakan bahasa
C++ yang telah dipermudah melalui library”.
2.16 Flowchart
Menurut Wibawanto (2017:20) Flowchart adalah suatu bagan dengan
simbolsimbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan
hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses lainnya dalam suatu
program. Diagram alur dapat menunjukan secara jelas, arus pengendalian suatu
algoritma yakni bagaimana melaksanakan suatu rangkaian kegiatan secara logis dan
sistematis
Menurut Jogiyanto (dalam Khanna Tiara, Tuti Nurhaeni dan Ika amalia di
Jurnal Technomedia, 2017:72) (Program flowchart) Merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam
sistem.
Flowchart merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah
dan urutan prosedur suatu program.Biasanya mempengaruhi penyelesaian masalah
yang khusunya perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Indrajani(dalam artikel
Ikham Budi vol.1:2)
II-21
1. Observasi
Observasi merupakan metode yang akurat dalam mengumpulkan
data.Tujuannya ialah mencari informasi tentang kegiatan yang berlangsung
untuk kemudian dijadikan objek kajian penelitian. Data yang didapat dilapangan
berdasarkan pengamatan penulis terhadap objek yang akan diteliti berupa
kegiatan mengumpulkan data yang memuat tentang kepuasan pemakai produk
vacuum cleaner automatis yang sudah ada dipasaran.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian.Peneliti mengambil beberapa dokumentasi pada
proses perakitan dan pembuatan produk Arduino smart cavuum serta mengisi
data pengamatan yang akan diolah.
3. kuesioner
Kuesioner menurut merupakan suatu instrumen pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan beberapa pernyataan atau pertanyaan tertulis
kepada para responden untuk mereka jawab.peneliti membuat kuesioner dan
memberikan beberapa pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada para
responden untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan yang akan diolah
nantinya. (Sujarweni, 2020:94)
c. WF(weight factor)
Weight factor adalah faktor bobot yang diberikan kepada masing-masing aspek
produk atau layanan yang dinilai oleh responden. Weight factor dapat digunakan
untuk menentukan aspek mana yang paling penting dalam menentukan kepuasan
pelanggan.
Rumus dari weight factor adalah sebagai berikut:
Weight Factor = MISn / Σ MIS X 100%
Keterangan rumus:
• MISn: Mean Importance score ke-n
• Σ MIS: jumlah seluruh Mean Importance score
d. WS(Weight score)
Weight score adalah skor kepuasan yang dikalikan dengan weight factor, yang
digunakan untuk memberikan bobot pada skor kepuasan setiap aspek produk atau
layanan.
Rumus dari weight score adalah sebagai berikut:
Weight Score = WF X MSS
Keterangan rumus:
• Weight Score: skor kepuasan yang telah diberi bobot
• MSS: Mean Satisfaction Score
• Weight Factor: faktor bobot
e. WT(Weight Total)
Weight total adalah jumlah dari seluruh weight score untuk setiap aspek produk
atau layanan.
Rumus dari weight total adalah sebagai berikut:
III-6
MULAI
Identifikasi Masalah
Menentukan tujuan
penelitian
Pengumpulan data
dan kuesioner
Pengolahan Data
sudah
Melakukan Perancangan
Produk
SELESAI
8. Perancangan Produk
Peneliti mulai melakukan perancangan produk dengan berdasarkan hasil dari
pengujian dari data yang sudah dilakukan di tahap sebelumnya.
9. Analisa Hasil dan Pembahasan
Ditahap ini peneliti melakukan analisa terhadap produk yang sudah dirancang serta
membahas keterkaitan konsep Ergonomi dengan pengembangan yang terdapat
dalam produk yang sudah dihasilkan dengan tujuan untuk memastikan maksud dan
tujuan yang ditentukan di tahap awal sudah terpenuhi.
10. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan, pengumpulan data, perancangan produk serta
Analisa dan pembahasannya, peneliti menyimpulkan bahwa produk yang dirancang
dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dengan menerapkan konsep
Ergonomi.
11. Selesai
Peneliti telah melakukan semua tahapan dari proses-proses yang diterangkan serta
mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
akses ke Arduino
uno
3 Gear motor & Ban 30 mm x 20 mm 4 buah Sebagai
x10 mm pengerak
4 servo 15 cm x 10 cm x 1 set Memutar objek
5,5 cm dengan control
5 Sensor Ultrasonik 45 mm x 20 mm 1 set Pendeteksi
type HCSR 04 halangan
6 grinda - 1 set Sebagai
pemotong
7 Bor & mata bor - 1 set Membuat lubang
8 Kabel Jumper 1 meter Penghubung
Arduino dengan
motor
9 Dinamo 6V 5,7 cm x 3,6 cm 2 buah Sebagai
penggerak
10 Lem setan - 1 buah perekat
11 Lem tembak - 3 buah perekat
12 Plat dan seng 1,3 cm diameter 1 buah Sebagai body
13 Tempatan batrai - 1 set Tempat dudukan
baterai
14 Baterai lithium - 2 buah Sumber daya
utama
15 mika 30 cm 1 buah Dudukan produk
16 Selang 15 cm 1 buah Saluran
penyedot debu
IV-3
3. signifikansi total pertanyaan harapan 3 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
4. signifikansi total pertanyaan harapan 4 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
5. signifikansi total pertanyaan harapan 5 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
3. signifikansi total pertanyaan Presepsi 3 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
4. signifikansi total pertanyaan Presepsi 4 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
5. signifikansi total pertanyaan Presepsi 5 adalah 0,000 < 0.1 maka hasilnya
valid
MIS = 4,28
c. WF (weight factor)
Weight factor dapat digunakan untuk menentukan aspek mana yang
paling penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.WF dari tiap
pertanyaan adalah sebagai berikut
WF pertanyaan 1 : WF= MIS1 / Σ MIS X 100%
WF= 4,38 / 21,25 X 100%
WF= 20,59
d. WS(Weight score)
Weight score adalah skor kepuasan yang dikalikan dengan weight factor,
yang digunakan untuk memberikan bobot pada skor kepuasan setiap aspek
produk atau layanan. WS dari tiap pertanyaan adalah sebagai berikut
WS pertanyaan 1 : WS = WF X MSS
WS = 20,59 X 3,88
WS = 79,78
WS pertanyaan 2 : WS = WF X MSS
WS = 20,15 X 3,88
WS = 79,07
WS pertanyaan 3 : WS = WF X MSS
WS = 20,74 X 3,88
WS = 80,35
WS pertanyaan 4 : WS = WF X MSS
WS = 20,15 X 4,16
WS = 83,74
WS pertanyaan 5 : WS = WF X MSS
WS = 18,38 X 3,81
WS = 70,08
e. WT(Weight Total)
Weight total adalah jumlah dari seluruh weight score untuk setiap aspek
produk atau layanan.WT keseluruhan adalah sebagai berikut.
