HASAN RABBANY
10211810003005
Dosen Pembimbing
Ir. Suhariyanto, M.Sc
19620424 198903 1 005
i
Gambar 1.1 Lokasi PerusahaanLAPORAN MAGANG INDUSTRI –
LAPORAN MAGANG
Penulis:
Hasan Rabbany
NRP : 10211810003005
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Magang di
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
Jl. Veteran Gresik No.93, Kab. Gresik, Jawa Timur,
Peserta Magang
Peserta
Hasan Rabbany
NRP. 10211810003005
Mengetahui, Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat, dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini dengan baik,
lancar, dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Kerja Praktik ini sebagai bukti dari pelaksanaan Kerja Praktik di
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk di unit SCM Infrastructure dan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik Departemen Teknik dan Sistem
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya Laporan Kerja Praktik ini tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih antara lain kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT., selaku kepala Departemen Teknik Mesin
Industri – Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Ibu Dr. Atria Pradityana, S.T., MT., selaku koordinator Magang Industri.
3. Bapak Ir. Suhariyanto, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing Magang Industri di
Departemen Teknik Mesin Industri
4. Bapak Ajiono Rahmadhani, S.T. selaku pembimbing lapangan, Mbak Bella dan Mbak
Rini yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Kerja Praktik.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Kerja Praktik dan
penyusunan Laporan Kerja Praktik ini.
Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini disusun dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap
semoga laporan ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis, pembaca dan
semua pihak.
Surabaya, 20 Januari 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LAPORAN MAGANG......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………….……ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1
2.3 Lokasi..............................................................................................................................7
2.3.1 Lokasi di Asia…………………………………………………………………………………………………………….7
4.1. REKOMENDASI............................................................................................................26
4.2. TUGAS KHUSUS...........................................................................................................27
4.2.1Tahap Define...............................................................................................................27
4.2.2Tahap Measure...........................................................................................................27
4.2.3Menghitung DPO, DPMO dan Six Sigma.........................................................................29
4.2.4Tahap Analize.................................................................................................................31
4.2.5Tahap Improve...............................................................................................................34
4.2.6Tahap Control................................................................................................................35
BAB V PENUTUP............................................................................................................................36
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................36
5.2. Saran..............................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................38
LAMPIRAN.....................................................................................................................................40
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Magang industri merupakan salah satu mata kuliah wajib Departemen Teknik Mesin
Industri. Melalui magang industri ini mahasiswa diharapkan mampu memahami bidang
keilmuan Teknik Mesin Industri secara lebih riil. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan
mampu memahami fungsi mata kuliah yang telah didapatkan di kelas sebelumnya, dan dapat
mengimplementasikan dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh
seorang sarjana Teknik mesin di suatu perusahaan.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang bergerak di industri semen. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
terletak di 3 wilayah yaitu Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, dan Jakarta. Setiap wilayah
memiliki fokus yang berbeda-beda. PT. Semen Indonesia yang terletak di wilayah Tuban
berfokus pada produksi semen, PT.Semen Indonesia di wilayah Gresik berfokus pada
pemasaran semen, dan PT. Semen Indonesia Jakarta berfokus pada bagian Top Management.
Salah satu unit yang terdapat di PT. Semen Indonesia wilayah Gresik adalah SCM
Infrastructure. Unit SCM Infrastructure menangani packing plant di 30 plant milik PT. Semen
Indonesia maupun partner. Plant PT. Semen Indonesia terdapat di 5 region, afiliasi, dan port.
Unit SCM Infrastructure berfokus pada Izin Operasional & Mobilitas Kegiatan Industri,
Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3), Availabilitas & Produktivitas, Release Semen per hari,
Kantong pecah dari semen yang diproduksi, beserta kendala-kendala yang terdapat di setiap
plant milik PT. Semen Indonesia.
Berdasarkan cakupan kerja Unit SCM Infrastructure, penulis mendapatkan tugas khusus
dari perusahaan untuk memberikan ide maupun saran improvement terkait kantong pecah
sejak produksi maupun saat pengiriman, berdasarkan kondisi eksisting di lapangan dan data
yang diberikan.
1
1.1 Profil Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957, merupakan perusahaan BUMN
persemenan yang menjadi penopang pembangunan nasional sejak masa kemerdekaan hingga
saat ini. Pada tahun 1991, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan BUMN pertama
yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten “SMGR”. Berikut adalah
logo PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yang terbaru
Pada tanggal 20 Desember 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama
dari sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk diresmikan di Gresik pada tanggal
7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per
tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya sehingga menjadikannya BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta
lembar saham kepada masyarakat.