Weight Total = Σ Weight Score
IV-11
5.Harga terjangkau
Score GAP Importance
Prdouk Pesaing
2.Kinerja Produk
berhubungan
3 Tinggi
tidak berhubungan
2 sedang
Sangat tidak berhubungan
1 rendah
4 1.Harga Murah 3 1
3 2.Model menarik 3 2 No KETERANGAN TARGET
5 3.Kualitas baik 2 3 1 Desain menarik & unik
2 4.kegunaan produk 2 3
2 performa produk dalam
1 5.Size Produk 3 1 menyedot debu
Nilai Importance 15 64 20 63 27
Meminimalis ukuraan produk
3
Rank desain produk 1 5 2 4 3 agar bisa kesela-sela
TARGET 1 2 3 4 5
Kecanggihan produk dalam
4
Produk yang dirancang × mode otomatis
Produk pesaing × × 5 Harga terjangkau dan murah
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Rancangan Desain Produk Ergonomi
5.1.1. Deskripsi Produk
Dalam perancangannya, konsep ergonomi diimplementasikan dengan
memperhatikan aspek-aspek seperti kenyamanan pengguna, efisiensi dan
efektivitas dalam penggunaan, serta keselamatan pengguna saat menggunakan
produk ini. Sebagai contohnya, produk ini didesain dengan bentuk yang ergonomis
dan mudah digunakan oleh pengguna, sehingga tidak membebani pengguna saat
menggunakannya dalam jangka waktu yang lama. Produk ini juga dilengkapi
dengan fitur keselamatan, seperti sensor penghindar rintangan dan deteksi jatuh,
untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat produk digunakan. Dibawah ini adalah
desain layout dari produk ergonomi “Arduino Based Smart Vacuum Cleaner Robot
Dengan Konsep Ergonomi”.
1. Arduino Uno: Arduino board yang berfungsi sebagai otak utama sistem
kontrol. Arduino Uno dapat menerima input dari sensor dan mengontrol motor
untuk menggerakkan vacuum cleaner.
V-2
2. Motor DC: Motor ini digunakan untuk menggerakkan bagian vakum cleaner
yang bertanggung jawab untuk menghisap debu dan kotoran. Arduino akan
mengontrol motor ini.
3. Sensor Pendeteksi Hindaran: Sensor ini digunakan untuk mendeteksi objek
atau rintangan di sekitar vacuum cleaner. Arduino akan menerima informasi
dari sensor ini dan mengubah arah atau menghentikan pergerakan vacuum
cleaner jika diperlukan.
4. Sensor Pendeteksi Debu: Sensor ini digunakan untuk mendeteksi tingkat debu
atau kotoran di sekitar vacuum cleaner. Arduino akan mengambil bacaan dari
sensor ini dan mengatur waktu kerja atau pengaturan lainnya berdasarkan
tingkat kekotoran.
5. Kipas: Kipas digunakan untuk menghasilkan aliran udara yang diperlukan
untuk menghisap debu dan kotoran ke dalam vakum cleaner. Motor kipas akan
dikendalikan oleh Arduino.
6. Baterai atau Sumber Daya Eksternal: Arduino vacuum cleaner bisa
menggunakan baterai rechargeable atau sumber daya eksternal untuk
memberikan daya ke Arduino, motor, sensor, dan komponen lainnya.
7. Komponen Mekanik: Selain komponen elektronik, Anda juga membutuhkan
beberapa komponen mekanik seperti roda, gearbox, dan bahan untuk membuat
struktur casing vacuum cleaner.
5.1.3. Kegunaan Produk
1. Vacuum cleaner otomatis mengurangi pekerjaan fisik yang berulang dan berat,
mengurangi stres pada tubuh dan potensi cedera.
2. Dengan vacuum cleaner otomatis, pengguna tidak perlu membungkuk atau
berjongkok secara berulang, memperbaiki postur tubuh dan mengurangi risiko
cedera atau ketidaknyamanan.
3. Penggunaan tenaga secara keseluruhan dapat dikurangi karena pengguna hanya
perlu mengatur dan mengawasi proses pembersihan melalui kontrol Arduino.
4. Vacuum cleaner otomatis dapat meningkatkan efisiensi pembersihan dengan
pemrograman pola yang efisien dan terorganisir, mengurangi waktu dan tenaga
yang diperlukan.