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah
awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic
2
Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan
operasional. Saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per
tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa pasar semen domestik. Semen Indonesia memiliki
anak perusahaan PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, Thang Long
Cement, dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Perkembangan arah bisnis serta menjawab tantangan yang dihadapi perseroan ke depan,
pada tanggal 11 Februari 2020 Perseroan berganti logo menjadi SIG. Perubahan logo
dilakukan untuk mengubah brand positioning dan menegaskan kembali visi, misi dan nilai
baru agar dapat mewakili layanan atau produk Perseroan yang semakin berkembang.
SIG adalah semangat baru perseroan yang bertindak beda dan selalu melebihi jangkauan
(Go Beyond Next), yang hadir menjadi solusi kebutuhan konsumen dan pembangunan
nasional. SIG berkomitmen menjadi bagian dari penciptaan sustainable living, yang
bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan di
masa mendatang, serta terus menjadi BUMN kebanggaan Bangsa Indonesia.
PT Semen Indonesia memiliki lokasi pabrik sangat strategis di Sumatra, Jawa, Sulawesi
dan Vietnam menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen di seluruh
tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-toko. Selain penjualan di
dalam negeri, Semen Indonesia juga mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura,
Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA,
Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin dan Madagaskar.
4
4. Direktorat Enjiniring & Proyek
Bertugas untuk menghasilkan inovasi atau penemuan baru untuk peningkatan
efisiensi
pabrik. Bertanggung jawab terhadap segala peralatan yang digunakan atau kondisi
sekitar pabrik dalam menunjang peningkatan mutu produk. Direktorat Enjiniring &
Proyek mempunyai wewenang untuk menentukan kelayakan suatu alat atau kondisi
di sekitar pabrik. Direktorat Enjiniring & Proyek juga menangani masalah
pengadaan, penyimpanan, dan pengelolaan barang yang membawahi Departemen
Kebijakan Pengadaan Strategis Grup, Tim Proyek Packing Plant Grup, Tim Proyek
Pabrik Baru dan Power Plant Grup, Departemen Litbang dan Jaminan Mutu,
Departemen Rancang Bangun, Departemen Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
5. Direktorat Pemasaran & Supply Chain
Bertugas untuk meningkatkan permintaan serta bertanggung jawab dalam
masalah penjualan dan perencanaan transportasi dan berhak mengambil kebijakan
tertentu tanpa dicampuri pihak lain dalam sistem pemasarannya. Direktur pemasaran
membawahi satu tim dan tiga departemen, yaitu Tim Strategi dan Kebijakan,
Departemen Pengembangan Pemasaran, Departemen Penjualan, Departemen
Distribusi dan Trasportasi.
6. Direktorat SDM & Hukum
Bertanggung jawab dalam mengawasi sumberdaya manusia, baik
pengembangan, manajeman resiko yang kemungkinan terjadi serta menangani
sarana umum yang berfungsi untuk menunjang produktifitas sumbee daya manusia.
Direktur Sumber Daya Manusia membawahi Tim Pengembangan SDM Group,
Departemen Hukum dan Manajeman Risiko, Departemen Sumber Daya Manusia,
dan Departemen Sarana Umum.
7. Direktorat Keuangan
Bertugas dan bertanggung jawab dalam keseluruhan keuangan pabrik, termasuk
urusan hutang maupun piutang, serta mengelola teknologi informasi. Direktur
keuangan membawahi Departemen Manajemen keuangan Grup, Departemen
Pengelolaan Tekominfo Grup/SG, Departemen Akuntansi Keuangan, Tim
Pengembangan Tekominfo Grup/SG.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
6
Urutan proses produksi Urutan proses produksi didalam perusahaan ada
dua macam routing, yaitu master route sheet dan route sheet. Master route sheet
merupakan suatu pedoman urutan penyelesaian proses produksi terhadap suatu
produk di dalam perusahaan dari bahan baku sampai menjadi produk akhir. Route
sheet merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari salah satu bagian atau salah
satu seksi dalam perusahaan.
1. Sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terus menerus (continuous process)
ialah:
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar atau produksi
massa dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisir
b. Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka
seluruh proses produksi akan terhenti.
c. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah
daripada manufacturing.
d. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixet
yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyer)
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan
variasi yang sangat besar atau berbeda dan didasarkan atas pesanan.
b. Proses produksi tidak mudah atau akan terhenti walaupun terjadi
kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
c. Biasanya bahan-bahan di pindahkan dengan peralatan handling yang dapat
fleksibel (variet path equipment) yang menggunakan tenaga manusia
seperti kereta dorong atau forklift.
d. Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak-
7
balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruangan
tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
2.2.1. Crusher
Gambar 3.3 Proses Crusher
Proses crusher mempunyai tujuan mereduksi ukuran batu kapur menjadi batu kapur
yang lebih kecil untuk mempermudah proses di dalam roller dan kiln. Crusher yang
digunakan untuk menghancurkan batu kapur terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama
disebut vibrator, yang berfungsi untuk mengayak atau menyaring batu kapur sehingga
batu kapur yang ukurannya lebih kecil akan langsung jatuh menuju belt conveyor.
Batu kapur yang tertinggal akan secara langsung menuju bagian kedua, yaitu bagian
yang memiliki alat penghancur yang dinamakan hammer. Setelah mengalami
penghancuran, batu kapur tersebut akan jatuh menuju belt conveyor yang sama.
Kemudian produk dari limestone crusher dan clay crusher dimasukkan ke dalam
pile storage. Dalam satu kali pengisian disiapkan ± 45000 ton campuran limestone dan clay
atau disebut mix limestone clay.
8
2.2.2 Vertical raw mill
Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan baku
adalah vertical raw mill. Di dalam vertical raw mill terjadi pula proses drying while
grinding. Proses tersebut memanfaatkan gas panas yang berasal dari suspension
preheater dan clinker cooler yang masing-masing bertemperatur sekitar 380o C dan
320o C. Udara panas tersebut juga berfungsi untuk membawa bahan-bahan yang telah
halus menuju alat proses selanjutnya.
Untuk mencampur produk yang berasal dari raw mill adalah blending silo yang
berkapasitas 20.000 ton, dengan media pengaduk adalah udara. Tipe blending silo
yang digunakan adalah continous mixing silo yang berfungsi sebagai mixing chamber
dan storage silo yang beroperasi secara continous flow silo.
2.2.4 Preheater
9
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah suspension
pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin. Setelah mengalami proses
pencampuran di blending silo, material terlebih dahulu ditampung di dalam kiln feed bin. Bin
ini merupakan tempat umpan yang akan masuk ke dalam preheater. Suspension preheater
yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu in-line calsiner (ILC) dan separate line
calsiner (SLC). Jadi preheater yang digunakan adalah suspension preheater dengan dua string
dan masing-masing string terdiri dari empat tahap pemanasan dan satu kalsinasi.
Alat utama yang digunakan untuk proses pembakaran adalah tanur putar
atau rotary kiln. Rotary kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal
yang diletakkan dengan kemiringan tertentu. Jadi material akan mengalami
pembakaran dari temperatur yang rendah menuju temperatur yang lebih tinggi.
10
Gambar 3.8 Proses pendinginan
Cooler digunakan untuk proses pendinginan clinker yang dilengkapi dengan alat
penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara pendingin yang disebut grate dan alat
pemecah clinker (clinker breaker).
Pendinginan dilakukan secara mendadak, yaitu untuk menghindari
terjadinya pengerasan semen atau dekomposisi C3S menjadi C2S, sehingga klinker
yang dihasilkan menjadi amorf supaya mudah digiling. Pendinginan dilakukan
sampai suhu clinker menjadi 82° C keluar dari clinker cooler dibawa oleh drug conveyor
ke drug conveyor selanjutnya yang laju alirnya 470 ton/jam dan dimasukkan ke dalam
clinker storage silo yang berkapasitas 75.000 ton.
11
2.2.8 Pengemasan zak and bulk
Packer adalah tahap ahkir dari proses pembuatan semen yaitu pengantongan
pada tahap ini pengantongan semen dimulai dari silo penyimpanan semen yaitu silo 5,6,7,
dan 8 yang masing-masing berkapasitas 20000 ton. Alur proses semen dari keempat silo
tersebut dibagi menjadi 2 jalur, jalur 1 untuk semen yang keluar dari silo 5, 6 dan jalur 2
untuk semen yang keluar dari jalur 7 dan 8. Material yang keluar dari silo diatur oleh
pengendali aliran, dengan selang waktu pengendalian adalah 8-12 menit.
Sedangkan untuk aliran semen ke beberapa kantong setelah melewati bin
Semen lalu akan dilewatkan ke bin Semen yang lebih kecil melalui air slide
selanjutnya akan ditransport ke bin roto packer yang didalamnya dilengkapi
dengan spot tube, yaitu semacam suntikan untuk memasukkan semen ke dalam
kantong semen.