V-3
6.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat
beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Memastikan pemilihan sampel dari populasi yang tepat dalam menentukan
minat kepuasan dari pemakai produk yang dirancang.
VI-2
Raimona Hilma. Dkk (2015). Analisa Perancangan Sistem Kerja. Padang: Andalas
University Press.
RM Muhammad Ikhsan, Fakultas Teknik 2019 Perancangan Kursi ergonomic
diakses tanggal 29/03/2023 dari
http://repository.ubharajaya.ac.id/2731/2/201210215167
LAMPIRAN
LAPORAN
Disusun Oleh :
Dian Syifa Salsabila
NPM : 211026201098
Dosen Pengampuh
Ir.Herman, ST.,M.T
NIDN: 1002068202
Disusun Oleh:
M.Ramadhan Sukmala 211026201057
M.Zul Indra 211026201104
Rio Pratama Putra 211026201086
Dian Syifa Salsabila 211026201098
Satina Cantika Ayu Putri 211026201118
Rico Hariyanto 211026201117
Mengetahui
Kepala Laboratorium Teknik Industri
Fajrinaldi, ST
NIP : 7770517646
I-3
Disusun Oleh:
M.Ramadhan Sukmala 211026201057
M.Zul Indra 211026201104
Rio Pratama Putra 211026201086
Dian Syifa Salsabila 211026201098
Satina Cantika Ayu Putri 211026201118
Rico Hariyanto 211026201117
Fajrinaldi, ST
NIP : 7770517646
I-4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek ergonomi dan perancangan sistem kerja yang berjudul ““Analisa
Pengukuran Kerja Perakitan Stop Kontak Dengan Metode Jam Henti””. Laporan
praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja
Yang di susun berdasarkan pembelajaran yang pernah dipelajari di mata
kuliah tersebut dan sumbangan pemikiran dari beberapa teman dan bimbingan
dosen praktikum ergonomi dan perancangan sistem kerja.Penyusun dapat
menyelesaikan laporan ergonomi dan perancangan sistem kerja ini tidak terlepas
dari do’a dan dorongan semangat serta perhatian yang di dapat dari saudara-
saudara, rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Ibnu Sina Batam
dan dosen praktek ergonomic dan perancangan sistem kerja yang telah
membimbing penyusun serta telah banyak menyumbang hasil pemikiran serta
memberi bantuan berupa moril maupun materil kepada penulis sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ergonomi dan
perancangan sistem kerja ini dengan selesai.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu drg. Andi Tenri Ummu, MM selaku Ketua Yayasan Pendidikan Ibnu
Sina Batam.
2. Bapak Assoc. Prof. Dr. H. Mustaqim Syuaib, S.E., M.M., Selaku Rektor
Universitas Ibnu Sina.
3. Bapak Dr. Ir. Larisang, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Ibnu Sina.
4. Bapak Ir. Herman, S.T., M.T. Selaku ketua program studi Teknik Industri
dan Dosen Pengampu matakuliah Praktek ergonomi dan perancangan
sistem kerja
5. Bapak Fajrinaldi, S.T selaku Kepala Laboratorium Teknik Industri
I-5
6. Kedua orang tua kami yang telah membesarkan serta mendidik kami
dengan sabar dan penuh kasih sayang sampai sekarang.
7. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian laporan Praktek ergonomi dan
perancangan sistem kerja
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan yang
disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini, sehingga laporan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat sehingga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Ibnu Sina
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Kelompok 1
I-6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I-8
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
namun juga mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya hambatan
dalam keterlambatan proses perakitan steker.
kondisi yang ada dapat dicari waktu yang pantas tersebut, artinya akan didapat
juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi yang
bersangkutan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang
sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan-
pekerjaan yang ada diperusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal
tadi. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat
dari kondisi kerja yang baik. Dengan lain perkataan, pengukuran waktu
sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang diukur sudah baik.
Jika belum maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki terlebih dahulu, hal
yang sama dapat terjadi bila cara-cara kerja yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang belum baik. Untuk mendapatkan waktu
penyelesaian yang singkat, maka perbaikan cara kerja perlu juga dilakukan.
Mempelajari kondisi kerja dan cara kerja kemudian memperbaikinya, adalah
apa yang dilakukan dalam langkah penelitian pendahuluan. Tentunya ini
berlaku jika pengukuran dilakukan atas pekerjaan yang telah ada bukan
pekerjaan yang baru.
c. Memilih Operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang
yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa
persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat
diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan
dapat diajak bekerja sama.
d. Melatih Operator
Walaupun operator yang baik sudah didapat, kadang-kadang masih
diperlukan bagi operator tersebut adalah bagi operator tersebut terutama jika
kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan
operator. Gambar dibawah ini menunjukan kurva pengembangan penguasaan
pekerjaan oleh operator sejak mulai mengenalnya sampai terbiasa.
I-4
√∑(𝑋𝑖−𝑋̅)2
Rumus: 𝜎 =
𝑁−1
3. Perhitungan standar deviasi sub group;
𝜎
Rumus: 𝜎𝑋 =
√𝑛
4. Perhitungan batas-batas kontrol;
̅ + 2. 𝜎𝑋
Rumus: BKA (Batas Kontrol Atas) = 𝑋
̅ - 2. 𝜎𝑋
BKB (Batas kontrol bawah) = 𝑋
Keterangan :
x = SD (Standard Deviasi) dari sub grup.
= Standar deviasi
I-6
Dimana:
K= Tingkat kepercayaan
Harga indeks untuk beberapa tingkat kepercayaan yang pada umumnya
digunakan adalah :
1. Untuk tingkat kepercayaan 68% maka nilai k = 1
2. Untuk tingkat kepercayaan 95% maka nilai k = 2
3. Untuk tingkat kepercayaan 99% maka nilai k = 3
S = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis
Apabila N’ < N, maka data pengamatan yang ada sudah cukup.
D. Perhitungan Waktu Baku Jam Henti
Langkah-langkah umum dalam penentuan waktu baku pada jam henti sebagai
berikut:
a. Menetapkan tingkat ketelitian dan kepercayaan yang digunakan
b. Melakukan penelitian pendahuluan untuk menentukan alternatif cara kerja yang
terbaik
c. Jika belum cara kerja diperbaiki dan jika sudah baik cara kerja tersebut
dibakukan secara teoritis
d. Kemudian pilih operator yang dapat menjalankan cara kerja yang telah
dilakukan tersebut dengan baik dan wajar untuk seluruh pengukuran waktu
I-7
Keterangan:
WN = Waktu normal
WS = Waktu siklus
P = Nilai performance ratin
b. Cara Shumard
Metode shumard adalah memberikan cara untuk mendapatkan patokan-
patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja yang memiliki nilai masing-masing
(Sutalaksana, 2018). Dalam pengukuran ini, pengukur diberi standar untuk menilai
kegiatan”kerja operator”menurut kelas-kelas seperti, super fast,” fast “+, fast “, fast
–“, excelent, “good +, good, “good -, normal, fair+, fair, fair -, poor.”
Patokan penilaian berdasarkan kelas- kelas performansi kerja,tiap kelas
punya nilai tersendiri.
Tabel 2 1 Penyesuaian menurut cara shumard
Kelas Penyesuaian
Superlast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast - 85
Excellent 80
Good + 75
Good 70
Good - 65
Normal 60
Fair + 55
Fair 50
Fair - 45
Poor 40
c. Cara Westinghouse
Metode westinghouse adalah untuk mempertimbangkan emapt faktor untuk
mengevaluasi kemampuan kerja operator dengan keterampilan dan kesetabilan.
Yaitu kemampuan atau skill dapat diartikan sebagai kesigapan dalam melakukan
metode yang telah ditentukan, usaha, kondisi kerja, dan konsentrasi. faktor terbagi
dalam level berbeda dan nilai secara satu persatu. (Sutalaksana, 2018).
1. Super Skill
a. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaanya
b. Bekerja dengan sempurna
c. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik
d. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti
e. Kadang- kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin
f. perpindahan dari suatu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau
terlihat karena lancarnya.
g. tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa
yang dikerjakan
h. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah
pekerja yang baik.
2. Exellent Skill
a. Percaya pada diri sendiri
b. Tampak cocok dengan pekerjaanya Terlihat telah terlatih baik
c. Bekerja dengan teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-
pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan.
d. gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa
kesalahan
e. Mnggunkan peralatan dengan baik
f. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu
g. Bekerjanya cepat tetapi halus
h. Bekerja berirama dan terkoordinasi
3. Good Skill
a. Kwalitas hasil baik
b. bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerja pada umumnya
c. Dapat member petunjuk- petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya
lebih rendah
d. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap
e. Tidak memerlukan banyak pengawasan
I-12
f. Tiada keragua-raguan
g. Bekerjanya stabil
h. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik
i. Gerakan- gerakannya cepat.
4. Avarage Skill
a. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri
b. (2 Gerakannya cepat tapi tidak lambat
a. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan
b. Tampak sebagai pekerja yang cakap
c. Gerakan-gerakannya cukup menunjukan tiada keraguan
d. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik
e. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya
f. Bekerjanya cukup teliti
g. Secara keseluruhan sangat memuaskan.
5. Fair Skill
a. Tampak terlatih tapi belum cukup baik
b. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya
c. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan
d. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
a. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan
pekerjaan itu sejak lama. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan
tetapi tampak dselalu tidak yakin
b. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalah sendiri
c. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah
d. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakanya.
6. Poor Skill
a. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran
b. Gerakan-gerakanya kaku
I-13
7. Excesssive Effort
a. Kecepatan sangat berlebihan
b. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya
c. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari
kerja.
8. Exellent Effort
a. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi
b. Gerakan-gerakan lebih ekonomis dari pada operator-opertor biasa
c. Penuh perhatian pada pekerjaannya
d. Banyak member saran-saran
e. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang
f. Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu
g. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari
h. Bangga atas kelebihannya
i. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali
j. Bekerjanya sistematis
k. Alat-alat yang di pakainya tidak selalu yang terbaik
l. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya
m. Terlampau hati-hati
n. Bekerjanya sistematis
o. Alat-alat yang di pakainya tidak selalu yang terbaik
I-14
9. Foor effort
a. Banyak membuang-buang waktu
b. Tidak memperhatiakan adanya minat kerja
c. Tidak menerima saran-saran
d. Tanpak malas dan lambat bekerja
e. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan
bahan-bahan
f. Tempat kerjanya tidak di atur rapih
g. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya pada peralatan yang di pakai
h. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah di atur
i. Set up kerjanya terlihat tidak baik
F1 - 0,12
I-15
F2 - 0,17
a. Kelonggaran”untuk”kebutuhan”pribadi
b. Kelonggaran”untuk”menghilangkan”rasa”lelah”(fatique)
c. Kelonggaran”yang”tidak”dapat”dihindarkan
Menentukan faktor kelonggaran dengan meyesuaian dilakukan bersama, sehingga
bisa dirasakan seimbang, baik dari pihak operator dan pihak manajemen.