12
Gambar 3.11 Production Flow Process
- Batu kapur kadar tinggi (high grade). Kandungan CaCO3 nya tinggi, lebih dari
93%,MgO maksimal 2%, bersifat rapuh, H2O maksimal 5%.
- Batu kapur menengah (middle grade). Kandungan CaCO 3 88%−92%,
14
Batu kapur merupakan sumber utama senyawa kalsium. Batu kapur murni umumnya
merupakan kalsit atau aragonit yang secara kimia keduanya dinamakan CaCO3. Senyawa
karbonat dan magnesium dalam batu kapur umumnya berupa dolomit CaMg(CO3)2. Dalam
proses pembuatan semen, CaCO 3 akan berubah menjadi oksida kalsium (CaO) dan dolomit
berubah bentuk menjadi kristal oksida magnesium (MgO) bebas (periclase) yang dapat
merendahkan mutu semen yang dihasilkan, sebab jika jumlah MgO bebas melebihi 5%
(berdasarkan SNI No. 15-2049 tahun 2004) maka bangunan yang menggunakan semen
tersebut hasilnya akan pecah-pecah.
15
2.3.3 Bahan baku korektif
Bahan baku korektif adalah bahan baku yang dipakai hanya apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida-oksidanya belum memenuhi persyaratan
secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan
mengandung oksida
silika, oksida alumina dan oksida yang diperoleh dari pasir silika (sand), tanah liat (clay), dan
pasir besi/iron ore/pyrite cinder. Macam-macam bahan koreksi yang ditambahkan adalah
sebagai berikut:
a. Pasir silika (SiO2)
Pasir silika berfungsi sebagai pembawa oksida silica (SiO 2) dengan kadar
yang cukup tinggi yaitu sekitar 90%−95%. Depositnya berbentuk gunung-gunung
pasir silika dan berkadar SiO2 sekitar 90%. Semakin murni pasir silika akan
semakin putih warnanya dan biasa disebut pasir kuarsa yang berkadar SiO 2
mencapai 98,5%-98%. Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya kotoran seperti
oksida logam dan bahan organik. Pasir silika ini digunakan sebagai bahan
tambahan pada pembuatan semen jika kadar SiO2-nya masih rendah.
b. Pasir besi
Pasir besi digunakan sebagai pengoreksi kadar Fe2O3 atau pengoreksi
perbandingan antara Al2O3 dan Fe2O3. Pasir besi yang diambil dari kota
Lumajang, Tulungagung, Jepara dan Cilacap ini mempunyai angka standar agar
dapat dikatakan sebagai mutu yang berkualitas, yaitu dengan kandungan minimal
Fe2O3 sebesar 64% dan maksimal H2O sebesar 6%.
c. Gips atau gypsum (CaSO4.2H2O)
16
Gypsum ini yang pada umumnya terdapat di gunung-gunung disekitar gunung
gamping (kapur) adalah bahan sediment CaSO 4 yang mengandung 2 molekul
hidrat. Bahan ini ditambah setelah campuran bahan mentah dibakar menjadi terak.
Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir dengan perbandingan 96:4.
Untuk pembuatan semen gypsum yang diijinkan mempunyai kandungan CaSO4 50-
60% dan air bebas 2,8%.
Gambar 3.14 Gypsum
d. Copper slag
Copper slag merupakan produk samping pada proses peleburan dan
pemurnian tembaga dari bahan baku konsentrat tembaga. Copper slag dihasilkan dari
proses peleburan tembaga disemelter dari hasil pengikatan besi dengan pasir silika
dan batu gamping yang ditambahkan sebagai fluks untuk membentuk senyawa
stabil dari CaO-FeO-SiO2.
Kandungan besi yang tinggi pada copper slag menyebabkan material ini
mempunyai densitas yang tinggi dan juga berat jenis yang lebih tinggi
dibandingkan pasir alam. Sebagai pengganti pasir besi alam, copper slag
mempunyai keunggulan-keunggulan dibandingkan pasir besi alam, yaitu:
17
e. Trass (SiO2, Al2O3, Fe2O3, H2O, CaO, MgO)
Trass merupakan hasil pelapukan endapan vulkanik sebagian besar
mengandung silika, besi dan alumina dengan ikatan gugus oksida. Sifat dari trass
meliputi warna: putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman, kelabu, kekuning-
kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dalam keadaan sendiri tidak
mempunyai sifat mengeras, bila ditambah kapur tohor dan air akan memiliki
massa seperti semen dan tidak larut dalam air.