1. Kelonggaran
I-18
√∑(𝑋𝑖−𝑋̅)2
Rumus: 𝜎 =
𝑁−1
b. Perhitungan standar deviasi sub group;
𝜎
Rumus: 𝜎𝑋 =
√𝑛
c. Perhitungan batas-batas kontrol;
̅ + 2. 𝜎𝑋
Rumus: BKA (Batas Kontrol Atas) = 𝑋
̅ - 2. 𝜎𝑋
BKB (Batas kontrol bawah) = 𝑋
Keterangan :
x = SD (Standard Deviasi) dari sub grup.
= Standar deviasi
N = Jumlah data setiap sub group
N = Jumlah data
Dimana:
K= Tingkat kepercayaan
S = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis
Apabila N’ < N, maka data pengamatan yang ada sudah cukup.
Xi
WS =
N
Dimana :
Ws = Waktu Siklus
N = Jumlah Pengamatan
2) Hitung Waktu Normal (Wn)
Wn = Ws x p
Dimana :
Wn = Waktu Normal
P = Faktor Penyesuaian
3) Hitung Waktu Normal (Wn)
Wb = Wn + (L x Wn )
Dimana :
L = kelonggaran
2. Cara Persentase.
Dalam hal ini faktor penyesuaian ditentukan oleh pengukur berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama melakukan pengukuran. Oleh karena itu cara
ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana namun penilaiannya masih
kasar. Misalnya, pengukur berpendapat bahwa p = 110 . Jika waktu siklusnya 14,6
menit maka Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit.
I-5
3. Cara Shumard.
Cara ini didasarkan kepada kelas-kelas perfomansi kerja yang akan menjadi
penentu dalam penilaian dengan setiap kelas mempunyai nilai- nilai sendiri.
4. Cara Westinghouse
Cara ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap sangat
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu:
a. Keterampilan atau skill
b. Usaha
I-6
c. Kondisi kerja
d. Konsistensi
Dalam melakukan perhitungan faktor penyesuaian yang dianggap wajar
diberikan harga p = 1, sedangkan penyimpangan dari keadaan ini harga “p” nya
ditambah dengan angka- angka yang diperoleh dari tabel dengan cara
menjumlahkan faktor-faktor tersebut terlebih dahulu.
Contoh :
Keterampilan Averange D 0,00
Usaha Good C1 + 0,05
Kondisi Good C + 0,02
Konsistensi Averange D 0,00
Jumlah 0,07
Jadi p = ( 1 + 0,07 ) atau p menjadi = 1,07 Wn = Ws x p,Jika WS = 300
Maka waktu normalnya menjadi 300 x 1,07 = 318 menit, dimana angka 1 adalah
yang dimasukkan kepada penilaian pengamat terhadap pekerja .
5. Cara Obyektif
Cara ini adalah dengan cara memperhatikan dua faktor yaitu kecepatan kerja
dan tingkat kesulitan pekerja.jika seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya
bekerja dengan normal atau dengan kecepatan wajar maka kepadanya diberikan p1
= 1 dan jika pekerjanya bekerja dianggap lambat maka kepadanya diberikan faktor
p1 lebih kecil dari satu. dan yang menjadi p2 adalah yang diperoleh dari tabel,
sehingga diperoleh P sebenarnya yang akan ditentukan dengan menjumlahkan p1
dan p2 ; P =(p1 + p2) . Tabel dapat dilihat sbb
I-8
Contoh :
Misalnya jika suatu pekerjaan diperlukan gerakan badan lengan bagian atas,
siku, pergelangan. pergelangan tangan dan jari (B = 1 ) Pedal kaki F = 0, Kedua
tangan bekerja bergantian (H= 0), koordinasi mata dengan tangan sangat dekat
(L=7), alat yang dipakai dengan sedikit kontrol ( O = 1), berat benda yang
ditangani 2, 25 Kg (B-5 = 13) maka diperoleh ;
Bagian badan yang dipakai : B = 1 Pedal kaki :F= 0
Penggunaan tangan :H= 0
I-9
Jumlah 22
7. Kelonggaran
I-10
Wb = Wn x ( 1+ i ) Wb = Wn + i
Pekerja melakukan aktifitasnya ada kalanya hal-hal secara nyata dibutuhkan
pekerja secara langsung dan tidak langsung yaitu kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan,
misalnya minum, sehingga kelonggaran perlu di perhitungkan, melakukan
penyesuaian- penyesuaian pada mesin yang digunakan, memperbaiki kemacetan
singkat, mengasah peralatan, dan yang lainnya. menghilangkan rasa fatique dan
kebutuhan pribadi ini doperoleh dengan cara melihat dari table diatas.
Dari tabel diperoleh misalkan
A. Pekerjaan yang sangat ringan
B. yang dilakukan sambil duduk
C. dengan gerakan yang terbatas
D. membutuhkan pengawasan mata terus-menerus dengan pencahayaan yang
kurang baik
E. temperatur dan kelembaman ruangan normal
F. sirkulasi udara baik
G. tidak bising
Maka dari tabel diperoleh sebagai berikut; (7+1+3+5+5+0+3) = 24 dan
angka ini dinyatakan dalam persen sehingga indeks yang diperoleh menjadi 24% =
0,24 .Maka kelonggaran total yang harus diberikan untuk pekerjaan itu adalah
(24) = 24% jika waktu normalnya telah dihitung sama dengan 5,5 makawaktu
bakunya adalah ; 5,5 x (1+0,24 ) = 6,85 menit
I-12
MULAI
Merumuskan masalah
Metodologi Penelitian
Praktek dengan
metode jam henti
Pengumpulan data
Pengelolahan data
1.uji keseragaman data
2.uji kecukupan data
3.uji waktu baku,waktu siklus,dan waktu normal TIDAK
4.uji kelonggaran dan penyesuaian
Seragam?