Mengerasnya semen pozzoland lebih lambat dari portland meskipun
kekuatannya bertambah terus trass tahan terhadap agregat alkalin, nilai
penyusutan dan pemuaian kecil, kelulusan air kecil (kedap air), tahan terhadap asam
tanah maupun air laut, sifat lentur tidak mudah retak.
2.4.1 Crusher
Tiap plant di pabrik Tuban masing-masing dilengkapi 2 unit hammer mill untuk batu
kapur. Masing-masing unit dilengkapi dengan hopper berkapasitas 75 ton yang berfungsi
menerima material dari dump truck. Hammer mill untuk batu kapur hanya 1 unit yang
dioperasikan sedangkan 1 unit yang lain dalam keadaan stand by. Hammer mill memiliki
kapasitas 700 ton/jam untuk produk basis kering dengan spesifikasi 95% lolos berukuran
kurang dari 108 mm.
Crusher terdiri atas 2 macam yaitu, limestone crusher dan clay crusher.
Limestone crusher berfungsi untuk menghancurkan batu kapur menjadi ukuran ±10 cm dari
ukuran ± 60 cm. Clay crusher berfungsi untuk memotong tanah liat menjadi ukuran ±10
cm. Kecepatan pemotongan pada masing-masing proses mencapai 1400 ton/jam.
Material mix ini dan material koreksi yang terdiri dari limestone high grade, silika
sand dan iron sand dimasukkan dalam satu campuran tertentu. Selanjutnya campuran
tersebut dimasukan ke dalam raw mill untuk diproses lebih lanjut sebagai umpan kiln.
18
2.4.2 Vertical raw mill
Prinsip kerja dari raw mill adalah melindas material dimana terdapat 4 buah roll
yang melindasnya. Roll berputar mengikuti putaran table dimana putaran table diatur oleh
hydraulic speed system, arah putaran table searah jarum jam dan diameter grinding table
sebesar 6 meter.Vertical raw mill memiliki bagian yang dinamakan classifier yang
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang diperbolehkan keluar dari raw mill
lalu diumpan menuju cyclone.
Cyclone berfungsi untuk memisahkan antara partikel yang cukup halus dan partikel
yang terlalu halus debu. Partikel yang cukup halus akan dikirim ke blending silo untuk
mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang terlalu halus akan terbawa
udara panas menuju electrostatic precipitator yang berfungsi untuk menangkap debu-debu
tersebut agar tidak terlepas ke udara. Sedangkan partikel dengan ukuran besar akan
dikembalikan ke dalam raw mill untuk mengalami penghalusan selanjutnya sampai
ukurannya mencapai ukuran yang telah ditetapkan.
2.4.4 Preheater
Jenis preheater yang digunakan oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah
double string preheater (441.PH-1). Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas
panas dan material di dalam preheater maka pada stage I dipasang double cyclone. Pada
19
stage I sampai dengan stage III berfungsi sebagai pemanas awal umpan kiln, sedangkan
pada stage 4 digunakan untuk memisahkan produk yang keluar. Di dalam cyclone umpan
kiln dipisahkan dari campuran antara gas dan material.
Campuran antara umpan kiln dan gas panas masuk kedalam cyclone dengan arah
tangensial, sehingga akan terjadi pusaran angin. Pusaran angin tersebut mengakibatkan
terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat gas didalam cyclone. Untuk
material kasar gaya gravitasi dan gaya sentrifugal lebih dominan. Gaya sentrifugal
menyebabkan material menumbuk dinding cyclone sehingga akan jatuh ke down pipe
karena gaya gravitasi. Untuk material halus gaya angkat gas sangat dominan sehingga
material akan terangkat gas keluar dari cyclone. Material umpan kiln masuk ke dalam riser
duct masuk ke down pipe cyclonestage II, kemudian mengalami proses seperti pada stage
pertama, demikian pula pada stage III dan 4. Material yang keluar dari cyclone stage III
akan masuk ke dalam ILC dan SLC calciner yang masing-masing berkapasitas 260 ton/jam
dan mengalami kalsinasi minimal sampai 90%. Kemudian material akan terbawa aliran
gas masuk kedalam cyclone stage 4 dan keluar dari cycole stage 4 melewati riser duct dan
akan diumpankan ke dalam kiln.
20
dengan ukuran yang kecil untuk saluran pendingin.
Clinker akan terus bergerak menuju kompartemen dengan bantuan grade yang
bergerak secara reciprocating, sambil mengalami pendinginan pada ujung kompartemen.