Cukup?
YA
Analisis pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
Gambar 3 5 Flowchart
I-13
Keterangan:
1. Mulai
2. Menentukan Studi lapangan: Menentukan topik atau studi yang ingin dibahas
atau dilaksanakan sebagai proses dari Jam Henti (perakitan Steker).
3. Perumusan masalah: Setelah menenetukan topik atau studi. Kemudian
mengambil pokok masalah dari perakitan Steker dengan metode Jam Henti.
4. Penentuan tujuan penelitian: Menentukan apa saja tujuan dari penelitian yang
dilakukan dalam perakitan Steker dengan metode Jam Henti.
5. Metodologi penelitian: Menentukan waktu dan tempat penelitian serta
menentukan metode untuk pengolahan dan pengumpulan data dari penelitian
yang dilakukan dalam perakitan Steker dengan metode Jam Henti.
6. Melakukan Praktek perakitan Produk (perakitan Steker) dengan metode jam
henti.
7. Pengumpulan data : Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pada
metode Jam Henti (perakitan Steker) dengan Teknik Observasi, Teknik
Perpustakaan, dan Teknik Dokumentasi.
8. Pengolahan data : Pada pengolahan data ini meiputi Metode Jam Henti
perakitan Steker yang masing-masing metode menentukan uji keseragaman
data,Uji kecukupan data,Uji waktu baku,waktu siklus,waktu normal serta uji
kelonggaran dan penyesuaian.dari hasil pengeloalh data ini apakah sudah
seragam dan cukup?jika “Ya” maka akan memasuki tahapan
selanjutnya,sebaliknya jika data “Tidak” maka data harus Kembali melakukan
pengecekan ke tahapan pengumpulan data dan melakukan perbaikan terhadap
data yang ada.
9. Melakukan Analisa data yang akan menjadi sesuatu kesimpulan akhir sehingga
bisa menentukan alternatif mana yang harus dipilih.
10. Memberikan kesimpulan dan saran pada hasil-hasil yang telah dikaji dan diolah
sebelumnya
11. Selesai
I-14
BAB IV
Gambar 4 3 Steker
No Peralatan Jumlah
1 Steker 20 pcs
2 Obeng 1 pcs
3 Stopwatch 1 pcs
4 Pulpen 1 pcs
5 Form 2 Lembar
6 Mangkok 5 pcs
B. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Sebelum memulai praktek terlebih dahulu membagi tugas untuk masing-
masing anggota kelompok yaitu yang bertugas mengamati, mengukur waktu
dan sebagai operator
2. Setelah itu yang bertugas sebagai operator kemudian dilatih sampai dianggap
telah memenuhi persyaratan.
3. Untuk masing-masing bahan yang dirakit dilakukan sebanyak 2 kali alternatif
langkah perakitan yang dikembangkan sendiri oleh masing-masing kelompok.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Keterangan:
I-16
A = Kaki Steker
B = Body kanan
C = Body kiri
D = Baut
E = Mur
4. Setiap selesai satu siklus kerja, pencatat waktu mencatat pada lembaran
pengamatan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
5. Amati dan catat semua anggota tubuh yang terlibat dalam pekerjaan
6. Lakukan pengukuran waktu jam henti berdasarkan teori yang sudah di siapkan.
C. Tabel Alternatif 1
Tabel 4 2 Tabel Alternatif 1
PERAKITAN
Alternatif 1 TOTAL Kualitas
No A-B A-B-C A-B-C-D A-B-C-D-E WAKTU
Baik Rusak
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 2,18 1,65 0,87 1,07 5,77 ✓
2 2,57 2,18 0,87 1,07 6,69 ✓
3 1,98 1,26 0,88 0,94 5,06 ✓
4 1,20 1,07 1,13 0,74 4,14 ✓
5 1,39 1,53 1,00 0,94 4,86 ✓
6 1,79 1,46 0,94 1,46 5,65 ✓
7 1,85 2,83 0,87 1,00 6,55 ✓
8 1,01 2,91 1,53 1,46 6,91 ✓
9 2,51 1,92 1,07 1,72 7,22 ✓
10 2,04 2,04 1,26 1,33 6,67 ✓
11 2,11 2,37 1,53 1,20 7,07 ✓
12 2,30 2,05 1,66 0,94 6,82 ✓