Udara yang keluar dari cooler dimanfaatkan sebagai media panas pada vertical roller mill,
sebagai pemasok udara panas pada pre-heater, dan sebagai lain dibuang ke udara bebas.
21
BAB III
LAPORAN AKTIVITAS HARIAN
Mekanisme atau proses kerja yang diamati ketika magang industri berupa table
kegiatan dan paragraf yang berisi paparan kesimpulan kegiatan magang yang dilakukan di PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk
tabel 3. 1 Tabel Aktivitas Magang Industri
23
pengerjaan tugas untuk membuat
grafik release semen berdasarkan
data yang tersedia pada kertas
20 Desember
kerja release semen. Kertas kerja
2021 – 22
11 release semen berupa sheet Excel
Desember
dan menghasilkan grafik yang
2022
nantinya akan dipindahkan ke
dalam suatu file Power Point
Presentation (PPT).
23 Desember
12 2021 – 2 Libur Cuti Bersama Tahun Baru
Januari 2022
24
Pada tabel 3.1 diatas telah disebutkan kegiatan dan tugas yang dilaksanakan pada periode
oktober 2021-januari 2022. Kegiatan masih dilaksanakan di secara WFH sesuai keputusan
Diklat SDM PT Semen Indonesia . Pada pertengahan bulan Desember diberitahukan
ketentuan tentang laporan akhir PT. Semen Indonesia , oleh karena itu saya beserta
pembimbing berdiskusi mengenai topik yang akan dibahas pada laporan tersebut. Topik yang
diambil sesuai persetujuan pembimbing adalah improvement Analisa pengendalian Kualitas
Pada Proses Pengantongan Semen BAG 50 KG Pada Packing Plant Bengkulu Dengan
Pendekatan Six Sigma Pengerjaan laporan dilakukan dalam bentuk booklet berbeda dengan
laporan pada umumnya yang hanya berbentuk dokumen.
25
Di PT.Semen Indonesia khususnya di Departemen SCM Infrastructure Maintenance Plan
telah melakukan kegiatan maintenance. Untuk kegiatan maintenance yang sering dilakukan di
Departemen Pemeliharaan I yaitu kegiatan pemeliharaan dengan metode preventive
maintenance, corrective maintenance, dan breakdown maintenance. Kegiatan preventive
maintenance dilakukan pada jam kerja pagi hari sesuai tim yang bertugas. Dari kegiatan
preventive maintenance tersebut apabila ditemukan kerusakan atau dibutuhkan tindakan
perawatan dan perbaikan, maka tim corrective maintenance akan merespon dan memberikan
tindakan yang diperlukan.
26
BAB IV
Hasil Magang
4.1. REKOMENDASI
Rekomendasi dari Pusat Diklat PT Semen Indonesia dengan topik Utilitas Operasi
yang di bimbing oleh Pak Abdul yang diselenggarakan secara online dengan menggunakan
aplikasi Ms. Teams. Departemen AF berada pada di bawah Unit of Production Support yang
terdiri atas supervisor of planner, supervisor of alternative fuel, supervisor of autonomous, dan
supervisor of material handling. Terdapat sejumlah tugas pokok dari Departemen AF yaitu
sebagai berikut :
1. Merencanakan, mengelola dan mengevaluasi jenis dan sumber AFR dan
material ketiga, sesuai dengan target perusahaan.
2. Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi pengoperasian peralatan AF dan
material ketiga.
3. Melaksanakan perawatan mandiri untuk mendukung kelancaran operasional
peralatan pendukung AF dan material ketiga.
4. Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi penataan material ketiga
yang datang di close dan open storage pada pabrik Tuban 1,2,3,4.
5. Merencanakan, mengelola, mengevaluasi, kontrak kebutuhan dan aktivitas
transportasi antar-plant material ketiga berupa batu kapur.
6. Merencanakan dan mengimplementasikan kebersihan lingkungan kerja di
wilayah storage material ketiga dan AF.
27
4.2. TUGAS KHUSUS
Tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing magang industri di unit SCM
Infrastructure yaitu tentang proses Analisa pengendalian kualitas pada proses pengantongan
semen 50Kg pada packing plant bengkulu dengan pendekatan six sigma di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Data dalam analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan
metode Six Sigma sesuai dengan tahap DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control).
28
terhadap produk yang dihasilkan. Identifikasi cacat, dimana jenis-jenis kecacatan yang
didapatkan antara lain:
Tabel 4. 1 Jenis-jenis Kecacatan
B. Peta Kontrol P
Batas kendali berfungsi untuk mempertahankan variasi produk agar tidak
menyimpang jauh diatas spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan. Batas kendali
produk dapat diketahui dengan menggunakan control chart atribut. Control chart yang
digunakan yaitu berupa peta kontrol p karena jenis cacat dan karakteristik
kualitasnya berupa atribut fisik kantong robek dan jumlah produk yang diteliti
bervariasi. Gambar 4.2 menunjukkan banyaknya kantong robek pada rentang
data/waktu.
Hasil analisa banyaknya kantong robek dengan menentukan batas atas dan
batas bawah dapat dilihat dari hasil peta kontrol p. Peta ini digunakan jenis cacat dan
karakteristik kualitasnya berupa atribut fisik kantong robek dan variasi jumlah produk
yang diteliti.
29
Dari hasil perhitungan peta kontrol tersebut tidak ada data yang out of control,
artinya cacat kantong masih dalam kontrol.
Tingkat sigma dan DPMO merupakan sebuah tolak ukur kinerja perusahaan untuk
menghadapi persaingan dalam dunia industri.Tingkat DPMO adalah tingkat cacat yang
diizinkan perusahaan dalam satu juta kesempatan. Berikut merupakan perhitungan tingkat
sigma dan DPMO pada data pertama yaitu pada tanggal 2 November 2020:
A. Perhitungan DPO
CTQ = 3
D
Nilai DPO = UXCTQ
24
=
9950 X 3
= 0.000804
B. Perhitungan DPMO
= 0.000804 x 1.000.000
= 804,0201
C. Perhitungan Sigma
= normsinv 1000000−804,0201+1,5
1000000
= 4,654444
30
Dilanjutkan data ke 1-44 dengan perhitungan seperti diatas maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
31
2020-12-26 6900 8 0,000386 386,4734 4,862305 3
Berdasarkan perhitungan nilai sigma dapat diketahui bahwa tingkat sigma PT Semen
Indonesia (Persero), Tbk PP Bengkulu tergolong baik. Tingkat sigma tertinggi yaitu pada data
ke-18 yaitu 5,446309 pada tanggal 23 November 2020 disebabkan jumlah mulut kantong
robek tergolong rendah.
Selain itu, PT Semen Indonesia (Persero), Tbk memiliki rata-rata tingkat sigma
sebesar 4,983369. Dengan demikian dapat diketahui bahwa PT. Semen Indonesia (Persero),
Tbk tergolong sangat kompetitif di bidang perindustrian dalam hal pengendalian kualitas
sesuai dengan standar perindustrian di USA sebesar 4 sigma.
32
Gambar 4. 3 Diagram Petro
Dari identifikasi dan pengamatan untuk kantong semen PPC 50 kg di PP Bengkulu,
maka dapat disimpulkan bahwa ketidaksesuaian yang disebabkan kerusakan mulut
adalah 10,50%, ketidaksesuaian yang disebabkan lem adalah 22,46% dan untuk
ketidaksesuaian yang disebabkan body kantong adalah 67,04% sehingga dapat
diketahui bahwa ketidaksesuaian terbesar adalah yang disebabkan oleh body kantong.
b. Diagram Fishbone
Diagram fishbone digunakan untuk menganalisis penyebab robeknya kantong
semen. Penyebab yang dianalisis dibatasi pada faktor operator, mesin dan kantong
semen sendiri karena berdasarkan hasil brainstorming dengan pihak Seksi Packer ketiga
faktor tersebut adalah faktor yang paling mungkin untuk dilakukan perbaikan secara
langsung. Berikut adalah diagram fishbone atau diagram sebabakibat untuk kantong
robek yang disajikan dalam gambar berikut ini
33
Gambar 4. 4 Diagram Fishbone
Faktor penyebab kantong robek yang disebabkan oleh mesin, antara lain:
1. Kantong yang telah diisi semen dari mesin pengisi semen PPC robek di take
away conveyor. Ketika berat kantong sudah mencapai 50 kg akan secara
otomatis mesin pengisi tersebut menjatuhkan kantong ke take away
conveyor. Robek kantong semen dapat disebabkan karena tidak adanya
sanggahan yang baik pada take away conveyor sebagai antisipasi agar kantong
34
tidak robek. Selain itu dapat disebabkan dari kantong robek yang lolos inspeksi
yang didapatkan dari PT. IKSG sehingga dapat menyebabkan kantong mudah
robek jika bergesekan dengan benda.