13 0,46 2,18 1,14 1,07 8,85 ✓
14 4,73 1,85 1,66 1,53 9,77 ✓
I-17
D. Tabel Alternatif 2
Tabel 4 3 Tabel Alternatif 2
PERAKITAN
Alternatif 1 TOTAL Kualitas
No D-C D-C-A D-C-A-B D-C-A-B-E WAKTU
Baik Rusak
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 1,20 1,39 3,91 2,12 8,62 ✓
2 1,72 1,26 2,17 2,24 7,39 ✓
3 1,33 1,39 2,97 2,31 8,0 ✓
4 1,72 1,79 3,58 2,51 9,06 ✓
5 3,50 2,44 3,42 3,16 12,52 ✓
6 1,92 3,09 1,73 1,86 8,06 ✓
7 1,39 2,57 2,77 3,81 10,54 ✓
8 1,36 1,92 2,71 2,31 8,3 ✓
9 2,70 2,37 2,31 1,92 9,32 ✓
10 1,05 1,52 2,17 2,70 8,24 ✓
11 3,03 2,44 2,77 2,38 8,24 ✓
12 1,78 1,05 2,25 1,98 7,06 ✓
13 2,96 1,79 2,25 2,57 9,57 ✓
14 2,82 1,87 3,15 1,53 9,37 ✓
15 3,62 1,99 3,35 2,77 11,73 ✓
16 2,24 1,92 3,55 2,05 10,01 ✓
17 3,42 1,98 2,64 2,38 10,42 ✓
18 3,68 2,51 2,90 2,24 13,92 ✓
19 3,15 1,98 2,50 1,79 9,42 ✓
20 3,06 1,98 3,16 1,99 10,10 ✓
82 479 35 162 189,89 ✓
Keterangan :
1. Siapkan stopwatch, pena, obeng, dan kerja
I-19
A. Uji Statistik
a. Data alternatif 1
Tabel 4 4 Keseragaman Data Alternatif 1
Data Pengamatan cm ( n )
Sub Grup
(K) 1 2 3 4 Xi Xi Bar Xi²
1 5,77 6,69 5,06 4,14 21,66 5,415 120,7922
2 4,86 5,56 7,27 6,91 24,6 6,15 155,1342
3 7,22 6,67 7,21 6,95 28,05 7,0125 196,9039
4 4,85 9,77 9,18 6,69 30,49 7,6225 248,0039
5 6,88 7,08 7,88 7,28 29,12 7,28 212,5536
∑ 133,92 33,48 933,3878
I-20
1) X bar
∑ 𝑋𝑖 133,92
𝑋̅ = 𝑛 = 20 = 6,696
2) X bar rata-rata
∑ 𝑋𝑖 𝐵𝑎𝑟 33,48
𝑋̅ = 𝑘 = 5 = 6,696
3) Standar Deviasi
(5,77−6,696)2 +(6,69−6,696)2 +(5,06 − 6,696)2 +(4,14−6,696)2 +(4,86−6,696)2 +
(5,56−6,696)2 +(7,27−6,696)2 +(6,91− 6,696)2 +(7,22−6,696)2 +(6,67−6,696)2 +
√(7,21−6,696)2+(6,95−6,696)2+(4,85 − 6,696)2+(9,77−6,696)2+(9,18−6,696)2+
(6,69−6,696)2 +(6,88−6,696)2 +(7,08 − 6,696)2 +(7,88−6,696)2 +(7,28−6,696)2
𝜎= 20−1
36,650742
=√ 19
= √1,92898642 = 1,388
5) Batas Kontrol
BKA = 6,696 + 2(1,388)
= 6,696 + 2,776
= 9,47
BKB = 6,696 – 2.(1,388)
= 6,696 – 2,776
= 3,93
I-21
Chart Title
12
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data Alternatif 2
Tabel 4 5Keseragaman Data Alternatif 2
Data Pengamatan cm ( n )
Sub Grup
(K) 1 2 3 4 Xi Xi Bar Xi²
1 8,62 7,39 8 9,6 33,61 8,4025 285,0765
2 12,52 8,6 10,54 8,3 39,96 9,99 410,692
3 9,3 7,44 10,62 7,06 34,42 8,605 304,4716
4 9,57 9,37 11,73 9,76 40,43 10,1075 412,2323
5 10,42 11,33 9,42 10,19 41,36 10,34 429,5178
∑ 189,78 47,445 1841,99
1) X bar
∑ 𝑋𝑖 189,78
𝑋̅ = 𝑛 = 20 = 9,489
2) X bar rata-rata
∑ 𝑋𝑖 𝐵𝑎𝑟 47,445
𝑋̅ = 𝑘 = 5 = 9,489
I-22
3) Standar Deviasi
5) Batas Kontrol
BKA = 9,489 + 2(1,472)
= 9,489 + 2,944
= 12,43
BKB = 9,489 - 2(1,388)
= 9,489 – 2,944
= 6,55
Chart Title
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2⁄ 2
2
0,05√20(933,3878)−(133,92)
N’ = [ ]
133,92
2
40√(18667,756)−(17934,5664)
N’ = [ ]
133,92
2
40√724,1896
N’ = [ ]
133,92
40.26,91 2
N’ = [ 133,92 ]
1076,4 2
N’ = [133,92]
N’ = [8,037]2
N’ = 64,60
N’> N (64,60 > 20) maka diperlukan pengukuran tambahan.
b. Alternatif 2
∑ 𝑋𝑖 = 189,78
∑ 𝑋𝑖 2 = 1841,99
Dengan tingkat kepercayaan mencapai 95% = 2
Dengan tingkat ketelitian sebesar 5% = 0,05
𝐾⁄ √𝑁(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2 2
N’ = [ 𝑠 ∑ 𝑋𝑖
]
2⁄ 2
2
0,05√20(1841,99)−(189,78)
N’ = [ ]
189,78
I-24
2
40√(36.839,8)−(36.016,4484)
N’ = [ ]
189,78
2
40√823,3516
N’ = [ ]
189,78
40.28,69 2
N’ = [ 189,78 ]
1.147,7 2
N’ = [ 189,78 ]
N’ = [6,047]2
N’ = 36,57
N’< N (36,57 > 20) maka diperlukan pengukuran tambahan.