2. Kantong semen yang telah berada di conveyor juga dapat robek dikarenakan
kantong yang menyangkut dengan mur atau baut conveyor. Dapat juga
disebabkan karena rubber belt yang berlubang dan tidak rata sehingga akan
menyangkut dengan plat conveyor ketika akan didistribusikan ke dalam truk.
Factor penyebab kantong robek yang disebabkan oleh material, antara lain:
1. Faktor penyebab kantong robek juga bisa disebabkan oleh kantong cacat yang
didapatkan dari anak perusahaan yaitu PT. Industri Kemasan Semen Gresik
(IKSG). Hal ini dikarenakan lem kurang rekat sehingga kualitas kantong buruk
yang dapat menyebabkan kantong yang diisi semen seberat 50 kg akan robek.
2. Penyebab cacat kantong robek karena faktor material diantaranya
disebabkan karena kualitas kertas (BBLV) kurang bagus, jahitan kurang kuat
ditandai dengan benang jahitan yang putus, serta lem kertas kurang kuat
menjadi penyebab besarnya presentase cacat kantong robek.
35
Tabel 4. 4 Rencana Tindakan Perbaikan Kualitas
36
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam kegiatan praktik kerja lapangan ini adalah:
1. Hasil evaluasi proses pengantongan semen PPC 50 Kg Semen Indonesia di
Packing Plant Bengkulu dengan menggunakan peta kendali peta p
multivariat sudah tekendali secara statistik.
2. Penerapan metoda six sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, dan Control) hasilnya cukup baik untuk mengurangi produk
cacat. Berdasarkan perhitungan nilai sigma dapat diketahui bahwa tingkat sigma
PT Semen Indonesia (Persero), Tbk PP Bengkulu tergolong baik. Tingkat
tertinggi yaitu pada data ke-18 yaitu 5, pada tanggal 18 November 2020
disebabkan jumlah kantong robek tergolong rendah. Selain itu, PT Semen
Indonesia (Persero), Tbk memiliki rata-rata tingkat sigma sebesar 4,983369.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa PT Semen Indonesia (Persero), Tbk
tergolong sangat kompetitif di bidang perindustrian dalam hal
pengendalian kualitas sesuai dengan standar perindustrian di USA sebesar 4
sigma.
3. Kantong robek yang terjadi pada proses pengantongan semen di PT Semen
Indonesia (Persero), Tbk dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
penyebab robeknya kantong semen PPC 50 kg pada PP Bengkulu antara lain
kantong semen menyangkut pada conveyor, kantong semen robek ketika berada
di take away conveyor, bahan lem jelek,kualitas kertas (BBLV) kurang bagus,
kurang berhati-hati dalam meletakkan semen, dan operator melakukan
pelanggaran SOP atau APD. Tindakan perbaikan yang dapat segera dilakukan
perbaikan adalah dilakukan peninjauan kembali terhadap inspeksi PT Industri
Kemasan Semen Gresik sehingga kantong yang diterima oleh PT Semen
Indonesia (Persero), Tbk tidak ada yang cacat. Perlu juga adanya pengecekan
sampel kantong sebelum diisi dengan semen. Hal ini merupakan tindakan
prefentif sehingga robeknya kantong semen
37
karena cacat kantong dapat terminimalisir. Selain itu pada saat kondisi start up
proses pengisian kantong semen dilakukan pengecekan pada masing-masing
mesin dan conveyor sehingga dapat mengantisipasi kejadian kantong
robek. Sedangkan ketika proses sudah berjalan perlu dilakukan kontrol visual
atau peninjauan langsung agar dapat terhindar jika ada kantong yang
menyangkut dengan baut ataupun dengan plat conveyor. Peningkatan kinerja
dan kewaspadaan operator saat kantong semen berada di atas conveyor dapat
dilakukan dengan meeting dan pelatihan
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk perusahaan yaitu melakukan perbaikan
untuk jenis cacat yang mendominasi yaitu body kantong dan kertas BBLV pada proses
pengantongan semen. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan pengendalian kualitas
secara statistik pada proses pengantongan semen untuk mengurangi jumlah produk cacat dan
proses dalam keadaan terkendali. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan
penyelesaian masalah dengan menggunakan metode yang sesuai untuk jenis cacat yang
sedikit
38
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, Vincent. 2007. “Lean Six Sigma for Manufacturing and Service
39
Halaman ini sengaja dikosongkan
40
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Penerimaan Magang dari Perusahaan
41
Lampiran 2. Surat Perpanjangan Magang dari Perusahaan
42