No Faktor Kelonggaran
1 Sangat ringan 6
3 Normal 0
5 sedang 5
6 Baik 0
Total 21%
a. Waktu Siklus
133,92
𝑊𝑆 = = 6,696
20
b. Waktu Normal
Wn = 6,696 𝑥 79%
= 6,696 x 0,79
= 5,289
c. Waktu Baku
Wb = 5,289 + (21% x 5,289)
= 5,289 + (0,21 x 5,289)
= 5,289 + 1,11069
= 6,39969
= 7,496
c. Waktu Baku
Wb = 7,496 + (21% x 7,496)
= 7,496 + (0,21 x 7,469)
= 7,496 + 1,4992
= 8,9952
Kelas Penyesuaian
Fast 90
I-26
Normal 60
a. Waktu Siklus
133,92
𝑊𝑆 = 20 = 6,696
90
P = 60 = 1,5
b. Waktu Normal
Wn = 6,696 x 1,5
= 10,044
c. Waktu Baku
Wb = 10,044 + (21% x 10,044)
= 10,044 + (0,21 x 10,044)
= 10,044 + 2,109
= 12,153
d. Waktu Siklus
189,78
𝑊𝑆 = = 20 = 9,489
80
P = 60 = 1,5
e. Waktu Normal
Wn = 9,489 x 1,5
= 14,2335
f. Waktu Baku
Wb = 14,2335+ (21% x 14,2335)
= 14,2335+ (0,21 x 14,2335)
= 14,2335+ 2,989
= 17,2225
I-27
Total +0,20
b. Waktu Normal
Wn = 6,696 x 1,20
= 8,0352
c. Waktu Baku
Wb = 8,0352+ (21% x 8,0352)
= 8,0352+ (0,21 x 8,0352)
= 8,0352+ 1,687
= 9,722
b. Waktu Normal
Wn = 9,489 x 1,20
= 11,386
c. Waktu Baku
Wb = 11,386 + (21% x 11,386)
= 11,386 + (0,21 x 11,386)
= 11,386 + 2,391
= 13,777
4. Perhitungan Waktu Baku Langsung dengan faktor penyesuaian Objecktif
Total 9
= = 6,696
P = 9+1 = 10
I-29
b. Waktu Normal
Wn = 6,696 x 10
= 66,96
c. Waktu Baku
Wb = 66,96 + (21% x 66,69)
= 66,69 + (0,21 x 66,69)
= 66,69 + 14,004
= 80,694
b. Waktu normal
Wn = 9,489 x 10
= 94,89
c. Waktu Baku
Wb = 94,89+ (21% x 94,89)
= 94,89+ (0,21 x 94,89)
= 94,89 + 19,926
= 114,816
Summard = 1,5
Westinghouse = 0,20
Summard + Westinghouse = 1,5+0,20 = 1,7
I-30
b. Waktu Normal
Wn = 6,696 x 1,7
= 11,383
c. Waktu Baku
Wb = 11,383+ (21% x 11,383)
= 11,383+ (0,21 x 11,383)
= 11,383 + 2,390
= 13,773
c. Waktu Baku
Wb = 16,131+ (21% x 16,131)
= 16,131+ (0,21 x 16,131)
= 16,131+ 3,387
= 19,518
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1
133,92 33,48 933,3878 9,47 3,93
2
189,78 47,445 1841,99 12,43 6,55
∑ 𝑋𝑖 2 = 933,3878
Dengan tingkat kepercayaan mencapai 95% = 2 Dengan tingkat ketelitian sebesar
5% = 0,05
N’ = 64,60
N’> N (64,60 > 20) maka diperlukan pengukuran tambahan.
Jadi Analisa Kecukupan Data pada Alternatif 1 diperlukan pengukuran tambahan
dikarenakan N’> N (42,38 > 20).
b. Alternatif 2
∑ 𝑋𝑖 = 189,78
∑ 𝑋𝑖 2 = 1841,99
5% = 0,05
N’ = 36,57
N’< N (36,57 > 20) maka diperlukan pengukuran tambahan.
Jadi Analisa Kecukupan Data pada Alternatif 2 diperlukan pengukuran tambahan
dikarenakan N’> N (36,57 > 20).
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diangkat dalam laporan pratikum ergonomi ini
adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kelompok kami,
diperoleh kesimpulan yaitu metode yang lebih efektif dan efisien dalam
perakitan Stecker tersebut adalah alternatif 1, yaitu 6,39969 detik dengan
dengan menggunakan faktor penyesuaian presentase. karena waktu baku
yang diperoleh merupakan waktu yang paling efisien untuk produk ini.
b. Alternatif 1 lebih efektif dan efesien di banding alternatif 2, di karenakan
tahapan atau langkah-langkah dalam perakitan stecker pada alternatif 1
adalah yang paling sering digunakan dalam perakitan stecker tidak memakan
banyak waktu dan simpel.
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang diangkat untuk laporan pratikum ergonomi ini
adalah sebagai berikut:
a. Pastikan operator dalam kondisi optimal dan fit agar waktu bisa lebih valid
lagi
b. Mengurangi suara kebisingan agar operator bisa fokus dalam perakitan
tersebut
c. Penataan Ruangan lab yang kurang rapi dan sempit sehingga bisa menggangu
operator untuk melakukan pekerjaan.
d. Kurangnya fasilitas pendingin ruangan di Laboratorium.
e. Sebaiknya meneliti produk yang memiliki tahap perakitan 5 – 8 perakitan,
agar laporan praktikum ergonomi perhitungan waktu kerja menggunakan
metode jam henti lebih baik lagi.
f. Stecker listrik memiliki tahap perakitan yang minimum,sehingga perlu lebih
diperhatikan dalam langkah perakitan antara perakitan aternatif 1 dan 2.
DAFTAR PUSTAKA